Testimoni Mosehat untuk Diabetes

 

Testimoni Mosehat untuk Diabetes

Penyakit diabetes merupakan penyakit keturunan. Jika memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit diabetes. Maka di keturunan berikutnya bisa memungkinkan penyakit yang serupa pula.

Bukan berarti di keturunan berikutnya dipastikan mengidap diabetes pula. Hanya berpotensi dan bila tubuh tidak dijaga akan mengalami penyakit yang serupa. Itulah mengapa, menjaga kesehatan sejak dini itu sangat penting dan tidak perlu menunggu nanti. Sebelum waktunya terlambat. Maka menjadi pola hidup sehat itu penting.

Ciri-Ciri Diabetes

Diabetes ditandai dengan seringnya buang air kecil dalam rentang waktu yang singkat, sering merasa lapar, dan mulut kering. Bila tubuh terkena goresan kemudian berdarah. Maka sulit sekali mengering dan bila kadar gula tidak kunjung turun akan menyebabkan pembusukan pada daerah yang terluka tesebut.

Biasanya, ketika kadar gula sudah mulai turun. Intensitas buang air kecil tidak sering lagi. Kemudian menyesuaikan dengan kadar gula normal. Namun yang perlu diwaspadai adalah ketika kadar gula sudah mulai rendah. Penglihatan pun akan menjadi kabur, keringat dingin, merasa lemas, dan mulai linglung atau gejala kebingungan.

Maka perlu sekali bagi kita untuk menjaga kadar gula dan menyesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari. Namun pada faktanya, ketika sudah berada di rentang yang mengkhawatirkan. Menjaga pola makan saja tidaklah cukup. Butuh obat supaya segera menurunkan atau menaikkan kadar gula tersebut.

Mosehat Untuk Diabetes

Salah satu cara untuk membantu memulihkan tubuh yang sudah terkena diabetes adalah dengan mengonsumsi Mosehat

Hidup Sehat Bersama Madu Hutan Asli dari Al-Hafizh

Hidup Sehat Bersama Madu Hutan Asli dari Al-Hafizh

Apa itu Madu?

Madu merupakan cairan kental yang rasanya manis dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Madu diproduksi oleh lebah madu melalui serangkaian mengumpulkan makanan dari sari bunga dan diolahnya kembali di dalam pencernaan si lebah kemudian dikeluarkannya ke dalam sarang lebah.

Begitupula proses pembuatan madu ini dijelaskan dalam Al-Quran di Surah An-Nahl ayat 68 dan 69. {Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang di bikin manusia. (68) kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. (69)}

Masyaa Allah, begitu pula Allah swt begitu baiknya memerintahkan kepada si lebah supaya bisa diambil manfaatnya oleh manusia. Bahkan sekecil apapun di dunia ini pasti ada manfaat dan alasannya. Maka fabiayyi alaa irabbikuma tukadzibaan. Bertambahlah rasa syukur saya dalam membawakan artikel tentang madu kali ini.

Madu Sebagai Penambah Nafsu Makan

Waktu itu, suasana tidak begitu cerah. Lebih ke nuansa santai di sore hari. Saya pikir saya telah kehilangan nafsu makan setelah penyembuhan demam tinggi lima hari yang lalu. Lidah terasa pahit dan makan apa-apa menjadi tidak berselera. Saya pikir bobot berat badan telah menyusut dan saya lihat jari kelingking telah kurus. Tinggal tulang dengan kulit. Namun anehnya, saya malah melirik ke arah kiri dalam perjalanan pulang seusai mengaji di hari Minggu itu.

Ada kebab turki, bakso, batagor, masakan minang. Ops, kenapa saya malah melirik makanan di sepanjang jalan dan mulai mendetak ingin makan? Ternyata, setelah diingat sekali lagi. Saya lupa telah mengikuti kegiatan rutin Blogsum di Gerakan Pungut Sampah pagi tadi. Setelah itu, menikmati bersama minuman air madu lemon dari madunya refill Al-Hafizh.

Kolaborasi madu hutan Al-Hafiz pada kegiatan GPS (Gerakan Pungut Sampah) dengan Blogsum.

“Ini lebih banyak ke madunya. Jadi manisnya murni madu. Lemonnya ada juga. Namanya air madu lemon,” ucap kak Vie menjelaskan di balik cahaya yang sedikit menyapa wajahnya di pagi itu.

Mungkin kalau lebih banyak lemonnya, jadinya berubah nama air lemon madu barangkali. “Hm, sehat dan menyegarkan,” ucapku setelah meneguknya hingga tandas. Eh, enggak terasa sudah habis aja. Oke fix, besok-besok kalau habis aktivitas begini. Sediain air madu juga ah kalau gitu. Biar mengembalikan ion tubuh yang hilang.

Oke fix, besok-besok kalau habis aktivitas begini. Sediain air madu juga ah kalau gitu. Biar mengembalikan ion tubuh yang hilang.

Teringatnya tentang madu ini. Saya pernah merasakan madunya dari bunga cicak rowo. Dulu punya banyak bunga cicak rowo di rumah. Makanya sering juga berburu madu kalau sudah masanya berbunga. Nah, itu saja sudah manis. Apalagi madu asli Medan ini. Benar-benar perjuangan banget pastinya untuk mendapatkan madu murni dari sang lebah. Sedangkan para lebah sendiri membuatnya dengan rasa sarangheo.

Oh, iya. Madu ini bisa didapatkan dari Bang Bag Kinantan. Sang penulis buku Sadar Finansial dan juga merupakan distributor madu medan loh. Langsung saja nih cek di Instagramnya dan kita akan menemukan informasi seputar manfaat hingga tips sehat dengan madu al-hafizh.

