Showing posts with label menulis. Show all posts
Showing posts with label menulis. Show all posts

Top 7 Fakta Tentang Penulis Blog Diary Harumpuspita


    Bismillah, tak terasa ya Ramadan kali ini sudah masuk hari kelima saja. Nuansanya masih benar-benar segar dan masih tetap dalam keadaan semangat walaupun urusan pribadi seakan tidak ada habisnya.
    Namun itulah hidup, selesai pekara satu, tumbuh pula pekara yang baru. “Biasalah,” kata mereka yang menanggapi setiap pekara yang datang. Nah, pada kesempatan kali ini. Saya ingin berbagi tujuh fakta tentang penulis Diary Harumpuspita. Meskipun sebenarnya ada rasa sedikit segan jika mengulik tentang diri. Sebab pandangan setiap orang berbeda-beda. Baiklah, jangan lupa dibaca hingga akhir ya.

1. Deadliner

    Meskipun saya merupakan seseorang yang suka merancang hari. Baik itu hari yang akan dijalani pada hari itu juga maupun hari yang akan datang. Tetap saja, kata 'deadline' dan skenario dramanya akan terus terjadi. Ibaratnya ya gagal maning, gagal maning  ambyar begitu saja tidak menentu. Enggak jauh-jauh sih, tulisan ini saja nyaris menjelang deadline. Masih lumayan jika adrenalin aktif ketika menjelang deadline. Kalau tidak, ya rasanya 'wassalam' saja gitu. 

2. Multi Keinginan

    Moto selagi muda harus belajar banyak membuat saya sering kalang kabut. Mungkin inilah sebuah awal hingga membuat saya tertimpa deadline mulu. Walaupun begitu, saya sudah merancangnya menjadi fase demi fase supaya bisa terkordinir dengan jelas. Ini sih masih rancangannya, faktanya belum tentu. 
    Akibat kehadiran multi keinginan ini membuat saya memiliki banyak kemampuan. Hanya sekadar kemampuan belaka. Bukan mahir di bidang tertentu. Hanya saja, dampak buruknya adalah ketika tidak mampu mengendalikan apa yang datang. Ujung-ujungnya harus sadar diri bahwa semuanya itu terbatas. 
    Multi keinginan ini apabila tidak bisa diolah dengan benar akan bertransformasi menjadi rasa haus yang tiada habisnya. Namun tidak mengapalah bila rasa haus akan ilmu pengetahuan. Toh saya sendiri merupakan pembelajar seumur hidup. 

3. Ratu Telat

    Fakta tentang Ratu Telat ini sebenarnya ingin saya hindari. Hanya saja, kenyataanya memang begitu. Jika janjiannya jam berapa, maka saya akan datang paling lama dua jam kemudian. (Ini pengalaman fatal yang tak termaafkan sebenarnya) Semoga saja predikat Ratu Telat tidak ada dalam diri saya di tahun depan. Lelah saja gitu rasanya menjadi orang yang selalu terlambat. Begitupun dalam menimba ilmu. Bagi saya tidak apa-apa terlambat dibandingkan tidak sama sekali. 

4. Novelis Sekaligus Blogger Pemula

    Masih suka menulis novel, walaupun sedang menjalani hari sebagai blogger pemula. Awal-awalnya saya memang kaget ketika gaya bahasa yang familiar adalah cerita fiksi malah mampir di tulisan yang bukan non fiksi. Rasanya seperti bumi dan langit saja. Lama kelamaan kemampuan menulis novel ini pun merambah ke bagian non fiksi. Saya memutuskan hal ini supaya kehidupan diri seimbang dan tidak hanya contong ke satu hal saja. 

5. Suka Belajar

    Belajar merupakan hal yang menyenangkan bagi saya. Belajar dari hal yang sederhana hingga kompleks sekalipun saya akan menyukainya. Sebab belajar merupakan tantangan bagi diri untuk melangkah lebih maju. Bahkan memahami diri sendiri dan orang lain pun saya masih belajar tentang hal itu atau malah malah bagaimana caranya belajar. 

6. Suka Tanaman

    Nuansa hijau dan menyegarkan merupakan bagian yang paling membuat hati tenang. Rencananya rasa suka dengan tanaman ini akan saya tuliskan juga dengan konten-konten Diary Harumpuspita di kemudian hari. 

7. Jomlo dari Lahir

    Sebelum saya mengenal para teman-temann lain yang memiliki prinsip jomlo sampai akad. Rasanya, jomlo dianggap mengenaskan di sekitar. Seolah jomlo itu merupakan aib. Namun bagi saya, jomlo itu merupakan wujud bentuk penjagaan diri dari hal yang tak halal saja. Maka predikat jomlo dari lahir ini merupakan sesuatu yang berharga bagi saya. 

Ini saja yang bisa saya bagikan tentang diri saya pada pembahasan kali ini. Walaupun sebenarnya menurut saya sendiri tidak sampai tujuh top fakta dalam diri. Seenggaknya memang harus dibuat ya kan. Oke, sampai jumpa di artikel selanjutnya. 
Salam Rindu
Harumpuspita

Harapan Terbesar Blog Diary Harumpuspita

    Setiap orang pastilah memiliki harapan dalam hidup. Baik yang tertulis maupun tidak. Begitulah blog Diary Harumpuspita ini juga memiliki harapan dalam menjejaki dunia literasi. Sebab kehadiran harapan itu membawa pengaruh besar dalam jalannya kehidupan. Harapan yang akan membawa semangat tak terbatas pada sang pemiliknya. 

Berikut ini beberapa harapan yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan kali ini.

1. Menjadi wadah pengetahuan yang bermanfaat 

    Asyik-asyik bercerita dan bercuap. Saya harap blog ini tetaplah menjadi sesuatu yang bermanfaat ketika orang lain datang. Bukanlah sebuah cerita angin lalu yang kemudian lupa begitu saja. Tanpa ada manfaat sama sekali. Setidaknya pengalaman yang terlampir bisa menjadi sebuah referensi di kemudian hari. 

2. Bisa membuat pembaca betah 

    Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi saya sendiri untuk menyajikan artikel yang berkualitas. Supaya pembaca yang datang tidak hanya sekadar absen belaka. Melainkan mencerna setiap rangkaian kata yang saya tuliskan. Rasanya asyik saja gitu ketika ada orang yang bersedia berlama-lama mampir di sini. Kesan positif itu berupa rasa nyaman. 

3. Bisa bekerja sama dengan pihak ketiga lainnya

    Salah satu harapan terbesar saya dalam menulis asyik ini adalah bisa menghasilkan cuan. Maka bekerja sama merupakan salah satu cara dalam mewujudkan hal itu. Dulu pernah juga sih blog ini didaftarkan ke google Adsense. Hanya karena ada suatu hal dan saya pun menemukan sesuatu yang baru. Maka saya memutuskan untuk bekerjasama saja dengan yang lainnya. Entah itu sebuah brand, UMKM, atau yang lainnya. Bentuk kerjasamanya tidak terbatas. Selagi asyik sama asyik.

4. Bisa memenangkan lomba blog

    Saya suka sekali mengikuti lomba blog. Rasa asyik itu berupa pengetahuan baru dan membuka wawasan saya bagaimana menyajikan tulisan kepada pembaca. Pada harapan inilah yang membuat saya harus bisa menambah kemampuan menulis. Meskipun belum pernah menang. Setidaknya ajang ini bisa membuat saya menjadi blogger profesional suatu hari nanti. 

    Ini saja yang bisa saya sampaikan kali ini. Walaupun tidaklah banyak, setidaknya harapan-harapan itulah yang bisa menjadikan saya tetap kuat. Seolah ada tempat bersandar yang menguatkan dalam menepati dunia literasi ini. 

    Saya menyadari bahwa perjalanan dalam ngeblog ini tidaklah sebentar. Melainkan melalui skenario jalan panjang dengan intensitas rajin mengulanginya. Maka rajin menulis dan membaca merupakan langkah awal untuk menggapai hal itu. 

