Kursus Online Terbaik Bersertifikat Bersama Skill Academy

Setelah tamat sekolah, lalu apa?

Begitulah sekelebat pertanyaan yang terngiang di kepala pekara masa depan. Adabtasi yang berbeda dari semasa sekolah dulu atau hal lainnya terlintas di masa perkuliahan. Tujuannya satu, bisa bertahan di kehidupan masa depan dengan bekerja. Kemudian menghasilkan uang yang akan menyejahterahkan hidup.

Siapa sih yang enggak mau?

Semua orang pasti mau. Hanya saja, orang-orang yang memiliki semangat juang tinggi mampu mendapatkannya.

Tingginya persaingan globalisasi ini membuat kita harus bersaing dengan jutaan manusia di luar sana. Terlebih lagi dalam bidang teknologi perkembangan semakin cepat dari waktu ke waktu. Apabila tidak diikuti, tentulah akan tertinggal jauh dari yang lain. Menghasilkan uang dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada tentulah tidak asing lagi terdengar di telinga.

Salah satu inovasi dalam bidang pendidikan yang memanfaatkan teknologi saat ini adalah skill academy by ruangguru. Aplikasi ini diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin menambah kemampuan diri berupa softskill. Terlebih lagi memiliki keterbatasan waktu dan jarak.

Skill academy merupakan inovasi terbaru dari Ruangguru, merupakan perusahaan teknologi terbesar dan terlengkap di Indonesia.  Tidak hanya telah digunakan oleh 4 juta pengguna dalam satu tahun dan mendapatkan rating sempurna dari ulasan 350.000+ pengguna, tetapi juga mendapatkan penghargaan dari Dailysocial dan Best Personal Growth App dari Google Play Store.

Aplikasi skill academy mulai familiar semenjak pandemi melanda. Ketika itu imbauan bekerja dan belajar dari rumah saja mulai diberlakukan. Skill academy ini menjadi solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan itu.

Seiring berjalannya waktu skill academy by ruangguru ini bekerja sama dengan prakerja. Sehingga penerima prakerja diwajibkan untuk mengikuti kelas yang berada di Skill Academy.

Lantas, apakah skill academy ini hanya diperuntukkan untuk para penerima prakerja saja?

Oh, tentulah tidak. Skill academy ini diperuntukkan untuk mahasiswa, professional, dan umum. Sedangkan penerima prakerja itu masuk ke dalam kategori umum.

Berbicara dengan program prakerja. Hingga akhir tahun 2020, program prakerja sendiri sudah memasuki fase gelombang ke-11. Banyak para calon pekerja lainnya yang berniat untuk bisa mengikuti program tersebut. Tak sedikit pula teman-teman saya pun juga turut menginformasikan melalui aplikasi pesan. Namun, perlu diwaspadai bahwa informasi yang benar itu harus berasal dari akun yang terpercaya.

Saya pun juga sedang menunggu informasi terbaru tentang pembukaan gelombang ke 12 ini dengan terus memantaunya di Instragram resmi prakerja yang bercentang biru.

Kenapa sih harus skill academy?


1.     Fleksibel

akses tampilan lebih besar

Aplikasi ini fleksibel, bisa digunakan di mana saja dan kapan saja. Mau tempat serius ala kantoran, menggunakan laptop. Mau santai sambil jalan-jalan, bisa juga menggunakan gawai. Pengguna bisa menyesuaikan waktu yang dimiliki sebebas mungkin.

akses di gawai 

2.     Sertifikat

Adanya sertifikat setelah mengikuti kelas di skill academy ini bisa digunakan sebagai tambahan pengalaman di CV untuk melamar pekerjaan nantinya. Hal ini tentulah bisa menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan nanti yang akan menerima para pekerja. Sertifikat ini berlaku untuk setiap kelasnya lo. Jadi bisa tuh dipilih-pilih kelas mana yang kira kira akan bermanfaat untuk target pekerjaan nanti.


3.     Harga kelas terjangkau dan bisa diakses selamanya


Kategori kelas dalam Skill Academy


Ada tujuh kategori kelas yang disediakan oleh skill academy.

1)     Kelas mentoring, berisikan tentang persiapan sebelum melamar pekerjaan. Mulai dari pembuatan CV, surat lamaran, branding di LinkedIn, hingga interview.

