Harapan Terbesar Blog Diary Harumpuspita
Setiap orang pastilah memiliki harapan dalam hidup. Baik yang tertulis maupun tidak. Begitulah blog Diary Harumpuspita ini juga memiliki harapan dalam menjejaki dunia literasi. Sebab kehadiran harapan itu membawa pengaruh besar dalam jalannya kehidupan. Harapan yang akan membawa semangat tak terbatas pada sang pemiliknya.
Berikut ini beberapa harapan yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan kali ini.
1. Menjadi wadah pengetahuan yang bermanfaat
Asyik-asyik bercerita dan bercuap. Saya harap blog ini tetaplah menjadi sesuatu yang bermanfaat ketika orang lain datang. Bukanlah sebuah cerita angin lalu yang kemudian lupa begitu saja. Tanpa ada manfaat sama sekali. Setidaknya pengalaman yang terlampir bisa menjadi sebuah referensi di kemudian hari.
2. Bisa membuat pembaca betah
Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi saya sendiri untuk menyajikan artikel yang berkualitas. Supaya pembaca yang datang tidak hanya sekadar absen belaka. Melainkan mencerna setiap rangkaian kata yang saya tuliskan. Rasanya asyik saja gitu ketika ada orang yang bersedia berlama-lama mampir di sini. Kesan positif itu berupa rasa nyaman.
3. Bisa bekerja sama dengan pihak ketiga lainnya
Salah satu harapan terbesar saya dalam menulis asyik ini adalah bisa menghasilkan cuan. Maka bekerja sama merupakan salah satu cara dalam mewujudkan hal itu. Dulu pernah juga sih blog ini didaftarkan ke google Adsense. Hanya karena ada suatu hal dan saya pun menemukan sesuatu yang baru. Maka saya memutuskan untuk bekerjasama saja dengan yang lainnya. Entah itu sebuah brand, UMKM, atau yang lainnya. Bentuk kerjasamanya tidak terbatas. Selagi asyik sama asyik.
4. Bisa memenangkan lomba blog
Saya suka sekali mengikuti lomba blog. Rasa asyik itu berupa pengetahuan baru dan membuka wawasan saya bagaimana menyajikan tulisan kepada pembaca. Pada harapan inilah yang membuat saya harus bisa menambah kemampuan menulis. Meskipun belum pernah menang. Setidaknya ajang ini bisa membuat saya menjadi blogger profesional suatu hari nanti.
Ini saja yang bisa saya sampaikan kali ini. Walaupun tidaklah banyak, setidaknya harapan-harapan itulah yang bisa menjadikan saya tetap kuat. Seolah ada tempat bersandar yang menguatkan dalam menepati dunia literasi ini.
Saya menyadari bahwa perjalanan dalam ngeblog ini tidaklah sebentar. Melainkan melalui skenario jalan panjang dengan intensitas rajin mengulanginya. Maka rajin menulis dan membaca merupakan langkah awal untuk menggapai hal itu.
Saya berharap baik itu harapan saya maupun harapan kalian semua semoga bisa segera terwujud di tahun ini. Aamiin ya rabbal alamiin.
Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang bersedia mampir di www.diaryharumpuspita.com
Lima Alasan Diary Harumpuspita Menulis Blog
Assalamualaikum warahamatullahi wabarakatuh …
Kembali lagi dengan Diary Harumpuspita di pada tema yang
kedua di bulan Ramadan kali ini. Waktunya setiap orang untuk berlomba-lomba
dalam kebaikan. Semoga yang berpuasa tetap lancar ya. Nah, pada kesempatan kali
ini saya ingin membahas keberlanjutan artikel yang kemarin tuh tentang Arti Nama Blog Diary Harumpuspita. Alasan saya menuangkan tulisan dengan ngeblog, padahal
sudah ada kemampuan menulis fiksi.
Berikut ini saya uraikan secara kronologisnya tentang alasan saya ngeblog :
1. Bermula salah jurusan
Setiap orang jelas tidak
menginginkan diri bisa salah jurusan. Namun apa yang hendak dikata ketika
menapaki dunia yang sebenarnya ketika tamat SMA. Terjadilah perubahan suasana,
baik itu hati dan pikiran. Saya dulunya suka sekali dengan menghapal pelajaran
dan mendalami ilmu Biologi dari mulai SMP hingga SMA. Tak jarang pula kompetisi
olimpiade di bidang pengetahuan tentang Biologi saya ikuti.
Entah kenapa, entah mungkin
sangking baiknya pada waktu pemilihan jurusan pada waktu itu saya memutuskan untuk
mendaftar kuliah jurusan Pendidikan Fisika di pilihan pertama pada jalur
undangan. Barulah jurusan Pendidikan Biologi untuk pilihan kedua dan jurusan
Kesehatan Masyarakat untuk pilihan ketiga. Motivasinya memilih jurusan itu
adalah kasihan dengan teman-teman yang saya kira mereka memilih jurusan Biologi
pada waktu itu dan orang tua saya. Khususnya ibu sendiri menyuruh saya untuk
tidak bermimpi tinggi lagi menjadi seorang dokter karena berpikir tidak akan
sanggup membiayai saya.
Padahal waktu itu saya merupakan
sosok orang yang berprestasi dan sangat bersemangat. Eh, enggak tahunya malah
lulus. Ketika orang lain merasa senang diterima jalur undangan. Justru saya
sendiri malah sedih dan menangis menghadapinya. Kenyataannya pun begitu dan
saya pun akhirnya memutuskan untuk menulis karena sangking tidak bisanya
melepaskan jurusan yang saya idam-idamkan.
Sempat juga terjebak pada
lingkaran puisi dan novelis yang lekat dengan sastra. Namun saya sadar diri
bahwa latar belakang pendidikan saya merupakan eksakta yang membutuhkan riset
dan data. Bukanlah kreativitas yang lebih kuat. Maka menulis nonfiksi merupakan
jalan satu-satunya untuk kembali ke tempat saya berada, yaitu fisika. Hanya
saja, tetap juga tidak bisa walaupun sudah dipaksa. Rasanya jiwa saya menolak.