    Saya berharap baik itu harapan saya maupun harapan kalian semua semoga bisa segera terwujud di tahun ini. Aamiin ya rabbal alamiin. 

    Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang bersedia mampir di www.diaryharumpuspita.com

Lima Alasan Diary Harumpuspita Menulis Blog

 

Assalamualaikum warahamatullahi wabarakatuh …

Kembali lagi dengan Diary Harumpuspita di pada tema yang kedua di bulan Ramadan kali ini. Waktunya setiap orang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Semoga yang berpuasa tetap lancar ya. Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin membahas keberlanjutan artikel yang kemarin tuh tentang Arti Nama Blog Diary Harumpuspita. Alasan saya menuangkan tulisan dengan ngeblog, padahal sudah ada kemampuan menulis fiksi.

Berikut ini saya uraikan secara kronologisnya tentang alasan saya ngeblog :

 1. Bermula salah jurusan

Setiap orang jelas tidak menginginkan diri bisa salah jurusan. Namun apa yang hendak dikata ketika menapaki dunia yang sebenarnya ketika tamat SMA. Terjadilah perubahan suasana, baik itu hati dan pikiran. Saya dulunya suka sekali dengan menghapal pelajaran dan mendalami ilmu Biologi dari mulai SMP hingga SMA. Tak jarang pula kompetisi olimpiade di bidang pengetahuan tentang Biologi saya ikuti.

Entah kenapa, entah mungkin sangking baiknya pada waktu pemilihan jurusan pada waktu itu saya memutuskan untuk mendaftar kuliah jurusan Pendidikan Fisika di pilihan pertama pada jalur undangan. Barulah jurusan Pendidikan Biologi untuk pilihan kedua dan jurusan Kesehatan Masyarakat untuk pilihan ketiga. Motivasinya memilih jurusan itu adalah kasihan dengan teman-teman yang saya kira mereka memilih jurusan Biologi pada waktu itu dan orang tua saya. Khususnya ibu sendiri menyuruh saya untuk tidak bermimpi tinggi lagi menjadi seorang dokter karena berpikir tidak akan sanggup membiayai saya.

Padahal waktu itu saya merupakan sosok orang yang berprestasi dan sangat bersemangat. Eh, enggak tahunya malah lulus. Ketika orang lain merasa senang diterima jalur undangan. Justru saya sendiri malah sedih dan menangis menghadapinya. Kenyataannya pun begitu dan saya pun akhirnya memutuskan untuk menulis karena sangking tidak bisanya melepaskan jurusan yang saya idam-idamkan.

Sempat juga terjebak pada lingkaran puisi dan novelis yang lekat dengan sastra. Namun saya sadar diri bahwa latar belakang pendidikan saya merupakan eksakta yang membutuhkan riset dan data. Bukanlah kreativitas yang lebih kuat. Maka menulis nonfiksi merupakan jalan satu-satunya untuk kembali ke tempat saya berada, yaitu fisika. Hanya saja, tetap juga tidak bisa walaupun sudah dipaksa. Rasanya jiwa saya menolak.

Barulah pada akhir tahun 2019 saya bertemu dengan salah seorang member blogger Sumatera Utara yang memperkenalkan saya pada dunia perbloggingan. Semuanya menjadi berubah dan saya menjadi yakin untuk berkiprah di dunia blog.

 2. Menemukan Jati Diri

Saya sudah ketemu dengan jati diri saya saat ini, yaitu tidak melepaskan kata ‘penulis’ dalam hidup semenjak awal tahun ini. Saya yang sekarang bukanlah sosok cingeng yang suka menangis karena mimpi tak diperjuangkan. Melainkan orang yang berani melangkah menggapai mimpi di kemudian hari. Meskipun lingkungan keluarga saya pada awalnya tidak mendukung. Lama ke lamaan, cuan yang didapat dengan hasil menulis bisa meluluhkan hati mereka juga. Kalau sekarang tinggal aman-aman saja. “Terserah dah mau jadi apa.” Tentu saja kalimat itu membuat saya merasa sebebas-bebasnya dalam menapaki dunia ini. Tidak murung lagi dan selalu merasa bahagia.

        3. Mewaraskan Diri

Ketika saya menulis, biasanya segala pemikiran silam akan tergali lagi. Hal itulah yang membuat saya waras bagi saya yang sering lupa akhir-akhir ini. Apa saja bisa dituangkan dalam dunia blog. Mau itu sedih, bahagia, bahkan sengsara sekalipun bisa dituangkan. Asalkan sesuai dengan konteks artikel yang ingin disampaikan. Pokoknya setelah ngeblog saya menjadi orang yang lebih bahagia dari biasanya plus dapat berpikir jernih sekaligus.

 4. Tempat Mengaktualisasi Diri

Setiap kali ngeblog saya merasa bangga karena berhasil menyampaikan sesuatu dengan kata-kata. Kemudian mengolaborasikannya dengan desain grafis yang menarik dan pernak-pernik lainnya. Setelah itu memposisikan diri saya sebagai pembaca yang butuh informasi. Saya ingin menjadi orang yang bisa melakukan apa saja. Maka menulis blog merupakan jalan ninja saya sebagai ajang mengaktualisasikan diri.

        5. Sumber Penghasilan

`Ada rasa senang dan bangga ketika melakukan hobi yang dibayar. Meskipun enggak banyak, setidaknya pernah ada bahwa tulisan saya bisa menghasilkan uang dan bisa saya bagikan kebahagiaan kepada keluarga saya. Sayangnya, saat ini saya hanya sekadar mimpi belaka untuk mendapatkan penghasilan utama melalui ngeblogging.

Namun setelah mengenal kelas kursus secara online tentang Freelance saya menjadi yakin suatu hari nanti dalam waktu dekat bisa membuat kegiatan blogging ini menjadi sumber penghasilan yang utama. Semoga saja, aamiin ya rabbal alamiin.

Itu saja yang bisa saya sampaikan kali ini tentang alasan saya ngeblog saat ini. Terima kasih sudah membaca curhatan saya dan jangan jenuh untuk mampir di setiap episode artikel yang saya tuliskan.

Terima kasih, salam rindu.

Harumpuspita

    

Arti Nama Blog Diary Harumpuspita

    


Berkiprah di dunia perbloggingan merupakan hal yang paling membaggakan dan mengasyikkan bagi saya. Sebab saya bisa bebas berekspresi dalam menyampaikan sesuatu tanpa batas dan sekreatif mungkin. Terlebih lagi bisa membantu banyak orang. Wuah, senangnya rasa hati saya seketika.

    Nah, pada Ramadan pertama kali ini. Saya ingin memperkenalkan lebih dalam tentang blog yang sedang ditekuni saat ini. Ya, biar enggak gagu kalau ditanya blog Diary Harumpuspita itu isinya apa saja sih? Masa iya, saya enggak bisa jawab.

    Oke, kembali ke masa lalu ketika saya memutuskan menggunakan nama Diary Harumpuspita.

    Nama aslinya saya tuh Henny Puspita Sari, menemukan kata Harum ketika SMA dulu. Ketika itu dipanggil oleh seorang guru. Henny Puspita Sari Harum Mewangi Sepanjang Hari. Terbesit sebuah pemikiran bahwa asyik dong, ya kan harumnya bisa sepanjang hari.

    Mulai menulis sejak 2015 yang lalu. Ketika itu terjadi perubahan besar dalam diri saya yang begitu baiknya merelakan mimpi demi orang lain dan tidak memperjuangkan mimpi yang telah lama diazamkan. Sakit, itu sudah pasti. Nyaris gila, itu juga sudah terlewati. Maka nama Diary Harumpuspita yang terlahir sebagai nama domain blog saya merupakan wujud bentuk pencarian jati diri.

    Dulu saya tidak bisa menulis sama sekali. Hobinya belajar tentang ilmu alam, berkutat dengan angka, dan mengajari teman-teman yang lainnya pasal pelajaran IPA. Kemampuan menguraikan tulisan dengan gaya bahasa sederhana itu tidak terbayangkan sama sekali. Apalagi latar belakang sekolah saya jelas-jelas bernuansa ilmiah. Mungkin kalau saya tidak salah jurusan. Saya tidak menjadi penulis seperti sekarang ini.