Madu Cocok Dikolaborasikan Bahan Makanan Lain

Enggak hanya enak dinikmati madunya saja. Madu sering dijadikan sebagai bahan makanan tambahan, penambah citra rasa yang kaya akan manfaat. Madu dengan air hangat saja pun juga bisa dinikmati di pagi hari. Nah, ada lagi nih madu yang dipadukan dengan serai dan bunga telang. Rasanya mantap. Saya pernah mencobanya waktu di Tarigan Brastagi. Hm, nikmat sekali. 

Lyraswims, Outfit Renang Para Wanita

Lyraswims, Outfit Renang Para Wanita

Renang merupakan olahraga paling melelahkan menurut saya. Bagaimana tidak ya kan, seluruh anggota tubuh memang dipaksa untuk bergerak. Meskipun saya bertubuh kecil. Renang merupakan salah satu olahraga yang paling saya sukai.

Semenjak saya kuliah. Renang sempat vakum dalam agenda rutinitas yang disempatkan, ditambah lagi saya semakin malu ketika bertemu yang bukan sesama wanita. Yah, seperti biasa kolam renang antara perempuan dan laki-laki tidak ada pembatas. Sehingga, walaupun harga masuk ke kolam renang itu hanya dua ribu rupiah saja dengan menunjukkan kartu mahasiswa di kampus saya. Saya hanya tiga kali masuk ke sana. Itu pun satu kelas karena sekalian berfoto bersama.

Semenjak saya tahu ada kolam renang khusus wanita muslimah. Renang sudah menjadi rutinitas setiap bulannya bagi saya. Sebulan sekali pun jadi. Rasanya seperti membebaskan rasa stress yang menghadang dan menyehatkan diri. Kalau dibilang saya pandai renang tidak juga. Hanya saja, bisa jugalah tipis-tipis latihan ulang lagi.

Maka hari itu pun saya bertemu dengan seseorang yang berpakaian renang dan mengenakan hijab. Saya pandangi terlebih dahulu sembari membatin tentang kapan saya bisa mengenakan pakaian renang seperti dirinya. Kan rasanya asyik bisa renang menggunakan pakaian renang yang tertutup. Tanpa perlu merasa khawatir aurat saya akan kelihatan banyak orang. Apalagi pakaian renang memang didesain sedemikian rupaya supaya meminimalisir gesekan di dalam air. 

Saya mulai berenang seperti biasa, merasa paling lincah seperti anak kecil yang aktif. Kemudian wanita itu menawarkan diri untuk mengajari saya. “Wuah, asyik dong,” ucap saya seketika dan segera mengikuti instruksinya. Jiwa pendekatan saya pun mulai muncul seketika. Namanya kak Rizka, Ia asyik diajak cerita dan tidak sombong sama sekali. Tanpa saya sadari ialah merupakan guru renang yang tinggalnya di madina. Pengetahuan saya pun terbuka bahwa di Madina sana, para wanitanya banyak yang bisa berenang.

Kalau berbicara tentang pakaian renang. Ada yang terpikir dengan bikini. Namun menurut saya, pakaian renang tidak harus bikini. Bisa juga dengan pakaian yang sopan dan tertutup. Nama lainnya burkini. Contohnya saja, pakaian renang yang memang didesain untuk muslimah seperti yang dipakai kak Rizka. Kini saya bersyukur sekali bisa menemukan sebuah tempat yang menyediakan baju renang sopan, yaitu Lyraswims. 

Salah satu model desain baju renang dari lyraswims.  Warna keunguan, salah satu yang mekspresikan elegan.

Apa itu Lyraswims?

Lyraswims adalah sebuah brand baju renang yang sopan. Bisa dipakai muslimah dan juga semua wanita. Hadirnya Lyraswims hadir melalui sebuah perjuangan wanita yang ingin membuat suatu pakaian yang sesuai dengan gaya hidupnya di masa kekinian. Konsep desain pakaiannya adalah sopan meskipun menyukai alam bebas, menjaga kebugaran, dan berenang. Sehingga LYRASWIMS diluncurkan pada tahun 2016 tepatnya di bulan Desember. Sejak diluncurkan, desain LYRASWIMS telah dipamerkan di London Modest Fashion Week dan terus berupaya memperluas jangkauan dan pakaian ini bisa disesuaikan untuk wanita kontemporer.

Bagaimana desain LYRASWIMS?

Terinspirasi dari film favoritenya, Ikram sang pendiri LYRA membuat inovasi baru dengan memodifikasikan penutup kepala dan membuatnya terkesan memiliki keanggunan klasik Hollywood. Sebuah konsep pantai Maroko yang keren dan minimalis. LYRASWIMS terbuat dari kain Carvico Italian yang berkualitas. Bahannya ringan, cepat kering, dan melindungi dari sinar UV yang tinggi. Bisa dibeli satu set lengkap ataupun terpisah. Mulai dari baju renangnya saja, maupun penutup kepalanya. Ada banyak ragam warna dan varian yang berbeda. Sehingga pengguna bisa mencocokkan jenis outfit yang sesuai dengan selera hati.

isa dibeli terpisah maupun satu set lengkap

Kampanye #TheGirlCan

Setiap wanita memiliki potensi masing-masing dalam mewujudkan mimpinya. Tak terlepas mau mimpi apapun itu. Maka kampanye  #TheGirlCan adalah sebuah tagline yang membuat para wanita itu merasa bahagia dan bangga terhadap dirinya. Ya, perempuan pasti bisa, karena perempuan itu hebat. The girl can be reliable swimmer.

