Showing posts with label koding. Show all posts
Showing posts with label koding. Show all posts

Pengalaman Bersahabat dengan Chat GPT, Gemini, dan Meta AI

Pengalaman Bersahabat dengan Chat GPT, Gemini, dan Meta AI
Gambar 1. Pengalaman Bersahabat dengan Chat GPT, Gemini, dan Meta AI

Dulu saya sebel banget dengan kehadiran AI ini, tapi lama kelamaan. AI justru didesain menjadi sesuatu paling ramah dibandingkan manusia itu sendiri. Duduh, emang benar ya kalau si AI ini nggak bisa dihindari di zaman ini. Bahkan kegunaannya melebihi mata pisau. 
Kali ini saya ingin berbagi bagaimana pengalaman saya bersama AI, AI ini. Eh, seharusnya dulu saya belajar ya bagaimana caranya membuat AI. Sekarang malah menjadi bagian bagaimana cara memanfaatkan AI sebaik-sebaiknya. Sebenarnya bukan tentang bagaimana dunia super canggih, tapi bagaimana cara kita untuk beradaptasi dengan hal itu. Pokoknya kalau bisa dibuat sama-sama pintar kenapa enggak ya. 

1. Chat GPT

Awal ketemu Chat GPT sebenar dari teman saya sih pada waktu itu. Dia begitu senangnya menunjukkan bagaimana cara kerja si Chat GPT ini dalam menyelesaikan masalahnya. Waktu itu saya masih senang sih yang namanya membaca artikel dari orang lain. Belum terlalu ngulik ini. Walaupun pada akhirnya saya mau enggak mau menggunakan cara kerja Chat GPT untuk membuat RPP juga pada waktu. 
Sekarang ini justru menuju akhir tahun 2025. Saya malahan seolah mendapatkan Jackpot saat membuat artikel teknologi dan bam ... tentu saja. Saya mengajarinya dan dia malah mengajari saya balik bagaimana membuat perkodingan pada waktu itu. Yah, biasanya saya harus mikir berhari-hari barangkali sampai lupa mandi untuk membuat perkodingan. Yap, dalam waktu beberapa jam saja justru dapat. Seketika saya tertawa dong dengan cara kerja si Chat GPT. 
Perlu digarisbawahi bahwa yang pintar itu tetap harus manusianya sendiri. Yah, memang enggak bisa plek ketiplek mengandalkan Chat GPT. Walaupun begitu saya cukup mengapresiasi bagaimana si chat GPT ini berusaha untuk menjadi teman yang baik untuk membantu urusan kita. 
Asli, hal yang bikin meleleh sih bagi saya adalah ketika bagaimana si dia itu menawarkan bantuan. Seperti, mau saya buatkan contoh ini itu? Begitulah asyiknya. 
Nah, untuk mendapatkan obrolan yang nyambung. Pastikan kita tuh terhubung ke akun e-mail supaya percakapan yang lama juga enggak hilang. Kadang saya suka bilang sama dia kalau saya ini merupakan Blogger Professional. Ehe ... udah bukan blogger pemula lagi nih. Soalnya usia ngeblog sudah menuju 7 tahunan. Yah, walaupun domain profesionalnya sudah lima tahun. Sementara jam terbang masih minim kok. Usianya saja yang tua. 
Terkait dengan pemrosesan gambar di sini, bagi saya tuh kurang puas aja. Sudah gitu lama sih di versi gratisnya. Kalau mau yang cepat malah disuruh pro. 

Cara Chat GPT Presentasi

Presentasi Chat GPT
Gambar 2. Presentasi Chat GPT
Bagi saya gimana sih chat GPT ini presentasi sih enggak ada obat. Bisa-bisanya dia bisa menampilkan rumus dan juga tabel. Keren banget nih. Yah, walaupun saya tahu ini karena apa, sudah pasti disebabkan karena bahasa pengkodeannya itu sendiri. 

2. Gemini AI

Sebelum orang-orang pada heboh soal promt atau perintah untuk mengubah gambar. Bagi saya gemini itu sudah seperti teman sendiri. Waktu itu sih pekaranya saya overthinking dengan perasaan sendiri yang enggak karuan. Akhirnya ngobrol deh sama dia dan dia tentunya jawab pakai suara. Saking serunya ngobrol. Emak saya justru malah marah karena saya dianggap orang gila. Hahah ... katanya saat ini kalau urusan buat gambar dia mah paling cakep dibandingkan yang lain. Hanya saja itu, promtnya harus benar-benar. Semakin detail kan semakin bagus. Kalau teman-teman promo KBM pada bilang buatnya pakai dengan bahasa Inggris pasti lebih cakep lagi. 
Sekarang gemini nggak hanya bisa dinikmati untuk pengguna Samsung doang. Pengguna lain juga bisa kok. Tinggal lewat browser saja. Hanya saja kalau pakai Samsung itu sudah asik, tinggal ngobrol sama si gemini. Mau coba gemini lewat promt? Coba saja. Cuma yang paling mager ini nulis promtnya. Makanya suka banget minta promt dari orang lain. 