    Awal mula ketika menulis itu merupakan masa yang paling sulit. Saya bahkan tidak punya seorang pun yang bisa menguatkan pundak dalam dunia tulis menulis. Lingkungan saya tidak ada yang suka membaca dan penulis dianggap tidak menghasilkan apa-apa. Enggak bisa makanlah dan sebagainya.

    Walaupun begitu, saya tidak menyerah. Nama Diary Harumpuspita ini jutsru mencakup pengambaran saudara saya. Saya punya dua abang yang memiliki nama belakang Puspito dan adik perempuan yang juga memiliki nama belakang Puspita. Maka Diary Harumpuspita ini juga merupakan penggambaran keluarga saya juga bukan?

    Lama ke lamaan. Setelah saya menulikan setiap kalimat negatif yang datang. Allah swt memberikan jalan bagi saya dengan mempertemukan saya dengan orang-orang yang luar biasa. Siapa lagi jika bukan teman-teman penulis lainnya. Merekalah yang membuat saya bersemangat dan terus menulis hingga saat ini. Oleh karena itu, jika ada seorang penulis atau blogger yang mengikuti media sosial saya. Saya akan mengikutinya balik dengan senang hati.

    Nama blog Diary Harumpuspita ini lebih dekat dengan hal-hal personal sebenarnya. Sebuah artikel perjalanan Harumpuspita, nama pena saya dalam menjalani kehidupan. Apa sajalah pokoknya. Namun dalam waktu dekat ini saya ingin menekuni sebuah hal-hal yang lebih spesifik. Supaya teman-teman yang lainnya mudah mengenali saya.

Hal-hal yang dibahas di Diary Harumpuspita

1.       Review Buku

Saya sangat suka mengulas sebuah buku karena suka baca buku. Lagi pula, akhir-akhir ini saya sering lupa dengan buku apa saja yang sudah dibaca. Maka mengulas sebuah buku yang sudah dibaca bagi saya merupakan sebuah penanda bahwa saya sudah membaca buku tersebut. Terlebih lagi pada hal penting yang ingin saya ambil di dalam buku tersebut.

Target selanjutnya setelah rajin mengulas sebuah buku adalah menerbitkan sebuah buku. Maka review buku merupakan jalan ninja saya menjadi seorang penulis buku.

2.       Blog Review

Suka dengan hal yang baru. Termasuk menjelajahi aplikasi tertentu. Bahkan di gawai saya sendiri penuh dengan aplikasi yang lain dibandingkan foto pribadi. Bahkan saya lupa kapan terakhir kali berfoto selfie sendiri. Kebanyakan berfoto bersama dengan yang lain. Itu pun malu-malu.

3.       Lomba Blog

Lomba blog membuat saya berkecimpung dengan hal-hal yang baru. Bagi saya, hal itu sangat menarik dan merupakan tantangan tersendiri dalam memperbaruhi pengetahuan. Asyiknya, saya bisa belajar lebih banyak dari para peserta lomba blog yang lain. Maka lomba blog ini merupakan jalan ninja saya menjadi blogger prosessional.

4.       Mengulas tentang tanaman

Saya suka menanam dan kebetulan Mama saya juga suka. Banyak sekali jenis tanaman ditanam di pekarangan rumah. Rencananya, saya akan membuat artikel tentag tanaman yang saya temui di sini dan sekaligus juga ingin punya usaha ke depannya.  

5.       Kuliner dan Travel

Kategori ini merupakan prioritas terakhir bagi saya untuk saat ini. Suka masak, tapi malas karena belum memiliki finansial yang memadai. Begitu juga travel, yang setidaknya memiliki uang pegangan. Meskipun sebenarnya kategori artikel ini sangat mengasyikkan ketika dijelajahi.

Kesimpulan

Arti nama domain ini merupakan hal yang paling penting bagi saya dan menjadi sebuah identitas diri mau dikenal sebagai apa. Orang lain memandang kita sebagai apa. Maka menunjukkan personal branding untuk domain Diary Harumpuspita merupakan prioritas saya untuk saat ini.      


Menghasilkan Uang dari Ngeblog, Kenapa Enggak?

Tema pembahasan ini sengaja saya buat untuk sekadar mengetahui tujuan yang akan dibidik ke depannya. Kalau kita punya impian yang jelas. Otomatis jalan menuju ke arah tersebut akan mudah menemukan rutenya dibandingkan hanya sekadar memiliki cita-cita sebagai seorang blogger yang berpenghasilan.

Harapannya, setelah kita membahas tema ini. Kita  memiliki gambaran yang jelas mau ke arah mana blog ini dibawa.

Pembukaan

Awalnya blog ini hanya sekadar sebagai tempat diary untuk menceritakan sesuatu bagi penulis itu sendiri. Lama ke lamaan, blog berkembang menjadi tempat pencarian informasi dan bisa dijadikan sebagai bahan rujukan. Pengunjung yang datang ke blog pun semakin meningkat setiap harinya seiring bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya teknologi. Maka sudah tidak diragukan lagi bahwa potensi menghasilkan cuan melalui blog ini berpeluang besar.

Apa saja sih sumber penghasilan dari blog itu?

1.     Monestasi melalui periklanan banner di blog

Pernah gemas nggak kalau mengunjungi blog banyak iklannya? Semakin banyak malah semakin gemas. Namun hal itu sangat menguntungkan bagi pemilik blog tersebut. Semakin banyak iklan yang ditampilkan. Semakin besar pula penghasilan yang didapatkan. Sama seperti saat kita menonton youtube. Eh, malah banyak iklannya. Dikit-dikit iklan.

Kelebihan dari monestasi ini adalah kita enggak perlu lelah mempromosikan blog kita. Itu berarti penghasilan akan datang sendiri seiring berjalannya waktu.

Sekali lagi, memikirkan untuk mencapai target tersebut sungguh menggiurkan. Namun tidak mudah dilaksanakan. Apalagi blogger pemula seperti kita yang keberadaannya saja jarang ditemukan. Otomatis yang datang juga jarang-jarang. Yah, pahit-pahitnya kalau mau gajian rentang waktunya bisa setahun bahkan hingga dua tahun. Kalau dikalkulasikan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari pasti enggak memadai.

Monestasi untuk blog ini bisa dari google Adsense, Adnow, MediaNet, dll. .

2.     Job Event

Sama juga serupa dengan endorsement. Bedanya ini tergantung pada klien yang meminta. Penghasilannya juga tidak menentu. Kalau lagi banyak job, pendapatannya lumayan. Kadang sebulan bisa dapat banyak. Nah, keuntungannya adalah tidak perlu menunggu waktu lama untuk gajian. Kisaran yang dibayar oleh agensi biasanya sekitar 75-500 ribu per artikel. Tergantung dengan kualitas blog kita. Kalau blog kita memiliki pengunjung yang banyak setiap bulannya. Biasanya dibayar mahal. Bahkan bisa lebih dari 500 ribu. Perlu diperhatikan bahwa berpenghasilan dengan job event ini bukannya hanya sekadar rupiah belaka. Melainkan bisa juga barang yang diberikan pihak agensi. Maka ukuran penghasilan pun tentulah sudah pasti bisa dikalkulasikan jika barang tersebut terhitung dirupiahkan.

Domain yang top level termasuk .com biasanya lebih dihargai daripada domain yang gratisan. Sebab kita bisa tahu sendirilah domain saja nyewanya per tahun. Jadi, kalau dapat job event ini bisa lumayanlah. Hasilnya untuk perpanjang domain bahkan nambah hosting.

3.     Lomba Blog

Ini paling menarik sekali sebenarnya. Rasanya ngeri-ngeri sedap ketika saingan di dunia per bloggingan bukanlah abal-abal. Melainkan para senior yang sudah lama berkecimpung dan langganan menang dalam lomba blog. Biasanya para pemburu lomba blog mengedepankan penampilan dan kualitas blognya. Beberapa blog yang ternama sekali pun. Ada yang mengandalkan penghasilannya melalui lomba saja.