Siapa Saja Tokoh Wanita Terkemuka yang menggunakan LYRASWIMS?

Noor Tagouri dan Ibtihaj Muhammad

1.     Noor Tagouri adalah seorang wartawan, aktivis, dan pembicara motivasional dari Libya Amerika.

2.     Ibtihaj Muhammad, seorang atlet anggar dari Amerika pertama yang mengenakan hijab pertama.

Maka benarlah bahwa LYRASWIMS merupakan sebuah outfit renang idaman bagi saya.

 


The Changemakers Bersama Jabbar Ali Panggabean

Pembawa perubahan dan berhati mulia adalah orang-orang yang hebat. Bagaimana tidak, di zaman ini masih banyak yang lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan orang lain. Namun malah ada yang berusaha membawa peradaban menjadi lebih baik lagi. Mari kita temukan dalam sebuah resensi buku kali ini. Buku yang akan memotivasi diri untuk bermanfaat bagi orang lain. 

Cover depan buku the changemakers karya Jabbar Ali Panggabean

Identitas Buku

Judu Buku           : The Changemakers 

Penulis                 : Ali Jabbar Panggabean

Penerbit               : Qalifa Media

Tahun Terbit        : 2020

Jumlah Halaman  : 336

Tentang Penulis menurut Diary Harumpuspita

Kali pertama bertemu di akhir April 2018, saya mengikuti kegiatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Universitas Negeri Medan dan beliau bersama Bang Dicky yang dari Unimed menjadi pembicara di depan podium. Temanya adalah NGOOPI (Nongkrongnya Orang-Orang Peduli Prestasi). Entah kenapa kini aku pun lupa dengan prestasi apa saja yang pernah diraih dan asyik sibuk memperbaiki diri jungkir balik enggak karuan. Oke skip, kembali ke laptop. 

Waktu itu saya tidak tau kalau beliau merupakan seorang penulis buku. Yah, saya follow saja di Instagram sebagai seseorang yang merasa bangga bisa ketemu beliau. Kharismatik, itu sih yang terlintas di benak saya. Suatu hari saya melihat postingan beliau tentang bukunya dan mulai saat itu saya berpikir bahwa Diary Harumpuspita memang harus mengikutinya juga. 

Nah, ketika ia membuka open pre order bukunya. Langsung saya ikutan dan menyelesaikan transaksi. Saya bilang ke teman saya bahwa ada orang hebat yang ingin saya bahas. Namun sayangnya belum kunjung datang. Saya tetap menunggu dan tidak tau kenapa hati ini bilang, tunggu aja. Pasti datang kok dan penantian itu sudah berakhir dalam satu tahun, tiga bulan, 17 hari. Jingkrak tak terkira ketika saya menerima paketan itu sampai di tangan saya. 

Terakhir kali bertemu beliau dan beliau tidak tau aku adalah saat BBW 2019. Waktu itu saya melihat beliau bersama temannya ke barisan buku-buku non fiksi. Wew, saya salah tingkah seperti apa ya. Hm, fans yang ketemu idolanya. Haha … well, teman saya pun ikutan antusias kalau pasal yang beginian. Sempatnya juga sih, terbit satu cerpen di wattpad karena saking menarik mungkin bagi saya. 

Nah, itulah yang terlintas di benak saya tentang beliau. Ternyata, setelah membaca buku beliau. Malah semakin wow rasanya. Saya tahu tentang pemikiran beliau yang cerdas, pantang menyerah, tidak kenal lelah dan kalau kalian ingin meminjam buku ini dari saya pun boleh juga. 

Sebaik-baiknya waktu adalah yang digunakan untuk berhenti berkeluh kesah tentang masa lalu, dan yang digunakan untuk mulai bergerak ciptakan perubahan di masa depan

Resensi

Buku ini ditulis dalam tiga bahasa. Indonesia, Inggris, dan Jerman dalam kata mutiara di awal bab. Multibahasa dan memang menggambarkan sosok orang yang paham dengan pengkodean. Bahasa Jermannya jelas bermakna. Bahkan menganalisa buku ini dalam kurun waktu satu minggu pun kurang menurut saya. Jadinya, ingin belajar lagi dan belajar lagi apa sih maksudnya yang ingin dia sampaikan. Ringan-ringan, tetapi berat juga. Namun secara keseluruhan saya paham. 

Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah dengan tenang dan sabar. –Umar ibn Khattab, Penakluk Kerajaan Persia dan Kerajaan Romawi. Ini adalah sebuah Quotes dari sumber yang tidak asing lagi ya kan. Setiap babnya disajikan dengan jenis tulisan yang berbeda dari yang lain.

Berbicara tentang kemenangan. Jabbar menuliskan bahwa, "jika menang adalah tujuan. Maka merancang masa depan yang baik adalah setengah dari kemenangan itu." (Halaman 29) Prinsip inilah yang membuat seorang planner di dalam hidup menjadi lebih tertantang dalam merealisasikan mimpi-mimpi yang belum terwujud. Begitu pula dengan konsep para pembawa perubahan untuk negeri. Jabbar menjelaskan kembali bahwa para Changemaker sejati inilah yang merupakan perancang masa depan. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga masa depan tanah air. 

Uniknya, Jabbar menggabungkan kisah inspirasi dari berbagai sumber. Salah satunya dengan kisahnya BJ Habibie, para nabi terdahulu, hingga kisah Einstein. Sebuah pembahasaan yang sangat menarik ketika diulas.  