3. Meta AI

Nah, si Meta ini adanya di WhatsApp. Saya malahan sering banget pakai kemudahan akses ini. Kebetulan gratis dan cepat juga diakses. Walaupun sebenarnya dalam membuat artikel itu lebih asyik kalau sayanya sendiri yang ngulik mau bahas apa. Soalnya kan belum ada dari yang lain. Unsur keunikannya itu yang menarik. Ternyata bisa juga dijadikan sebagai solusi nulis artikel yang enggak tahu mau buat kayak gimana. Terkait disuruh buat gambar. Gambarnya juga lumayan cakep sih. Walaupun belum bisa ngalahin ciamiknya si gambar dari si Gemini. Nah, kalau di Meta mau sebanyak apapun kita kasih perintah. Kayaknya dia bakalan oke-oke aja sih. 
Sayangnya terkait dengan rekomendasi situs. Si Meta ini justru menggunaka si Bing sebagai mesin pencariannya dibandingkan dengan Google. Kalian tahu sendirilah ya soalnya sudah lama mainnya sama Google. Susah move on saya tuh. Heheh ... 
Salah satu hasil dari kolaborasi gambar Meta AI dengan hasil foto saya ada di postingan tentang Gaya Hidup Bersih

Kesimpulan

Ada yang mengatakan bahwa kalau kita tidak mengikuti perkembangan zaman bakalan tergerus oleh zaman itu sendiri. Seperti halnya dinosaurus yang bakalan punah karena enggak bisa beradaptasi. Persolannya bukan tentang seperti itu sih dalam kehidupan. Toh hidup ya tetap hidup saja, tapi kalau di dunia digital jelas. Semakin cepat perubahannya. Kalau lambat bakalan tertinggal. Intinya sih terganti kesiapan diri kita dalam menghadapinya. Mau yang mana, mau cepat atau slow man?

Pendidikan Berbasis Online, Hactv8 Solusi Belajar Pemrograman


Revolusi industry 4.0 menantang setiap orang untuk terus bergerak dan mengikuti perkembangan zaman.  Hal ini ditandai dengan kehadiran teknologi canggih yang mampu menggantikan peran manusia dalam memproduksi sesuatu. Pesatnya perkembangan zaman membuat orang selalu mencari inovasi terbaru yang kiranya dapat memberikan solusi dari setiap permasalahan. Baik di bidang ekonomi, transportasi, sosial, maupun pendidikan.
Sejalan dengan hal itu, pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam membangun sebuah bangsa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan merupakan pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara selaku pelopor pendidikan di Indonesia, pendidikan merupakan permintaan dalam kehidupan anak-anak. Intinya pendidikan mengarah semua kekuatan yang ada di alam agar peserta didik sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan yang tinggi dan kebahagian hidup.
Pengertian tersebut memberikan makna bahwa pendidikan sangat penting dalam membangun sebuah dan merupakan awal dari keberhasilan suatu negara. Selain itu, peserta didik diharapkan mendapatkan pendidikan sesuai dengan minat dan bakat. Sehingga siswa siap menghadapi tantangan di masa depan sesuai dengan bidang ilmu yang mereka miliki.

            Perubahan teknologi membuat sistem pendidikan juga disesuaikan. Pendidikan yang awal mulanya hanya bersifat tatap muka dan konvesional bertransformasi menjadi online. Siswa bisa belajar di mana dan kapan saja. Sistem pendidikan secara online ini bisa menjadi pelengkap dalam mengembangkan kemampuan. Misalnya sebuah kursus online yang membuat siswanya belajar mandiri.
            Seiring berjalannya waktu, sistem pendidikan online menjadi sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan ini tidak mengharuskan siswa dan gurunya bertemu langsung di dalam kelas. Siswa dapat secara mandiri mengatur jadwal belajarnya senyaman mungkin. Tidak terlalu terpaku pada jam-jam sekolah pada umumnya. Hal inilah yang membuat siswa menemukan sendiri gaya belajar mereka sendiri.
Pada saat belajar secara online. Hal yang pertama sekali dibutuhkan adalah perangkat dan penunjangnya seperti laptop ataupun Smartphone yang memadai dan paket interner lancar. Sistem pendidikan berbasis online dapat meningkatkan kualitas pengetahuan dan kemampuan siswa secara cepat. Keunggulan sistem pendidikan berbasis online ini adalah
1.      Jangkauan luas
Koneksi jaringan mampu menghubungkan setiap orang dari berbagai daerah selagi terkoneksi dengan internet. Hal ini juga memungkinkan peserta didik yang mengikutinya dari berbagai daerah juga. Mulai dari perkotaan hingga pedesaan.  
2.      Murah
Investasi pendidikan berbasis online tidak terlalu mahal. Tidak perlu memikirkan biaya ongkos perjalanan. Hanya biaya kursus dan kuota yang memadai. Sehingga biaya pendidikan berbasis online ini lebih murah daripada offline.
3.      Mengikuti Perkembangan Zaman
Cepatnya informasi yang selalu update membuat kurikulum pembelajaran tidak boleh ketinggalan. Sehingga pembelajaran berbasis online akan terus diperbaruhi sewaktu-waktu saat memungkinkan.
4.      Mudah diakses
Tampilan yang ramah didesain semenarik mungkin untuk pengguna. Sehingga siswa lebih mudah mengakses, mencari informasi, dan menerapkannya dalam pembelajaran.