Hadiah yang ditawarkan juga bervariasi. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Info seputar lomba blog yang sering update biasanya bisa dilihat di Instagram. Kalau dihitung-hitung per bulannya bisa lebih dari 3 lomba.

4.     Lain-lain

Ngeblog sekalian jualan pun juga oke. Misalnya kita juga jualan nih. Yaudah buat reviewnya  dari blog pun bisa mengarahkan langsung ke penjualan. Jadi ibaratnya kalau kita yang punya produk, kita sendiri yang menyebarluaskannya. Bisa juga menawarkan jasa kita ke pengunjung.

Donasi juga bisa menjadi pemasukkan di blog kita. Biasanya sih para blogger yang sudah terkenal atau ia merupakan orang yang berjasa. Misalnya programmer yang membagikan kode ngeblog. Ibaratnya ia merupakan sumber informasi yang terpecaya atau seorang guru yang membagikan ilmunya melalui blog. Nah, biasanya mereka menyediakan alamat donasi seiklasnya.

Penutup

Nah, sampai di sinilah penghasilan di dunia perbloggingan yang bisa saya bagikan kali ini. Intinya, penghasilan di dunia per bloggingan itu banyak cara dan bisa dari mana saja. Poin pentingnya untuk dunia blog ini adalah pengunjung yang datang itu bukan hanya dari Indonesia saja. Melainkan dari seluruh dunia. Maka tidak heran bahwa para blogger itu memang harus memiliki pengetahuan yang luas tentang apa yang ia tuliskan.

Gambaran tentang arus pemasukkan finansial untuk blog ini tentulah sudah bisa mengarahkan kita untuk mencapai target dengan jelas. Bukan hanya satu cara saja yang bisa dilakukan. Melainkan bisa ke semuanya kita garap. Kalau bisa sekalian menghasilkan, kenapa enggak? Biasanya kalau sudah menargetkan arus pemasukkan yang kita tuju. Selebihnya bakalan mengikut dengan sendirinya. 


Daftar Isi Resensi Diary Harumpuspita


Suka baca?
Iyes dong. Hm, sayangnya saya sering suka lupa. Makanya nulis. Eh ...
Nah, berhubung saya ingin menjadi seorang penulis buku yang karyanya layak dibaca dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Rensensi buku merupakan jembatan saya untuk menambah pengetahuan. 
Rencananya sih, target membacanya banyak untuk tahun ini. Minimal, ya seminggu sekali. 

Berikut ini, merupakan daftar buku atau karya yang pernah saya baca. 
Terima kasih yang sudah mampir. Bila ada yang ingin request karyanya diulas, dengan senang hati saya menerimanya. 
 Supaya memudahkan teman-teman sekalian untuk mencarinya. Maka saya buat formatnya seperti ini ya. 

Penulis-Judul Buku

Kaleidoskop Diary Harumpuspita 2020

Memulai suatu perkara, tampaknya yang paling sulit adalah mengumpulkan niat kemudian menjadikannya sebuah aksi.

Siapa sih yang tidak asing lagi dengan istilah kaleidoskop? Biasanya sih sering diperbincangkan di awal dan di akhir tahun. 

Saya pun dulu juga bertanya-tanya perihal ini dulunya. Apa sih? Kok sepertinya enggak asing. Eh, ternyata kaleidoskop ini memiliki dua pengertian. 

Menurut konsep fisikanya, kaleidoskop merupakan alat optik yang terbuat dari beberapa cermin yang dibentuk dengan sudut kemiringan tertentu sehingga menghasilkan pantulan sinar yang indah. Sedangkan menurut KBBI sendiri, kaleidoskop merupakan aneka peristiwa yang terjadi pada tahun lalu kemudian disajikan secara singkat. 

Ah, menarik sekali bukan? Sama-sama menyampaikan sebuah pesan tentang apa yang terjadi di waktu dan tempat sebelumnya. 

Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin berbincang sedikit pasal kaleidoskop Diary Harumpuspita sendiri. Wow, lebih spesifik dan terarah. Semoga saja enggak kebablasan menuliskan kaleidoskop sendiri. Kebanyakan soalnya, satu novel yang setebal 200 halaman pun enggak cukup ditulis. 

Mari kita lanjut. 

1 Februari 2020

Hari bersejarah saya cuy. Pemilihan hari ulang tahun sendiri supaya enggak lupa. Itu sih kata teman saya yang juga merupakan selaku blogger juga. Nyatanya, pada hari itu saya harus mengorbankan sesuatu yang paling terpenting dalam keberlangsungan perjalanan. Lupa perpanjang SIM karena asyik menguruskan mengganti domain yang sebelumnya diaryharumpuspita.blogspot.com menjadi diaryharumpuspita.com. "Keren nih," pujuk hati ini berulang kali pada waktu itu seraya memantapkan diri. 

Suatu putusan yang saya kira akan menjadi sebuah amunisi dalam berkarya dan terus menggali kreativitas maupun pengetahuan. Nyatanya, saya juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan monestisasi dari Adsense. Dah, auto galau juga deh. Kebahagian yang dibayar dengan mengorbankan kebahagiaan yang lain. 

Hm, ya sudahlah. Apa lagi yang hendak dikata. Mana mungkin meraung di tengah jalan karena ini semua. Padahal ini semua berasal dari ketidakmawasan diri saya sendiri dalam memperhitungkan jangka panjang dan mengingat hal terpenting. 

Pemilihan domain baru pun juga bukanlah asal-asalan. Ya, walaupun pada waktu itu saya belum tahu arah dan tujuannya ke mana. Setidaknya alamat blog ngetop yang sekarang ini bagi saya merupakan suatu hal gambaran keluarga. Hal ini pun tertuang dalam Harapan di Hari Blogger Nasional 2020.

Kalau sekarang ini, tentunya sudah belajar dong. Belajar dari kegagalan dan saya usahakan untuk tidak berada lagi di lingkaran yang sama. Weseh, mode auto sok bijak nih. 

1 September 2020

Ini sungguh tidak terduga. Akhirnya keterbatasan saya selama ini yang selalu bertemankan laptop lemotnya minta ampun segera mereda. Alhamdulillah, Ayah saya memberikan saya sebuah ponsel Galaxy A11. Saya pun auto enggak perlu lagi menangis dan merengek meminjam smarthphone kepada adik saya. Syukur tak terkira dan rasanya sungguh terharu. 

the name of my smarthphone is 'My Baby'

Ponsel inilah yang saat ini pun menemani saya mengerjakan skripsi dan mengerjakan apa saja deh. Fasilitas ini sungguh sangat membantu. Meskipun awalnya saya sungguh kebingungan mengalokasikannya untuk apa saja dan beradaptasi. Akhirnya bisa juga membuat batasan mana saja yang harus ditelusuri dan tidak. 

"Kalau begini, kesempatan berkarir menjadi konten kreator berpeluang pesat dong," pikir saya pada waktu itu sebelum menjalaninya. Setelah dilalui ternyata perjalanannya sungguh panjang. 

Oktober 2020

Sebuah keputusan bulat pun telah saya tetapkan mau dibawa ke mana arah tujuan blog ini. Ya, begitulah, dulunya saya bingung mau ngapain aja. Bahkan rencananya sih gado-gado malah. Hmm, ya acak adul dong. Tidak tahu mau ke mana arah dan tujuannya. Ujung-ujungnya konten curhat mulu. Yah, mana berfaedah dong. Pembaca kan ingin datang untuk mencari informasi, bukan untuk mendengarkan keluh kesah saya. #plak. 

Mulai deh saya merancang untuk menuliskan artikel minimal tujuh ratus kata sekali update. Awalnya tuh sungguh bingung. Setelah dijalani malah sungguh asyik dan bahkan menuliskannya lebih dari 700 kata. Ide itu sering terlintas ketika dipertengahan jalan. 

