Hari Guru untuk Ibu di Nurul Azmi Medan


Hari Guru untuk Ibu di Nurul Azmi Medan

Tak pernah terpikirkan dulunya saya bisa bergabung di sekolah SMA IESS Nurul Azmi Medan yang ketika itu jarak rumah saya dan lokasi tempat mengajar tidaklah dekat. Cita-cita saya dulunya sederhana, bisa mengajar di tempat yang tak jauh dari rumah karena energinya bisa dihemat untuk memikirkan perkembangan peserta didik ataupun menambah kapasitas diri dalam pengetahuan sebelum diajarkan pada anak-anak.

Qadarullah, saya mengajar di sekolah ini semenjak tahun ajaran baru 2023/2024 yang ketika itu dimotivasi ingin mengembangkan pengetahuan setelah dua tahun mengajar di SDN 067248. Berat memang mengawali perjalanan saya bisa bertahan menjadi seorang wali kelas di sana pada awal permulaan. Saya harus bolak-balik ke kamar mandi setiap pagi karena rasa stress meningkat saking kagetnya perubahan hidup darinya santuy menjadi tak santuy lagi. Kehidupan yang digerus serba cepat bukanlah dibentuk sehari dua hari, tapi memang sejak dulu saat perkuliahan yang menuntut diri sepenuhnya 24 jam hanya untuk kuliah saja.

Momen hari guru adalah momen yang flat bagi saya sebenarnya. Pasalnya saya yang sekarang masih jauh dari kata baik sebagai guru yang sebenarnya sembari menelisik kembali diri saya sebelumnya. Dua kata dari semua yang berlalu, ‘enggak bahagia’. Saya tidak bahagia mengajarkan sesuatu ke anak-anak dan saya enggak bahagia untuk datang ke sekolah. Padahal niat saya dulunya adalah ingin menjadi guru yang bahagia. Kapan-kapan saya akan bercerita tentang pendapat saya terhadap guru.

Momen hari guru di Nurul Azmi kali ini dibuat berbeda oleh para pemimpinnya. Mereka berpikir bahwa guru pertama mereka adalah ibu mereka sendiri di mana kali pertama anak-anak dididik terlebih lagi pasal akhlak. Maka tepat pada tanggal 26 Novemberi diundanglah para Ibu ke sekolah untuk merayakan momen Hari Guru untuk Ibu sekaligus peluncuran album terbaru yang berjudul Ibu ditulis oleh Ustadz Doni selaku kepala sekolah SMP IT Nurul Azmi.

Pemilihan hari Minggu bukanlah tanpa alasan. Hal ini bertujuan supaya para banyak yang bisa datang dikarenakan hari Minggu adalah hari libur dan tidak perlu khawatir akan sebuah alasan bahwa mereka sedang dalam bekerja pada umumnya.

Qadarullah, para Ibu yang ada di kelas saya yang bernama Malik Binnabi pada datang semua. Momen kebersamaan itu pun terpotret indah ketika mereka foto bersama. Walaupun pada akhirnya saya belum berkesempatan untuk ikut karena sedang ada hal yang ingin diselesaikan.

Kegiatan makan bersama ini diinisiasi oleh Mamanya Nabil, wali murid kelas Hamasah secara dadakan layaknya proklamasi. Dilaksanakan secara sesingkat-singkatnya. Sat set set. Jadilah kami makan bersama. Serta didukung juga produk dari Nuget Apamaumu yang merupakan owner dari Aulia, siswa kelas Al-Fatih.

Dokumentasi Hari Guru untuk Ibu di SMA IESS Nurul Azmi Medan


Seni Memperibet Diri VS Keep It Simpel


Seni memperibet diri VS Keep It Simple

Pengalaman Memperibet Diri Sendiri

Sebagai seorang yang terkenal sangat keras kepala, ini kata ibu saya dulunya. Sekarang masih terkesan sangat keras kepala, terlebih lagi terhadap impian di masa depan. Sudah dibilang juga nggak usah nulis, enggak ada gunanya, masih juga tetap nulis. Entah kapanlah kau bisa maju, asyik terpuruk aja.

Ada juga ungkapan dari sahabat saya mengatakan apa yang dia pandang terhadap diri saya.

Si kocik ini payah Ma, (waktu itu dia bilangkan ibunya) dia kalau udah satu ya satu. Kau pun Ni, namanya orang tua. Dia pasti tahu apa yang terbaik buat anaknya. Jadi begitulah, kupandang udah lama kali dirimu nulis, tapi kok enggak sukses-sukses gitu ya.

Saya menuliskan ini dengan perasaan yang sedikit nyelekit, menusuk jantung tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Padahal ngakunya udah ikhlas dengan segala wahana ungkapan atau cara orang lain yang melarang saya untuk meneruskan dunia tulis menulis. Namun tak mengapa, saya harus keep it simple, bawa enjoy saja sama orang-orang yang julid.