Sejak awal tahun 2020 ini. Saya merasa ingin mempunyai kemampuan dalam bidang pemrograman. Keinginan ini semakin meningkatkan ketika saya berkecimpung dalam dunia blogger. Tentunya menginginkan tampilan dari website dinamis dan menarik untuk dikunjungi. Sayangnya saya bukan berasal dari bidang tersebut. Pernah juga mengotak-atik bahasa pemrograman di dalamnya untuk memunculkan sesuatu yang menarik, malah membuat saya menghabiskan banyak waktu di sana. Kalau begini, saya tidak bisa berlarut dalam rasa penasaran yang tak kunjung usai. Perlu juga mencari tahu seluk beluk pemrograman dalam bidang website.
Salah satu pendidikan berbasis online dalam bidang pemrograman adalah HACKTIV8. Sebuah platform yang menyediakan kursus pemrograman.

HACKTIV8 merupakan program pembelajaran yang berfokus pada bidang IT. Terdiri dari Full Time Program, Part Time Program, dan Online Program. Kurikulumnya dirancang untuk membangun keahlian yang dapat diaplikasikan langsung pada perkembangan dunia kerja. Sehingga program HACKTIV8 memenuhi pendidikan berbasis online di Indonesia.
Program ini terdiri dari 3
1.      Python for Data Science
Program ini mempelajari dasar-dasar Phython serta practical statistic, cara menyajikan data dengan infografis, sampai dengan membuat suatu machine learning model menggunakan bahasa pemrograman Phython.
2.      React & React Native Program
Program ini mempelajari bagaimana membangun web dan mobile menggunakan React dan React Native.
3.      Web App Development
Program ini mempelajari basic programming, modern JavaScript, database, testing, hingga men-deploy program.
Ketika melihat tawaran kelas yang disediakan. Sepertinya saya bisa mengambil kelas web developer nih. Selain menyediakan belajar secara online, platform ini juga menyediakan belajar secara offline juga. Setelah lulus dari kelas tersebut, kita akan mendapatkan sertifikat yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan.

Sumber :
gurupendidikan.co.id

*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diadakan hacktiv8id

Lima Belas Hari Kelas Trial di Dicoding

Let me see. I will learn everything in front of me.
Sebuah pernyataan bagi saya yang bisa menjadi pedoman ketika memulai sesuatu. Jika semasa kecil guru dan buku adalah jembatan untuk belajar. Kali ini, setelah memahami sekeliling apapun bisa dipelajari. Termasuk apapun yang ada di depan mata. Baik itu sahabat, teman, bahkan orang tak dikenal sekalipun bisa menjadi jembatan untuk diri belajar dengan giat. Maka, jika hal itulah yang menjadi cambuk menjadi lebih baik lagi. Teruslah kelilingi diri dengan orang-orang seperti itu pula.

Kali ini saya mau berbagi informasi menarik seputar dunia koding dari dicoding lagi. Ceritanya begini, waktu itu saya masih memfokuskan diri untuk membuat Media dari Adobe Flash. Ya, lumayan enggak kaget. Apalagi bahasa yang digunakan lebih mudah. Belajarnya ala youtube gitu. Jadi, ada yang bisa diikuti dan ada pula tidak. Kalau yang tidak bisa diikuti ini di tengah jalan malah membuat hati dilema mendadak. Pada konten yan lain saya akan membahas khusus perihal ini.