Oh, iya. Kembali ke tujuan blog ini. Sudah saya cantumkan kok di bio atas. Jadi pembaca enggak bingung tuh, blog ini akan membahas apa saja. Eh, saya kok malah pengen ikutan ingin travelling nih di kemudian hari. Cuma belum ketemu aja gitu partner yang cocok buat travelling dan ngonten bareng. Hm ...

Okey, skip. Lanjut ke pembahasan selanjutnya. 

Desember 2020

Nah di bulan ini saya mulai mengevaluasi blog. Ternyata memiliki tiga peningkatan artikel doang dari tahun sebelumnya. Wew, padahal lebih banyak di rumah loh. Seharusnya lebih banyak waktu luang di rumah buat nulis. Malah enggak ada efeknya sama sekali. Secara gitu, kita kan pada diterpa pandemi Covid. "Pasti ada yang salah nih," logika saya berusaha menimbang. 

Ya, jiwa saya pun turun bertumbang pada waktu itu. Seolah terperangkap dalam belenggu dan tidak bisa melakukan apa-apa. Ini sungguh miris sekali. Bahkan saya pun sempat berniat untuk mengakhiri hidup pada waktu itu. Astaghfirullah ...  Tenang, enggak begitu ekstrim kok. Saya cuma kepikiran untuk tidur terus dan berharap enggak akan bangun lagi. Eh, ternyata bangun lagi. 

Ada kalanya malam akan berganti siang. Sedangkan kepayahan dan kesusahan itu akan berganti dengan kebahagiaan dan ketenangan suatu hari nanti. 

Kilas balik perjalanan Diary Harumpuspita mungkin hanya itu saja yang bisa saya rangkum. Tidak terasa ya umurnya sudah mulai satu tahun saja. Rencananya sih ingin diperpanjang pas di tanggal 1 bulan depan. Namun setelah dipikir-pikir lagi enggak jadi deh. 

Hari ulang tahun tuh lebih serunya untuk santai-santai tanpa ada gangguan bagi saya. Bukan sibuk sana-sini yang membuat hati runyam tidak karuan sampai melupakan hal terpenting.

Oh. iya. Kalau tentang perkembangan artikelnya sendiri sih hanya meningkat 3 artikel saja dari tahun sebelumnya. Harapannya sih ke depannya bisa jauh lebih baik lagi. 

Oke, itu sajalah. Kira-kira artikel ini kurang panjang enggak ya? 

Mana tahu kan ada yang kangen dengan tulisan saya. #plak. 


Seratus Target di Tahun 2021

 Ide itu seringan daun yang diterpa angin. Ia akan terbang begitu mudahnya bila tidak segera disimpan dengan segera

Berbicara mengenai sebuah target dalam hidup. Siapa pun pasti memilikinya dan menginginkan target akan tercapai sesuai dengan harapan. Hanya saja, tidak semua orang mampu menggapainya dan semua orang juga memungkinkan untuk mewujudkannya.

Berada pada fase kegagalan berulang. Barangkali yang kita rancang adalah sebuah kegagalan.

Siapa yang tidak pernah gagal?

Ah, iya. Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan. Ada yang sekali gagal tidak ingin mengulang kedua kalinya dan mencari yang lain. Ada pula yang ketika gagal akan mencoba kembali hingga menemukan sebuah titik yang menentukan harus berhenti atau berjalan kembali.

Menariknya adalah ukuran keberanian yang bermain peran di dalamnya. Seberapa kuat dan seberapa hebat orang tersebut itu mampu melewatinya. Sedangkan orang yang bermental ciut auto kesingkir dengan sendirinya. Eh, termasuk juga saya. Subhanallah …

Semakin dipikirkan sekali lagi dan menimbang dengan benar. Keputusan berupa untuk terus bergerak tanpa perlu membandingkan dengan orang lain menjadi pilihan. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Mungkin bisa sekelas Thomas Alva Edison barangkali dalam mencapai sesuatu jika ingin berhasil. Seseorang yang tak pernah mengenal kata menyerah dalam menggapai tujuan. Rasanya memang sungguh sulit sekali.

Hal yang paling sulit dilalui adalah melawan diri sendiri. Kadang-kadang memang harus berperang dengan diri sendiri. Ketika melawan rasa malas, takut, dan pemikiran negatif tentang suatu hal. Bahkan menghadapi sebuah situasi ketika semesta tidak mendukung dalam memulai suatu hal.

Tidak hanya sampai situ saja. Tantangan yang lebih berat lagi adalah mempertahankannya secara konsisten. Seberapa kuat seseorang itu dapat bertahan dan terus berjuang mempertahankan apa yang ia lakukan. Mungkin contohnya tidak usah jauh-jauh. Misalnya mengerjakan tugas setiap hari dengan pencapaian yang konsisten. Awalnya tidak terbiasa tuh. Lalu membuat target seperti itu dan memulainya dengan semangat di awal. Ketika berjalan tiga atau empat hari masih okelah. Eh, kita menuju hari yang keempat dan seterusnya malah tidak dilakukan lagi. Semangat pun langsung ciut dan mengecil.

Memang benar, suasana hati manusia itu tidaklah sama di setiap keadaan. Bahkan semangat yang membara pun bisa saja langsung ciut seketika di pertengahan jalan. Maka sudah menjadi sebuah keharusan untuk selalu menjaga semangat juang itu tetap menyala.

Saya sendiri pun sering kesal pada diri sendiri. Ketika menemukan sebuah kondisi yang selalu berulang seperti rasa malas, rebahan, dan tidak berani melangkah. Hal yang paling sulit dilalui itu adalah rasa kantuk dan bawaannya selalu ingin tidur. Hm, sedangkan memaksakan diri dengan kafein terus-terusan pun rasanya hanya menyiksa diri.

Ada yang tidak beres nih. Setidaknya harus tegas pada diri sendiri untuk tidak selalu terjebak dengan zona rebahan. Ya, tidak ada yang bisa mengalahkan suatu kondisi semangat juang berasal dari diri sendiri. Mungkin, pada sistem seperti itulah yang bisa diolah dan diperbaiki.

Saya memutuskan untuk membuat seratus target di tahun 2021 ini. Sebuah target yang dituliskan secara terperinci. Mulai dari hal-hal kecil hingga kompleks. Tentunya berusaha menuliskannya serealistis mungkin supaya benar-benar terwujud. Paling tidak, angka pencapainnya bisa mencapai 50%.

Teman saya pun memberikan sebuah pernyataan bahwa apa yang saya lakukan terlalu ekstrim dan itu sungguh melelahkan.

Setidaknya, ada yang perlu dicoba dalam diri saya sendiri. Supaya lebih semangat dan tidak terus-terusan rebahan santuy lagi. Rebahan itu memang sungguh menyenangkan. Setelah melewatinya baru tersadar bahwa ada banyak hal yang telah dilewatkan begitu saja. Kemudian ujung-ujungnya menyesal juga bersebab tidak menggunakan waktu sebaik mungkin. 

Berikut ini merupakan target yang ingin dicapai pada tahun 2021.

   

Rute memutuskan target yang hendak dicapai

1.     Membaginya ke dalam beberapa Hal

Menentukan target tujuan

Sebelum membuatnya. Ada banyak sekali yang ingin saya tuliskan sebenarnya. Ketika dituliskan dalam bentuk bab per bab membuat ide bermunculan dan lebih terarah. Jadi bisa sekalian langsung jalan tuh apa saja keinginan kita.

2.     Realistis berdasarkan pengalaman

Pengalaman yang tertulis dalam buku catatan

Realistis adalah sesuatu yang bisa diterima secara akal dan sesuai dengan kenyataan. Jika dulunya saya membuat rencana secara asal berani saja. Kini saya membuatnya berdasarkan pengalaman yang pernah dilalui. Heseh, pengalaman juga yang bisa diandalkan dalam menentukan pilihan. Walaupun begitu, bukan berarti saya tidak membuat suatu target berdasarkan pengalaman saja. Ya, kalau belum ada pengalaman bisa juga dicoba untuk membentuk sebuah pengalaman.