2)     Kelas bisnis dan keuangan. Pada kelas ini ada banyak pilihan yang membuat hati tertarik. Apalagi pekara keuangan, semua orang pasti mengalami hal ini. Mulai dari perencanaan keuangan hingga ke arah yang lebih besar, yaitu bisnis.

3)     Kelas pemasaran, sebuah teknik yang sangat penting dipelajari bagi para pembisnis. Kelas yang tersedia juga beragam, mulai dari laris manis berjualan di e-commerce hingga kuasai dasar konten marketing.

4)     Kelas pengembangan diri. Kelas ini juga tidak kalah banyak dari kelas bisnis dan keuangan. Mulai mengetahui minat dan bakat, belajar Bahasa asing,teknik public speaking, hingga manajemen diri.

5)     Kelas teknologi dan software. Bukan hanya mempelajari software Microsoft saja, kelas ini juga tersedia Bahasa pemrograman.

6)     Kelas persiapan tes, mencakup persiapan ujian try out toefl maupun CPNS.

7)     Kelas prakerja, kelas rekomendasi yang bisa diambil oleh program prakerja. 


Selain dari tujuh kategori kelas. Skill academy juga menyediakan kelas yang didukung oleh mitra. Contohnya ada kelas dari Papindo Education Center, MyEduSolve, DQLab, dan lain-lain. 


Kelas mitra Skill Academy

4.     Dimentorin oleh orang yang berpengalaman di bidangnya

Setiap kelas, pasti ada seorang guru yang mengarahkan pembelajaran. Sebagai contoh, saya kebetulan mengikuti kelas dari bidang Teknologi dan Software. Waktu itu lagi penasaran dengan Adobe After Effect. Nah, pada keterangan gambar kali ini merupakan pengenalan awal pembelajaran. Jadi bakalan tahu ke depannya akan mempelajari apa-apa saja di kelas ini. 


Pembelajaran semakin asik bersama Baswara Mursyid

5.     Kualitas Video dan Evaluasi Pembelajaran setiap sub bab

Selain kualitas videonya bagus dengan resolusi yang bagus. Suaranya jelas, disertai juga dengan tampilan tulisan yang menyatakan bagian terpenting. Setiap akhir pembelajaran pada bagian episodenya pun disajikan kuis. Sehingga memperdalam dan mengingat kembali apa yang sudah dipelajari. Kalau dari segi keserasian visual dan audionya pun juga serasi. Nyaman dilihat dan tidak bosan.


Kesimpulan

Skill Academy merupakan kursus online terbaik bersertifikat di Indonesia pada saat ini. Selain pembelajarannya mudah dipelajarii, harganya terjangkau, dan fleksibel. Juga mendapatkan sertifikat yang bisa digunakan sebagai melamar pekerjaan. Maka aplikasi ini sangat rekomendasi sekali bagi para penerima prakerja dan sebaiknya digunakan secara maksimal. 


Program Pengolahan Sampah Kawasan Menghidupkan Siklus Material (Alami)

Perkembangan zaman semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk juga semakin banyak dan hal yang sering kita temui adalah permasalahan sampah. Kehadiran sampah ini sebenarnya membuat dampak negatif apabila tidak diolah dengan benar dan dibiarkan begitu saja.

Sampah? Rasanya ingin dimusnakan begitu saja. Hingga ada sebagian orang yang memilih membuang sampah entah di mana-mana. Pokoknya tidak terlihatlah dari pandangan mata. Sehingga terjadilah kerumunan sampah di suatu tempat.

Sebagian orang ada juga yang memilih untuk memusnakan sendiri dengan cara membakarnya. Sayangnya, kemudahan memusnakan sampah menjadi serpihan abu ini memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Hingga dampaknya seperti sekarang ini, bumi semakin panas saja kala musim kemarau.

Ada lagi yang lebih miris. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah ke sungai. Waduh, saya yang menyaksikannya sungguh tidak enak hati. Pantas saja banjir di mana-mana. Sayangnya, dampak negatif itu mencakup orang-orang yang tidak bersalah lainnya.

Lantas, mungkinkah ini dibiarkan begini saja?

Bumi ini sedang menangis, melihat banyak manusia yang egois demi kepentingan pribadi. Jika terjadi bencana, barangkali Bumi telah bosan bagaimana seharusnya bersabar. Lebih tepatnya Sang Pencipta, memberikan teguran itu sendiri dengan cara yang tidak disangka-sangka. Naudzubillah, semoga kita terhindar dari itu semua.

