Perkembangan zaman
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk juga semakin banyak dan
hal yang sering kita temui adalah permasalahan sampah. Kehadiran sampah ini
sebenarnya membuat dampak negatif apabila tidak diolah dengan benar dan
dibiarkan begitu saja.
Sampah? Rasanya ingin
dimusnakan begitu saja. Hingga ada sebagian orang yang memilih membuang sampah
entah di mana-mana. Pokoknya tidak terlihatlah dari pandangan mata. Sehingga
terjadilah kerumunan sampah di suatu tempat.
Sebagian orang ada juga
yang memilih untuk memusnakan sendiri dengan cara membakarnya. Sayangnya,
kemudahan memusnakan sampah menjadi serpihan abu ini memberikan dampak negatif
bagi lingkungan. Hingga dampaknya seperti sekarang ini, bumi semakin panas saja
kala musim kemarau.
Ada lagi yang lebih
miris. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah ke sungai.
Waduh, saya yang menyaksikannya sungguh tidak enak hati. Pantas saja banjir di
mana-mana. Sayangnya, dampak negatif itu mencakup orang-orang yang tidak
bersalah lainnya.
Lantas, mungkinkah ini
dibiarkan begini saja?
Bumi ini sedang menangis,
melihat banyak manusia yang egois demi kepentingan pribadi. Jika terjadi
bencana, barangkali Bumi telah bosan bagaimana seharusnya bersabar. Lebih
tepatnya Sang Pencipta, memberikan teguran itu sendiri dengan cara yang tidak
disangka-sangka. Naudzubillah, semoga kita terhindar dari itu semua.
Ada sebagian orang yang
tergerak hatinya dari lubuk terdalam. Berusaha ingin mempertahankan keasrian
bumi dan mengatasi permasalahan sampah. Sayangnya, orang-orang yang memiliki
jiwa ini masih sedikit.
Saya semasa kecil juga
sering berpikir tentang sampah yang tiada habisnya sehubungan dengan kebutuhan
sehari-hari dan bertambahnya waktu. Namun yang namanya anak kecil tahunya hanya
berpikir saja. Tanpa tahu untuk memperjuangkan kebersihan lingkungan. Setelah
beranjak dewasa dan terbuka lagi hati perihal ini. Barulah menyadari bahwa saya
tidaklah sendirian.
Ada sedikit cerita
tentang saya yang berusaha mengolah sampah di waktu lalu. Ketika itu ingin
mengolah sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna. Kebetulan saya juga orang
yang sibuk waktu itu. Jadi ya dikumpulkan saja. Semakin lama semakin banyak dan
masih ada niatan untuk mengolahnya. Eh, ketika saya berniat mengolahnya malah
ngilang begitu saja.
Lantas, ke manakah
perginya?
Malang sekali, sampah
plastik yang saya kumpulkan dengan susah payah. Eh, malah sudah dibakar begitu
saja oleh orang rumah. Jawaban mereka sungguh sederhana. Menyemak saja, ya
dibakarlah.
Berusaha ikhlas, walaupun
tidak mudah. Saya berusaha sadar diri untuk tidak menyalahkan siapa-siapa.
Sebab mereka tidak tahu apa-apa dan belum tergerak hatinya dalam menjaga
lingkungan dan memanfaatkan sesuatu yang terbuang. Sedangkan saya sendiri juga
masih belum siap untuk mengolahnya di waktu yang lebih awal.
Begitulah kira-kira
kenangan saya bersama pengolahan sampah.
Sekali lagi, saya tidak
sendirian. Masih ada orang yang memiliki jiwa kepedulian tinggi terhadap
lingkungan. Contohnya adalah YPBB (Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan).
YPBB merupakan organisasi
non-profit dan non-pemerintah yang dirintis sejak tahun 1993. Wuah, sudah lama
sekali nih. Saya saja bahkan belum lahir. Selama lebih dari 20 tahun YPBB
mendedikasin diri untuk membantu masyarakat dalam mencapai kualitas hidup yang
tinggi dan berkelanjutan. Baik itu di masa kini maupun yang akan datang melalui
gaya hidup selaras dengan alam.