3.     Jangka panjang dan pendek


Perencanaan yang akan menentukan passion

Perencanaan yang paling mudah digapai adalah perencanaan jangka pendek. Namun jangan lupa bahwa perencanaan itu pastilah memiliki dampak di kemudian hari. Maka dampaknya memang harus dipikirkan juga. Misalnya target membaca. Jenis bacaan apakah yang selalu dibaca saat ini dan pengetahuan apa yang terbentuk di masa depan nanti. Alangkah baiknya jika singkron dengan passion di masa depan nanti.

Nah, ini sajalah yang bisa saya sampaikan. Semoga target apa saja, termasuk impian yang tertunda akan segera terwujud di tahun 2021 ini. Aamiin ya rabbal alamiin. 

 


Harapan di Hari Blogger Nasional

Ah, rasanya memang sudah lama sekali saya tidak menulis di blog lagi. Padahal dulu di awal-awal ketika akhir tahun 2019 hingga memiliki top level domain pun lumayan rajinlah. Eh, ketika sudah top level domain malah malas-malasan. Weleh, skip dulu ya kan.

Mari kita lanjut pembahasan tentang masa depan. Heseh, iya nih. Saya lebih suka merancang masa depan yang gemilang di masa sekarang. Sedangkan masa lalu itu bisa dijadikan pelajaran. Yah, anggap sajalah semuanya memang sudah berlalu. Meskipun kenangan itu sayang bila dilupakan, heseh. 

Tahu enggak sih kalau tanggal 27 Oktober itu diperingati sebagai Hari Blogger Nasional? Nah, hari spesial ini ada sejak tahun 2007. Ketika itu pertama kali dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Harapannya blog bisa menjadi manfaat bagi orang banyak. 

Berbicara perihal manfaat, saat ini saya ingin maju di depan untuk memperjuangkannya. Ya, walaupun dulunya blog merupakan ajang curhatan belaka dan enggak kepikiran bisa bermanfaat bagi orang banyak. Ternyata setelah ditelusuri lagi lebih nyaman dan mengasyikkan. Apalagi sesama blogger saling mendukung. Rasanya ya seperti mendapatkan jackpot gitu. Apalagi bisa mengelolanya secara mandiri. 

Meskipun tanggal pengunggahan cuap-cuap ini tidak bertepatan tanggal 27 Oktober. Bagi saya, hari blogger ini setiap hari. Kapan pun dan di mana pun saya bisa kok menulis blog. Ya tergantung dengan situasi dan kondisi. Palingan perayaannya hanya tanggal 27. Ternyata ada juga kok yang ngucapin, "Selamat hari blogger Nasional." Ah, rasanya menyejukkan sekali. #Jlep. 

Kalau membahas perihal harapan. Setiap orang pasti memiliki harapan di masa depan menjadi lebih baik lagi. Begitu pula saya yang tidak ingin ketinggalan. Hanya saja, harapan di sini memang harus dispesifikkan lagi supaya mudah digapai. Ya, ini seumpama dengan kata sukses. "Semoga sukses ya." Padahal konsep 'sukses' di sini itu ya luas. Sukses menjalankan misi bangun pagi misalnya. Maka ada beberapa kesuksesan yang ingin saya capai untuk ke depannya. 

1. Blog sebagai wadah ternyaman
Bagi saya, blog merupakan rumah saya sendiri. Ya iya dong, kan pemiliknya saya sendiri nih. Hehe, mana tahu kan ada juga yang mau menjadi pengurus rumah saya jika saya sedang sibuk. #plak
Oke kembali ke laptop. 
Ada beberapa alasan kenapa saya mengambil nama Diary Harumpuspita. "Kok enggak Henny saja sih? Kan lebih gampang dapat followersnya. Lagian kalau disebut Harum orang lain malah enggak kenal." 
Saya pun awalnya juga berpikir seperti orang itu. Enggak banyak orang yang tahu tentang Diary Harumpuspita selain di kalangan para penulis. Apalagi penulis lainnya juga sering manggil saya Harum. 
Ya, pertama-tama saya terinspirasi dengan nama panggilan dulu selama SMA. Guru biologi saya waktu itu manggil saya dengan sebutan Henny Puspita Sari harum mewangi sepanjang hari. Seketika saya langsung auto senang dong. Langka banget ada yang mau memuji seperti itu. Ya, walaupun kebetulan nama saya mirip dengan nama orang terdekatnya. Makanya saya dipanggil begitu kadang-kadang. 

Nah, yang kedua faktor dorongang lingkungan juga sih. Ketika saya memiliki keinginan menulis. Namun tidak ada yang mendukung. "Ngapain nulis? Emang mau makan apa dari nulis?" 
Kebetulan saya orangnya memang suka rajin jika menyangkut tentang belajar. Saya tidak ingin menjadi orang yang hanya sekadar rajin saja, tetapi juga ingin memberi kenyamanan bagi orang lain. 
Harum itu identik dengan kenyamanan. Siapa sih yang enggak suka dengan harumnya sesuatu? Bahkan bunga yang harum pun banyak penggemarnya. 
Sedangkan nama Puspita ini saya ambil untuk mengingatkan saya pada saudara saya. Abang saya nama belakangnya Puspito, adiknyanya saya nama belakangnya juga Puspita. Ya, sekalian saja mengharumkan keluarga. Harapannya blog ini bisa menjadi tempat ternyaman untuk disinggahi. Banyak orang yang mengunjunginya dan bermanfaat bagi orang lain. 

2. Rajin posting
Rajin nulis, tetapi enggak rajin posting. Saya juga termasuk di dalamnya. Akhirnya, terlalu banyak draf dan saya bingung melanjutkannya. Sepenggal-penggal mulu. Ketika dilanjutkan tidak relevan dengan suasana hati. Ya, parahnya hanya sekadar judul doang di draf. Kalau rajin posting otomatis tulisan harus selesai ya kan. Harapannya saya ingin membangun kembali kejayaan di masa lalu. Minimal seminggu sekali buat konten, bertahap hingga posting setiap hari. Minimal-minimal berani posting deh. 

3. Semakin Kreatif
Adakalanya, blog akan semakin ciamik jika dilengkapi dengan kode-kode. Seperti blog para senior lainnya. Banyak juga deh yang ingin saya pelajari. Infografis yang memudahkan pembaca juga oke. Rasanya perlu banyak waktu untuk memahami dan mempelajari itu semuanya. Namun akan mengasyikkan jika memang sudah memiliki keinginan dalam diri. Selagi punya keinginan kenapa enggak?

4. Berani ikut lomba blog
Biasanya yang membuat ramai blog salah satunya adalah ikut lomba blog. Kalau para blog senior lainnya biasanya sih kerjasama dengan bisnis lainnya. Kalau saya yang pemula ini sepertinya belajar rajin ikut lomba aja dulu. Mana tahu kan bisa terbiasa mengulas sesuatu dengan kreatif ke depannya. 
Terus dikenal orang dan mendapatkan tawaran kerjasama deh. Insyaa Allah. 
Kalau ikut lomba ini kadang yang membuat gregetan. Bisa nggak ya, mampu nggak ya menyelesaikan tulisan dengan baik. 

5. Wadah silatuhrami
Silatuhrami identik dengan mengunjungi. Jika memungkinkan, saya juga ingin nih rajin blog walking ke blog lainnya. Mengisi kehidupan tulisan blog yang terposting dan menambah pengetahuan seiring berjalannya waktu. Bagi penulis, kehadiran pembaca yang meninggalkan jejak berupa komenan walaupun hanya sekadar bertanya merupakan suatu hal yang berharga. Terkadang bisa menjadi tolak ukur kualitas blog. Saya berharap ke depannya memiliki waktu yang luang sehingga bisa main-main ke blog lainnya. Yah, namanya juga kehidupan. Kadang kesibukannya tidak bisa ditentukan. Namun biasanya kalau orang yang sudah terniat banget. Apa pun pasti diusahakan.

