Resolusi Tahun 2020, Akankah Kita Menjadi Lebih Baik di Masa Depan?


Hari telah berlalu. Sejalan dengan itu bertambah umur dan berkurang pula jatah di dunia. Tak terasa tahun 2020 tinggal mengitung hari lagi. Bisa dibilang dengan jari. Padahal, saya sendiri seolah merasa waktu ini begitu cepat. Ada banyak faktor sebenarnya mengapa waktu seolah berjalan dengan cepat. Rutinitas harian dengan banyaknya keinginan kadang tak seimbang. Ya, namanya juga manusia. Saya sendiri pun tak bisa berdiam begitu saja. Bahkan tanpa melakukan apapun. Jika diam pun, tetap saja saya ingin terus berpikir tentang strategi apa selanjutnya. 

Pernah nggak terpikirkan tentang apa itu resolusi dan mengapa perlu dilakukan?

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian resolusi ini bermacam-macam.
1.      (n) putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.
2.      (n) Komp pengukuran tingkat ketajaman gambar yang dihasilkan oleh pencetak atau monitor.

Nah, dari pengertian di atas. Anggap saja yang saya mengambil pengertian keduanya saja. Pertama sekali tentang keputusan dan kebulatan pendapat. Baik itu berupa mengingat kembali apa yang telah tercapai dan belum tercapai. Terkadang ada suatu pemikiran tentang apa yang selama ini telah saya kerjakan dan bagaimana saya menghabiskan waktu itu?

Bagaimana dengan mimpi yang selama ini sudah diazamkan? Apakah sesuai dengan keinginan dan fakta di lapangan? Ataukah saya masih sering menghabiskan waktu begitu saja dengan bermain dan tidak meninggalkan berkas yang menyenangkan? Jika begitu, bukankah manusia itu terkadang suka khilaf? Hal yang lebih menarik lagi ketika sebuah pertanyaan menjadi renungan. Apakah selama ini yang telah saya lakukan sudah sepenuh hati? Setelah mengingat kembali, rasanya hanya ingin bungkam saja. Tak ingin membedah apa yang telah dikerjakan dan strategi apa untuk ke depannya.

Sayangnya, itu semua bisa menjadi sebuah ancaman bagi motivasi diri. Mungkin ketika berdiam diri saja akan merasa baik-baik saja dan emosi juga tidak terganggu. Namun ketika memberanikan diri untuk membedah diri bisa memungkinkan munculnya semangat baru dan ide brilian lagi. Perkara khawatir menghabiskan waktu dan tenaga begitu saja. Ya, kita memang harus mengingat lagi pada Sang Maha yang akan memastikan sebuah kekuatan dan keajaiban. Kepercayaan itu justru membangun rasa aman dalam diri.

Saya yang sekarang ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan orang lain. Harus lebih banyak belajar lagi. Terlebih lagi belajar melihat dan mendengarkan. Kemudian mengambil hikmah dari semua yang ada. Ya, seringkali ide yang tengah muncul itu hilang begitu saja ketika keegoaan menyapa.

Pada akhir tahun ini, entah mengapa saya sangat yakin sekali dengan rutinitas menulis ini. Tak malu lagi di mana saya berkecimpung. Semua ini tak terlepas dari teman-teman saya yang berada di komunitas. Baik itu Kompak dan Blogsum. Selain itu LP2IM dan FLP sendiri saya banyak belajar tentang tentang mempertahankan amalan ibadah yang tak terlepas dari ilmu pengetahuan di ranah jurusan. Mereka semua adalah orang yang sangat menginspirasi walaupun secara tidak langsung. Hanya dengan melihat keberhasilan saja saya turut bangga, senang, bahkan termotivasi menjadi orang baik lagi. Ya, berteman dengan orang-orang baik itu sungguh menyenangkan sekali. Seolah-olah saya memang harus menjadi orang baik juga dalam sekejab jika iman ini sudah mulai turun.

Honesty, Changes, Adventure
diaryharumpuspita.com
Semua ini berawal dari sebuah buku usang yang terbuat dari buku isi lima puluh lembar pada tahun 2017. Masih bisa dibaca dengan baik. Ketika saya membacanya ada begitu banyak coretan tentang perkembangan diri. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak lupa pula curhatan yang membuat saya senyum-senyum sendiri. Saya ingat sekali ketika malu membawanya ke mana-mana. Orang-orang yang berada di sekeliling saya banyak yang meremehkan. “Ngapain sih nulis-nulis apa yang mau dikerjain? Aneh.” Ada sesuatu yang menusuk hati seketika.

Hati ini mulai sedih dengan sendirinya. Saya sudah merancangnya untuk tahun 2017. Tentang misi apa yang harus bisa dilakukan. Belajar solat lima waktu dan bangun di sepertiga malam. Ternyata saya berhasil melakukannya dengan baik pada bulan pertama tepatnya Januari. Bulan-bulan berikutnya bahkan belum bisa sebaik bulan awal. Saya bisa mengingatnya ketika hanya kotak-kotak kosong yang tidak dicoret apapun. Itu berarti saya tak memiliki waktu untuk berbicara dengan diri dalam evaluasi kemajuan. Tetapi, tidak apa-apa setidaknya saya pernah mencobanya.

2018 Muslim Planner
diaryharumpuspita.com
Pada tahun ini sebenarnya saya bingung. Ada banyak istilah asing yang tidak saya ketahui. Waktu itu seseorang yang baik hati membagikan softcopy Planner ini di grub WhatsApp. Tentu dengan senang hati saya menyimpannya dan mencetak buku rencana tersebut dengan ukuran A4. Kalau bisa dibilang buku ini sangat baik sekali untuk seorang Muslim. Sayangnya bagi saya ini begitu berat. Amalan sunnah dan kegiatan rutinitas ini membuat saya ragu apakah bisa melaksanakannya. Lagi pula bentuknya yang besar membuat saya malu membawanya ke mana-mana. Takut ketahuan apa yang lakukan. Demi menyiasati hal tersebut. Saya membuat buku catatan sendiri yang terbuat dari kertas HVS kemudian dibagi menjadi delapan bagian. Kemudian menggunting dan menyatukannya sesuai dengan keinginan saya. Aman, ringan, dan bisa dibawa ke mana-mana. Sayangnya buku catatan gampang hilang dan tercecer entah ke mana setelah mengingat setiap bulannya berbeda.