Rudi, suatu hari kelak banyak orang yang mengamati kamu. Banyak orang yang mengenal kamu. Kamu akan menjadi orang yang paling kesepian di dunia karena mengambil keputusan sendiri, ‘dan kini,” lanjut B.J Habibie, “Saya sudah mengalaminya. Saya harus menghadapinya dan mengambilnya: keputusan sendiri secara cepat.” (Halaman 58)

Begitu pula dengan apa yang disampaikannya. Ada kalanya diri memang perlu mengambil keputusan sendiri atas dalih pertimbangan waktu, secara rasional, dan cepat. Not all readers are leaders, but all leaders are readers. Tidak semua orang yang suka membaca adalah pemimpin. Tapi semua pemimpin adalah orang yang suka membaca. Begitu kata Hary Truman. (Halaman 74)Sejatinya semua pemimpin adalah pembaca. Termasuk pembaca situasi yang ada. Sehingga membangun kepekaan pada diri.

Sekali lagi, buku ini memang tidak akan habis ketika diulas. Saking banyaknya hal yang paling menarik untuk dikisahkan. Mulai dari pekara niat, mimpi, persebaran rencana hidup, hingga bab khusus untuk wanita.  Namun satu hal yang pasti buku ini memang untuk para pembawa perubahan. Baik itu laki-laki maupun perempuan. 

Setelah membaca buku ini, perensensi menyadari tentang jalan pemikiran dari Jabbar itu sendiri. Ialah  mahasiswa cerdas yang tidak pantang menyerah dan cita-citanya begitu mulia, yaitu membangun peradaban. Begitu pula kata-kata mutiara yang tanpa disadari telah membawa motivasi yang tinggi bagi pembacanya.

Buku ini sangat direkomendasikan kembali untuk orang-orang yang ingin membawa perubahan dalam hidup. Termasuk juga seorang pemimpin. Walaupun begitu, kita semua adalah pemimpin bagi diri sendiri.


Hadiah Milad ke-24 Paling Istimewah

Hadiah Milad ke-24 Paling Istimewah untuk Penulis Diary Harumpuspita

“Hey, aku harusnya bahagia, kok malah nangis,” batinku sembari membelah jalanan.

Ketika menghadapi pengulangan tanggal ke-24 ini, batinku berbicara untuk tidak melakukan hal yang muluk-muluk. Sederhana, tetapi bermanfaat. Bahkan kalau bisa diisi dengan kegiatan positif yang mengerahkan segala tenaga.

Sehari sebelumnya aku sudah menyetel rencana dengan sahabat melalui telepon WhatsApp yang tersambung.  Aku ketahuan  bersedih parah lagi, meskipun sudah berusaha baik-baik saja padanya sembari berbincang. “Nada suaramu enggak bisa bohong,” tudingnya tepat.  “Yaudah lebih baik engkau habiskan waktu bersama keluargamu saja. Kan itu momen yang langka.”

Rencananya aku ingin melunasi janji yang belum terbayar karena ia sudah wisuda duluan dan sekalian menghabiskan waktu di hari spesial besok. Kebetulan pula aku mendapatkan voucher makan karena berkomentar cerita terbaik. Pas pula tanggal merah yang bertepatan dengan hari Imlek. Mungkin ini memang rezeki buatku dan bestie, pikirku seketika. Biasanya aku juga sering kabur kalau sudah hari milad. Suka aja gitu menganggap milad adalah hal yang tidak perlu dibesar-besarkan. Hanya sederhana dan berbagi. Hal yang tidak kusangka adalah ketika ayahku berada di rumah pada waktu itu. Aku berpikir sekali lagi untuk mengajak keluargaku makan bersama. Rata-rata sudah pada kuajak kecuali si Bungsu dan Ibuku. Bolak-balik kubujuk, hasilnya tetap nihil.

Hanya saja, aku tidak mengerti dengan perasaanku yang mendapatkan kepedulian dari orang terdekat mengatakan hal buruk tentang mimpi yang sedang kuperjuangkan. Biasanya aku akan sekuat baja, mengatakan pada dunia bahwa inilah yang aku perjuangkan dan tidak menyalahkan siapa pun atas kegagalan selama ini. Hanya saja, entah kenapa rasanya hatiku begitu lelah. “Apa aku mengikuti apa kata mereka aja ya supaya jalan hidupku lancar dan enggak ada hambatan seperti yang lain?”

Rasanya, duniaku begitu gelap seketika. Aku gemetaran dan berjalan dengan lutut yang lemas layaknya saling mencintai, tetapi tidak direstui. Hal terberat yang pernah aku alami dalam hidup selain kehilangan diri dan berusaha untuk tidak bangun lagi. Aku terus berpikir sekali lagi tentang beratnya perjuanganku yang sering kali menangis saking seringnya dicemohkan pekara pilihan hidup. Memang terlihat seperti tidak punya pekerjaan dan mudah sakit. Namun aku begitu menikmatinya dan selalu merasa bahagia. Bahkan tidak merasakan sakit sama sekali, meskipun sebenarnya aku kesakitan.

Sayangnya, aku tidak mengingat perjuanganku hanya karena perasaan lelah dan membuat pengumuman di story Instagram yang mengabarkan haruskah aku berhenti? Pilunya sungguh menusuk, bahkan anak didikku sekalipun tidak bisa menjadi pelipur laraku pada hari itu. Setelah bertemu kloter paling sejuk, barulah aku bisa menjadi guru sebenarnya dan kami pun bermain peran bersama.