Barulah pada akhir tahun 2019 saya bertemu dengan salah seorang member blogger Sumatera Utara yang memperkenalkan saya pada dunia perbloggingan. Semuanya menjadi berubah dan saya menjadi yakin untuk berkiprah di dunia blog.
2. Menemukan Jati Diri
Saya sudah ketemu dengan jati
diri saya saat ini, yaitu tidak melepaskan kata ‘penulis’ dalam hidup semenjak
awal tahun ini. Saya yang sekarang bukanlah sosok cingeng yang suka menangis
karena mimpi tak diperjuangkan. Melainkan orang yang berani melangkah menggapai
mimpi di kemudian hari. Meskipun lingkungan keluarga saya pada awalnya tidak
mendukung. Lama ke lamaan, cuan yang didapat dengan hasil menulis bisa
meluluhkan hati mereka juga. Kalau sekarang tinggal aman-aman saja. “Terserah
dah mau jadi apa.” Tentu saja kalimat itu membuat saya merasa sebebas-bebasnya
dalam menapaki dunia ini. Tidak murung lagi dan selalu merasa bahagia.
3. Mewaraskan Diri
Ketika saya menulis, biasanya
segala pemikiran silam akan tergali lagi. Hal itulah yang membuat saya waras
bagi saya yang sering lupa akhir-akhir ini. Apa saja bisa dituangkan dalam
dunia blog. Mau itu sedih, bahagia, bahkan sengsara sekalipun bisa dituangkan.
Asalkan sesuai dengan konteks artikel yang ingin disampaikan. Pokoknya setelah
ngeblog saya menjadi orang yang lebih bahagia dari biasanya plus dapat berpikir
jernih sekaligus.
4. Tempat Mengaktualisasi Diri
Setiap kali ngeblog saya merasa
bangga karena berhasil menyampaikan sesuatu dengan kata-kata. Kemudian
mengolaborasikannya dengan desain grafis yang menarik dan pernak-pernik lainnya.
Setelah itu memposisikan diri saya sebagai pembaca yang butuh informasi. Saya ingin
menjadi orang yang bisa melakukan apa saja. Maka menulis blog merupakan jalan
ninja saya sebagai ajang mengaktualisasikan diri.
5. Sumber Penghasilan
`Ada rasa senang dan bangga
ketika melakukan hobi yang dibayar. Meskipun enggak banyak, setidaknya pernah
ada bahwa tulisan saya bisa menghasilkan uang dan bisa saya bagikan kebahagiaan
kepada keluarga saya. Sayangnya, saat ini saya hanya sekadar mimpi belaka untuk
mendapatkan penghasilan utama melalui ngeblogging.
Namun setelah mengenal kelas
kursus secara online tentang Freelance saya menjadi yakin suatu hari nanti
dalam waktu dekat bisa membuat kegiatan blogging ini menjadi sumber penghasilan
yang utama. Semoga saja, aamiin ya rabbal alamiin.
Itu saja yang bisa saya sampaikan
kali ini tentang alasan saya ngeblog saat ini. Terima kasih sudah membaca
curhatan saya dan jangan jenuh untuk mampir di setiap episode artikel yang saya
tuliskan.
Terima kasih, salam rindu.
Harumpuspita
Arti Nama Blog Diary Harumpuspita
Berkiprah di dunia perbloggingan merupakan hal yang paling
membaggakan dan mengasyikkan bagi saya. Sebab saya bisa bebas berekspresi dalam
menyampaikan sesuatu tanpa batas dan sekreatif mungkin. Terlebih lagi bisa
membantu banyak orang. Wuah, senangnya rasa hati saya seketika.
Nah, pada Ramadan pertama kali ini. Saya ingin
memperkenalkan lebih dalam tentang blog yang sedang ditekuni saat ini. Ya, biar
enggak gagu kalau ditanya blog Diary Harumpuspita itu isinya apa saja sih? Masa
iya, saya enggak bisa jawab.
Oke, kembali ke masa lalu ketika saya memutuskan menggunakan
nama Diary Harumpuspita.
Nama aslinya saya tuh Henny Puspita Sari, menemukan kata
Harum ketika SMA dulu. Ketika itu dipanggil oleh seorang guru. Henny Puspita
Sari Harum Mewangi Sepanjang Hari. Terbesit sebuah pemikiran bahwa asyik dong, ya
kan harumnya bisa sepanjang hari.
Mulai menulis sejak 2015 yang lalu. Ketika itu terjadi
perubahan besar dalam diri saya yang begitu baiknya merelakan mimpi demi orang
lain dan tidak memperjuangkan mimpi yang telah lama diazamkan. Sakit, itu sudah
pasti. Nyaris gila, itu juga sudah terlewati. Maka nama Diary Harumpuspita yang
terlahir sebagai nama domain blog saya merupakan wujud bentuk pencarian jati diri.
Dulu saya tidak bisa menulis sama sekali. Hobinya belajar
tentang ilmu alam, berkutat dengan angka, dan mengajari teman-teman yang
lainnya pasal pelajaran IPA. Kemampuan menguraikan tulisan dengan gaya bahasa
sederhana itu tidak terbayangkan sama sekali. Apalagi latar belakang sekolah
saya jelas-jelas bernuansa ilmiah. Mungkin kalau saya tidak salah jurusan. Saya
tidak menjadi penulis seperti sekarang ini.
Awal mula ketika menulis itu merupakan masa yang paling
sulit. Saya bahkan tidak punya seorang pun yang bisa menguatkan pundak dalam
dunia tulis menulis. Lingkungan saya tidak ada yang suka membaca dan penulis
dianggap tidak menghasilkan apa-apa. Enggak bisa makanlah dan sebagainya.