Start Something Today
diaryharumpuspita.com
Buku Planning tahun 2019 yang selalu menemani saya di mana pun berada. Bentuknya yang tidak terlalu besar, cover yang tidak kentara membuat saya selalu yakin untuk menjadikan teman di kala kesepian. Bermula melihat sebuah instagram yang menjual buku ini secara online membuat saya tertarik untuk membelinya. Kalau bisa dibilang ini adalah buku pertama yang murni saya beli. Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki rencananya masing-masing. Ya, saya pun juga begitu. Entah mengapa setiap tulisan yang ada pada buku tersebut bisa menjadi kekuatan dan kenyataan bagi diri saya. Sejak saat itu, saya ingin selalu menuliskan hal-hal kebaikan dan bersemangat. Apalagi judul buku yang bertuliskan Start Something Today seolah benar-benar membuat saya memulai sesuatu yang baru setiap harinya. Bahkan saya tak menyangkah bisa menyelesaikan tiga novel di Storial, mulai beralih pada bisnis, bertemu dengan orang-orang hebat dan pengalaman menarik lainnya. Bahkan untuk bermain-main saja saya seolah tak bisa.  Walaupun begitu saya masih berusaha lagi membenahi diri menjadi orang yang terbaik versi diri saya.

If You Can Dream It You Can Do It Planner 2020
diaryharumpuspita.com
Buku rencana yang akan saya jalani di masa depan. Lagi-lagi dari tulisan tersebut membuat saya yakin untuk menggapai mimpi tersebut. Saya juga senang bisa juga berjualan buku ini hingga ke mana-mana. Meskipun harganya lebih mahal dari tahun sebelumnya. Segi kualitas dan pembaharuan sungguh sangat sesuai. Hal yang terpenting adalah ketika melihat buku itu sudah bisa menjadi amunisi bagi diri saya bahwa saya pasti bisa melakukannya. Lagi pula juga dikaitkan dengan Muslim Planner yang kegiatannya sungguh menantang saya sudah benar-benar siap.

Lalu bagaimana dengan resolusi diri? Sudahkah kita benar-benar menyelesaikan tujuan yang ingin dicapai atau hanya sekadar keberhasilan yang tertunda? Pengalaman ini mengajarkan saya untuk pentingnya meresolusikan diri. Setidaknya ada lima alasan mengapa kita perlu melakukannya.
1.      Mengevaluasi Diri
Tak terasa sudah setahun ini kita melakukan banyak hal. Mulai dari hal sederhana hingga tingkat yang lebih sulit. Pasti tak luput pula dari segala kekurangan dari diri. Maka temuilah kekurangan dalam diri lewat evaluasi. Misalnya masih sering terlena dengan waktu atau tidak disiplin. Apakah kita sudah percaya diri menjalani hari-hari yang telah berlalu? Lalu ubahlah itu semua menjadi sebuah kekuatan saat mengetahui strategi yang baik ketika melaluinya di masa depan nanti.
2.      Mengukur Kemampuan Diri
Setidaknya dengan mimpi dan kenyataan dapat pula kita menyimpulkan di mana batas kita bisa mengerjakan itu semua. Misalnya begini, saya juga pernah membuat target selesai mengerjakan skripsi dalam satu hari. Tapi itu semua hanya mimpi belaka dan tidak disesuaikan dengan kapasitas diri. Mengapa perlu memaksakan diri jika itu memang mustahil? Semua mimpi itu pasti punya fase tangga yang harus dilalui. Bukan asal loncat naik ke tangga paling atas. Bahkan lift sekalipun harus melewati lantai demi lantai menuju ke lantai berikutnya. Jadi, poin utamanya adalah ubahlah pemikiran menjadi realistis dengan mengukur kemampuan diri. Jangan paksakan jika tidak bisa mencapai target. Justru tetap bersyukur atas apa yang pernah dilalui.
3.      Merencanakan Hidup Lebih Baik Lagi
Masa depan yang cemerlang dan kebahagian. Semua orang memiliki kesempatan untuk itu. Hal yang pertama sekali adalah menyingkirkan rasa Baper alias bawa perasaan. Ya, meskipun perasaan itu bentuknya tidak bisa dilihat tetap saja ada. Libatkan pula pemikiran dalam merencanakannya. Buat sedetail mungkin seolah-olah kita benar-benar bisa melakukannya. Beranikan saja diri untuk merencanakannya. Tak perlu khawatir jika rencananya itu tidak terlaksana. Setidaknya kita pernah mencoba. Jatuh itu biasa. Sedangkan bangkit adalah hal yang luar biasa. Ingatlah, ketika kita mencoba untuk diam. Ada banyak orang-orang di luar sana mencoba bangkit dari keterpurukan.
4.      Menciptakan Semangat Baru
Anggap saja kita memang sudah benar-benar menuliskan mimpi itu di dalam rencana kita ke depannya. Otomatis ada dorongan tersendiri untuk lebih bersemangat dari sebelumnya. Saya sering mengalami hal seperti itu. Seketika terlintas pula beragam cara untuk mewujudkan cita-cita saya. Bahkan mampu membuat diri bahagia dengan sendirinya. Berani dan percaya diri turut hadir pula. Ini adalah fase paling menyenangkan bagi diri saya. Coba bayangkan saja, ketika bersemangat pasti semua terasa begitu ringan, tanpa beban, dan yang paling penting dengan sepenuh hati.
5.      Sebagai Doa dan Harapan
Semoga di tahun depan semuanya akan menjadi lebih baik lagi. Banyak hal-hal yang indah dan pengalaman luar biasa. Ya, pastinya ada harapan tersendiri bagi setiap orang. Harapan itulah terkadang bisa menjadi sebuah cahaya dalam kegelapan. Diam-diam menjadi sebuah doa agar semuanya bisa berjalan dengan baik. Kita memang perancang yang handal tetapi Sang Maha tetap menjadi penentu terbaik.

Kita kembali pada pengertian resolusi kedua dengan pengertian ketajaman suatu gambar yang dihasilkan oleh layar atau monitor. Jika layar tersebut diibaratkan seperti touchscreen smathphone yang sering kita pegang sehari-hari. Itu berarti yang menjadi pengendali segala aplikasi adalah kita sendiri. Nah, hubungannya adalah dengan setiap langkah yang hendak kita capai atau hal-hal apa saja yang kita lalui. Apakah resolusi itu sudah bijak kita gunakan. Jika di tempat yang gelap maupun terang. Maka resolusi tersebut akan disesuaikan pula. Begitu pula dengan resolusi yang kita punya. Sesuaikan pula dengan kondisi lingkungan.

Itu saja yang bisa saya sampaikan. Sampai jumpa di konten berikutnya. Mungkin kalian juga memiliki resolusi versi masing-masing. Kita bisa saling berbagi di kolom komentar.