YPBB saat ini sedang
berusaha menmperkenalkan dan mengedukasikan kepada masyarakat tentang zero waste city.
Zero Waste City, merupakan sebuah kawasan yang terbebas dari
sampah. Untuk mencapai kondisi ini, tentulah dibutuhkan sebuah usaha dengan
mengedukasikannya kepada masyarakat. Nah, dengan begitu kita tidak sendirian
lagi. Memang benar, harus ada orang-orang yang berjuang dalam mengedukasikannya
kepada masyarakat. Semakin banyak yang sadar dan mau menerapkannya. Maka bukanlah
hal yang mustahil bahwa akan terbentuk kawasan Zero Waste City.
Saat ini, program zero waste city sudah diberlakukan di
daerah kota Bandung. Tepatnya di Cimahi. Sudah ada 2 RW, yaitu RW 10 dan RW 11,
yang menerapkan program tersebut. Sebanyak 1.255 jiwa dari 346 rumah sudah diedukasi
dari rumah ke rumah. Program zero waste
city ini dengan menerapkan pemilahan sampah dari rumah masing-masing.
Nah, dengan begitu.
Petugas pengolahan sampah akan lebih mudah mengolahnya ketika di TKP. Sehingga
menciptakan lingkungan yang bersih. Semoga saja program ini tidak hanya
diterapkan di kota ini saja melainkan di seluruh kota Indonesia. Sehingga
terbentuklah sebuah kawasan yang alami, indah, dan berseri.
Sumber :
ypbb.blogspot.com
Jadi sedih kalau cerita pengolahan sampah ini soalnya aku masih belum maksimal huhuhu
ReplyDeleteDuh, saya jadi merasa bersalah karena masih punya sampah pospak yang sulit untuk diolah.
ReplyDeleteKalo sampah plastik sering dipisah biar sekalian punya nilai ekonomis ya..
Permasalahan sampah ini memang pelik sekali. Banyak persoalan didalamnya yang harus diselesaikan untuk menjadikan suatu kawasan bebas dari sampah. Terutama soal mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah.
ReplyDeleteMulia sekali program Zero waste City kak, berandai-andai bumi yang bersih tanpa sampah itu mungkinkah? Semoga semangat dari 2 RW ini menular ke berbagai kota di Indonesia ya
ReplyDeleteAamiin ya rabbal alamiin.
Deletewah kak harum tinggal dimana? kalau dimedan skrg sudah ada beberapa bank sampah, ada roda hijau, kepul juga, jadi sampah kita bisa tersalur dgn baik. bahkan yg lebih mantep tuh waste4change kak, kerjasama buat pengolahan sampah hehe emang semuanya dimulai dr diri sendiri dulu ya...
ReplyDeleteMasalah sampah ini emang masalah urgent yang harus segera diatasi. Dengan gerakan zero waste adalah salah satu solusi jitunya. apalagi jika pemerintah ikut berpartisipasi kayak jepang dan korea.
ReplyDeleteDukung banget program Zero waste ini, kalau bisa di semua daerah ada bahkan di tingkat kelurahan, kalau di medan sudah enak nih ada Kepul yang sudah bisa menampung sampah warga, dan sampahnya dibayar lagi
ReplyDeleteSaya termasuk yang belum baik dalam mengelola sampah ini. Semua masih dicampur jadi satu. Padahal saya tau yang benar adalah memilah sampah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tong sampah. Semoga saya pribadi bisa lebih bijak lagi dalam mengelola sampah ini.
ReplyDeletePaling benci sm orang yg sukanya buang sampah ke sungai ya Hen.. seolah-olah itu sungai tong sampah raksasanya. Nah bagus nih program Zero Waste City di Bandung ya, semoga menular sampai ke Medan juga, aamiin
ReplyDelete