Ada sebagian orang yang tergerak hatinya dari lubuk terdalam. Berusaha ingin mempertahankan keasrian bumi dan mengatasi permasalahan sampah. Sayangnya, orang-orang yang memiliki jiwa ini masih sedikit.

Saya semasa kecil juga sering berpikir tentang sampah yang tiada habisnya sehubungan dengan kebutuhan sehari-hari dan bertambahnya waktu. Namun yang namanya anak kecil tahunya hanya berpikir saja. Tanpa tahu untuk memperjuangkan kebersihan lingkungan. Setelah beranjak dewasa dan terbuka lagi hati perihal ini. Barulah menyadari bahwa saya tidaklah sendirian.

Ada sedikit cerita tentang saya yang berusaha mengolah sampah di waktu lalu. Ketika itu ingin mengolah sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna. Kebetulan saya juga orang yang sibuk waktu itu. Jadi ya dikumpulkan saja. Semakin lama semakin banyak dan masih ada niatan untuk mengolahnya. Eh, ketika saya berniat mengolahnya malah ngilang begitu saja.

Lantas, ke manakah perginya?

Malang sekali, sampah plastik yang saya kumpulkan dengan susah payah. Eh, malah sudah dibakar begitu saja oleh orang rumah. Jawaban mereka sungguh sederhana. Menyemak saja, ya dibakarlah.

Berusaha ikhlas, walaupun tidak mudah. Saya berusaha sadar diri untuk tidak menyalahkan siapa-siapa. Sebab mereka tidak tahu apa-apa dan belum tergerak hatinya dalam menjaga lingkungan dan memanfaatkan sesuatu yang terbuang. Sedangkan saya sendiri juga masih belum siap untuk mengolahnya di waktu yang lebih awal.

Begitulah kira-kira kenangan saya bersama pengolahan sampah.

Sekali lagi, saya tidak sendirian. Masih ada orang yang memiliki jiwa kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Contohnya adalah YPBB (Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan).

YPBB merupakan organisasi non-profit dan non-pemerintah yang dirintis sejak tahun 1993. Wuah, sudah lama sekali nih. Saya saja bahkan belum lahir. Selama lebih dari 20 tahun YPBB mendedikasin diri untuk membantu masyarakat dalam mencapai kualitas hidup yang tinggi dan berkelanjutan. Baik itu di masa kini maupun yang akan datang melalui gaya hidup selaras dengan alam.

YPBB saat ini sedang berusaha menmperkenalkan dan mengedukasikan kepada masyarakat tentang zero waste city.

Zero Waste City, merupakan sebuah kawasan yang terbebas dari sampah. Untuk mencapai kondisi ini, tentulah dibutuhkan sebuah usaha dengan mengedukasikannya kepada masyarakat. Nah, dengan begitu kita tidak sendirian lagi. Memang benar, harus ada orang-orang yang berjuang dalam mengedukasikannya kepada masyarakat. Semakin banyak yang sadar dan mau menerapkannya. Maka bukanlah hal yang mustahil bahwa akan terbentuk kawasan Zero Waste City.

Saat ini, program zero waste city sudah diberlakukan di daerah kota Bandung. Tepatnya di Cimahi. Sudah ada 2 RW, yaitu RW 10 dan RW 11, yang menerapkan program tersebut. Sebanyak 1.255 jiwa dari 346 rumah sudah diedukasi dari rumah ke rumah. Program zero waste city ini dengan menerapkan pemilahan sampah dari rumah masing-masing.

Nah, dengan begitu. Petugas pengolahan sampah akan lebih mudah mengolahnya ketika di TKP. Sehingga menciptakan lingkungan yang bersih. Semoga saja program ini tidak hanya diterapkan di kota ini saja melainkan di seluruh kota Indonesia. Sehingga terbentuklah sebuah kawasan yang alami, indah, dan berseri. 