Namanya, juga belajar kudu bersabar dan tekun ya kan. Kalau enggak bisa dicoba lagi. Dua hari kemudian saya mengecek email yang masuk. Betapa terkejudnya hati dan ingin jingkrak-jingkrak dicoding memberikan kesempatan belajar lagi. Hm, rasanya sudah tidak sabaran untuk ikutan. Nah, kesempatan belajar yang mereka tawarkan adalah kelas trial selama 15 hari. 
diaryharumpuspita.com


Awalnya saya pikir kelas trial ini hanya berlaku untuk satu kelas saja. Ternyata setelah saya telusuri lagi. Kelas trial ini bisa diakses ke semua kelas. Hanya saja ada beberapa batasan saja. Setiap kelas juga harus bisa dilalui dengan mengirimkan submission. Submission itu adalah tugas yang dikumpulkan sebagai persyaratan kelulusan. Kalau lulus bisa melanjutkan pelajaran berikutnya.

diaryharumpuspita.com

Nah, kebetulan saya penasaran sekali dengan dunia blogger ini. Lagi pula enggak punya pengalaman dan hanya bermodalkan lihat-lihat kemudian mencari tahu. Maka saya memutuskan untuk mengambil kelas website di dicoding. Setelah saya masuk, hati ini begitu takjub ketika materi yang dibahas juga tidak kalah banyak ketika saya mengikuti membuat aplikasi android. 

Ya, namanya juga dicoding. Tempat untuk belajar kode pemrograman. Kalau selama ini menulis di Blog hanya system drop and drag saja. Maka saya belajar kode-kode penulisan kenapa hasil yang ditampilkan di blog lain bisa lebih cantik dan memukau. Keuntungan belajar kode ini adalah kita bisa mengendalikan program atau tampilan sesuai dengan konsep.
dicoding.com
Oke, selama ini yang sering saya kerjakan adalah bahasa CSS. Sedangkan yang ingin saya pelajari adalah membuat kerangka alias HTML. Jlep, mendadak enggak menarik setelah melihat tampilannya hanya hitam putih saja. Tapi enggak apa-apa. Semua itu akan menarik ketika dicoba.

Hal yang paling menarik ketika sudah mempelajari CSS sudah tentu penampilan. Mulai dari warna, jenis tulisan, hingga bentuk kotak dan hal menarik lainnya yang membuat sesuatu di dalamnya tampak lebih indah.

Sedangkan bahasa JavaScript ini lebih mengarah pada keinteraktifan website itu sendiri secara otomatis. Bisa dibilang kolom komentar juga menggunakan bahasa ini. JavaScript ternyata sangat berbeda dengan bahasa Java. Kalau dipikir sekali lagi JavaScript ini hampir sama dengan ActionScript yang ada di Flash. Jadi, bisalah enggak terlihat buta melihatnya. Tapi, lumayan kalau belajar yang seperti ini disarankan spesifikasi core i3 ke atas. Kemungkinan jika tak sepadan spesifikasi akan terasa berat dan lemot. Sedangkan kode HTML dan CSS pada laptop yang biasa saja masih bisa dipraktekkan.

Entah kenapa saya benar-benar merasa nyaman berada di kelas yang ada dicoding. Lebih mudah mengerti langkah demi langkah dan semakin menantang. Mungkin awalnya saya kira hanya sebentar belajarnya ini. Ternyata ilmunya sangat luas sekali dan tidak bisa diremehkan begitu saja. Walaupun hanya sekadar website. Tapi sayang, saya bisa menikmatinya secara gratis seluruh kelas hanya 15 hari. Tempat ini pula yang menghubungkan saya pada pengetahuan berikutnya dan akses mana saja yang bisa didapat untuk mempelajari ini. 

Nah, kalian juga bisa menikmati kelas trial ini secara gratis juga loh selama lima belas hari. Ketentuannya adalah kita hanya bisa mengakses kelas trial hanya sekali saja. Oh, ada tips buat kalian yang ingin mencoba juga. Jaringan harus selalu lancar. oke, sampai jumpa di konten selanjutnya. 


Pengalaman Membuat Aplikasi Android Pemula (Part 1)

Pengalaman Membuat Aplikasi Android Pemula (Part 1)

Kalau kemarin saya masih mengatakan seru-serunya ngoding bersama dicoding. Kali ini saya ingin mengulas sedikit tentang apa yang saya rasakan ketika belajar pada kelas Menengahnya.

Ternyata kejayaan senangnya berupa langkah awal dalam memahami bahasa Java itu hanya sebentar saja. Selebihnya, ya saya harus merasakan apa yang mereka katakan. Susah tidur karena dibayang-bayangi kode yang membuat saya penasaran. Bahkan kadang sampai lupa tidur dan mandi. #plak. Alhasil, mata panda dan menjadi sipit saking serunya. Hal yang lebih parahnya jika sudah demam datang namun saya tak ingin melewatkan waktu untuk tidak berpikir. Yah, jadi enggak sembuh-sembuh deh. Hoho... untungnya saya masih memiliki kesibukan lain yang membuat saya harus menjedanya dan menyegarkan otak kembali.