Walaupun begitu, saya tidak menyerah. Nama Diary
Harumpuspita ini jutsru mencakup pengambaran saudara saya. Saya punya dua abang
yang memiliki nama belakang Puspito dan adik perempuan yang juga memiliki nama
belakang Puspita. Maka Diary Harumpuspita ini juga merupakan penggambaran
keluarga saya juga bukan?
Lama ke lamaan. Setelah saya menulikan setiap kalimat negatif yang datang. Allah swt memberikan jalan bagi saya dengan mempertemukan saya
dengan orang-orang yang luar biasa. Siapa lagi jika bukan teman-teman penulis
lainnya. Merekalah yang membuat saya bersemangat dan terus menulis hingga saat
ini. Oleh karena itu, jika ada seorang penulis atau blogger yang mengikuti
media sosial saya. Saya akan mengikutinya balik dengan senang hati.
Nama blog Diary Harumpuspita ini lebih dekat dengan hal-hal
personal sebenarnya. Sebuah artikel perjalanan Harumpuspita, nama pena saya
dalam menjalani kehidupan. Apa sajalah pokoknya. Namun dalam waktu dekat ini
saya ingin menekuni sebuah hal-hal yang lebih spesifik. Supaya teman-teman yang
lainnya mudah mengenali saya.
Hal-hal yang dibahas di Diary Harumpuspita
1. Review Buku
Saya sangat suka mengulas sebuah
buku karena suka baca buku. Lagi pula, akhir-akhir ini saya sering lupa dengan
buku apa saja yang sudah dibaca. Maka mengulas sebuah buku yang sudah dibaca
bagi saya merupakan sebuah penanda bahwa saya sudah membaca buku tersebut.
Terlebih lagi pada hal penting yang ingin saya ambil di dalam buku tersebut.
Target selanjutnya setelah rajin
mengulas sebuah buku adalah menerbitkan sebuah buku. Maka review buku merupakan
jalan ninja saya menjadi seorang penulis buku.
2. Blog Review
Suka dengan hal yang baru.
Termasuk menjelajahi aplikasi tertentu. Bahkan di gawai saya sendiri penuh
dengan aplikasi yang lain dibandingkan foto pribadi. Bahkan saya lupa kapan
terakhir kali berfoto selfie sendiri. Kebanyakan berfoto bersama dengan yang
lain. Itu pun malu-malu.
3. Lomba Blog
Lomba blog membuat saya
berkecimpung dengan hal-hal yang baru. Bagi saya, hal itu sangat menarik dan
merupakan tantangan tersendiri dalam memperbaruhi pengetahuan. Asyiknya, saya
bisa belajar lebih banyak dari para peserta lomba blog yang lain. Maka lomba
blog ini merupakan jalan ninja saya menjadi blogger prosessional.
4. Mengulas tentang tanaman
Saya suka menanam dan kebetulan
Mama saya juga suka. Banyak sekali jenis tanaman ditanam di pekarangan rumah.
Rencananya, saya akan membuat artikel tentag tanaman yang saya temui di sini
dan sekaligus juga ingin punya usaha ke depannya.
5. Kuliner dan Travel
Kategori ini merupakan prioritas
terakhir bagi saya untuk saat ini. Suka masak, tapi malas karena belum memiliki
finansial yang memadai. Begitu juga travel, yang setidaknya memiliki uang
pegangan. Meskipun sebenarnya kategori artikel ini sangat mengasyikkan ketika
dijelajahi.
Kesimpulan
Arti nama domain ini merupakan hal yang paling penting bagi
saya dan menjadi sebuah identitas diri mau dikenal sebagai apa. Orang lain
memandang kita sebagai apa. Maka menunjukkan personal branding untuk domain
Diary Harumpuspita merupakan prioritas saya untuk saat ini.
Menghasilkan Uang dari Ngeblog, Kenapa Enggak?
Tema
pembahasan ini sengaja saya buat untuk sekadar mengetahui tujuan yang akan
dibidik ke depannya. Kalau kita punya impian yang jelas. Otomatis jalan menuju
ke arah tersebut akan mudah menemukan rutenya dibandingkan hanya sekadar
memiliki cita-cita sebagai seorang blogger yang berpenghasilan.
Harapannya,
setelah kita membahas tema ini. Kita
memiliki gambaran yang jelas mau ke arah mana blog ini dibawa.
Pembukaan
Awalnya
blog ini hanya sekadar sebagai tempat diary untuk menceritakan sesuatu bagi
penulis itu sendiri. Lama ke lamaan, blog berkembang menjadi tempat pencarian
informasi dan bisa dijadikan sebagai bahan rujukan. Pengunjung yang datang ke
blog pun semakin meningkat setiap harinya seiring bertambahnya jumlah penduduk
dan pesatnya teknologi. Maka sudah tidak diragukan lagi bahwa potensi
menghasilkan cuan melalui blog ini berpeluang besar.
Apa saja sih sumber penghasilan
dari blog itu?
1. Monestasi
melalui periklanan banner di blog
Pernah
gemas nggak kalau mengunjungi blog banyak iklannya? Semakin banyak malah
semakin gemas. Namun hal itu sangat menguntungkan bagi pemilik blog tersebut.
Semakin banyak iklan yang ditampilkan. Semakin besar pula penghasilan yang
didapatkan. Sama seperti saat kita menonton youtube. Eh, malah banyak iklannya.
Dikit-dikit iklan.
Kelebihan
dari monestasi ini adalah kita enggak perlu lelah mempromosikan blog kita. Itu
berarti penghasilan akan datang sendiri seiring berjalannya waktu.
Sekali
lagi, memikirkan untuk mencapai target tersebut sungguh menggiurkan. Namun
tidak mudah dilaksanakan. Apalagi blogger pemula seperti kita yang
keberadaannya saja jarang ditemukan. Otomatis yang datang juga jarang-jarang.
Yah, pahit-pahitnya kalau mau gajian rentang waktunya bisa setahun bahkan
hingga dua tahun. Kalau dikalkulasikan untuk memenuhi kebutuhan kita
sehari-hari pasti enggak memadai.