Sumber : 

ypbb.blogspot.com

Happy Birthdate to Me

 
Tanggal cantik di permulaan bulan Februari. Aku berulang tahun. Berharap tidak kembali ke masa lalu yang silam dan melupakan hal paling penting dalam hidup. SIM atau surat izin mengemudi. Justru tanpa sadar kulupakan pada tahun lalu. Sedangkan kini, aku sudah mempersiapkannya lebih awal. Tidak harus terikat dengan tanggal satu.
“Henny, peserta kita cuma satu orang saja. Enggak apa-apa itu?” Dalmi memberitahu. Kedua bola matanya masih memindai sosial media penaku dengan laptop yang ia miliki.
“Syukurlah walau hanya satu orang. Berarti hanya dia seorang pemenangnya. Walaupun sebenarnya tidaklah asyik.” Hanya saja, entah kenapa pemikiranku begitu primitif pada waktu itu. Apakah ini gagal? Tidak-tidak, tidak ada kegagalan yang sesuai dengan pekara ini.
Dalmi, salah satu sahabat penaku. Ia lebih banyak kesibukan sebenarnya. Kalau menyangkut prioritas, ia akan berusaha menyempatkan waktu untukku. Bahkan, ketika sudah memiliki calon suami yang sedang mengajak ta’aruf pun ia juga mengabari lebih dulu. “Pengumumannya besok ya? Eh, itu hari ulang tahunmu.”
“Hehe, iya nih Mi. Mau bagaimana lagi. Ah, entah kenapa aku memilih tanggal itu dalam mengadakan acara. Benar-benar menganggu hari spesialku saja,” protesku bermaksud pada diri. Rasanya sungguh tidak enak menimang tanggung jawab dan beban.
“Seenggaknya bisa dijadikan referensi untuk tahun depan. Bulan Februari ini asyik sebenarnya nih. Tanggal yang paling sedikit di antara bulan yang lainnya. Emang mau ngapain kalau enggak ada acara?”
“Yah, seenggaknya aku bisa tidur sepuasnya Mi. Paling tidak menonton drama kesukaanku. Pokoknya dibuat santailah.” Santai, itu pemikiranku yang paling relevan. Sedangkan pemikiran alam bawah sadar membujuk rayu mengadakan syukuran. Sedekah misalnya.
 Ia menutup laptop yang menyala. Tugasnya telah selesai dan jari jemari sigap menata barang di depan meja. “Oh, begitu ya. Aku enggak bisa kemari nih besok. Kalau ada waktu, ke tempatku ya Henny.”
“Ngapain?” tanyaku pura-pura tidak tahu. Aku tidak ingin merepotkan orang lain saja perihal hari spesialku. Misalnya mempersiapkan kado untukku. Alih-alih mereka yang berusaha untuk membahagiakanku, aku lebih bahagia lagi kalau membuat orang lain bahagia.
“Yah, main-main saja Henny.”
Aku yakin sekali. Dalmi hanya berusaha memanipulasi keadaan esok hari. Tetap saja, jiwa kepekaanku meronta. “Enggak bisa janji ya Mi.”
“Iya, aku paham,” jawabnya pasrah dan meletakkan laptop ke dalam tas. “Kalau begitu, aku pulang dulu ya.”
“Iya. Hati-hati ya Mi,” ucapku turut bangkit dan mengantarnya sampai di depan rumah. Gadis itu terlihat sangat sibuk hari ini. Pertemuan daringnya sudah terjadwal untuk akhir bulan ini. Belum lagi banyak deadline yang harus ia penuhi. Alasannya sungguh tidak relevan sekali jika aku harus main-main di rumahnya besok.
Sayang banget ya, besok itu hari senin. Cocoknya orang pada bekerja dengan semangat juang yang sudah terkumpul. Eh, aku malah ulang tahun. Ah, enggak apa-apalah. Setidaknya aku bisa puasa senin besok. Semoga saja bisa terpenuhi.