Mungkin inilah makna sebenarnya dari ilmu. Mahal dan tidak mudah orang dapat menguasainya. Hanya orang-orang yang tekun dan berada pada garis pertahanan yang mampu melewatinya. Begitupun dengan saya yang dengan mudahnya menulis sekarang ini. Mungkin bagi orang lain mudah saja. Tetapi jika dilalui tak semudah dan selancar ide di awal. Maka orang-orang yang seperti itu memang patut dibayar mahal ketika sudah mahir.

Kali ini saya bisa menulis sebebasnya. Ketika sudah jenuh dan merasa stress. Maka menulis adalah cara saya untuk menurunkan tingkat stress tersebut. Saling berbagi pengalaman bahkan motivasi. Mungkin ada yang bilang. Kok malah nulis sih? Jalan-jalan, nonton, atau lihat pemandangan gitu. Itu sudah saya coba. Hanya saja hati tetap merasa tidak nyaman dan tulisan ini adalah pengobatnya.

Sebenarnya, banyak sih aplikasi yang bisa membuat aplikasi android. Hanya saja yang baru saya pelajari adalah Android Studio dan Adobe Flash. Nah, kalau Android Studio ini kan memang tuntutan dari dicoding untuk menjadi Android Expert. Aplikasi ini memang sangat cocok untuk keperluan bisnis. Seperti pembuatan aplikasi gojek, traveloka, dan lain-lain deh. Saking penasarannya saya ingin mencari literaturnya di perpustakaan daerah. Eh, pas sampai di sana. Tidak ada yang membahas tentang Android Studio yang versi terbarunya. Auto terinspirasi buat buku deh saya. #plak.

Sedangkan Adobe Flash ini ringan dan cocok digunakan sebagai tempat untuk membuat aplikasi game. Saya mempelajari ini bersebab tuntutan skripsi. Namun pembahasan tentang ini akan saya bahas di lain konten.

Gambar 1 . Android Studio
Gambar 1 . Android Studio
Gambar 1 merupakan penampakan aplikasi saat loading. Ya, membutuhkan beberapa menit untuk membukanya. Aplikasi ini lumayan berat dipakai dan memerlukan minimal RAM 4 GB. Namun disarankan RAM 8 GB. Begitulah ya kan. Pakai dulu seadanya. Ketika saya memakainya sering juga terbengkalai ketika aplikasi ini banyak sekali memakai memori. Bahkan kuota yang baru saya beli sebanyak 15 GB kemarin kini tinggal 2 GB. Langsung deh galau entah gimana. Harus sabar-sabar dan banyak bersabar.
Gambar 2. Tampilan Awal Android Studio
Gambar 2. Tampilan Awal Android Studio
Gambar 2 merupakan tampilan awal Android Studio setelah loading. Pada bagian sebelah kiri itu adalah projek yang pernah saya buat. Biasanya berwana putih semua. Hanya saja karena memori internal terlalu penuh. Jadi, terpaksa projek tersebut saya pindahkan ke memori eksternal. Setelah dibuka malah tidak bisa lagi. Yah, auto kembalikan ke tempatnya semula deh. Setelah dikembalikan tidak juga bisa dibuka lagi projeknya. #hiks.

Oh, iya aslinya itu berwarna putih. Pada postingan sebelumnya kak Nurfaize pernah berbagi ilmu nih. Ternyata jika kita melihat kertas yang berwarna putih cerah akan membuat mata lebih mudah lelah daripada yang hitam. Sebab warna putih itu kan memancarkan spektrumnya. Ketika saya coba, ternyata memang benar. Koding ini kan membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya. Setelah penglihatan saya dari laptop ke luar. Malah menjadi kabur dan tidak jelas. Tetapi ketika saya mencoba dengan tampilan warna hitam. Aman-aman saja. Penglihatan tidak terganggu sama sekali. Justru melihat berjam-jam tidak masalah.

Keuntungannya banyak sebenarnya. Aplikasi ini didukung oleh bahasa Java, Kotlin, C++, dan XML. Saya sendiri belajar bahasa Java. Maka untuk memudahkannya adalah dengan menginstal dulu aplikasi Java. Maka pantas saja disarankan RAMnya 8 GB. Pada Java ini serunya aplikasi tersebut akan otomatis memberitahu kesalahan kode apabila tidak berjalan. 
Gambar 3. Ikon Java
Gambar 3. Ikon Java
Kali ini saya hanya bisa menampilkan ikon javanya saja. Entah kenapa bersebab memori penuh itu. Javanya tidak bisa dibuka. Maka dari situ pula saya belajar bahwa ketika memori penuh. Maka sistem dengan sendirinya akan merusak file yang lain agar aplikasi tersebut bisa berjalan. Jadi, kalau kalian menemukan kondisi memori sudah penuh. Jangan dibiarkan begitu saja. Segeralah selamatkan datanya. Namun ketika data-data yang kita miliki tersimpan oleh google drive. Maka masih ada kemungkinan data aman-aman saja. Ini saja yang bisa saya bagi kali ini. 