Monestasi untuk blog ini bisa dari google Adsense, Adnow, MediaNet, dll. .
2. Job
Event
Sama
juga serupa dengan endorsement. Bedanya ini tergantung pada klien yang meminta.
Penghasilannya juga tidak menentu. Kalau lagi banyak job, pendapatannya
lumayan. Kadang sebulan bisa dapat banyak. Nah, keuntungannya adalah tidak
perlu menunggu waktu lama untuk gajian. Kisaran yang dibayar oleh agensi
biasanya sekitar 75-500 ribu per artikel. Tergantung dengan kualitas blog kita.
Kalau blog kita memiliki pengunjung yang banyak setiap bulannya. Biasanya
dibayar mahal. Bahkan bisa lebih dari 500 ribu. Perlu diperhatikan bahwa
berpenghasilan dengan job event ini bukannya hanya sekadar rupiah belaka. Melainkan
bisa juga barang yang diberikan pihak agensi. Maka ukuran penghasilan pun
tentulah sudah pasti bisa dikalkulasikan jika barang tersebut terhitung
dirupiahkan.
Domain
yang top level termasuk .com biasanya lebih dihargai daripada domain yang
gratisan. Sebab kita bisa tahu sendirilah domain saja nyewanya per tahun. Jadi,
kalau dapat job event ini bisa lumayanlah. Hasilnya untuk perpanjang domain
bahkan nambah hosting.
3. Lomba
Blog
Ini
paling menarik sekali sebenarnya. Rasanya ngeri-ngeri sedap ketika saingan di
dunia per bloggingan bukanlah abal-abal. Melainkan para senior yang sudah lama
berkecimpung dan langganan menang dalam lomba blog. Biasanya para pemburu lomba
blog mengedepankan penampilan dan kualitas blognya. Beberapa blog yang ternama
sekali pun. Ada yang mengandalkan penghasilannya melalui lomba saja.
Hadiah
yang ditawarkan juga bervariasi. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Info seputar lomba blog yang sering update biasanya bisa dilihat di Instagram.
Kalau dihitung-hitung per bulannya bisa lebih dari 3 lomba.
4. Lain-lain
Ngeblog
sekalian jualan pun juga oke. Misalnya kita juga jualan nih. Yaudah buat
reviewnya dari blog pun bisa mengarahkan
langsung ke penjualan. Jadi ibaratnya kalau kita yang punya produk, kita sendiri
yang menyebarluaskannya. Bisa juga menawarkan jasa kita ke pengunjung.
Donasi
juga bisa menjadi pemasukkan di blog kita. Biasanya sih para blogger yang sudah
terkenal atau ia merupakan orang yang berjasa. Misalnya programmer yang
membagikan kode ngeblog. Ibaratnya ia merupakan sumber informasi yang terpecaya
atau seorang guru yang membagikan ilmunya melalui blog. Nah, biasanya mereka
menyediakan alamat donasi seiklasnya.
Penutup
Nah,
sampai di sinilah penghasilan di dunia perbloggingan yang bisa saya bagikan
kali ini. Intinya, penghasilan di dunia per bloggingan itu banyak cara dan bisa
dari mana saja. Poin pentingnya untuk dunia blog ini adalah pengunjung yang
datang itu bukan hanya dari Indonesia saja. Melainkan dari seluruh dunia. Maka
tidak heran bahwa para blogger itu memang harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang apa yang ia tuliskan.
Gambaran
tentang arus pemasukkan finansial untuk blog ini tentulah sudah bisa mengarahkan
kita untuk mencapai target dengan jelas. Bukan hanya satu cara saja yang bisa
dilakukan. Melainkan bisa ke semuanya kita garap. Kalau bisa sekalian
menghasilkan, kenapa enggak? Biasanya kalau sudah menargetkan arus pemasukkan
yang kita tuju. Selebihnya bakalan mengikut dengan sendirinya.
Daftar Isi Resensi Diary Harumpuspita
- Bag Kinantan-Sadar Finansial Pahami Alurnya, Nikmati Duitnya
- Dona Sikoembang-Running For Hope
- Erwina-Putus
- Susan Arisanti-Kasyaf
- Titi Sanaria-Di Simpang Jalan Dody dan Rhe
- Titi Sanaria-Midnight Prince
- Romantisme Bapak dan Ibu Negara (Habibie dan Ainun)
- Jabbar Ali Panggabean-The Changemakers Bersama Jabbar Ali Panggabean-New
Kaleidoskop Diary Harumpuspita 2020
Memulai suatu perkara, tampaknya yang paling sulit adalah mengumpulkan niat kemudian menjadikannya sebuah aksi.
Siapa sih yang tidak asing lagi dengan istilah kaleidoskop? Biasanya sih sering diperbincangkan di awal dan di akhir tahun.
Saya pun dulu juga bertanya-tanya perihal ini dulunya. Apa sih? Kok sepertinya enggak asing. Eh, ternyata kaleidoskop ini memiliki dua pengertian.
Menurut konsep fisikanya, kaleidoskop merupakan alat optik yang terbuat dari beberapa cermin yang dibentuk dengan sudut kemiringan tertentu sehingga menghasilkan pantulan sinar yang indah. Sedangkan menurut KBBI sendiri, kaleidoskop merupakan aneka peristiwa yang terjadi pada tahun lalu kemudian disajikan secara singkat.
Ah, menarik sekali bukan? Sama-sama menyampaikan sebuah pesan tentang apa yang terjadi di waktu dan tempat sebelumnya.
Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin berbincang sedikit pasal kaleidoskop Diary Harumpuspita sendiri. Wow, lebih spesifik dan terarah. Semoga saja enggak kebablasan menuliskan kaleidoskop sendiri. Kebanyakan soalnya, satu novel yang setebal 200 halaman pun enggak cukup ditulis.
Mari kita lanjut.