Alhamdulillah, akhirnya selesai juga luahan hati saya tentang blog kali ini. Yeay, setelah sekian lama vakum dari menulis dengan dalih entah apa-apa.  Saya bersyukur bisa tergerak hati untuk memperjuangkan tulisan kembali.

Kalau ada yang nanya, selama pandemi ini ngapain saja sih? Saya bingung sebenarnya ingin mengatakan apa. Soalnya saya malah enggak produktif. Kebanyakan galau bin pusing. Kalau keluar rumah sih iya juga. Palingan kalau ada keperluan, sedangkan keperluannya ngerjain skripsi bareng teman atau belajar hal lainnya. 

Itu saja deh. 

Salam Rindu
Harumpuspita










































Empat Alasan Mengapa Orang Harus Membaca

Hingga kini. Masih banyak orang yang malas membaca. Merasa bosan ketika membaca atau malah langsung tidur ketika langsung membaca satu halaman.
Saya juga tipe orang yang malas membaca sebenarnya. Setiap kali membaca malah merasa mengantuk. Seolah bacaan tersebut sebagai pengantar tidur. Padahal saya sendiri belum ingin tidur.
Ayat yang pertama kali turun adalah perihal membaca dalam surah Al’Alaq.
Iqra’ bismirabbikalladzii khalaq
“Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu.”
Padahal Rasulullah saw tidak dapat membaca pada saat itu.
Hal yang terlintas dalam benak adalah tentang Mengapa?
Ada apa dengan membaca?
Membaca dapat memberikan sebuah informasi kepada diri tanpa harus ribut
Membaca dapat menenangkan suasana
Membaca dapat memperkaya ilmu
Ada sebuah motivasi membaca dari Mbak Najwa.
Cukup satu yang membuat diri suka membaca, yaitu dengan menemukan bacaan yang membuat hati jatuh cinta. Maka, temukanlah buku yang kamu sukai. 
Maka temukanlah sebuah buku yang akan membuat diri suka membaca. Meskipun diulang berkali-kali. Misalnya sebuah buku motivasi atau novel. 

    Pada saat pandemi ini mengharuskan kita untuk lebih baik melakukan pekerjaan di rumah saja. Termasuk kunjungan ke perpustakaan pun juga dibatasi. Hanya diperbolehkan untuk meminjam buku. Setelah itu pulang dan membaca di rumah. Pergi ke perpustakaan pun menjadi kurang menarik lagi. 
    Jika kecanggihan teknologi telah mengubah sudut permainan online menjadi hal yang lebih menarik. Wadah membaca pun tidak hanya sekedar buku teks saja yang harus mengeluarkan biaya jika ingin membacanya atau malah meminjam ke perpustakaan.
    Digitalisasi mengubah yang sifatnya manual menjadi digital. Kita tidak perlu lagi membawa buku yang berat untuk dibaca. Bahkan meminjam ke perpustakaan secara manual yang jaraknya berkilo-kilo meter. Kecanggihan ponsel pintar yang telah didukung oleh sistem android membuat gawai semakin canggih. Apalagi seiring berjalannya waktu sistem selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan jaman. Segala sesuatunya pun dipermudah ketika ada aplikasi google playstore yang merupakan pusat download  beragam aplikasi yang terbaik.
    Perpustakaan pun juga beralih ke digital. Ada beberapa aplikasi yang bisa memberikan bahan bacaan gratis. Salah satunya aplikasi ipusnas yang memang didukung oleh pemerintah Indonesia sendiri. Banyak pula jenis buku non fiksi. Sistemnya pun juga sama seperti sistem manual. Hanya saja tidak dikenakan denda ketika mengembalikan. Secara otomatis buku yang dipinjam akan pulang dengan sendirinya.
 Pada kecanggihan teknologi seperti sekarang ini. Seharusnya mudah sekali membuat orang pintar dan berpikir dengan nalar. Hanya saja, tulisan yang tersebar di media sosial terkadang belum tentu semuanya benar. Sama seperti kasus hoaks.
    Kita perlu membacanya dari sumber yang relevan. Salah satunya adalah buku. Jika pun mendapatkan informasi yang berasal dari website. Pastikan websitenya dapat dipercaya. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan membaca informasi yang sejenisnya. Jadi, kita bisa membandingkan informasi tersebut.
    Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting sekali bagi kehidupan di era modernisasi seperti ini.
1.      Memperoleh Informasi
    Kita bisa memperoleh informasi yang bermanfaat sesuai dengan bidang yang diinginkan. Jika perlu motivasi bisa mencarinya di kategori motivasi pada mesin pencarian di aplikasi ipusnas. Buku tips dan trik juga banyak. Seperti teknik menanam, memasak, dan lain-lain. Kita tinggal memilih sesuai dengan keinginan masing-masing.
    Informasi yang relevan sesuai dengan perkembangan jaman saat ini. Kita juga bisa mengakses koran online melalui via website. Kata kuncinya berupa e-paper. Jadi kalau misalnya ingin membaca koran analisa bisa mengetikkan kata kunci e-paper analisa.
    Informasi yang up to date ini biasanya sangat diperlukan untuk orang-orang yang sedang menjalankan bisnis atau mengetahui kebijakan pemerintah. Biasanya media massa itu akan memberikan informasi terkini.
2.      Memberikan Motivasi
    Saya punya satu judul buku yang bisa diakses di aplikasi ipusnas dan membuat hati tentram ketika dilanda kecewa ketika sudah bekerja keras. Tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Saya memilih buku Laa Tabkhi atau Jangan Menangis. Seketika saya langsung bangkit kembali karena petuah yang saya baca. Makanya, menemukan buku yang membuat kita jatuh cinta itu memang perlu. Supaya kita selalu punya alasan untuk terus membaca dan bersemangat. Buku motivasi lainnya pun juga ada. Kita tinggal memilih selera saja. 
3. Sebagai terapi
    Bahan bacaan terapi ini sama dengan buku motivasi. Meskipun tulisan lebih ampuh dalam memberikan terapi. Bagi orang yang hobi membaca pun akan merasa tenang dan nyaman ketika membaca. Hal ini merupakan bentuk dari terapi otak.

4. Sebagai bahan untuk menulis

    Tulisan tanpa ada riset itu rasanya begitu hambar. Meskipun tulisan fiksi sekalipun. Imajinasi bukanlah imajinasi biasa saja tanpa perlu membaca bagian yang menjadi garis singgung objek penulisan. Misalnya cerita tentang detektif. Setidaknya harus membaca terlebih dahulu bagaimana cara detektif melaksanakan tugasnya. Kemudian kasus apa saja yang biasa mereka tangani.

    Begitu pula menulis buku non fiksi. Harus lebih banyak lagi mencantumkan sumber bacaan dalam tulisan. Sebab tulisan yang kaya akan sumber akan membuat pembaca merasa yakin bahwa tulisan tersebut merupakan kebenaran. Jika memang tulisan kita itu benar. Maka akan ada banyak orang yang akan mengikuti petunjuk benar seperti yang penulis lakukan. Jika salah, maka pembaca pun juga ikutan salah. Maka jangan sampai tulisan kita itu menyesatkan hanya karena kurangnya riset atau malah membuat pembaca semakin bingung.

    Orang yang suka membaca pun akan terbiasa mengolah informasi. Selain itu bisa memunculkan ide-ide segar kembali. Ibaratnya, sebuah bahan bacaan akan memberikan pancingan pada penulis untuk menulis. Ide-idenya sudah ada. Tinggal merangkai saja sesuai dengan kreativitas. Hal ini pun juga bisa menjadi solusi ketika mengalami writer block alias mentok dalam menulis. 

    Ada banyak jenis bacaan yang tersedia dalam era digitilasasi ini. Tinggal kita sendiri yang memilahnya dan menjadikan diri semakin lebih maju dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Jika hari ini masih belum suka membaca. Yuks, sama sama memiliki keinginan membaca terlebih dahulu. Secara sendirinya, hati perlahan-lahan akan tergerak untuk membaca. Bahkan membuka hati pada dunia dan menelusuri apa yang ada. 