Saya ingin melambaikan tangan dan istirahat sejenak dan menjernihkan otak dengan hal yang lain dulu. Apalagi saya sudah berada pada status drop out
Gambar 4. Pemberitahuan Terkini dari tim Dicoding
Gambar 4. Pemberitahuan Terkini dari tim Dicoding

Hm, kode keras itu untuk beranjak dan segera membuat aplikasi untuk skripsian. #plak.
Saya akhiri dengan Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam Rindu
Harumpuspita 



Serunya Belajar Ngoding Bersama Dicoding

Assalamualaikum ...
Hai semuanya …
Apa kabar? Semoga baik-baik saja dan dalam keadaan sehat wal afiat ya.

Saya kembali lagi nih. Hehe, akhir-akhir ini malah semakin rajin menulis beriringan dengan rajin belajar. Alhamdulillah ya kan, daripada rajin bermain. Semoga bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Ya, walaupun sebentar lagi akan liburan akhir tahun. Bagi saya, liburan itu tetap belajar. Belajar bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. 

Kali ini saya mencoba belajar pemrograman kembali bersama dicoding. Jika memulai pemrograman saat itu membuat saya frustasi bersebab semesta tak mendukung. Kali ini saya mencoba lagi dengan syarat semesta juga mendukung. Ternyata belajar pemrograman itu enggak mudah untuk orang-orang yang mudah menyerah. Apalagi saya yang merupakan orang awam yang enggak tahu apa-apa. Oke, saya akan menguraikan apa sih yang membuat saya betah selama belajar di dicoding. By the way, saya menulis ini di sela-sela lagi belajar. Hehe…. Kebetulan laptop yang saya gunakan bisa multitasking. Jadi, bisa disambi saat sedang download. Kalau sedang download kan enggak boleh ada aktivitas apapun di aplikasi yang sedang saya pelajari. Sistemnya menyuruh saya untuk menunggu sampai selesai.

Berikut adalah halaman utama ketika sudah login di sana. Ketika melihatnya pertama sekali saya merasa tertarik walaupun belum mengerti. Ada Academy sebagai tempat pembelajaran. Nah, di sana pula ada banyak kelas yang bisa kita ikuti. Mulai dari kelas dasar hingga kelas ahlinya. Biasanya kelas dasar bisa diakses gratis. Sedangkan kelas menengah hingga kelas ahlinya memakai token alias berbayar. Masalah harganya lumayan mahal sebenarnya untuk orang yang tidak punya uang. Termasuk juga saya. Lagipula, token tersebut memiliki masa. Jadi, kalau lewat tanggalnya tidak bisa diakses lagi. Tapi eits, tenang dulu. Mereka biasanya sering promosi dengan diskon potongan harga. Namun, jika kalian beruntung dengan selalu mengikuti informasi dicoding. Bisa belajar gratis kok dengan beasiswa seperti saya. Hehe …
Tampilan Awal Dicoding setelah login

Selain itu, pada setiap kelas berdasarkan topik kita bisa diskusi bersama. Apa saja yang tidak dimengerti dan para mentor yang ada di sana atau mungkin teman-teman kita sendiri akan memberikan solusinya .

Challenge merupakan sebuah tantangan dari dicoding sendiri setelah kita mempelajari apa-apa saja yang berada di kelas akademi. Selain itu, mereka juga memberikan sebuah penghargaan bagi kita yang bisa menyelesaikan challenge tersebut berupa poin yang bisa ditukarkan untuk hadiah yang ditawarkan mereka apabila berhasil mengumpulkan poin hingga belajar kelas gratis. Reward atau hadiah yang ditawarkan menarik sekali. Mulai dari tas dicoding, gawai, hingga laptop. Hhm, menggiurkan sekali dan membuat pacuan semangat lebih kuat.

Event merupakan sebuah acara yang mereka sediakan di berbagai kota. Saat ini yang menjadi pusat acara mereka kalau tidak di pulau Jawa pasti di pulau Bali. Selain itu, beberapa even yang diadakan ada poinnya juga. Jadi, kita memang harus jeli untuk membaca informasi. Menarik sekali bukan, selain belajarnya secara daring. Rutin juga diadakan pertemuan secara langsung. Nah, dari sanalah kita bisa saling mengenali siapa-siapa saja yang menekuni programmer ini. Ya, kalau bisa dibilang menambah relasi. Tapi sayangnya, di Medan sendiri belum ada. Jadi saya hanya bisa gigit jari doang melihatnya. Semoga saja ke depannya bisa diadakan di Medan ya kan. Auto ikutan deh.

