Intimate Chat #Round 4 Sch: Turkiye


Gambar sebagai background
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai sahabat pena!
Alhamdulillah  hari ini saya kembali lagi untuk berbagi. 
Nah, kali ini saya ingin berbagi salah satu grub sharing beasiswa yang pernah saya ikuti. Salah satunya dari program XL. Ini adalah salah satu grub yang sangat memegang komitmen yang namanya waktu dan kesepakatan. Jadi, ya saya seperti tengah merasa di luar Indonesia dengan sistem menghargai waktu. Enggak seperti saya yang sering molor #plak. 

Jadi, doakan saja semoga suatu hari nanti benar-benar bisa menjadi orang yang tepat waktu dan sangat menghargai setiap detakan jarum jam. 

Pada saat mau joint  ke grub ini sebenarnya enggak mudah loh. Sebab sistemnya lumayan panjang. Setelah submit identitas diri yang berbahasa Inggris. Wawancaranya juga menggunakan bahasa Inggris. Tapi saya malah request-nya di mix. Maklumlah saya bukan pakarnya. 

Alhamdulillah, saya diluluskan untuk memasuki grub tersebut. Rasanya seolah ingin melayang ke angkasa karena senang. 

Setelah memasukinya sudah dapat tugas membuat essai dengan mengikuti https://elearn.id/. Kemudian harus mendapatkan sertifikat. Tapi kalau saya sendiri sampai sekarang belum mendapatkannya. Mungkin karena saya masih bingung caranya bagaimana. Tapi setidaknya saya sudah memenuhi undangan untuk mengikuti kursus. 

Hal yang paling saya sukai adalah bertemu dengan orang-orang yang beragam dari berbagai kalangan. Apalagi aktivitasnya pada berbeda. Ada juga yang sedang menyusun skripsi dan penelitian. 

Oke kembali ke topik yang ingin saya bahas di sini adalah beberapa pertanyaan dan jawaban saat berdiskusi. Walaupun sebenarnya di sini juga berbagi beasiswa apa saja yang tersedia. 

Oke kita lanjut ya. Jadi, pembicara kali ini dibawakan oleh kak Mashita yang sekarang ini sedang belajar di Turkiye. (Jujur sebenarnya saya masih bingung dengan penulisan Turkey atau Turkiye, atau mungkin malah Turkish. Tapi dalam bahasa Indonesia biasanya saya tulis Turki, Oke baiklah kita lanjut ke topik awal). Dia adalah Awardee Turkiye Schoolarship (Penerima penghargaan beasiswa di Turkiye). 

Oke biar lebih ngerasa seperti di negara Turki. Maka saya ambil gambar dari google ya. 
Gambar : Masjid Biru di Istanbul


Turkiye Schoolarship adalah beasiswa yang didanai pemerintah, program beasiswa yang kompetitif, penghargaan untuk siswa yang mengejar program jangka panjang ataupun jangka pendek di Universitas yang ada di Turkey. Tujuan beasiswa Turkiye adalah membangun jaringan kepemimpinan untuk masa depan dengan dengan kekuatan kerjasama antara negara dan saling pengertian antara masyarakat. 

Hal yang membuat beasiswa Turkiye ini unik adalah tidak hanya didukung oleh finansial yang inklusif tetapi universitas juga menyediakan tempat tinggal untuk penerimaan penghargaan beasiswa di semua tingkatan jenjang pendidikan.

1. Q: Apa saja persyaratan untuk penerimaan beasiswa?
    A: Sertifikat diploma, transkip nilai, surat rekomendasi, paspor (tidak diwajibkan), sertifikat  kecakapan bahasa Inggris/bahasa Turki, sertifikat aktivitas sosial (termasuk aktivitas tidak dibatasi seperti : seminar, kompetisi, relawan, magang, dan sebagainya). Kriteria umur penerima beasiswa : di bawah umur 21 untuk program S1, di bawah umur 30 untuk program S2, dan di bawah umur 35 untuk program S3.

2. Q : Apa yang harus kita persiapkan untuk tes beasiswa?
    A : Secara fisik, kita butuh banyak penelitian tentang negara yang akan ditargetkan dengan demikian kita punya mendirikan alasan yang sangat valid kenapa memilih melamar ke beasiswa tersebut. Sebagai contoh : Rencana belajar di jurusan universitas terbaik, kualitas dan sistem pendidikan, keuntungan belajar di negara tertentu. Kita juga butuh meyakinkan misi atau nilai yang ingin dicapai beasiswa. Pastikan kita mematuhi nilai itu. Ambil waktu rencana secara detail untuk rencana ke depannya jika kita menerima beasiswa. Apa bukti yang signifikan yang dapat diberikan di masa depan. Sementara secara psikologi, sangat penting untuk santai, percaya diri, dan positif. Tidak masalah apakah keluarannya. Ingat kita tidak pernah kalah atau gagal, kita hanya mempelajari pelajaran.

3. Q : Kalau kita ambil beasiswa untuk di luar negeri bagusnya sertifikat TOEFL atau IELTS     yang dimasukkan?
    A : Tergantung negara tujuan. Menurut sepengetahuan, sebagian besar negara di Eropa dan Australia lebih suka IELTS dibanding TOEFL. Sedangkan kalau negara tujuannya Amerika atau Asia lebih suka TOEFL. Untuk Turki sendiri misalnya, sertifikat yang dibutuhkan itu TOEFL IBT.

4. Q : Berapa banyak tahap dalam pengambilan beasiswa?
    A : Itu bisa berbeda dari beasiswa yang satu ke lainnya. Untuk beasiswa Turki sendiri ada dua tahap seleksi. Administrasi dan interview.