Pulang sekolah, aku tak langsung pulang. Lantas kusandarkan lututku yang sebenarnya masih lemas di hadapan-Nya. Bertanya sekali lagi tentang ketetapan hatiku. Sembari berharap bahwa intuisiku selama ini tidaklah salah. Ya, aku ingin menghilang seketika dan sempat melog-outkan akun Instagramku. Namun masih memikirkan tentang flyer yang sudah kubuat akan janji Live bersama dengan sahabat pena sekalian pengumuman giveway. Laraku berhasil membuat mata bengkak.

Malamnya aku tertidur di ruang tengah setelah pulang mengaji dengan keadaan masih mengenakan mukena hingga tersadar ketika aku merasa melihat wajah seseorang di dalam mimpiku. Aku terbangun sebelum pukul dua belas, tepatnya masih pukul setengah sebelas malam. Aku berkedip dan seolah ada wajah seseorang lagi di hadapanku. Hingga aku pun memutuskan untuk menyetrika dan hatiku mulai merasa biasa saja.

Ayah belum tidur dan masih menonton televisi. Aku mendatanginya setelah memberanikan diri untuk memantapkan diri mencoba bernegosiasi. Awalnya aku masih belum mendapatkan persetujuaannya karena ia bilang akan membantu Mama berladang. Namun otakku terus berpikir untuk memberikan alasan yang relevan dengan dalih mengajak saat jamnya makan siang ketika terik Matahari sedang meninggi. Sembari mengajaknya untuk riset ke tempat para pembudidayaan tanaman. Hingga pada akhirnya aku mendapatkan jawaban bahwa ia mengiyakan tawaranku.

Aku melanjutkan lagi aktivitas menyetrika sembari mengenakan headset supaya lebih fokus dan tidak terhasut oleh sekeliling. Biasanya aku tidak bisa tahan menyelesaikan sampai tuntas jika tidak menonton. Mungkin karena momennya menuju umur yang kedua puluh empat tahun aku jadi memiliki amunisi dalam mengerjakannya. Tentunya juga menyetel lagu india ceria, maka jadilah gila seketika. Menerbitkan senyuman sendiri dan sekalian ketika lelah aku mengganti rutinitas membersihkan rumah malam itu juga. Orang Jawa bilang sih, pamali jika membersihkan rumah malam-malam. Namun bagiku tidak berlaku karena aku hanya memiliki waktu tengah malam dalam berutinitas di rumah. Sehingga nokturnal ini merupakan kegiatanku sehari-harinya. Bahkan ketika masa halangan tiba, aku tetap terbangun sendirinya ketika tengah malam tiba. Rasanya romantis sekali, tetap dibangunkan di sepertiga malam. Apalagi diberikan semangat luar biasa tanpa rasa sakit.

Aku mengecek e-mail ketika menjelang subuh. Barangkali ada sebuah pesan penting dari instansi yang sering memberikan informasi. Kedua bola mataku membulat, setengah tersenyum melihat sebuah pesan yang bertuliskan ‘Selamat Ulang Tahun’ dari Mie Ayam Mahmud dan Juga dari Dicoding. Wew, mereka baik sekali mengirimiku pesan lebih dulu dibandingkan temanku yang lain. Terus ada potongan harga pula. Pemikirannku berkelana memikirkan rencana apa yang akan aku lakukan dari penawaran mereka.

Persepsi seribu candi dalam satu malam bukanlah hal yang mustahil bukan? Aku selalu bekerja sama sendirian. Seolah memiliki sisi lain yang tidak kehabisan energi. Namun kali ini aku berusaha kembali memberikan sebuah contoh, barangkali adikku berinisiatif membersihkan rumah saat melihatku. Walaupun tak banyak, setidaknya pekerjaan merasa lebih ringan dan ternyata itu menyenangkan. Meskipun apa yang ia kerjakan belum tentu sesuai dengan seleraku.

“Loh, Bapak ke mana kak?” tanyanya setelah melihat kepergian ayah mengenakan style rapi dengan sepeda motor.

Aku berusaha berbaik sangka, barangkali ada yang sedang ia urusi. Entahlah, hati ini seolah mengatakan hal itu. Seharusnya kami memang sudah pergi, tetapi aku belum siap bersih-bersih sejak tadi malam. Secepat kilat aku berganti pakaian saat mendekati jam makan siang dan benarlah bahwa ayahku kembali di waktu yang tepat. Kemudian segera memesan reservasi tiga puluh menit dari sekarang.

Ayahku tidak banyak bicara. Namun langkahku seolah gemetaran ketika ia mau kubonceng dengan sepeda motor. Momen yang sangat mengharukan sebenarnya bagiku. Antara sedih atau terharu aku pun tak tahu. Rasanya aku seolah sulit membedakan bahagia atau kesedihan. Ingatanku kembali kepada masa sekolah Menengah yang ketika itu selalu mengeluarkan air mata meski dalam keadaan tertawa sekalipun. Bahkan kali ini tak mampu kuucapkan bagaimana perasaanku sebenarnya. Hal sederhana yang orang lain punya, kini bisa kurasakan setelah penantian belasan tahun. Bolak-balik aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa Allah itu Maha Baik. Tak selamanya hidupku berupa nestapa. Aku merindukan masa kecilku, tentu saja. Perasaanku seolah kembali ke masa kecil. Tentang perasaan syahdu kedekatan putri kecil dengan ayah. Aku berusaha bilang kalau aku sudah sembuh dan tidak trauma lagi. Ya, lelaki adalah hal yang paling kuhindari dalam hidupku di masa lalu.  

“Hei, aku seharusnya bahagia. Kok malah nangis sih,” batinku sepanjang perjalanan.