Job  merupakan sebuah pekerjaan yang diadakan oleh beberapa perusahaan. Nah, perusahaan inilah yang nantinya akan bekerjasama bersama dicoding. Kemudian menawarkan kita pekerjaan apa saja yang dikerjakan. Ibaratnya bisa berkarir di sana. Gambar berikut ini merupakan contoh pekerjaan yang sedang mereka tawarkan. Kebetulan sekali lagi ada lowongan. Menarik sekali ya kan. Sayangnya lagi, saya masih belajar dan belum mahir belajar pemrograman.
Menu Job di Dicoding


Developer merupakan pengembang. Orang-orang yang bertugas untuk merancang sebuah sistem aplikasi. Ternyata developer ini berbeda dengan programmer. Developer itu lebih mengarah pada keperluan bisnis dan programmer sendiri berfokus pada kode. Sedangkan Untuk informasi lebih lanjut tentang perbedaan keduanya. Kalian bisa mengunjungi website Indoworx.

Gambar di bawah ini merupakan isi dari menu developer. Wuah, menarik sekali bukan. Ibaratnya kita bisa termotivasi setiap hari jika ada yang seperti ini. Bahkan harapan atau wishlist untuk hadiah kita juga ada lo. Selain itu, mereka juga memberikan tips untuk tetap sehat walaupun lagi seru-serunya belajar.
Menu Developer di Dicoding

Nah, mulai dari menu-menu  yang ditawarkan saja sudah sangat menarik. Lalu bagaimana dengan pengalaman saya selama mengikutinya. Seru sekali, apalagi mereka begitu baik dengan mengingatkan saya di e-mail jika saya sibuk. Ibaratnya, mereka mengirimkan saya surat cinta sebagai bentuk kepedulian dalam pembelajaran. Mereka akan memberitahu deadline kelas belajar saya tinggal berapa hari lagi. Bahkan CEO-nya sendiri juga turut mengirimkan saya pesan.

Sebenarnya saya ingin menguraikan lebih lanjut. Namun saya akan membahasnya di konten selanjutnya. Oke, itu saja yang bisa sampaikan. Saya akhiri dengan Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam Rindu

Harumpuspita

Yakin Mau Belajar Bahasa Pemrograman?