Hari bersejarah saya cuy. Pemilihan hari ulang tahun sendiri supaya enggak lupa. Itu sih kata teman saya yang juga merupakan selaku blogger juga. Nyatanya, pada hari itu saya harus mengorbankan sesuatu yang paling terpenting dalam keberlangsungan perjalanan. Lupa perpanjang SIM karena asyik menguruskan mengganti domain yang sebelumnya diaryharumpuspita.blogspot.com menjadi diaryharumpuspita.com. "Keren nih," pujuk hati ini berulang kali pada waktu itu seraya memantapkan diri.
Suatu putusan yang saya kira akan menjadi sebuah amunisi dalam berkarya dan terus menggali kreativitas maupun pengetahuan. Nyatanya, saya juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan monestisasi dari Adsense. Dah, auto galau juga deh. Kebahagian yang dibayar dengan mengorbankan kebahagiaan yang lain.
Hm, ya sudahlah. Apa lagi yang hendak dikata. Mana mungkin meraung di tengah jalan karena ini semua. Padahal ini semua berasal dari ketidakmawasan diri saya sendiri dalam memperhitungkan jangka panjang dan mengingat hal terpenting.
Pemilihan domain baru pun juga bukanlah asal-asalan. Ya, walaupun pada waktu itu saya belum tahu arah dan tujuannya ke mana. Setidaknya alamat blog ngetop yang sekarang ini bagi saya merupakan suatu hal gambaran keluarga. Hal ini pun tertuang dalam Harapan di Hari Blogger Nasional 2020.
Kalau sekarang ini, tentunya sudah belajar dong. Belajar dari kegagalan dan saya usahakan untuk tidak berada lagi di lingkaran yang sama. Weseh, mode auto sok bijak nih.
Ini sungguh tidak terduga. Akhirnya keterbatasan saya selama ini yang selalu bertemankan laptop lemotnya minta ampun segera mereda. Alhamdulillah, Ayah saya memberikan saya sebuah ponsel Galaxy A11. Saya pun auto enggak perlu lagi menangis dan merengek meminjam smarthphone kepada adik saya. Syukur tak terkira dan rasanya sungguh terharu.
the name of my smarthphone is 'My Baby' |
Ponsel inilah yang saat ini pun menemani saya mengerjakan skripsi dan mengerjakan apa saja deh. Fasilitas ini sungguh sangat membantu. Meskipun awalnya saya sungguh kebingungan mengalokasikannya untuk apa saja dan beradaptasi. Akhirnya bisa juga membuat batasan mana saja yang harus ditelusuri dan tidak.
"Kalau begini, kesempatan berkarir menjadi konten kreator berpeluang pesat dong," pikir saya pada waktu itu sebelum menjalaninya. Setelah dilalui ternyata perjalanannya sungguh panjang.
Sebuah keputusan bulat pun telah saya tetapkan mau dibawa ke mana arah tujuan blog ini. Ya, begitulah, dulunya saya bingung mau ngapain aja. Bahkan rencananya sih gado-gado malah. Hmm, ya acak adul dong. Tidak tahu mau ke mana arah dan tujuannya. Ujung-ujungnya konten curhat mulu. Yah, mana berfaedah dong. Pembaca kan ingin datang untuk mencari informasi, bukan untuk mendengarkan keluh kesah saya. #plak.
Mulai deh saya merancang untuk menuliskan artikel minimal tujuh ratus kata sekali update. Awalnya tuh sungguh bingung. Setelah dijalani malah sungguh asyik dan bahkan menuliskannya lebih dari 700 kata. Ide itu sering terlintas ketika dipertengahan jalan.
Oh, iya. Kembali ke tujuan blog ini. Sudah saya cantumkan kok di bio atas. Jadi pembaca enggak bingung tuh, blog ini akan membahas apa saja. Eh, saya kok malah pengen ikutan ingin travelling nih di kemudian hari. Cuma belum ketemu aja gitu partner yang cocok buat travelling dan ngonten bareng. Hm ...
Okey, skip. Lanjut ke pembahasan selanjutnya.
Nah di bulan ini saya mulai mengevaluasi blog. Ternyata memiliki tiga peningkatan artikel doang dari tahun sebelumnya. Wew, padahal lebih banyak di rumah loh. Seharusnya lebih banyak waktu luang di rumah buat nulis. Malah enggak ada efeknya sama sekali. Secara gitu, kita kan pada diterpa pandemi Covid. "Pasti ada yang salah nih," logika saya berusaha menimbang.
Ya, jiwa saya pun turun bertumbang pada waktu itu. Seolah terperangkap dalam belenggu dan tidak bisa melakukan apa-apa. Ini sungguh miris sekali. Bahkan saya pun sempat berniat untuk mengakhiri hidup pada waktu itu. Astaghfirullah ... Tenang, enggak begitu ekstrim kok. Saya cuma kepikiran untuk tidur terus dan berharap enggak akan bangun lagi. Eh, ternyata bangun lagi.
Ada kalanya malam akan berganti siang. Sedangkan kepayahan dan kesusahan itu akan berganti dengan kebahagiaan dan ketenangan suatu hari nanti.
Kilas balik perjalanan Diary Harumpuspita mungkin hanya itu saja yang bisa saya rangkum. Tidak terasa ya umurnya sudah mulai satu tahun saja. Rencananya sih ingin diperpanjang pas di tanggal 1 bulan depan. Namun setelah dipikir-pikir lagi enggak jadi deh.
Hari ulang tahun tuh lebih serunya untuk santai-santai tanpa ada gangguan bagi saya. Bukan sibuk sana-sini yang membuat hati runyam tidak karuan sampai melupakan hal terpenting.
Oh. iya. Kalau tentang perkembangan artikelnya sendiri sih hanya meningkat 3 artikel saja dari tahun sebelumnya. Harapannya sih ke depannya bisa jauh lebih baik lagi.
Oke, itu sajalah. Kira-kira artikel ini kurang panjang enggak ya?
Mana tahu kan ada yang kangen dengan tulisan saya. #plak.