Salam Rindu
Harumpuspita

Nyobain Mie Ayam Jamur Kuliner Melegenda di Kota Medan

Malam itu terasa ramai. Cuacanya tidak mendung dan membuat orang tak sungkan untuk keluar rumah menikmati pesona kota Medan. Ya, ketika orang mendengar istilah malam minggu. Pastilah terlintas sebuah kebebasan untuk menyegarkan diri kembali setelah melalui hari-hari penatnya kerja. Ada banyak yang bisa dilakukan. Mulai mengadakan janji dengan teman yang lama tak bertemu hingga pergi ke tempat yang ingin dikunjungi.

Tak terkecuali saya yang suka memanfaatkan waktu akhir pekan dengan pengalaman baru. Baik itu menghadiri sebuah acara yang bisa mengedukasi, pergi ke suatu tempat sekadar untuk menyegarkan diri, hingga kulineran. Kebetulan malam itu saya dengan adik berniat untuk pulang setelah jalan-jalan. Tak lama kemudian alarm dalam diri saya mulai beraksi. "Dek, kita nyobain Mie Ayam Jamur yuk di H.Mahmud?" tanya saya ketika perut sudah pada demo. Ya, saya memang belum makan malam. Rasanya sudah kehabisan energi saat ini dan butuh makan untuk mengisi tenaga.

"Kenapa harus Mie Ayam sih Kak?" tanya adik saya sebelum ia benar-benar menjawab pertanyaan.

"Kali ini Mie Ayamnya beda. Ada jamurnya lo," jawab saya singkat. Lagipula saat saya tahu bahwa khasiat jamur sangat baik sekali untuk kesehatan. Saya langsung menyerbu makanan yang ada jamurnya jika dihidangkan pada acara jamuan.

Sewaktu kecil, saya tidak tahu kalau jamur itu bisa dimakan. Ya, orang tua saya mengatakan bahwa jamur itu berbahaya. Apalagi tumbuhnya di tanah. Bahkan jamur yang ada di tubuh pun juga ada. Ternyata tak semua jamur seperti itu. 

Saya mulai mencari tempat terdekat Mie Ayam Jamur dengan bantuan google. Ketemu pula alamatnya. Ternyata Mie Ayam Jamur Mahmud ini memiliki 6 Outlet/toko. Tempat yang pertama adalah Outlet Pusat terletak di Jl.Abdullah Lubis No.57/71. Tempat yang kedua adalah Transmart Carrefour Medan Fair terletak di Jl. Gatot Subroto, Medan. Tempat yang ketiga adalah Carrefour Citra Garden terletak di Jl. Jamin Ginting, Medan. Tempat yang keempat adalah Amaliun FoodCourt terletak di Jl. Amaliun, Medan. Tempat yang kelima adalah D'Loft Thamrin Plaza Lt.7 Jl. M.H. Thamrin, Mead. Tempat yang keenam adalah Jababeka terletak Jl. Tapir Raya Blok Q2 No.2 Jababeka, Cikarang, Bekasi.

Saya memilih tempat di Jl. Abdullah Lubis kebetulan bersebab mengetahui rute ke sana. Sedangkan adik saya setuju dengan apa yang hendak kami tuju saat ini. Kebetulan ia yang menjadi pemandu saya dengan bantuan google Maps. Akhirnya, saya sampai juga di sana. 

Hal yang terlintas di benak saat melihat melihat tempat ini. Pemandangannya sangat membuat hati menarik ketika dari luar. Beberapa tempat duduk banyak terisi oleh pelanggan.

Restoran Mie Ayam Jamur H.Mahmud tampak dari depan
Jl. Abdullah Lubis No.71 saat malam.
Saat masuk ke arah parkiran. Petugas segera mengarahkan kami untuk memarkirkan sepeda motor dengan tertib dan nyaman ketika dipandang. Kesan yang saya rasakan begitu nyaman ketika senyuman mereka ramah dan menyejukkan.
Suasana hangat ketika makan di restoran Mie Ayam Jamur H.Mahmud
Ketika masuk, pelayan yang ada di sana segera mengarahkan tempat dan memberikan sebuah daftar menu makanan dan minuman yang bisa disantap. Mereka begitu sigap saat kami memesan makanan. Saat saya menyelisik lebih lanjut. Tempat ini seolah terorganisir dengan baik. Apalagi seperti tetap dalam pengawasan manajer.
Daftar Menu Makanan Mie Ayam Jamur H. Mahmud
Saya masih bingung sejujurnya hendak memilih menu yang mana. Ketika itu hal yang terlintas di benak saya adalah jamur. Ketika saya mengatakan kata-kata tersebut. Pelayan langsung menunjukkan saya Mie Ayam Jamur Spesial. Sedangkan adik saya yang katanya sedang tidak terlalu lapar. Saya pilihkan Mie Ayam biasa. Barangkali bisa sesuai dengan porsi perutnya. Sedangkan untuk minumnya, saya hanya memilih air putih saja. Ya, begitulah, saya lebih suka air putih untuk minum saat sedang makan.
Nyobain Kuliner Melegenda Mie Ayam Jamur Haji Mahmud
Pada bagian meja sudah ada penomoran. Setelah pesanan dicatat, daftar menu diambil kembali kemudian meja kami diberikan sebuah kertas pemesanan lengkap dengan siapa pelayan yang akan membawakan makanan.

Seiring berjalannya waktu pengunjung mulai penuh. Kami menunggu tidak terlalu lama di sana. Ada sekitar sepuluh menit. Ya, setidaknya perut yang keroncongan tidak begitu berdemo. Pada saat itu saya gunakan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang Mie Ayam Jamur H. Mahmud ini mulai dari website Mie Ayam Mahmud, youtube, hingga Instagramnya. Wuah, ternyata Mie Ayam Jamur H.Mahmud ini sudah 31 tahun berdiri. Pantas saja, perjalanan dan pengalaman yang panjang patut membuat kuliner ini begitu berkualitas. 
Perjalanan Kuliner Mie Ayam Jamur Haji Mahmud yang Melegenda

Ketika saya melihat makanan tersebut benar-benar sudah dihidangkan di depan saya. Rasanya benar-benar tidak sabar. Penampilan sungguh menggugah selera. Ketika melihat kripik bawang renyah. Pada kuah mie ayam tersebut dipisah supaya yang menikmati bisa menyesuaikan takaran yang diinginkan. Saat saya mencicipi kuah tersebut. Hm, benar-benar enak di lidah. Pokoknya mak nyus deh. Bahan makanan yang digunakan sangat berkualitas. Rasanya benar-benar melegenda. 

Kuliner ini benar-benar cocok banget sebagai rekomendasi untuk kalian yang berkunjung ke kota Medan. Nuansanya seperti di restoran. Pelayanan juga sangat baik. Jadi ingin langganan deh di sana. Hm, benar-benar nikmat sekali dan ingin sering makan di sana. 