5. Q : Kalau kursus online yang saya ikuti kemarin. Mereka menanyakan tentang kesuksesan terbesar kita, nah saya pernah coba melamar untuk satu beasiswa dan mereka menanyaka juga kepada saya tentang kegagalan. Mengapa mereka perlu tahu tentang kegagalan kita?
   A  : Kalau dilihat secara psikologi mereka menanyakan hal tersebut untuk mengetahui kedewasaan/kebijakan apa pada pemikiran kita. Bukan karena mereka ingin tahu letak kelemahan kita. Jelas sekali setiap orang pasti pernah membuat kesalahan dan kegagalan pada titik tertentu dalam kehidupan ini. Jadi, mereka ingin mengetahui cara kita bereaksi dengan kegagalan itu. Cara kita menutupi, bangkit, dan punya kemauan untuk menjadi lebih baik. Jadi, kalau ditanyakan tentang kegagalan kita, jelaskan saja secara jujur namun tetap positif.

6. Q : Saya berniat untuk mengambil beasiswa di dalam negeri karena kalau S2 psikologi, sertifikasinya akan jauh lebih mudah di dalam negeri. Kalau dari luar harus ada peraturan-peraturan yang membuat kita tambah ribet. Kalau beasiswa di dalam negeri kira-kira apakah ada persyaratan khusus? Kira-kira bagaimana peluangnya juga?
  A : Tergantung jenis beasiswa yang didaftar dan universitas dalam negeri yang dituju. Karena persyaratannya bisa berbeda untuk satu univ ke univ lainnya. Tapi, rata-rata yang dibutuhkan sama seperti beasiswa luar negeri. Pencapaian akademik yang bagus, aktif berkegiatan sosial di luar akademik, punya pengalaman organisasi, dan sebagainya.  Untuk peluangnya sama saja kompetitifnya dengan beasiswa luar negeri. Terutama kalau beasiswa dalam negeri seperti LPDP.

7. Q : Kalau tingkat master yang kita ambil tidak linear dengan keilmuwan kita di S1 apakah berpengaruh dalam mencari beasiswa?
    A : Iya, berpengaruh. Karena bisa dibilang kita harus usaha ekstra untuk meyakinkan si pemberi beasiswa mengenai alasan kenapa kita memilih jurusan yang tidak linear. Penelitiannya harus lebih dimantapkan. Tapi bukan berarti tidak diperbolehkan untuk tidak linear.

8. Q : Kira-kira negara mana yang paling bagus untuk menimba ilmu S2 dan beasiswa?
    A : Relatif, tergantung tujuan dan misi kita. Pengalaman seperti apa yang kita harapkan dari hidup di negara tertentu, kultur seperti apa yang cocok dan menarik untuk kita pelajari, apa yang ingin kita capai ke depannya. Tapi yang paling penting harus cari universitas yang berkualitas dan relevan untuk menunjang karir masa depan. Karena percuma sudah keluar jauh-jauh tapi ternyata banyak univ dalam negeri yang lebih baik kualitasnya. Jadi, untuk lebih spesifik negara mana yang terbaik. Silahkan cari dan sesuaikan dengan motivasi kita belajar di luar negeri.

Alhamdulillah selesai juga diskusi kita kali ini tentang beasiswa di Turki. Legah juga nulisnya #Plak :D.  Gimana menurut kalian? Sampai jumpa di sesi diskusi selanjutnya.

Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Aku dan Tulisan

Sumber gambar : pinterest
Siapalah aku?
Hanya seorang gadis yang sedang mencari jati diri. 
Jika belajar pun masih sering gagal
Bahkan pengalaman masih seujung kuku. 

Alunan melodi yang kudengar masih setia menemaniku untuk menuliskan kata-kata ini. Tentang sebuah pengakuan tulisan yang tak ingin aku akui pada siapa pun. 

Ya, egoku tinggi bukan? 
Bisa-bisanya kujadikan buku diary seolah tidak ada yang melihat suatu hari nanti. 
Padahal orang lain akan mudah mengaksesnya bahkan menyebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. 
Terkadang ada tempat tersendiri untuk meluapkan segala yang ada dalam benak, Hanya dengan melihat aku update tulisan kali ini. Rasanya sudah sangat bahagia. 
Awalnya judul ini merupakan suatu pertanyaan berupa 'Kapan Nulis Skripsi?' 
Sejujurnya aku masih enggan mengerjakannya karena perasaanku masih lebih dominan daripada logika. Rasanya ingin curhat terus sampai bosan. Namun, hingga kini belum bosan juga. 
Memang apabila berkaitan dengan keterpaksaan. Pasti semuanya akan terlewati. Hal yang menjadi hambatannya adalah ketika diri tak ingin memaksakan.
Padahal ini adalah waktunya untuk memerangi hawa nafsu bukan?
Ya, aku dan tulisan itu dekat. 
Jari-jari selalu ingin menari-nari di atas tombol keyboard
Sedangkan motif berupa perasaan
Tak kesampaian
atau tujuan pembelajaran

Aku dan tulisan layaknya puisi
mengambigukan maksud tersirat
Aku dan tulisan layaknya essai
menyuarakan ide secara gamblang
Aku dan tulisan layaknya karya tulis ilmiah
menjelaskan sesuatu yang ingin ditemukan
Aku dan tulisan layaknya novel
menarasikan sebuah perjalanan perasaan
Aku dan tulisan layaknya artikel
Entah apa tapi bukanlah fiksi

Oke, sampai di sini dulu konten saya kali ini. Saya akhiri, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.