Seratus Target di Tahun 2021
Ide itu seringan daun yang diterpa angin. Ia akan terbang begitu mudahnya bila tidak segera disimpan dengan segera
Berbicara mengenai sebuah target dalam hidup.
Siapa pun pasti memilikinya dan menginginkan target akan tercapai sesuai dengan
harapan. Hanya saja, tidak semua orang mampu menggapainya dan semua orang juga
memungkinkan untuk mewujudkannya.
Berada pada fase kegagalan berulang. Barangkali yang kita rancang adalah sebuah kegagalan.
Siapa yang tidak pernah gagal?
Ah, iya. Semua orang pasti pernah mengalami
kegagalan. Ada yang sekali gagal tidak ingin mengulang kedua kalinya dan
mencari yang lain. Ada pula yang ketika gagal akan mencoba kembali hingga
menemukan sebuah titik yang menentukan harus berhenti atau berjalan kembali.
Menariknya adalah ukuran keberanian yang bermain
peran di dalamnya. Seberapa kuat dan seberapa hebat orang tersebut itu mampu
melewatinya. Sedangkan orang yang bermental ciut auto kesingkir dengan sendirinya. Eh, termasuk juga saya. Subhanallah …
Semakin dipikirkan sekali lagi dan menimbang
dengan benar. Keputusan berupa untuk terus bergerak tanpa perlu membandingkan
dengan orang lain menjadi pilihan. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Mungkin
bisa sekelas Thomas Alva Edison barangkali dalam mencapai sesuatu jika ingin
berhasil. Seseorang yang tak pernah mengenal kata menyerah dalam menggapai
tujuan. Rasanya memang sungguh sulit sekali.
Hal yang paling sulit dilalui adalah melawan diri
sendiri. Kadang-kadang memang harus berperang dengan diri sendiri. Ketika
melawan rasa malas, takut, dan pemikiran negatif tentang suatu hal. Bahkan
menghadapi sebuah situasi ketika semesta tidak mendukung dalam memulai suatu
hal.
Tidak hanya sampai situ saja. Tantangan yang
lebih berat lagi adalah mempertahankannya secara konsisten. Seberapa kuat
seseorang itu dapat bertahan dan terus berjuang mempertahankan apa yang ia
lakukan. Mungkin contohnya tidak usah jauh-jauh. Misalnya mengerjakan tugas
setiap hari dengan pencapaian yang konsisten. Awalnya tidak terbiasa tuh. Lalu
membuat target seperti itu dan memulainya dengan semangat di awal. Ketika
berjalan tiga atau empat hari masih okelah. Eh, kita menuju hari yang keempat
dan seterusnya malah tidak dilakukan lagi. Semangat pun langsung ciut dan
mengecil.
Memang benar, suasana hati manusia itu tidaklah
sama di setiap keadaan. Bahkan semangat yang membara pun bisa saja langsung
ciut seketika di pertengahan jalan. Maka sudah menjadi sebuah keharusan untuk
selalu menjaga semangat juang itu tetap menyala.
Saya sendiri pun sering kesal pada diri sendiri.
Ketika menemukan sebuah kondisi yang selalu berulang seperti rasa malas,
rebahan, dan tidak berani melangkah. Hal yang paling sulit dilalui itu adalah
rasa kantuk dan bawaannya selalu ingin tidur. Hm, sedangkan memaksakan diri
dengan kafein terus-terusan pun rasanya hanya menyiksa diri.
Ada yang tidak beres nih. Setidaknya harus tegas
pada diri sendiri untuk tidak selalu terjebak dengan zona rebahan. Ya, tidak
ada yang bisa mengalahkan suatu kondisi semangat juang berasal dari diri
sendiri. Mungkin, pada sistem seperti itulah yang bisa diolah dan diperbaiki.
Saya memutuskan untuk membuat seratus target di
tahun 2021 ini. Sebuah target yang dituliskan secara terperinci. Mulai dari
hal-hal kecil hingga kompleks. Tentunya berusaha menuliskannya serealistis mungkin
supaya benar-benar terwujud. Paling tidak, angka pencapainnya bisa mencapai
50%.
Teman saya pun memberikan sebuah pernyataan bahwa
apa yang saya lakukan terlalu ekstrim dan itu sungguh melelahkan.
Setidaknya, ada yang perlu dicoba dalam diri saya
sendiri. Supaya lebih semangat dan tidak terus-terusan rebahan santuy lagi.
Rebahan itu memang sungguh menyenangkan. Setelah melewatinya baru tersadar
bahwa ada banyak hal yang telah dilewatkan begitu saja. Kemudian ujung-ujungnya
menyesal juga bersebab tidak menggunakan waktu sebaik mungkin.
Berikut ini merupakan target yang ingin dicapai pada tahun 2021.
Rute memutuskan target yang hendak dicapai
1. Membaginya ke dalam beberapa Hal
Sebelum membuatnya. Ada
banyak sekali yang ingin saya tuliskan sebenarnya. Ketika dituliskan dalam
bentuk bab per bab membuat ide bermunculan dan lebih terarah. Jadi bisa
sekalian langsung jalan tuh apa saja keinginan kita.
2.
Realistis berdasarkan pengalaman
Pengalaman yang tertulis dalam buku catatan
Realistis adalah sesuatu
yang bisa diterima secara akal dan sesuai dengan kenyataan. Jika dulunya saya
membuat rencana secara asal berani saja. Kini saya membuatnya berdasarkan
pengalaman yang pernah dilalui. Heseh, pengalaman juga yang bisa diandalkan
dalam menentukan pilihan. Walaupun begitu, bukan berarti saya tidak membuat
suatu target berdasarkan pengalaman saja. Ya, kalau belum ada pengalaman bisa juga
dicoba untuk membentuk sebuah pengalaman.