Selain itu tempat ini juga sering mengadakan promo dan kegiatan amal lainnya. Apalagi saat pagi dan hari jumat. Sudah tidak diragukan lagi. Kuliner ini sudah pasti halal. Oh, iya untuk memperingati anniversary yang ke-31 tahun. Mie Ayam Mahmud mengadakan kegiatan lomba menarik. Mulai dari lomba foto, video, sampai blog. Kebetulan ini ranah blog. Maka saya sharing poster tersebut. 
@HajiMahmud.id
@HajiMahmud.Jababeka
Selamat Anniversary yang ke 31 tahun. Semoga semakin sukses dan terus berjaya. Tetap mempertahankan pelayanan baik dan semakin meningkatkan bisnis kuliner ini hingga go Internasional.

Rasanya sungguh puas dan pas di perut saya setelah menyantap makanan tersebut. Adik saya juga begitu, ia juga merasa senang bisa menikmati kuliner yang melegenda ini. Oh, iya. Kalau untuk harganya masih bisa dijangkau dan sesuai dengan kualitas. Kali ini itu saja yang bisa saya sampaikan tentang kesan kulineran Mie Ayam Jamur H.Mahmud. Sampai jumpa di konten selanjutnya.

Salam Rindu
Harumpuspita




Pengalaman Membuat Aplikasi Android Pemula (Part 1)

diaryharumpuspita.com

Kalau kemarin saya masih mengatakan seru-serunya ngoding bersama dicoding. Kali ini saya ingin mengulas sedikit tentang apa yang saya rasakan ketika belajar pada kelas Menengahnya.

Ternyata kejayaan senangnya berupa langkah awal dalam memahami bahasa Java itu hanya sebentar saja. Selebihnya, ya saya harus merasakan apa yang mereka katakan. Susah tidur karena dibayang-bayangi kode yang membuat saya penasaran. Bahkan kadang sampai lupa tidur dan mandi. #plak. Alhasil, mata panda dan menjadi sipit saking serunya. Hal yang lebih parahnya jika sudah demam datang namun saya tak ingin melewatkan waktu untuk tidak berpikir. Yah, jadi enggak sembuh-sembuh deh. Hoho... untungnya saya masih memiliki kesibukan lain yang membuat saya harus menjedanya dan menyegarkan otak kembali.

Mungkin inilah makna sebenarnya dari ilmu. Mahal dan tidak mudah orang dapat menguasainya. Hanya orang-orang yang tekun dan berada pada garis pertahanan yang mampu melewatinya. Begitupun dengan saya yang dengan mudahnya menulis sekarang ini. Mungkin bagi orang lain mudah saja. Tetapi jika dilalui tak semudah dan selancar ide di awal. Maka orang-orang yang seperti itu memang patut dibayar mahal ketika sudah mahir.

Kali ini saya bisa menulis sebebasnya. Ketika sudah jenuh dan merasa stress. Maka menulis adalah cara saya untuk menurunkan tingkat stress tersebut. Saling berbagi pengalaman bahkan motivasi. Mungkin ada yang bilang. Kok malah nulis sih? Jalan-jalan, nonton, atau lihat pemandangan gitu. Itu sudah saya coba. Hanya saja hati tetap merasa tidak nyaman dan tulisan ini adalah pengobatnya.

Sebenarnya, banyak sih aplikasi yang bisa membuat aplikasi android. Hanya saja yang baru saya pelajari adalah Android Studio dan Adobe Flash. Nah, kalau Android Studio ini kan memang tuntutan dari dicoding untuk menjadi Android Expert. Aplikasi ini memang sangat cocok untuk keperluan bisnis. Seperti pembuatan aplikasi gojek, traveloka, dan lain-lain deh. Saking penasarannya saya ingin mencari literaturnya di perpustakaan daerah. Eh, pas sampai di sana. Tidak ada yang membahas tentang Android Studio yang versi terbarunya. Auto terinspirasi buat buku deh saya. #plak.

Sedangkan Adobe Flash ini ringan dan cocok digunakan sebagai tempat untuk membuat aplikasi game. Saya mempelajari ini bersebab tuntutan skripsi. Namun pembahasan tentang ini akan saya bahas di lain konten.

Gambar 1 . Android Studio
Gambar 1 merupakan penampakan aplikasi saat loading. Ya, membutuhkan beberapa menit untuk membukanya. Aplikasi ini lumayan berat dipakai dan memerlukan minimal RAM 4 GB. Namun disarankan RAM 8 GB. Begitulah ya kan. Pakai dulu seadanya. Ketika saya memakainya sering juga terbengkalai ketika aplikasi ini banyak sekali memakai memori. Bahkan kuota yang baru saya beli sebanyak 15 GB kemarin kini tinggal 2 GB. Langsung deh galau entah gimana. Harus sabar-sabar dan banyak bersabar.
Gambar 2. Tampilan Awal Android Studio
Gambar 2 merupakan tampilan awal Android Studio setelah loading. Pada bagian sebelah kiri itu adalah projek yang pernah saya buat. Biasanya berwana putih semua. Hanya saja karena memori internal terlalu penuh. Jadi, terpaksa projek tersebut saya pindahkan ke memori eksternal. Setelah dibuka malah tidak bisa lagi. Yah, auto kembalikan ke tempatnya semula deh. Setelah dikembalikan tidak juga bisa dibuka lagi projeknya. #hiks.

Oh, iya aslinya itu berwarna putih. Pada postingan sebelumnya kak Nurfaize pernah berbagi ilmu nih. Ternyata jika kita melihat kertas yang berwarna putih cerah akan membuat mata lebih mudah lelah daripada yang hitam. Sebab warna putih itu kan memancarkan spektrumnya. Ketika saya coba, ternyata memang benar. Koding ini kan membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya. Setelah penglihatan saya dari laptop ke luar. Malah menjadi kabur dan tidak jelas. Tetapi ketika saya mencoba dengan tampilan warna hitam. Aman-aman saja. Penglihatan tidak terganggu sama sekali. Justru melihat berjam-jam tidak masalah.

Keuntungannya banyak sebenarnya. Aplikasi ini didukung oleh bahasa Java, Kotlin, C++, dan XML. Saya sendiri belajar bahasa Java. Maka untuk memudahkannya adalah dengan menginstal dulu aplikasi Java. Maka pantas saja disarankan RAMnya 8 GB. Pada Java ini serunya aplikasi tersebut akan otomatis memberitahu kesalahan kode apabila tidak berjalan. 
Gambar 3. Ikon Java
Kali ini saya hanya bisa menampilkan ikon javanya saja. Entah kenapa bersebab memori penuh itu. Javanya tidak bisa dibuka. Maka dari situ pula saya belajar bahwa ketika memori penuh. Maka sistem dengan sendirinya akan merusak file yang lain agar aplikasi tersebut bisa berjalan. Jadi, kalau kalian menemukan kondisi memori sudah penuh. Jangan dibiarkan begitu saja. Segeralah selamatkan datanya. Namun ketika data-data yang kita miliki tersimpan oleh google drive. Maka masih ada kemungkinan data aman-aman saja. Ini saja yang bisa saya bagi kali ini. 