(Masih berpikir, pengalaman apa yang memperibet diri sendiri)

Bermula ketika masa di perkuliahan. Gaya belajar saya pada waktu itu terkesan sangat lambat. Orang-orang sudah menggunakan kecanggihan teknologi dalam menyelesaikan tugas review jurnal berbahasa Inggris. Saya malahan berusaha tidak menggunakannya karena hanya merasa tidak mengerti dengan terjemahan secara digital. Berasa kurang memahami apa yang disampaikan secara bahasa Indonesia.

Apa yang terjadi?

Saking kuatnya saya mempertahan egois dalam diri untuk tidak menggunakan fasilitas canggih arahan teman saya. Alhasil apa yang saya dapatkan? Benar sekali, tugas tidak selesai tepat waktu dan saya dimarahin sama teman saya sendiri selaku pengumpul tugas. Fix, rasa nyelekitnya tak terlupakan sampai sekarang.

Pengalaman kedua cara memperibetkan diri adalah dengan mengerjakan tugas yang sebenarnya orang lain sudah mengerjakannya. Saya tetap mengerjakannya sebisa mungkin versi diri saya, walaupun sebenarnya saya itu harus menyiapkan diri bahwa hasil pekerjaan saya tidak digunakan oleh mereka. Alasannya sungguh sangat klasik. Yah, itung-itung buat latihan belajar bagaimana caranya membuat tugas itu. Sementara ada orang lain yang sedang menasehati diri saya. “Jangan begitu, kan enggak enak juga. Kalau mereka sudah buat, sementara kamu buat juga. Entah mereka mikirnya sebagai perbandingan jatuhnya. Enggak enakan jadinya.”

Waktu itu posisinya saya sudah mengerjakan separuh. Walaupun saya mengetahui tugas itu memang sudah dibuat orang lain. Entah mengapa saya merasa harus menutup mata atau pura-pura tidak tahu saja. Astaghfirullah, saya berusaha untuk melihat diri yang ternyata masih terbesit rasa keegoan tinggi. Enggak mau mengomunikasikan hal ini. Terlebih lagi memberikan sebuah alasan bahwa saya tuh akhir-akhir ini sungguh sangat sibuk, tapi tidak mampu mengatakannya dan akan mengusahakan nanti. Hingga akhirnya menuju hari terakhir barulah saya mengerjakannya dan alhamdulillahnya sih siap dikerjakan. Walaupun tugas saya belum sempat dibacanya pada hari yang dijanjikan.

Pengalaman ketiga cara memperibetkan diri adalah dengan tidak pernah meminta uang pada ayah saya padahal saya sungguh sangat butuh hingga akhirnya terlibat situasi gelap. Alasannya sungguh sangat klasik, saya berpikir ayah tidak punya uang karena setiap hari Ibu selalu mengatakan hal ini. Padahal aslinya, uang Ayah saya banyak tuh dan bahkan dihambur-hamburkan ke orang lain yang tidak tepat. Saya berharap orang sekeliling saya itu peka. Kalau saya sudah mengatakan tidak punya uang untuk ongkos ke kampus atau ke mana gitu ya dikasih. Nyatanya enggak ada yang peka :D. Nggak ada yang mau memberikannya kepada saya. Sampai pada akhirnya ini pengalaman yang menyedihkan. Saya tidak jadi ikutan daftar PPG Prajabatan hanya karena enggak punya uang  200 ribu untuk biaya ujiannya. Padahal saya tuh sudah mati-matian mengeluarkan energi untuk menjawab pertanyaan esai yang membuat kepala mendidih. Namun ya sudahlah, itu kan sudah menjadi masa lalu. Hal yang jelas setelah beranjak dari situ kalau saya bilang saya enggak punya ongkos buat kerja atau enggak punya paket internet auto ditawarkan pinjaman oleh keluarga saya.

Belajar Keep It Simple

Arti dari keep it simple  itu adalah menyederhanakan sesuatu yang berarti jangan memperibet diri loh. Misalnya ada pekerjaan rumah yang berantakan. Kita sudah lelah banget karena habis pulang kerja, terus lihat yang lain asyik sibuk sendiri sama kegiatan have funnya. Pasti bakalan menyuruhnya untuk membantu membereskan kan. Cara mengatasinya adalah dengan menyuruh secara baik-baik. Kalau enggak dikerjai, ya kerjai sendiri. Kok ribet, kan yang ingin suasana hidup rapi tuh diri sendiri bukan dia yang sedang have fun.

Kalau ketemu orang terdekat, khususnya keluarga. Dia enggak punya uang buat ongkos untuk perjalanan menimba ilmu. Sementara kitanya ada rezeki yang lebih. Berikan sedikit, tanpa perlu diminta. Kan simple, cara berbuat baik tanpa harus menurunkan ego.

Untuk pengalaman ini sebenarnya saya masih sangat minim sekali pengalamannya, tapi ada satu rekomendasi pembahasan tentang keep itsimple dalam hubungan yang mungkin bisa dipelajari. Kebetulan saya baru belajar dari acara Hajatan yang diadakan oleh Kemenkeulibrary.

Itu saja kali ya cerita pada awal pagi kali ini. Semoga menjadi perenungan bersama bahwa jangan mengambil pusing sesuatu yang sebenarnya masih bisa nggak perlu dipusingin, sebagai gantinya ya harus cari solusi untuk menurunkan rasa egois di dalam diri. Kalau masih sulit juga. Banyakin saja istighfarnya. Supaya Allah Swt melembutkan hati kita.