3. Jangka panjang dan pendek
Perencanaan yang akan menentukan passion
Perencanaan yang paling
mudah digapai adalah perencanaan jangka pendek. Namun jangan lupa bahwa
perencanaan itu pastilah memiliki dampak di kemudian hari. Maka dampaknya
memang harus dipikirkan juga. Misalnya target membaca. Jenis bacaan apakah yang
selalu dibaca saat ini dan pengetahuan apa yang terbentuk di masa depan nanti.
Alangkah baiknya jika singkron dengan passion di masa depan nanti.
Nah, ini sajalah yang bisa saya sampaikan. Semoga target apa saja, termasuk impian yang tertunda akan segera terwujud di tahun 2021 ini. Aamiin ya rabbal alamiin.
Harapan di Hari Blogger Nasional
Ah, rasanya memang sudah lama sekali saya tidak menulis di blog lagi. Padahal dulu di awal-awal ketika akhir tahun 2019 hingga memiliki top level domain pun lumayan rajinlah. Eh, ketika sudah top level domain malah malas-malasan. Weleh, skip dulu ya kan.
Empat Alasan Mengapa Orang Harus Membaca
Saya juga tipe orang yang malas membaca sebenarnya. Setiap kali membaca malah merasa mengantuk. Seolah bacaan tersebut sebagai pengantar tidur. Padahal saya sendiri belum ingin tidur.
Ayat yang pertama kali turun adalah perihal membaca dalam surah Al’Alaq.
Iqra’ bismirabbikalladzii khalaq
“Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu.”
Padahal Rasulullah saw tidak dapat membaca pada saat itu.
Hal yang terlintas dalam benak adalah tentang Mengapa?
Ada apa dengan membaca?
Membaca dapat memberikan sebuah informasi kepada diri tanpa harus ribut
Membaca dapat menenangkan suasana
Membaca dapat memperkaya ilmu
Ada sebuah motivasi membaca dari Mbak Najwa.
4. Sebagai bahan untuk menulis
Tulisan tanpa ada riset itu rasanya begitu hambar. Meskipun tulisan fiksi sekalipun. Imajinasi bukanlah imajinasi biasa saja tanpa perlu membaca bagian yang menjadi garis singgung objek penulisan. Misalnya cerita tentang detektif. Setidaknya harus membaca terlebih dahulu bagaimana cara detektif melaksanakan tugasnya. Kemudian kasus apa saja yang biasa mereka tangani.
Begitu pula menulis buku non fiksi. Harus lebih banyak lagi mencantumkan sumber bacaan dalam tulisan. Sebab tulisan yang kaya akan sumber akan membuat pembaca merasa yakin bahwa tulisan tersebut merupakan kebenaran. Jika memang tulisan kita itu benar. Maka akan ada banyak orang yang akan mengikuti petunjuk benar seperti yang penulis lakukan. Jika salah, maka pembaca pun juga ikutan salah. Maka jangan sampai tulisan kita itu menyesatkan hanya karena kurangnya riset atau malah membuat pembaca semakin bingung.
Orang yang suka membaca pun akan terbiasa mengolah informasi. Selain itu bisa memunculkan ide-ide segar kembali. Ibaratnya, sebuah bahan bacaan akan memberikan pancingan pada penulis untuk menulis. Ide-idenya sudah ada. Tinggal merangkai saja sesuai dengan kreativitas. Hal ini pun juga bisa menjadi solusi ketika mengalami writer block alias mentok dalam menulis.
Ada banyak jenis bacaan yang tersedia dalam era digitilasasi ini. Tinggal kita sendiri yang memilahnya dan menjadikan diri semakin lebih maju dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Jika hari ini masih belum suka membaca. Yuks, sama sama memiliki keinginan membaca terlebih dahulu. Secara sendirinya, hati perlahan-lahan akan tergerak untuk membaca. Bahkan membuka hati pada dunia dan menelusuri apa yang ada.
Ambisius Si Pemicu Profesional
Berbicara
menekuni sebuah bidang. Tingkat profesional inilah yang menjadi patokan dalam
tujuan itu sendiri. Ketika seseorang memiliki keahlian di bidang tertentu.
Kita pasti
pernah mendengar istilah profesor yang ada di kampus dan selalu menjadi
pembicara pada acara tertentu. Tentunya gaji yang mereka dapatkan lumayanlah. Tidak
seperti pemula yang kadang kerja lembur dan proses berdarah-darah, tetapi
mendapatkan hasil yang sedikit. Sungguh miris sekali.
Berusaha menyabarkan
hati dengan tumpang tindih dari segala proses. Perjuangan pun menjadi terasa
sakit. Jika tidak tahan, beberapa di antara pejuang seperti mereka memilih
mundur.
Penulis adalah
sebuah profesi yang tidak dilakukan dengan mondar-mandir. Bekerja di depan
laptop dengan skenario menggabungkan kreativitas di dalam pemikiran. Tempatnya juga
fleksibel. Namun jangan mengira jika penulis hanya berpatokan pada laptop saja.
Mereka juga butuh inspirasi dan dapat didapatkan dengan cara apa saja. Salah
satunya adalah jalan-jalan dan melakukan apa saja yang mereka sukai.
Bermula ketika
keinginan hadir dalam diri. Awalnya hanya sekedar mengetahui. Lama-lama merasa
tertarik dan tertantang untuk menekuninya. Harapannya, hobi yang selama ini
dikerjakan bisa menjadi penghasilan nantinya.
Kita tidak bisa
terus-terusan mengerjakan sesuatu yang disukai tetapi tidak menghasilkan
apa-apa. Terlebih lagi dalam dunia metropolitan persaingan semakin ketat. Bukan
lagi mereka yang bekerja lambat dan berkualitas, tetapi siapa yang cepat dan
berkualitas. Mau tidak mau, jika ingin segera mencapai impian. Harus secara
sigap mengerjakannya dan terus berlatih.