Setelah di sana, aku baru tahu kalau masuk harus scan QR dulu. Kemudian mengatakan keadaan ayahku sebenarnya kepada pelayan di depan pintu masuk. Kemudian kami dipersilakan masuk dan ditunjukkan tempat yang sudah dipesan. Tak menyangka, belum ada menunggu lima menit, pesanan ayahku sudah didatangkan. 

Aku seolah menyaksikan kisah romantis yang berada di telivisi tentang kejutan ketika makan bersama. Momen getaran mengharu biru jelas masih belum pergi dari diriku. Perasaanku saat ini seolah pertama kali mendapatkan hadiah dari teman sekelas saat kelas 6 SD. Menakjubkan dan sungguh sangat bahagia. Ah, bagaimana bisa aku malah kenyang duluan sebelum menyantap makanan?

Ayah, sejujurnya tanganku gemetar merasakan kebahagiaan yang sulit dijelaskan.

Kejutan ini sungguh sangat spesial. Aku mengirimkan pesan kepada admin Mie Ayam Haji Mahmud untuk meminta bantuannya memotret kami berdua ketika makan ala candid. Tak selang berapa lama kemudian, foto itu sudah dikirim dan aku pun tidak tau siapa yang memotretnya. Aku melihat hasilnya wow bagus banget.

Reservasi di Mie Ayam Jamur Haji Mahmud

“Kenapa?” tanya ayah.

“Enggak apa,” jawabku setengah tersenyum.

Pada momen ini aku belajar mendengarkan, berkomunikasi kembali kepada Ayah. Perasaan penyayang dan perhatianku seakan kembali lagi. Seolah Allah swt memutarbalikkan perasaanku tanpa negosiasi. Sebelumnya aku sudah kadung mengeraskan hati karena perasaan seolah terhianati disebabkan ditingggal saat lagi sayang-sayangnya. Sifat mudah terluka dan memaafkan dalam diriku emang enggak bisa bohong. Ah, sudahlah. Setidaknya aku sudah menikmati hidupku dengan baik akhir-akhir dan harapannya akan menjadi lebih baik lagi. Belajar mendewasakan diri seiring berjalannya waktu. Bagiku, dewasa itu adalah bijak dalam menghadapi segala hal dalam hidup.

nilah putri kecil ayah yang siap belajar mendengarkan tentang kondisi ayah.

Sekilas tentang hadiah milad ini adalah hal yang sederhana, tapi sangat berharga bagiku. Menurutku ini hadiah terbaik yang Allah datangkan dalam hidupku. Selain itu, aku juga bisa mengajak makan bersama yang ulang tahunnya berdekatan denganku, yaitu Kak Mita di tanggal 4. Kemudian aku juga bisa melunasi janji pada sahabatku Nurainina besoknya. Bahkan hal yang tadinya enggak mungkin menjadi mungkin. Fahmi, adiknya Nurainina juga bisa ikutan makan bersama di sana di hari momen beda hari.

“Hei, rajin banget sih makan di Ayam Mahmud?” tanyaku pada diri.

“Kan rezekinya di sana. Manfaatin dong :D.”

Rasanya aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah swt yang telah menjadikan tempat Mie Ayam Haji Mahmud sebagai hadiah paling istimewah di hari milad ke-24. Terima kasih kepada pihak Mie Ayam Haji Mahmud atas hadiah vouchernya, pelayanannya, pokoknya semuanya deh.

Oh, iya. Ada satu lagi. Tentang mimpiku, aku harus berjuang kembali. Hatiku sekarang sudah baik-baik saja dan tidak jadi berhenti. Ternyata, itu semua ujian bagiku hingga pada akhirnya seolah Allah bilang padaku untuk tetap berjuang atas keyakinan yang ada pada diri. Ah, hati yang terbolak-balik siapa tau. Sembari berharap, semoga intuisiku tidaklah salah.

Sampai jumpa di cerita perjalanan Diary Harumpuspita selanjutnya.


Hal yang Terlintas Diary Harumpuspita di Hari Pers Nasional


Hari Pers Nasional jatuh pada tanggal 9 Februari, bertepatan dengan hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia yang ditandatangani oleh Keputusan Presiden Soeharto No 5 tahun 1985 di masa Orde Baru.
Para jurnalis itu emang anti baper. Menulis dengan data, menganalisis dengan rasional, dan tidak memberikan pendapat pribadinya sendiri secara sekehendak hati.
Berbicara dengan kata jurnalis, ialah mereka yang menghabiskan waktu mencari informasi aktual dan terpercaya. Bahkan tak kenal waktu sekalipun. Bisa pagi, siang, atau malam sekalipun demi sebuah kebenaran berita. Jam terbang bisa dibilang sama seperti para penulis lainnya. Tidak menentu.
Meskipun saya bukanlah seorang jurnalis. Setidaknya saya pernah merasakan bagaimana berasapnya isi kepala para jurnalis atau wartawan pemula dalam mencari berita. Mereka harus benar-benar memastikan bahwa tulisan yang diterbitkan tidak mengandung SARA dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ada beberapa hal yang terlintas di benak saya di hari Pers Nasional tahun 2022.