“Ngapain?” tanya Mama mengintimidasi sore ini.
Aku sedang menimbang bahan donat dengan sepenuh hati. Barangkali bisa kuberi pada Dalmi besok. Lumayan kan. Setidaknya ia bisa memakan kue buatanku. “Biasa Ma, buat donat.”
“Eh, ciye. Besok ulang tahun ya. Kubuatin bolu ya nanti malam,” tawar Fadila.
“Kalau mau buat, sekarang aja Dil. Biar nanti malam tinggal langsung makan.” Aku mencoba bernegosiasi. Membuat kue seperti ini bukannya sekali, dua kali. Kelamaan di proses lebih tepatnya.
“Nanti malam ajalah Kak.” Fadila masih tetap pada pendiriannya.
Baiklah, baik. Ini juga ulang tahunku. Bukan ulang tahunnya. Sudah sepantasnya aku mempersiapkan ini semua. Termasuk pengolahan yang penuh cinta.
Jam sudah menunjukkan hampir sepuluh malam. Donat yang kugoreng telah selesai. Ah, tubuhku sudah merasa kelelahan. Akhirnya aku baru menyadari bahwa keputusanku sungguh cetek. Tugas mengunjungi blog teman belum selesai.
Aku melihat komentar blogku yang sudah masuk ketika waktu hampir tengah malam.
            Wuah, selamat ya. Saya curi start dulu nih. Selamat ulang tahun ya Henny.
            Tersenyum, tentu saja. Ada sedikit kebahagiaan yang tersisip beriringan rasa takut. Takut mengenggam tanggung jawab di umur yang tidak lagi muda. Dua puluh tiga tahun. Kalau disuruh kerja, haruslah sudah siap. Apalagi menikah, eh. Umur saja yang tua, tetapi kesiapan dan kelayakan masih belum lagi. Bahkan hingga kini aku juga belum kunjung tamat kuliah.
            Pas bangetlah nih. Saya pun bacanya pas di jam 00.00 WIB
“Ho, ngantuk juga nih. Waktunya tidur. Lagian besok masih ada hal lain yang harus dikerjakan.” Laptop sudah ditutup sebagaimana mestinya, donat juga sudah di masukkan ke dalam kotak penyimpanan.
Bangun pagi dan jangan lupa mandi pagi. Aku ke dapur setelah itu dan berniat untuk memakan donat yang telah dibuat tadi malam. Lapar juga nih.
“Donatnya lembut nih, Ni.” Mamaku mengunyah donat pagi-pagi.
Tentu saja masih lembut, namanya juga baru dibuat sehari. Tiga hari kemudian baru keras. “Lah, mana semua nih donatnya?” Tersisa tinggal empat buat dari total dua puluh lima donat. Ngeri juga yang makan. Emang sih, di rumah ini ada lima orang. Itu sudah terhitung diriku.
“Eh, enggak jadi kubuat kuenya Kak. Ketiduran,” keluh Fadila.
Aku sudah memahami sejak awal, tidak mengapa. “Yaudah, sebagai gantinya hiasin donatnya ya.” Ingin gantian juga belajar daring pagi-pagi begini. Langkahku segera ke kamar dan membuka laptop.
Jempol kananku usil menekan aplikasi pesan berwarna hijau. Dalmi mengirimi sebuah video.
Jadi, gimana? Siapa yang lebih dulu mengucapkan selamat ultah.
Dia mengirimkannya sekitar aku bangun tidur tadi. Kira-kira jam lima pagi.  
Yang kedua sih. Hehe ,,,
“Maaf ya Dalmi. Aku enggak bisa berbohong nih,” ucapku seketika pada gawai. Jelas, tidak ada jawaban setelahnya.
“Nah Kak. Ini donat yang terakhir.” Fadila menyodorkan sebuah donat yang dihiasi namaku. Sungguh cantik.