Jangan takut
untuk memulai ketika sudah mengazamkan suatu hal. Begitulah prinsip untuk
menggapai impian secepatnya. Tidak perlu menunggu orang lain untuk bertindak
duluan, tetapi diri sendiri. Rasa ambisius pun akan datang dengan sendirinya. Rasanya
ingin mendapatkan keinginan secepatnya. Jika tidak, akan ada banyak hal yang
terbuang secara sia-sia, terutama waktu yang tidak akan bisa kembali lagi.
1. Persempit Keinginan
Keinginan tanpa disertai dengan tindakan hanyalah menjadi angan-angan saja
Hanya sekedar keinginan, tetapi tidak
disertai keberhasilan. Ujung-ujungnya akan menjadi kesia-siaan belaka. Sungguh miris
sekali jika itu terjadi.
Ketika mengazamkan keinginan dalam diri. Tentulah harus disertai dengan rencana untuk menggapainya. Keinginan ini juga
harus disertai dengan semangat juang untuk mewujudkannya dan seberapa besar ambisiusnya
seseorang.
Ketika kita masih kecil. Ada beberapa
pertanyaan yang mulai dipertanyakan oleh guru ataupun orang tua. Kalau sudah
besar nanti inginnya menjadi apa? Dokter, guru, pilot, atau polisi?
Maka cara yang paling cepat untuk menggapai keinginan adalah mempersempit rasa keinginan itu. Namun berada di posisi tertinggi. Misalnya penulis profesional, petani profesional, chef profesional, dan apa pun hal itu harus bisa profesional. Termasuk dalam pekerjaan domestik sekalipun. Tugas rumah harus dikerjakan dalam tempo sesingkatnya dan tepat waktu.
Ketika berusaha mencapai tujuan. Takaran seberapa
besar keinginan pula yang menjadi pendorong keberhasilan. Saat seseorang itu
sudah hampir mencapai keinginannya. Maka semakin besar keinginannya juga.
Sekilas tentang pengalaman saya dalam
proses menekuni sebuah tulisan. Pertama sekali hanya sekedar iseng-iseng
belaka. Lambat laun malah berujung menjadi ambisius untuk menggapai cita-cita. Penulis
terkenal, mengapa tidak? Mengapa saya hanya menjadi seorang penulis buku diary
yang pembacanya hanya sendiri? Kenapa saya tidak menulis dan dibaca jutaan
orang dan menginspirasi? Tulisan ini seharusnya bisa lebih bermanfaat ke
depannya.
Apa pun itu keinginannya. Persempitlah menjadi
sebuah titik tertinggi untuk menggapainya. Jangan ragu untuk menyemai
keinginan.
2. Menargetkan
waktu keberhasilan
Ketika seseorang
itu mencapai tujuannya. Ia memang harus belajar banyak hal sebagai bekal
perjalanannya. Cara belajar dan mengulangi inilah yang terkadang menjadi waktu
yang kita punya menjadi terasa sempit. Tidak bisa dilakukan hanya sekali jalan
saja, tetapi memang dilakukan dengan berulang kali berjalan. Jatuh, bangkit,
jatuh, bangkit lagi. Begitulah seterusnya sampai kita menemukan titik dari
tujuan itu sendiri.
Bagi saya
manajemen waktu ini tidak mudah. Perlu keberanian untuk memulainya dan
terkadang melalui skenario banyak drama. Saya dulunya menulis hanya beberapa
waktu saja ketika dalam seminggu. Pencarian ide pun juga seminggu juga. Namun karena
keinginan untuk mencapai tujuan itu besar. Saya mulai menulis dan berlatih
setiap hari. Tentukan juga waktu belajarnya untuk meningkatkan kedisplinan. Mulai
dari satu hingga empat jam setiap hari.
Pasanglah
tenggat waktu tertentu untuk menggapai tujuan itu sendiri. Misalnya dalam waktu
beberapa minggu atau bulan harus sudah menyelesaikan ini itu. Keberhasilan adalah
mereka yang mampu menyelesaikan tugasnya. Kalau misalnya ada sebuah keinginan
pencapain finansial. Misalnya mendapatkan uang sekian juta dari pekerjaan yang
kita tekuni. Anggaplah itu sebagai bonus.
Namun ketika
saya menyelesaikannya tetapi tidak menghasilkan uang dari pekerjaan menulis
itu. Saya tidak perlu bersedih. Sebab saya merupakan pemenang dalam diri saya.
3. Jaga
Semangat
Ketika kita
sudah memiliki keinginan dan target untuk menggapai tujuan. Prosesnya pasti ada
hambatan tersendiri. Mulai dari hal-hal yang tidak diinginkan dari luar. Hingga
semangat yang mulai menciut dari dalam diri sendiri. Tentunya kita tidak ingin
menyerah begitu saja. apalagi membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan
semangat juang itu.
Cara yang
pertama untuk menjaga semangat adalah memberikan reward dan pusnishment
kepada diri sendiri. Misalnya kalau sudah menyelesaikannya, kita bisa
mendapatkan sesuatu. Bisa itu makan makanan lebih mahal atau melakukan hal yang
membuat bahagia. Ketika tidak menyelesaikannya kita akan mendapatkan pekerjaan
menumpuk dan sesuatu yang merugikan diri sendiri.
Bagi saya, reward dan punishment ini merupakan hal berbeda. Jika berhasil
menyelesaikannya. Saya akan mendapatkan rasa bahagia tidak terkira dan lepas
dari tanggung jawab pekerjaan itu. Hati merasa damai dan tentram. Namun ketika
tidak menyelesaikannya, saya akan mendapatkan rasa penyesalan yang berlimpah
dan kepercayaan diri yang menurun.
Cara yang kedua
adalah mengelilingi diri kita dengan sesama profesi ditekuni. Sebab saya
memilih berkecimpung di dunia tulisan. Maka pertemanan di media sosial dengan
nama pena pun sengaja mengikuti para penulis lainnya. Supaya ada tantangan
tersendiri dan motivasi juga dari mereka melalui postingannya. Sehingga rasa
semangat itu menjadi terjaga.
Jadilah
sosok ambisius untuk menjadi sosok profesional itu sendiri.