Saya ingin melambaikan tangan dan istirahat sejenak dan menjernihkan otak dengan hal yang lain dulu. Apalagi saya sudah berada pada status drop out
Gambar 4. Pemberitahuan Terkini dari tim Dicoding

Hm, kode keras itu untuk beranjak dan segera membuat aplikasi untuk skripsian. #plak.
Saya akhiri dengan Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam Rindu
Harumpuspita 



Serunya Belajar Ngoding Bersama Dicoding

Assalamualaikum ...
Hai semuanya …
Apa kabar? Semoga baik-baik saja dan dalam keadaan sehat wal afiat ya.

Saya kembali lagi nih. Hehe, akhir-akhir ini malah semakin rajin menulis beriringan dengan rajin belajar. Alhamdulillah ya kan, daripada rajin bermain. Semoga bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Ya, walaupun sebentar lagi akan liburan akhir tahun. Bagi saya, liburan itu tetap belajar. Belajar bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. 

Kali ini saya mencoba belajar pemrograman kembali bersama dicoding. Jika memulai pemrograman saat itu membuat saya frustasi bersebab semesta tak mendukung. Kali ini saya mencoba lagi dengan syarat semesta juga mendukung. Ternyata belajar pemrograman itu enggak mudah untuk orang-orang yang mudah menyerah. Apalagi saya yang merupakan orang awam yang enggak tahu apa-apa. Oke, saya akan menguraikan apa sih yang membuat saya betah selama belajar di dicoding. By the way, saya menulis ini di sela-sela lagi belajar. Hehe…. Kebetulan laptop yang saya gunakan bisa multitasking. Jadi, bisa disambi saat sedang download. Kalau sedang download kan enggak boleh ada aktivitas apapun di aplikasi yang sedang saya pelajari. Sistemnya menyuruh saya untuk menunggu sampai selesai.

Berikut adalah halaman utama ketika sudah login di sana. Ketika melihatnya pertama sekali saya merasa tertarik walaupun belum mengerti. Ada Academy sebagai tempat pembelajaran. Nah, di sana pula ada banyak kelas yang bisa kita ikuti. Mulai dari kelas dasar hingga kelas ahlinya. Biasanya kelas dasar bisa diakses gratis. Sedangkan kelas menengah hingga kelas ahlinya memakai token alias berbayar. Masalah harganya lumayan mahal sebenarnya untuk orang yang tidak punya uang. Termasuk juga saya. Lagipula, token tersebut memiliki masa. Jadi, kalau lewat tanggalnya tidak bisa diakses lagi. Tapi eits, tenang dulu. Mereka biasanya sering promosi dengan diskon potongan harga. Namun, jika kalian beruntung dengan selalu mengikuti informasi dicoding. Bisa belajar gratis kok dengan beasiswa seperti saya. Hehe …
Tampilan Awal Dicoding setelah login

Selain itu, pada setiap kelas berdasarkan topik kita bisa diskusi bersama. Apa saja yang tidak dimengerti dan para mentor yang ada di sana atau mungkin teman-teman kita sendiri akan memberikan solusinya .

Challenge merupakan sebuah tantangan dari dicoding sendiri setelah kita mempelajari apa-apa saja yang berada di kelas akademi. Selain itu, mereka juga memberikan sebuah penghargaan bagi kita yang bisa menyelesaikan challenge tersebut berupa poin yang bisa ditukarkan untuk hadiah yang ditawarkan mereka apabila berhasil mengumpulkan poin hingga belajar kelas gratis. Reward atau hadiah yang ditawarkan menarik sekali. Mulai dari tas dicoding, gawai, hingga laptop. Hhm, menggiurkan sekali dan membuat pacuan semangat lebih kuat.

Event merupakan sebuah acara yang mereka sediakan di berbagai kota. Saat ini yang menjadi pusat acara mereka kalau tidak di pulau Jawa pasti di pulau Bali. Selain itu, beberapa even yang diadakan ada poinnya juga. Jadi, kita memang harus jeli untuk membaca informasi. Menarik sekali bukan, selain belajarnya secara daring. Rutin juga diadakan pertemuan secara langsung. Nah, dari sanalah kita bisa saling mengenali siapa-siapa saja yang menekuni programmer ini. Ya, kalau bisa dibilang menambah relasi. Tapi sayangnya, di Medan sendiri belum ada. Jadi saya hanya bisa gigit jari doang melihatnya. Semoga saja ke depannya bisa diadakan di Medan ya kan. Auto ikutan deh.

Job  merupakan sebuah pekerjaan yang diadakan oleh beberapa perusahaan. Nah, perusahaan inilah yang nantinya akan bekerjasama bersama dicoding. Kemudian menawarkan kita pekerjaan apa saja yang dikerjakan. Ibaratnya bisa berkarir di sana. Gambar berikut ini merupakan contoh pekerjaan yang sedang mereka tawarkan. Kebetulan sekali lagi ada lowongan. Menarik sekali ya kan. Sayangnya lagi, saya masih belajar dan belum mahir belajar pemrograman.
Menu Job di Dicoding


Developer merupakan pengembang. Orang-orang yang bertugas untuk merancang sebuah sistem aplikasi. Ternyata developer ini berbeda dengan programmer. Developer itu lebih mengarah pada keperluan bisnis dan programmer sendiri berfokus pada kode. Sedangkan Untuk informasi lebih lanjut tentang perbedaan keduanya. Kalian bisa mengunjungi website Indoworx.

Gambar di bawah ini merupakan isi dari menu developer. Wuah, menarik sekali bukan. Ibaratnya kita bisa termotivasi setiap hari jika ada yang seperti ini. Bahkan harapan atau wishlist untuk hadiah kita juga ada lo. Selain itu, mereka juga memberikan tips untuk tetap sehat walaupun lagi seru-serunya belajar.
Menu Developer di Dicoding

Nah, mulai dari menu-menu  yang ditawarkan saja sudah sangat menarik. Lalu bagaimana dengan pengalaman saya selama mengikutinya. Seru sekali, apalagi mereka begitu baik dengan mengingatkan saya di e-mail jika saya sibuk. Ibaratnya, mereka mengirimkan saya surat cinta sebagai bentuk kepedulian dalam pembelajaran. Mereka akan memberitahu deadline kelas belajar saya tinggal berapa hari lagi. Bahkan CEO-nya sendiri juga turut mengirimkan saya pesan.