“Lah, mana lagi yang lain?” Seingatku masih ada beberapa.
“Habis.”
Yah, bagaimana bisa kuberikan kepada Dalmi kali ini? Gagal deh kalau begitu. Benaran, aku enggak jadi ke rumahnya hari ini. Hari ini kutepati pula keputusan yang telah lampau. Mengirimkan hadiah bagi peserta yang memenangkan sebagai pengulas terbaik. Oh, donatku. Oh, kantongku kering kerontang. Oh, aku lupa puasa senin.
Selesai
Cerita ini adalah fiksi yang diikutsertakan dalam lomba Blog Menulis Fiksi "Ulang Tahun" yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Semarang Gandjel Rel 



Menggapai Tujuan dalam Perbedaan

 Mengingat sebuah perbedaan di antara manusia. Barangkali berupa ras, suku, dan agama. Namun jika menyelisik dari satu tujuan. Perbedaan tidaklah menjadi penghalang. 

Ah, ingatan itu terlintas pada kenangan bersama dengan mereka. Ya, pertemanan saya di perkuliahan dan berujung pada sebuah kerja sama yang berujung pada kedekatan dan mengharumkan nama kampus. 

Ini kisah akhir tahun 2018 yang silam. Sudah lama ya? Namun ingatan itu seolah masih dekat. Kebetulan saya yang merupakan seorang muslim menjadi satu kelompok dengan non muslim. Kalau tentang suku, jelas juga berbeda. Bahasa Indonesia yang mempersatukan dan mudah dimengerti. 

Hal yang paling menarik dalam sebuah perbedaan adalah perbedaan pengalaman. Beda tempat, beda pula logat. Selagi itu masih baik, hidup akan tetap aman-aman saja. Saya punya sahabat, ia bermarga Purba. Kebetulan menjadi orang paling berpengaruh dalam kelompok saya.  Ialah yang mengajak saya menyelusuri perjalanan hidup di luar zona rebahan. 

Tentu saja, namanya juga perjuangan. Jelas tidak digapai dengan tenang-tenang saja. Menarik sekali, rasanya seperti melihat petualangan yang seru. 

Ide ini sebenarnya berasal dari teman saya yang muslim. Kemudian ia mendiskusikannya dengan Purba dan akhirnya merekrut anggota. Termasuk saya. Ya, saya berada dalam lingkaran mereka dan melakukan banyak hal dalam waktu yang singkat. 

"Eh, kita ada inovasi baru nih. Biasalah, menggunakan sesuatu yang terbuang dan menghasilkan sesuatu bermanfaat." Kira-kira begitulah topik yang sedang kami kerjakan. Kami menyebutnya dengan MAKUGA. Ya, kalau diperpanjang dalam bahasa Inggris lumayan bisa membuat lupa. Namun arti dari inovasi itu adalah membuat masker gel dari kulit buah naga yang terbuang. 

"Oh, no! Oh, no!" Mungkin itu soundtrack yang sesuai untuk generasi milenial sekarang jika menyaksikan prosesnya. Mulai dari pengumpulan bahan hingga proses pembuatannya. Ya, saya harus melewati rasa malu ketika meminta kulit buah naga kepada penjual buah berkeliling sekitaran rumah. Kemudian membuat maskernya juga di kampus yang berbeda. Kebetulan di kampus saya sendiri tidak memiliki fasilitas yang memadai. Maka kami pun ke kampus lain. 

Setelah selesai membuat produk tersebut. Kami pun segera meluncur ke kota Bali. Wuah, sungguh tidak disangka-sangka pada waktu itu. Mulai saja dulu dan kami pun bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Bahkan dari negara yang berbeda. Kalau yang sejauh ini saya rasakan keseruannya adalah selama berada di sana. Saya lebih mengenal mereka dan saling menghargai. 

"Baiklah, sebelum memulai. Marilah kita berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing." Begitulah yang selalu diucapkan ketika kami hendak memulai langkah maupun hendak makan. Mereka pun juga pengertian dan kami saling menghargai satu sama lain. 

Nah, ada lagi yang paling menarik dari tempat yang kami datangi. Logat bahasa Bali, rasanya adem dan santun. Sedangkan orang Medan sendiri pada tahulah gimana logatnya juga berbeda. Hal yang saya pelajari adalah makna dari itu semua. Tetap sama kok. Sama-sama memiliki maksud yang baik. Hanya penyampaiannya berbeda. 

Ada beberapa hal yang bisa pelajari dari merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman melalui pengalaman berharga itu. 

1. Tidak memandang mereka berbeda

Ya, sama saja. Mereka juga sama-sama manusia seperti saya dan memiliki tujuan positif yang sama pula perihal pemikiran. Ini lebih menarik. Sebab konteksnya berdasarkan hati dan ketulusan dalam berteman. 

2. Saling menghargai keyakinan masing-masing

Saling pengertian dan memberikan waktu salat kepada saya yang kebetulan saya merupakan seorang muslim. Begitu juga dengan mereka yang kadang juga mengingatkan. 

3. Saling mendukung perihal tujuan 

Asyiknya ketika memiliki tim adalah dukungan kuat. Saling menyemangati satu sama lain. Tujuan kami sama. Sama-sama ingin mempresentasikan yang terbaik di hadapan para juri. 

sebelum presentasi, cekrek dulu. 

Tak disangka, kami pun meraih mendali emas pada waktu itu. Saya sungguh tidak percaya, tetapi benar-benar nyata. Rasanya terharu dan tidak bisa mengatakan apa-apa. 

Inilah cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan/sebarkan pesan baik untuk MERAWAT kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba "Indonesia Baik" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini