Rasa yang Bersemi Vs Pemantik Semangat


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kali ini saya akan berbincang sejenak tentang rasa yang bersemi vs pemantik semangat. Ada yang pada penasaran nggak itu tentang apa sih? Jangan-jangan tentang cinta lagi. Jika kalian berpikir seperti itu. Sudah pasti benar. Namun, ini adalah kondisi yang berbeda. Makanya ada kata vs alias rival. Itu menurut saya sih.

Ada banyak yang bisa dianalogikan dari hal ini. Pertama sekali saya akan membahas tentang rasa yang bersemi. Seperti musim semi dengan segala keindahan yang ada. Bunga yang bermekaran. Serta suasana yang begitu romantis saat terlibat di lingkungannya. Namun, setelah musim semi kita memang harus bersiap musing gugur. Pada daun yang tak membenci angin. Bunga yang layu menutup senyumnya mengembang. Kemudian akan tergantikan pada musim dingin yang berujung salju. Seperti itu pula perasaan manusia kadangkala dalam konfliknya.

Seperti pula perasaan bahagia yang akan menemukan titik kebosanan setelah merasakan simpati bahagia. Tapi rasa yang berguguran itu bukanlah tanpa sebab. Melainkan sebuah alasan yang akan menerpa tiba-tiba. Kita tidak pernah tahu kapan datangnya. Bagaimana pula bentuknya. Siap-atau tidak siap kita memang akan menghadapi situasi ini. Bahkan tak ketinggalan pula segala bentuk puisi untuk menguraikan perasaan ini. Kira-kira seperti itu tentang rasa yang bersemi.

Lalu bagaimana dengan pemantik semangat?

Kata pemantik bisa dianalogikan dengan api. Alat untuk mengeluarkan api adalah pemantik. Tentunya ini bisa digunakan untuk membakar sesuatu. Bisa saja menjadi sesuatu yang berguna seperti memasak atau memberi kehangatan saat membakar. Bisa juga sebagai alat penerang jika diberikan pada sesuatu yang membuat cahaya itu bertahan. Misalnya lilin. Dapat disimpulkan bahwa pemantik api ini dapat menjadi sesuatu yang berguna jika digunakan secara baik dan waktu yang tepat. Namun, bisa pula menjadi bahaya jika digunakan untuk niat yang salah.

Begitu pula pemantik semangat yang dianalogikan dalam kehidupan. Pemantik itu berisikan api penyemangat hidup yang memberikan penerangan bahkan kehangatan. Tergantung bagaimana kita bisa menyikapinya. Pemantik semangat ini tak butuh kata-kata untuk bisa menjadikannya ada. Melainkan sebuah sugesti bahwa ia ada menyemangati dalam diri. Pemantik semangat ini bentuknya tidak tampak tapi sebenarnya ada. Walaupun begitu tetap segala bentuk yang mengisyaratkan sebuah maksud ada baiknya melalui sebuah kata yang terangkai.

Jadi, dari kedua sisi yang kita bahas antara rasa yang bersemi dan pemantik semangat adalah sama. Sama-sama memberikan sebuah kebahagiaan dan memberikan dampak tersendiri. Hanya saja ranahnya berbeda. Bisa saja berhubungan dari rasa yang bersemi kemudian memberikan sebuah sugesti berupa pemantik semangat. Bisa juga dalam situasi yang berbeda.

Sepertinya cukup itu yang menjadi pembahasan kita kali ini. Jika kalian ada yang ingin diutarakan atau menanggapi hal ini bisa komentar pada tempat yang disediakan.



Tips Membangkitkan Semangat Diri-Part 1

Kamis, 8 Mei 2019



          Semua orang pasti pernah merasakan sangat malas pada suatu waktu. Jika dibiarkan seperti ini terus-terusan. Kualitas diri akan menurun. Pastinya orang yang produktif akan bersedih. Seperti halnya penulis sendiri. Ada banyak rancangan yang sudah dibuat. Misalnya menulis karya ilmiah atau membersihkan rumah.
         Jika membaca atau melihat tidak lagi membangkitkan gairah semangat dalam beraktivitas. Mungkin dengan cara menulis dan menguraikan sesuatu yang tersimpan adalah salah satu alternatif. Selain itu, tulisan yang dibuat pasti akan meninggalkan jejak.
        Dalam diary tentulah tidak ada sesuatu yang ditutupi baik itu dari luar maupun dari dalam. Sehingga penulis dengan senang hati membagikan pengalaman kepada pembaca diary. Ada niat tersendiri. Selain meninggalkan jejak, penulis ingin menginspirasi baik itu penulis sendiri maupun pembaca diary.
      Sebenarnya banyak yang ingin penulis bahas. Namun, rasa takut berupa ketidaksiapan kepada yang hadir di kemudian hari membuat penulis enggan untuk beranjak dan melakukan sesuatu. Apalagi hati sudah tidak takut dengan batas akhir maupun kesempatan yang hilang.

    Oke, baiklah kita kembali kepada tema hari ini tentang Tips Membangkitkan Semangat Diri
1. Memulai dari Hal yang Kecil
     Ada banyak yang bisa kita lakukan dari hal ini. Termasuk melibatkan suatu kata berupa 'paksaan'. Ya, mungkin ada gejolak tersendiri saat diri memaksakan sesuatu yang tidak disukai. Selagi ada hati yang mendukung untuk memaksakan diri. Kemungkinan keberhasilan jauh lebih besar daripada tidak ada perlakuan. Apalagi bagi orang yang dominan perasaan daripada logika,  Misalnya, memaksakan diri untuk mandi atau membersihkan rumah terlebih dahulu sebelum bekerja dan belajar. Sebenarnya bagi penulis sendiri hal ini adalah sepele karena tidak memprioritaskan keindahan dan kerapihan. Namun, penulis sadar bahwa hal ini adalah suatu kesalahan yang tidak boleh dibiarkan terus-terusan.
2. Memberi Jeda Sesaat
  Mungkin memberikan suatu kesempatan untuk tenang bagi diri adalah sesuatu yang wajar. Setelah melalui aktvitas atau ujian yang hadir dalam kehidupan yang membuat diri merasa lelah. Jika hal itu terjadi maka biarkanlah hati mencoba untuk tenang. Misalnya mendengarkan instrumen beberapa menit sebelum melaksanakan aktivitas. Istilahnya menghargai diri sendiri untuk tenang. Mungkin juga bisa merenungkan mimpi atau apa yang sudah dilakukan selama ini. Tips kedua ini sebenarnya lebih mengarah kepada merilekskan diri untuk mengumpulkan atau menggali lagi semangat yang ada. Tapi penulis sendiri tidak menyarankan untuk tidur. Sebab tidur jika membawa sebuah masalah yang belum selesai malah masalah juga tidak akan selesai.
3. Stalkingin Pemicu Semangat
    Kalau memang diri termasuk orang yang butuh semangat kalau dipanas-panasin. Mungkin menstalker orang yang bisa membuat termotivasi diperbolehkan. Bukan karena sebuah kekaguman melainkan pemicu untuk menjadi yang terbaik setidaknya seperti seseorang. Misalnya termotivasi dengan BJ Habibie dalam ilmu pengetahuan. Kita bisa membaca lagi jalan kehidupan seseorang tersebut. Masih banyak lagi yang bisa kita telusuri boleh jadi dari orang yang saat ini maupun orang terdahulu. Orang-orang terdahulu banyak yang bisa diteladani. Kalau dalam muslim sosok Rasulullah selalu menjadi idola. Kuncinya selalu mengambil hal yang positif kepada apa yang menjadi pemicu semangat.

Oke, mungkin ini saja dulu sebagai pemanasan untu memicu semangat diri. Masih ada banyak lagi yang bisa membangkitkan semangat diri. Jika ada pertanyaan atau masukan boleh komentar. Insyaa Allah kita akan membahasnya bersama.