Sebenarnya saya ingin menguraikan lebih lanjut. Namun saya akan membahasnya di konten selanjutnya. Oke, itu saja yang bisa sampaikan. Saya akhiri dengan Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam Rindu

Harumpuspita

Pemburu Beasiswa, Siapa Takut?

diaryharumpuspita.com
Nama beken dari beasiswa adalah Scholarship. Jadi, kalau mendengar atau membaca kata tersebut sudah pastilah ada senyum yang terbit jika berhasil mendapatkannya. 

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata 'beasiswa'? Dapat duit atau gratis belajar? Kalau dapat duit pasti senang ya kan bisa dialokasikan ke mana saja. Bisa makan enak, beli baju baru, atau digunakan untuk keperluan kuliah  Pokoknya yang bisa menyejahterahkan hidup. Sedangkan gratis belajar ya alhamdulillah bisa berinvestasi ke masa depan. Semoga dengan pengetahuan yang didapat bisa diimplementasikan dan bermanfaat bagi orang banyak. Tapi, mungkin nggak kita bisa mendapatkan keduanya, baik itu dapat duit maupun gratis belajar?

Oke, kali ini saya ingin menguraikan sejenak perjalanan saya bagaimana bisa mendapatkan beasiswa selama kuliah. Padahal waktu itu saya sempat down dan enggak kepikiran bisa mendapatkan beasiswa. Sebab saya bukan kategori orang yang kurang mampu. Walaupun sebenarnya begitu. Tapi ya sudahlah, tak apa-apa. Saya hanya orang yang punya banyak mimpi dan bingung bagaimana caranya untuk merealisasikan mimpi tersebut karena saking banyaknya. Mulai berbekal rasa ingin tahu yang tinggi dan niatnya mencari ilmu. Saya bertemu dengan orang-orang yang berkecimpung di organisasi. Padahal dulunya semasa sekolah saya tidak berniat pada ranah tersebut. Orang-orang tersebut pula yang mengantarkan saya pada posisi seperti ini.

Namun uniknya saya berhasil mendapatkan beasiswa tersebut pada saat menjelang semester akhir. Hm, sepertinya sudah paling akhir pun. #plak auto ditinggal wisuda. Padahal dulunya enggak pernah terpikirkan. Kalau dilema mahasiswa tingkat akhir merasakan malas untuk mengerjakan skripsinya, sibuk bekerja, atau sibuk organisasi. Maka saya memilih untuk sibuk sendiri. Enggak deng, belum rezekinya. Nanti saja pembahasan itu ya kan. Kita lagi membahas soal beasiswa soalnya. Namun sebenarnya masih ada hubungannya.

Alhamdulillah saya menerima beasiswa belajar dari Indosat Ooredo pada pembahasan Yakin Mau Belajar Pemrograman. Ya, walaupun akhirnya gagal. Hiks. Seminggu kemudian setelah masa galau-galaunya. Saya menerima kabar mendapatkan beasiswa PPA. Mata yang sendu berubah berbinar seketika dan langsung cek rekening. Eh, iya ternyata. Awalnya bingung nih mau digunakan untuk apa. Rencananya untuk keperluan skripsi. Sedangkan saya tidak terpikir membeli laptop sama sekali. Waktu itu ego saya masih tinggi. Ingin punya laptop baru dengan spesifikasi tinggi juga. Tetapi saya malah semakin galau karena harganya juga tinggi sedangkan waktu terus berlalu sedangkan saya tidak tahu apa yang terjadi di masa depan. Waktu itu saya mendapatkan 2,4 juta. Kalau mau beli laptop baru pun juga enggak cukup ya kan. Saking galaunya, saya memutuskan untuk membuat pilihan dengan undian di kertas yang pernah saya bahas di bab sebelumnya. Eh, rezekinya adalah beli laptop setengah pakai dari Kakak Stambuk. Alhamdulillah, saya bisa membeli laptop yang bisa digunakan untuk membuat program. Spesifikasi RAM 4 GB.

Sebuah prestasi dan kebahagiaan tersendiri ketika memperoleh beasiswa di tahun 2019
Nah, pada minggu itu pula saya melihat kabar gembira lagi melalui email. Apa itu? Alhamdulillah, saya ditawarkan untuk mengikuti beasiswa belajar lagi oleh Dicoding dari Geek Battle. Link tersebut aktif ya. Jadi bisa dilihat lebih lanjut kalau pada penasaran. Langsung saja deh, tanpa basi-basi. Segera mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan tersebut.

Itulah cerita perjalanan beasiswa saya. Ya, kita memang perancang yang handal. Namun, Allah swt sang penentu yang terbaik. Saya sebenarnya juga tidak menyangka bisa dipertemukan dengan hal yang seperti itu. Namun kalau dari beasiswa PPA sendiri tipsnya adalah membuat PKM dan mendapatkan rekomendasi dari dosen. Jadi, IPK-nya enggak harus terlalu tinggi. Pokoknya aktif saja di setiap kegiatan yang ada di kampus maupun di luar. Baik itu perkuliahan maupun organisasi. Ya, maklumlah ... IPK saya tidak tinggi. Tapi kalau persyaratan beasiswanya pas. Untuk PTN sendiri di atas 3.00.

Sedangkan tips untuk untuk mendapatkan beasiswa belajar pemrograman ini adalah melek informasi. Rajin cari informasi ya. Kalau saya sendiri cepat mendapatkan informasi tersebut dari Instagram. Maka saya penuhilah followingnya dengan orang-orang maupun instansi yang bisa memicu saya untuk selalu bergerak dan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.


Salam Rindu
Harumpuspita




Yakin Mau Belajar Bahasa Pemrograman?


Assalamualaikum …
      Hai sahabat blogger! Oke, saya kembali lagi nih. Enggak kelihatan aktivitas ngapai saja sih? Jadi ceritanya saking banyak yang ingin disegerakan membuat saya ingin selalu menyegerakan semuanya namun kagak kelar. Eaa… abaikan saja ya. Skripsi saja juga belum kelar. #plak.
    Jadi ceritanya akhir bulan lalu itu saya melakukan kegagalan yang paling fatal. Kalau dibandingkan dengan diri saya yang terdahulu. Gimana enggak merasa gagal ya kan. Ketika itu semua waktu sudah diusahakan untuk menyelesaikannya. Namun enggak kesampaian. Apa itu kira-kira ya?
     Kali ini saya akan mengulas pengalaman selama mencoba menjadi seorang programmer yang ketika itu enggak percaya dengan omongan orang lain. Hihi… kepercayaan diri paling akut ya kan. Kira-kira apa tanggapan kalian ketika mendengar menjadi seorang programmer? Suntuk, susah, sulit, atau enggak mengerti sekali sama belajar pemrograman meski sudah diulang-ulang. Namun hanya dengan sebuah kalimat yang dilontarkan oleh seseorang itulah membuat saya tak pantang menyerah. Meskipun orang lain bilang harus menyerah. Oke, itu rasanya menyakitkan sekali. Tapi enggak apa-apa. Asal percaya diri sendiri dan punya Allah di hati. Insyaa Allah aman-aman saja.
     Sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada Bang Garra yang sudah pernah mengatakan kepada saya sebelum memulai pelajaran tentang pemrograman bahkan ketika itu jawaban orang lain banyak yang mengatakannya sangat sulit. Bahkan untuk mempelajarinya saja membutuhkan waktu satu tahun. Wew, saya langsung ngaca diri di depan cermin dan gaya songongnya. “Yaelah, orang lain butuh waktu yang lama. Malah gue mau mempelajarinya dengan seminggu.” Yap, seminggu. Sebab waktu itu batas akhirnya tersisa memang seminggu. Padahal diberikan waktu satu bulan dari pihak sana. #Plak. Maklumlah, banyak urusan. Entah apa saja pun.
 Kira-kira begini ceritanya.
Me : “Bang, kira-kira belajar pemrograman itu susah atau enggak sih?”
He : “Sebenarnya tergantung orangnya sih. Namun bagi abang susah.”
      Lalu saya menjawabnya dengan manggut-manggut seolah mengerti. Bang Garra saja merupakan orang yang notabenya IT bisa bilangnya begitu. Apalagi saya sendiri merupakan orang yang masih buta tentang pemrograman malah punya tingkat kepercayaan diri tingkat paling akut. Yoweslah lanjutin saja. Hehe … Walaupun pernyataan itu seolah seperti hujan yang menurunkan pelangi.
     Oke, saya skip. Sebab ceritanya sudah habis di situ tentang awal mula. Namun ada awal yang paling mula lagi kenapa saya bisa bertanya seperti itu kepadanya. Jadi flashback dulu nih.
     Kira-kira tepatnya jam tiga sore yang ketika itu kalau di dalam digital library Unimed enggak ada bedanya. Baik pagi, siang dengan teriknya, maupun sore sama saja. Sama-sama adem. Bikin betah. Apalagi kalau melihat ke depan mendapati penampakan buku yang tersusun dengan rapi. Tempat itu terletak di tengah ruangan bawah tangga. Iseng-iseng mana tahu berhadiah buka Instagram. Eh, nemu deh brosur tentang beasiswa pemrograman untuk 10.000 talenta dari Indosat Ooredo.
     Saya langsung mengetikkan link tersebut ke dalam laptop dan segera mencari tahu dengan lanjut. Saat membacanya saya malah bingung. Kayaknya radar-radar menggunakan bahasa alien gitu. Pihak Indosat sendiri menyediakan tiga kategori beasiswa. Setiap orang hanya berhak mendapatkan satu kategori saja. Pemikiran lain saya mengatakan bahwa emang enggak boleh ya belajar ketiga kategori itu saja. Lalu si baik mengatakan lagi. Yaelah syukur dikasih. Malah minta lebih pula tuh. Dasar!
     Okelah kalau begitu. Langsung saja saya lihat dulu program apa saja yang ditawarkan. Pertama yang berhubungan dengan program aplikasi website. Saya langsung tidak tertarik ketika itu dengan kategori pertama ini setelah mengingat website sering au au. Eh internet di notebook saya pernah mengalami kronologi terserang virus malware. Setelah diperbaiki dengan instal ulang. Eh, programnya terancam tidak bisa berjalan semestinya dan kacaunya lagi, segala data yang ingin diselamatkan nyaris lenyap. Auto nangis sejadi-jadinya.
     Lanjut ke kategori yang kedua, yaitu membuat aplikasi android dengan bahasa Kotlin. Saya langsung deh enggak ngerti dengan Kotlin. Sepertinya enggak menarik. Yaudah saya skipkan saja dan membaca kategori yang ketiga yaitu Pengembangan Aplikasi Android dengan Java. Java? Sepertinya bisa nih digunakan. Kalau enggak salah nama Java itu familiar dan menurut saya bisa nih digunakan di dalam notebook saya. Apalagi saya sering melihat nama Java di gawai zaman dulu dengan logo cangkir seperti sedang menyeduh kopi. Padahal waktu layar yang digunakan masih layar pencet. Ya sudah deh, entah kenapa saya memutuskan mengambil itu. Kemudian tak lupa pula membuat status di WhatsApp. Siapa tahu kan ada yang ikutan berminat juga. Eh, sekali ada yang berminat malah enggak ngerti. Ya sudah deh biarin saja. Niat berbagi juga sudah disebarkan.
     Setelah mendaftar beasiswa tersebut. Pihak Indosat tersebut mengarahkan saya ke website dicoding.com. Nah, di sanalah saya mencoba untuk belajar. Ternyata setelah dicoba. Notebook saya tidak sesuai dengan kriteria yang bisa digunakan untuk membuat pemrograman. Yah, kayaknya enggak ada harapan nih. Namun, saya enggak menyia-nyiakan itu. Kalau saya enggak punya laptop. Maka saya masih bisa menuliskan apa yang saya pelajari di dalam buku tulis. Istilahnya belajar berhayal. Hihi …
Gambar : Tempat belajar koding
Alhasil yang saya dapatkan adalah badan saya sakit selama seminggu. Panas dingin, pegal linu, dan ketika pengumuman kelulusan nama saya tidak ada. Progress yang bisa saya dapatkan adalah 90% dengan kategori hayalan. Istilahnya ilmu itu hanya sebatas di buku saja. Auto galau.
Oke itu saja yang dapat saya sampaikan. Sampai jumpa di episode selanjutnya. Sst... masih belum kelar cerita tentang Pemrograman ini.
Salam Rindu
Harumpuspita

Permulaan November dengan Resensi


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh …
Hai sahabat Blogger!
  Oke, saya kembali lagi setelah rumah ini tanpa terasa telah bersarang dan berdebu. Pastinya bukan tanpa sebab ya. Jika dua bulan yang lalu saya memfokuskan menulis novel dan hasilnya gagal. Maka bulan yang lalu saya memfokuskan diri menjadi seorang programmer dan sibuk-sibuknya seminar proposal. Pada penasaran nggak hasilnya gimana?

   Kalau pada penasaran saya beri bocoran ya kalau hasilnya gagal. Perasaan sedih dan kecewa pasti ada. Namun, Alhamdulillah. Saya memiliki kesempatan untuk terus menyadarkan diri bahwa apa yang saya lakukan belum layak. Tetapi kalau seminar proposalnya saya lulus dengan hasil yang biasa saja. Tapi tidak apa-apa. Tetap bahagia saja. Kemudian lihat orang-orang yang tidak memiliki kesempatan untuk berjuang. Kalah setelah berjuang itu biasa. Kalah sebelum berjuang itu baru menyakitkan. Walaupun begitu, tetap senyumin saja meskipun hati teriris. 

  Oke kembali lagi ke laptop. Percayalah, ketika banyak pintu yang tertutup pasti ada satu pintu terbuka sebagai jalan untuk tetap kembali pada jalan kebaikan. Maka solusinya adalah tetaplah menjadi cahaya meski dalam kondisi gelap sekalipun.
  Pada bulan November ini saya beralih pada sesuatu yang tidak menyulitkan lagi ketika mengambil keputusan. Ketika ada banyak pilihan sedangkan plus minusnya sama. Maka hal yang saya lakukan adalah menuliskan pilihan tersebut ke dalam kertas. Kemudian mengguntingnya dan digulung. Setelah itu saya mengambil salah satu layaknya undian. Namun saya punya catatan untuk cara seperti ini. Tidak semua perkara bisa diselesaikan dengan cara tersebut. Hanya situasi yang tidak penting saja. Kalau dulu saya tahu kelemahan diri adalah mementingkan hal-hal yang tidak penting. Kali ini saya sudah tidak terjebak lagi dengan cara seperti itu.

  Setelah hal tersebut dihadirkan dalam hidup. Terbitlah November ceria. Kemudian kembali lagi pada menulis ceria. Tepatnya pada hari Minggu, 3 November 2019. Saya bertemu lagi dengan orang-orang luar biasa dalam melalui hari-harinya. Saya belajar Cara Resensi Buku bersama teman-teman FLP di Masjid Aceh Sepakat. Awalnya saya pikir letaknya di Aceh. Ternyata di kota Medan. Saya ke sana dengan sepeda motor yang selalu menemani . Saat memasuki gerbang pintu. Ada seorang wanita berkacamata dengan kerudung cokelat susu sedang duduk di sudut Masjid sendirian. Entah mengapa saya sok akrab dan melambaikan tangan dari jauh. Padahal enggak kenal. 

   Setelah memarkirkan kendaraan. Saya segera ke tempat orang tersebut. Tidak ada orang yang saya kenal di sini. Saya berharap tidak salah alamat saat itu juga. Setelah saya tanya tentang FLP. Kakak tersebut mengiyakan. Ternyata dia hendak pulang.
Pulang? Waduh, oke pertama saya mengaku salah terlambat kali ini. Janjiannya jam 10. Sampai di sana hampir jam 11. Ngaret ya, banget. Rasanya ada sesuatu yang mampet di dada ketika mengetahui ia adalah pemateri pada pertemuan ini. Selalunya seperti itu kalau ada acara ketika mengetahui tempatnya untuk pertama kali. Padahal dulu sering lewat dan solat malah. #plak.
    Tak lama kemudian datang Kak Fuji dari dalam. Ternyata Kakak itu sudah ada di sana. Setelah bertemu, Kak Fuji segera membuka percakapan dengan pemateri sementara masih menunggu seseorang lagi. Saya merasa selamat ketika Kak Fuji berhasil membuat suasana menjadi hangat. 
 Sumber gambar : greatedu.co.id
   Oke, saya akan menguraikan sedikit tentang pengetahuan resensi yang saya peroleh pada saat itu. Pertama sekali sebelum dijelaskan tentang bagian-bagian resensi. Kak Fitri memberikan sebuah contoh dan kami membacanya. Setelah itu menjelaskan informasi yang kami dapatkan. Resensi sama seperti menilai sebuah buku. Menurut KBBI, resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku. Lebih tepatnya ulasan buku. 

Gambar : Pemateri (kiri) dengan Kak Fuji (kanan)
     Ada dua kerangka penulisan resensi. Pertama penilaian isi buku dan yang kedua analisis buku. Pada awal resensi ada identitas isi buku. Contoh resensi ini bisa dilihat pada dakwatuna.com tentang Resensi Gelas Jodoh. Hal yang bisa saya katakan ketika membaca resensi tersebut adalah identitas buku, isi buku, kemudian tentang penulis dengan karya sebelumnya. Penilaian terhadap alur yang digunakan dalam cerita, mood setelah membaca, hal paling berkesan, hingga akhirnya mempromosikan buku.
  Tips yang Kak Fitri berikan adalah baca dulu media mana yang akan dikirim. Pahami sistematika mana yang bisa diterbitkan resensi kita. Setelah itu mulailah meresensi dengan membaca buku. Pada dasarnya, meresensi ini adalah mempromosikan sebuah buku. Walaupun buku yang telah kita ulas ada kekurangan. Misalnya, penggunaan tanda baca yang tidak sesuai. Maka tambahkan kata yang bisa mentralisirnya. “Kekurangan dari buku ini adalah EYD yang belum sesuai. Walaupun begitu, tidak menghilangkan makna dari isi buku tersebut. ” Nah, berarti buku tersebut tetap ada nilai plusnya. Bisa juga ditambahi dengan nilai plus lainnya seperti antar paragraf yang berkaitan.
   Perlu diketahui juga dengan target pembacanya siapa. Apakah akademisi, anak-anak, atau umum? Misalnya buku tersebut diperuntukkan untuk anak gaul. Maka penggunaan EYD tidak terfokusnya menjadi penilaian sebuah buku.
   Pernah nggak terpikirkan tentang jenis kertas mempengaruhi pembaca. Misalnya perbedaan kertas putih dengan kertas ubi? Kira-kira orang akan membeli yang mana. Kalau saya sendiri sih lebih suka memilih kertas yang ringan jika jenis bacaannya adalah novel. Ternyata ada juga penelitiannya lo tentang tampilan dalam buku. Kak Fitri mengungkapkan bahwa kertas putih yang berat itu cenderung cepat membuat mata lelah daripada kertas ubi. Kira-kira benar nggak ya? Yuks pada komentar jika ada yang ingin menyuarakan pendapatnya.
Itu saja yang bisa saya sampaikan tentang Permulaaan Awal November dengan Resensi.
Berikut ini adalah dokumentasi bersama para FLPers. 
 Gambar : Para FLPers

Sampai di sini dulu ya cerita kali ini. Sampai jumpa di konten selanjutnya. 
Salam Rindu
Harumpuspita