Assalamualaikum …
      Hai sahabat blogger! Oke, saya kembali lagi nih. Enggak kelihatan aktivitas ngapai saja sih? Jadi ceritanya saking banyak yang ingin disegerakan membuat saya ingin selalu menyegerakan semuanya namun kagak kelar. Eaa… abaikan saja ya. Skripsi saja juga belum kelar. #plak.
    Jadi ceritanya akhir bulan lalu itu saya melakukan kegagalan yang paling fatal. Kalau dibandingkan dengan diri saya yang terdahulu. Gimana enggak merasa gagal ya kan. Ketika itu semua waktu sudah diusahakan untuk menyelesaikannya. Namun enggak kesampaian. Apa itu kira-kira ya?
     Kali ini saya akan mengulas pengalaman selama mencoba menjadi seorang programmer yang ketika itu enggak percaya dengan omongan orang lain. Hihi… kepercayaan diri paling akut ya kan. Kira-kira apa tanggapan kalian ketika mendengar menjadi seorang programmer? Suntuk, susah, sulit, atau enggak mengerti sekali sama belajar pemrograman meski sudah diulang-ulang. Namun hanya dengan sebuah kalimat yang dilontarkan oleh seseorang itulah membuat saya tak pantang menyerah. Meskipun orang lain bilang harus menyerah. Oke, itu rasanya menyakitkan sekali. Tapi enggak apa-apa. Asal percaya diri sendiri dan punya Allah di hati. Insyaa Allah aman-aman saja.
     Sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada Bang Garra yang sudah pernah mengatakan kepada saya sebelum memulai pelajaran tentang pemrograman bahkan ketika itu jawaban orang lain banyak yang mengatakannya sangat sulit. Bahkan untuk mempelajarinya saja membutuhkan waktu satu tahun. Wew, saya langsung ngaca diri di depan cermin dan gaya songongnya. “Yaelah, orang lain butuh waktu yang lama. Malah gue mau mempelajarinya dengan seminggu.” Yap, seminggu. Sebab waktu itu batas akhirnya tersisa memang seminggu. Padahal diberikan waktu satu bulan dari pihak sana. #Plak. Maklumlah, banyak urusan. Entah apa saja pun.
 Kira-kira begini ceritanya.
Me : “Bang, kira-kira belajar pemrograman itu susah atau enggak sih?”
He : “Sebenarnya tergantung orangnya sih. Namun bagi abang susah.”
      Lalu saya menjawabnya dengan manggut-manggut seolah mengerti. Bang Garra saja merupakan orang yang notabenya IT bisa bilangnya begitu. Apalagi saya sendiri merupakan orang yang masih buta tentang pemrograman malah punya tingkat kepercayaan diri tingkat paling akut. Yoweslah lanjutin saja. Hehe … Walaupun pernyataan itu seolah seperti hujan yang menurunkan pelangi.
     Oke, saya skip. Sebab ceritanya sudah habis di situ tentang awal mula. Namun ada awal yang paling mula lagi kenapa saya bisa bertanya seperti itu kepadanya. Jadi flashback dulu nih.
     Kira-kira tepatnya jam tiga sore yang ketika itu kalau di dalam digital library Unimed enggak ada bedanya. Baik pagi, siang dengan teriknya, maupun sore sama saja. Sama-sama adem. Bikin betah. Apalagi kalau melihat ke depan mendapati penampakan buku yang tersusun dengan rapi. Tempat itu terletak di tengah ruangan bawah tangga. Iseng-iseng mana tahu berhadiah buka Instagram. Eh, nemu deh brosur tentang beasiswa pemrograman untuk 10.000 talenta dari Indosat Ooredo.
     Saya langsung mengetikkan link tersebut ke dalam laptop dan segera mencari tahu dengan lanjut. Saat membacanya saya malah bingung. Kayaknya radar-radar menggunakan bahasa alien gitu. Pihak Indosat sendiri menyediakan tiga kategori beasiswa. Setiap orang hanya berhak mendapatkan satu kategori saja. Pemikiran lain saya mengatakan bahwa emang enggak boleh ya belajar ketiga kategori itu saja. Lalu si baik mengatakan lagi. Yaelah syukur dikasih. Malah minta lebih pula tuh. Dasar!
     Okelah kalau begitu. Langsung saja saya lihat dulu program apa saja yang ditawarkan. Pertama yang berhubungan dengan program aplikasi website. Saya langsung tidak tertarik ketika itu dengan kategori pertama ini setelah mengingat website sering au au. Eh internet di notebook saya pernah mengalami kronologi terserang virus malware. Setelah diperbaiki dengan instal ulang. Eh, programnya terancam tidak bisa berjalan semestinya dan kacaunya lagi, segala data yang ingin diselamatkan nyaris lenyap. Auto nangis sejadi-jadinya.
     Lanjut ke kategori yang kedua, yaitu membuat aplikasi android dengan bahasa Kotlin. Saya langsung deh enggak ngerti dengan Kotlin. Sepertinya enggak menarik. Yaudah saya skipkan saja dan membaca kategori yang ketiga yaitu Pengembangan Aplikasi Android dengan Java. Java? Sepertinya bisa nih digunakan. Kalau enggak salah nama Java itu familiar dan menurut saya bisa nih digunakan di dalam notebook saya. Apalagi saya sering melihat nama Java di gawai zaman dulu dengan logo cangkir seperti sedang menyeduh kopi. Padahal waktu layar yang digunakan masih layar pencet. Ya sudah deh, entah kenapa saya memutuskan mengambil itu. Kemudian tak lupa pula membuat status di WhatsApp. Siapa tahu kan ada yang ikutan berminat juga. Eh, sekali ada yang berminat malah enggak ngerti. Ya sudah deh biarin saja. Niat berbagi juga sudah disebarkan.
     Setelah mendaftar beasiswa tersebut. Pihak Indosat tersebut mengarahkan saya ke website dicoding.com. Nah, di sanalah saya mencoba untuk belajar. Ternyata setelah dicoba. Notebook saya tidak sesuai dengan kriteria yang bisa digunakan untuk membuat pemrograman. Yah, kayaknya enggak ada harapan nih. Namun, saya enggak menyia-nyiakan itu. Kalau saya enggak punya laptop. Maka saya masih bisa menuliskan apa yang saya pelajari di dalam buku tulis. Istilahnya belajar berhayal. Hihi …
Gambar : Tempat belajar koding
Alhasil yang saya dapatkan adalah badan saya sakit selama seminggu. Panas dingin, pegal linu, dan ketika pengumuman kelulusan nama saya tidak ada. Progress yang bisa saya dapatkan adalah 90% dengan kategori hayalan. Istilahnya ilmu itu hanya sebatas di buku saja. Auto galau.
Oke itu saja yang dapat saya sampaikan. Sampai jumpa di episode selanjutnya. Sst... masih belum kelar cerita tentang Pemrograman ini.
Salam Rindu
Harumpuspita