Pernah Menjadi Kontributor UC Media

Dulu, saya pernah menjadi kontributor dari UC Media. Ketika itu harus rajin sekali riset dengan membaca ragam artikel yang tersedia di mesin pencarian. Meskipun masuk ke dalam ranah lifestyle atau yang biasa disebut sebagai gaya hidup. Sesekali di dasbord saya terpampang sebuah misi yang harus diselesaikan tentang sebuah berita tertentu. Tujuannya ya satu, ada bonus dalam menulis topik tersebut. Tema yang pernah saya ambil di antaranya tentang berita longsor dan juga politik. Mau tidak mau, saya menghabiskan banyak data untuk menggali kebenaran dari data yang tersedia. Sehingga, saya sendiri pun kalang kabut ketika menghabiskan kuota yang bisa menguras kantong. Padahal waktu itu posisi saya masih merupakan mahasiswa. Lumayan bisa menghabiskan puluhan Gigabyte. Waw, sungguh perjuangan yang sangat membuat saya tersenyum saat ini. Padahal dulunya tema yang bernuansa politik adalah hal paling dihindari. :D

Walaupun begitu, saya hanya berhasil mendapatkan satu dolar saja dengan hasil pekerjaan saya dan sekitaran dua puluhan artikel sudah saya tulis. Namun tidaklah mengapa, sebab hal itu sebagai pembelajaran bagi saya dalam menulis sebuah artikel yang bisa diacc oleh editor UC Media. Kini, saya tidak lagi menjadi kontributor di sana disebabkan sudah tidak beroperasi lagi websitenya. Meskipun tidak sempat menarik penghasilan saya yang satu dolar itu. Entahlah, saya pun tidak tau itu disebabkan apa.

Pinocchio, Reporter yang Dekat dengan Jurnalis

Suka banget dengan drama yang satu ini. Ada seorang lelaki yang cerdas, tetapi tidak menunjukkan dirinya cerdas di hadapan banyak orang dan seorang cewek yang tidak bisa berbohong. Jika berbohong ia akan cegukkan dan ketahuan oleh orang lain. Mereka berdua berprofesi sebagai reporter. Drama ini merupakan drama rekomendasi banget di hari Pers ini. Seru dan menarik, apalagi keseruan mereka dalam mencari berita. Duh, jadi nostalgia deh ingin nonton lagi sayanya.

Pernah Review Novel The Jurnalist Karya Kak Mita

Saya baca karya ini pertama kali melalui aplikasi Storial. Sebuah kisah yang pastinya penuh dengan teka-teki di mana ada Nadine sendiri merupakan orang yang berbeda dari kebanyakan anak calon Gubernur. Tidak menggunakan kekuasaan. Ia memilih sebagai jurnalis yang mana keselamatannya sendiri dipertaruhkan. Jadi, emang para jurnalis itu menjadi perhatian orang-orang tertentu ya walaupun ia juga memperhatikan objek pekerjaannya.

Setelah membaca karya beliau. Alhamdulillah saya mendapatkan hadiah berupa koin emas yang bisa digunakan untuk membaca bab premium karya lainnya. Jadi, lumayanlah ya. Semakin semangat membaca karya lainnya.

Kebebasan Pers Pada Masa BJ Habibie

Walaupun hari Pers ini disahkan oleh Presiden Soeharto. Saya juga baru tahu setelah resensi buku Habibie menerangkan bahwa pada masa beliau, wartawan itu dilindungi dan bebas dalam mengungkapkan berita. Bahkan beliau ramah dalam menyambut para wartawan.

Mbak Nana, The Host Mata Najwa

Siapa yang tidak kenal dengan Najwa Sihab. Seorang jurnalis sekaligus pembawa acara di Mata Najwa. Cara penyampaiannya yang sampai ke hati, buat merinding. Itulah pandangan saya tentang Mbak Nana. Ia tidak takut dan apa yang disampaikannya sudah dipikirkan terlebih dahulu. Saya paling suka dengan beliau yang netral dalam mengulik kebenaran. Mbak Nana bisa memposisikannya menjadi orang yang profesional dalam menyampaikan kebenaran. Apalagi seorang wanita yang saya tau perasaannya jauh lebih peka. Namun Mbak Nana mampu memposisikan dirinya sebagai jurnalis yang profesional.

Inilah yang saya ingat di hari Pers kali ini. Sebuah momen yang sepertinya ada untuk disampaikan. Sebab kehadiran kalian sungguh bermanfaat bagi banyak orang dan orang-orang pun menjadi tau akan kebenaran yang terjadi.

Hei para Jurnalis, kalian sungguh hebat sudah sejauh ini. Bisa mengungkapkan kebenaran dengan membawa berita yang teraktual dan terpercaya.

 

Empat Top Quotes yang Mengawali Awal Tahun 2022

Tak perlu terburu yang penting sampai tujuan. Tiap orang punya kecepatannya masing-masing. Enggak bisa disamain. Pelan-pelan yang penting jalan. Kamu keren sudah sejauh ini. @salsabiladhitys

Hatiku tenang menatap rembulan sembari ada harapan kebahagiaan di kemudian hari. Semuanya telah berlalu dan pastinya telah menjadi sebuah takdir dan kenangan. Termasuk pertemuan, interaksi, dan beragam hal yang tak terprediksi. Kadangkala, hati ini seperti musim. Bisa tiba-tiba bahagia, bisa pula sedih, dan resah tak karuan.

Hanya saja, tepatnya di tahun 2022 ini. Aku hanya bisa membatin, berusaha mengikhlaskan pekara apa yang terjadi, kemudian berusaha lagi memperbaikinya sebisa mungkin. Tak terlepas bagaimana maunya hati atau pikiran yang sedang berperang. Hatiku mantap untuk berjalan bahkan kalau bisa pun berlari.