Ambisius Si Pemicu Profesional

Berbicara menekuni sebuah bidang. Tingkat profesional inilah yang menjadi patokan dalam tujuan itu sendiri. Ketika seseorang memiliki keahlian di bidang tertentu.

Kita pasti pernah mendengar istilah profesor yang ada di kampus dan selalu menjadi pembicara pada acara tertentu. Tentunya gaji yang mereka dapatkan lumayanlah. Tidak seperti pemula yang kadang kerja lembur dan proses berdarah-darah, tetapi mendapatkan hasil yang sedikit. Sungguh miris sekali.

Berusaha menyabarkan hati dengan tumpang tindih dari segala proses. Perjuangan pun menjadi terasa sakit. Jika tidak tahan, beberapa di antara pejuang seperti mereka memilih mundur.

Penulis adalah sebuah profesi yang tidak dilakukan dengan mondar-mandir. Bekerja di depan laptop dengan skenario menggabungkan kreativitas di dalam pemikiran. Tempatnya juga fleksibel. Namun jangan mengira jika penulis hanya berpatokan pada laptop saja. Mereka juga butuh inspirasi dan dapat didapatkan dengan cara apa saja. Salah satunya adalah jalan-jalan dan melakukan apa saja yang mereka sukai.

Bermula ketika keinginan hadir dalam diri. Awalnya hanya sekedar mengetahui. Lama-lama merasa tertarik dan tertantang untuk menekuninya. Harapannya, hobi yang selama ini dikerjakan bisa menjadi penghasilan nantinya.

Kita tidak bisa terus-terusan mengerjakan sesuatu yang disukai tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Terlebih lagi dalam dunia metropolitan persaingan semakin ketat. Bukan lagi mereka yang bekerja lambat dan berkualitas, tetapi siapa yang cepat dan berkualitas. Mau tidak mau, jika ingin segera mencapai impian. Harus secara sigap mengerjakannya dan terus berlatih.

Jangan takut untuk memulai ketika sudah mengazamkan suatu hal. Begitulah prinsip untuk menggapai impian secepatnya. Tidak perlu menunggu orang lain untuk bertindak duluan, tetapi diri sendiri. Rasa ambisius pun akan datang dengan sendirinya. Rasanya ingin mendapatkan keinginan secepatnya. Jika tidak, akan ada banyak hal yang terbuang secara sia-sia, terutama waktu yang tidak akan bisa kembali lagi.

1.       Persempit Keinginan

Keinginan tanpa disertai dengan tindakan hanyalah menjadi angan-angan saja

Hanya sekedar keinginan, tetapi tidak disertai keberhasilan. Ujung-ujungnya akan menjadi kesia-siaan belaka. Sungguh miris sekali jika itu terjadi.

Ketika mengazamkan keinginan dalam diri. Tentulah harus disertai dengan rencana untuk menggapainya. Keinginan ini juga harus disertai dengan semangat juang untuk mewujudkannya dan seberapa besar ambisiusnya seseorang.

Ketika kita masih kecil. Ada beberapa pertanyaan yang mulai dipertanyakan oleh guru ataupun orang tua. Kalau sudah besar nanti inginnya menjadi apa? Dokter, guru, pilot, atau polisi?

Maka cara yang paling cepat untuk menggapai keinginan adalah mempersempit rasa keinginan itu. Namun berada di posisi tertinggi. Misalnya penulis profesional, petani profesional, chef profesional, dan apa pun hal itu harus bisa profesional. Termasuk dalam pekerjaan domestik sekalipun. Tugas rumah harus dikerjakan dalam tempo sesingkatnya dan tepat waktu.

Ketika berusaha mencapai tujuan. Takaran seberapa besar keinginan pula yang menjadi pendorong keberhasilan. Saat seseorang itu sudah hampir mencapai keinginannya. Maka semakin besar keinginannya juga.  

Sekilas tentang pengalaman saya dalam proses menekuni sebuah tulisan. Pertama sekali hanya sekedar iseng-iseng belaka. Lambat laun malah berujung menjadi ambisius untuk menggapai cita-cita. Penulis terkenal, mengapa tidak? Mengapa saya hanya menjadi seorang penulis buku diary yang pembacanya hanya sendiri? Kenapa saya tidak menulis dan dibaca jutaan orang dan menginspirasi? Tulisan ini seharusnya bisa lebih bermanfaat ke depannya.

Apa pun itu keinginannya. Persempitlah menjadi sebuah titik tertinggi untuk menggapainya. Jangan ragu untuk menyemai keinginan.

2.       Menargetkan waktu keberhasilan

Ketika seseorang itu mencapai tujuannya. Ia memang harus belajar banyak hal sebagai bekal perjalanannya. Cara belajar dan mengulangi inilah yang terkadang menjadi waktu yang kita punya menjadi terasa sempit. Tidak bisa dilakukan hanya sekali jalan saja, tetapi memang dilakukan dengan berulang kali berjalan. Jatuh, bangkit, jatuh, bangkit lagi. Begitulah seterusnya sampai kita menemukan titik dari tujuan itu sendiri.

Bagi saya manajemen waktu ini tidak mudah. Perlu keberanian untuk memulainya dan terkadang melalui skenario banyak drama. Saya dulunya menulis hanya beberapa waktu saja ketika dalam seminggu. Pencarian ide pun juga seminggu juga. Namun karena keinginan untuk mencapai tujuan itu besar. Saya mulai menulis dan berlatih setiap hari. Tentukan juga waktu belajarnya untuk meningkatkan kedisplinan. Mulai dari satu hingga empat jam setiap hari.

Pasanglah tenggat waktu tertentu untuk menggapai tujuan itu sendiri. Misalnya dalam waktu beberapa minggu atau bulan harus sudah menyelesaikan ini itu. Keberhasilan adalah mereka yang mampu menyelesaikan tugasnya. Kalau misalnya ada sebuah keinginan pencapain finansial. Misalnya mendapatkan uang sekian juta dari pekerjaan yang kita tekuni. Anggaplah itu sebagai bonus.

Namun ketika saya menyelesaikannya tetapi tidak menghasilkan uang dari pekerjaan menulis itu. Saya tidak perlu bersedih. Sebab saya merupakan pemenang dalam diri saya.

3.       Jaga Semangat

Ketika kita sudah memiliki keinginan dan target untuk menggapai tujuan. Prosesnya pasti ada hambatan tersendiri. Mulai dari hal-hal yang tidak diinginkan dari luar. Hingga semangat yang mulai menciut dari dalam diri sendiri. Tentunya kita tidak ingin menyerah begitu saja. apalagi membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan semangat juang itu.

Cara yang pertama untuk menjaga semangat adalah memberikan reward dan pusnishment kepada diri sendiri. Misalnya kalau sudah menyelesaikannya, kita bisa mendapatkan sesuatu. Bisa itu makan makanan lebih mahal atau melakukan hal yang membuat bahagia. Ketika tidak menyelesaikannya kita akan mendapatkan pekerjaan menumpuk dan sesuatu yang merugikan diri sendiri.

Bagi saya, reward dan punishment ini merupakan hal berbeda. Jika berhasil menyelesaikannya. Saya akan mendapatkan rasa bahagia tidak terkira dan lepas dari tanggung jawab pekerjaan itu. Hati merasa damai dan tentram. Namun ketika tidak menyelesaikannya, saya akan mendapatkan rasa penyesalan yang berlimpah dan kepercayaan diri yang menurun.

Cara yang kedua adalah mengelilingi diri kita dengan sesama profesi ditekuni. Sebab saya memilih berkecimpung di dunia tulisan. Maka pertemanan di media sosial dengan nama pena pun sengaja mengikuti para penulis lainnya. Supaya ada tantangan tersendiri dan motivasi juga dari mereka melalui postingannya. Sehingga rasa semangat itu menjadi terjaga.

                Jadilah sosok ambisius untuk menjadi sosok profesional itu sendiri.

Sumber gambar : dokumentasi penulis ketika sedang mengikuti workshop di perpustakaan daerah tahun 2019