Selain daripada berusaha ikhlas. Meskipun aku sudah menemukan diriku sendiri. Nyatanya, aku masih belum memahami diriku sendiri. Butuh waktu bagiku untuk mencari tau tentang kelemahan dan kelebihan yang ada pada diri sendiri. Terlebih lagi tentang emosinya hati. Sebab kecerdasan yang ada pada diri seseorang itu terdiri dari tiga bagian. Kognitif (pengetahuan), emosi, dan sosial.

Selama ini, aku hanya fokus dengan pengetahuan yang ada pada diri, tapi lupa kalau ada hal yang tidak terlepas sosial. Tak selamanya aku sendirian, belajar sendiri, atau berjalan sendirian. Maka ketika diri ini berpikir sekali lagi. Ketika berpikir bagaimana nantinya mampu menguasai tiga elemen kecerdasan yang ada pada diri sendiri. Sepertinya aku bisa merealisasikan mimpi-mimpiku yang belum terwujud segera.

Bagiku, memiliki impian itu seru. Aku bisa berpetualang ke beragam banyak hal dan tidak ada lagi ada istilah kebanyakan rebahan, robot tanpa emosi, malas-malasan, atau hanya sekadar termenung menunggu jodoh datang.

1.       Habbits itu diingatkan setiap hari. Supaya teringat dan disegerakan. ~Anggara

Urutan pertama kata penguatan ini benar-benar membuat saya sering sadar tentang mimpi-mimpi yang belum terwujud. Bukan hanya stagnan di situ-situ saja dan progressnya tidak ada peningkatan. Namun memang memiliki arti kalau itu bisa saja  menjadi amunisi, jika sewaktu-waktu saya sadar.

“Jadi, selama ini tidak sadar dong? Maka buat apa diingatkan setiap hari?”

Sebenarnya perumpamaannya sama seperti hidayah tentang azan yang selalu dikumandangan lima kali dalam sehari. Jadi, pas sadar saja bisa salat tepat waktu. Selebihnya ya dilama-lamain. Jadi, semakin saya dekat ke Allah. Maka semuanya insyaa Allah akan disegerakan.

2.       Kamu harus yakin dengan tulisanmu sendiri. ~Alfie

Minder. Ini jelas merupakan tipe saya dulunya. Berusaha untuk menyajikan hasil terbaik, tapi malah takut salah, takut nggak bermakna, takut hanya berasa sampah. Adudu, mindset inilah yang membuat saya dulunya enggak berani membrandingkan novel saya dulunya. Jadinya, banyak naskah dan enggak memiliki pembaca setia. Ini menurut saya pada waktu itu.

Nyatanya, ada orang yang mengagumi saya (Eits, naik kuping langsung). Mengagumi tulisan saya maksudnya. Semoga saja memang benar apa adanya.

Minder itu enggak enak. Rasanya seperti makan hati, ciut engggak karuan, dan dunia berasa gelap. Maka dengan adanya kepercayaan dengan apa yang saya tulis. Maka tulisan ini pun saya terbitkan.

3.       Kamu yakin kan dengan diri sendiri? Maka orang lain pasti yakin bahwa kamu bisa~Pelatih Miranda

Miranda ini gadis cantik, menarik, dan ternyata bisa melakukan banyak hal. Meski terlihat anggun dan mempesona. Hati-hati, jika macam-macam akan berakhir ke rumah sakit. Keahliannya adalah bela diri dan kini sedang mendalami olahraga tinju. Impiannya adalah bisa mengikuti ajak PON (Pekan Olahraga Nasional) suatu hari nanti. “Kak, Mir. Aku mendukungmu dan berada pada barisan paling depan.”

Ketiga kalimat penguatan itu benar-benar membuat saya sering bahagia, meskipun sedihnya juga enggak bisa dipungkiri setiap harinya. Perjuangan itu memang sakit, tapi kalau sakitnya dinikmati akan menadi kenikmatan tersendiri. Nah, untuk itulah kalimat pelengkap selanjutnya muncul. Rasanya seperti pengobat dari kalimat penguat mereka.

4.       Hal yang paling menarik di dalam kehidupan ini adalah ketika kamu bertarung dengan waktu dan dirimu sendiri-Diary Harumpuspita

Bertarung dengan diri sendiri itu memang sudah biasa. Namun bertarung dengan waktu dan diri sendiri, itu jauh lebih menantang. Itulah sebabnya, buku planner yang sering saya bawa ke mana-mana ini jelas sangat membantu. Terlebih lagi tentang adanya kesempatan yang datang sewaktu-waktu. Kadangkala kalau cocok dan diingat bisa langsung tancap gas. Hanya saja, lagi-lagi istilah penyakit hati emang enggak bisa dipungkiri. Itu yang membuat saya tertantang. Ketika hati saya sakit secara mendadak, otak saya mengingatkan kalau ada waktu atau pekerjaan lain yang harus cepat disegarakan. Jadi, jangan lama-lama galaunya ya cantik.

Empat quotes atau kata-kata mutiara ini menjadi sebuah rambu saya dalam penyemangat diri. Layaknya rute yang menuntun saya ke arah tujuan segera. Terima kasih kepada Anggara Prasetya dan Muhammad Alfie Syahri Al Rasyid yang merupakan para pendiri Blogsum. Miranda yang telah menyampaikan pesan pelatihnya dan juga kalian yang sudah bersedia membaca artikel kali ini.

Terima kasih juga kepada teman-teman yang sudah bersedia mengikuti periode giveway dari saya. Sebuah periode giveway flash dalam waktu sesingkat-singkatnya menurut saya. Antara maju atau mundur. Bolak-balik diingatkan untuk maju dan enggak boleh nyerah. Apalagi hanya karena sebuah perasaan. Sampai jumpa di cerita Diary Harumpuspita selanjutnya.