When I have Good Habit

When I have good habit

Sebagai seorang penulis. Tentu pekerjaannya adalah menulis, kalau seandainya enggak menulis dalam rentang waktu yang sangat lama. Bukan penulis profesional namanya. Begitulah sebuah hal yang tertanam pada diri beberapa waktu lalu setelah merutinkan menulis berturut-turut setiap paginya.

Kalau tidak ngepost, enggak boleh ngapa-ngapain. Begitulah komitmennya. Mau itu hasil tulisannya banyak lengkap dengan gambar yang estetik sampai hanya sekedar tulisan belaka. Kali ini saya mau menceritakan sedikit pengalaman yang baru saja saya alami. Sebagai pengingat diri kalau seandainya saya kembali ke stelan pabrik penulis yang tidak produktif.

Awal Mula

Masih ingat nggak tentang para ulama yang membagi waktunya untuk belajar di postingan sebelumnya? Mereka belajar di waktu awal pagi sebelum Matahari terbit atau antara maghrib dan isya.

Saya mencoba pilihan yang pertama dengan mencoba bangun di sepertiga malam. Qiyamul Lail terlebih dahulu selama setengah jam barulah menulis konten untuk blog. Hari pertama terasa sangat lancar karena saya memutuskan untuk menuliskan apa yang baru saja saya pelajari di kelas daring.

Hari kedua, saya merasakan hati tiba-tiba sakit karena teringat orang yang menyakiti. Al hasil hanya sekedar tulisan doang, kemudian visualisasinya menyusul ketika saya sudah memiliki waktu panjang seperti hari Sabtu ataupun Minggu.

Hari ketiga, tulisan lancar karena ide mangalir jaya terus ditambah lagi dengan editing gambar yang sat set-set dari Canva. Saya harus berterima kasih kepada Allah Swt yang memperkenalkan saya kepada Canva lebih dulu sebelum booming seperti sekarang ini dan pekerjaan saya menjadi cepat selesai.

Walaupun kelemahannya adalah saya harus gigit jari ketika kuota tinggal sedikit, padahal baru saja mempaketkannya seminggu yang lalu. Namun enggak apa, semoga Allah Swt memberikan jalan untuk hambanya yang mau berusaha. Entah itu minta wifi orang lain ataupun ada orang baik memberikan pinjam buat beli paket.

Sampai pada hari yang mulai konsisten ke 7. Barulah muncul penyakitnya. Rutinitas menulis harus diganti dengan rutinitas yang jauh lebih genting, yaitu menyelesaikan tugas deadline sama setrikaan yang menggunung. Untungnya malam ini teringat dan membuat hati resah, jadinya saya bisa menuliskan artikel ini. Namun tak mengapa, itu berarti saya harus menemukan strategi lain supaya tidak terulang lagi. 

Hal Positif Setelah Good Habit

Pengalaman belajar, orang-orang yang kita ketemui, dan apa saja yang kita pelajari barangkali mempengaruhi cara berpikir dan hati kita. Kalau dulu setelah menulis beberapa waktu yang konsisten saya langsung mengalami ke stelan pabrik alias tidak menulis lagi.

Kini saya sudah mendapatkan jawabannya dari postingan belajar di SPA Madya. Saya merasakan hal yang positif setelah membiasakan diri untuk istighfar seratus. Belajar membersihkan hati melalui mengingat Allah dan memohon ampun. Walaupun hati masih dalam kondisi keras sekalipun.

Supaya dosa kita terhapus, istighfar dulu dong seratus.

Kalau saya sudah sangat merasa bersalah banget, bisa tuh istighfar lebih dari seratus sampai ngerasa hati tidak sakit lagi dan lupa sama orang yang menyakiti. Ternyata menjadi orang yang peka itu enggak mudah. Hanya orang-orang terpilih yang bisa merasakannya. Sempat punya prinsip, saya bakalan terus istigfar entah sebatas mana. Barangkali setelah istighar yang ke 999 kali barulan saya benar-benar secara tulus meminta ampun kepada Allah Swt.

Another Good Habit

Sebelum memahami menjaga wudu itu sangat penting sekali. Terlebih lagi untuk menulis yang mengarah kepada pencerahan. Kini saya mempraktekkan untuk menulis, pokoknya menulis apa saja. Mau itu fiksi maupun nonfiksi. Alhasil manfaat lainnya adalah wajah saya menjadi bersih karena bolak-balik berwudu. Wong bolak-balik buang angin. Ini saat saya pertama kali menjaga wudu. Kalau sudah terbiasa menjaga wudu ya enggak seperti itu lagi. Bahkan wudunya bisa tahan lama. Kalau salat enggak perlu wudu lagi ketika di saat genting. Paling kalau merasa ragu barulah berwudu lagi.

Good Habit With Basmallah

Saya dulu pernah membaca sebuah penelitian tentang air yang ketika dibacakan ayat suci bentuk kristalnya akan berubah menjadi sangat indah. Rasulullah Saw juga pernah mengajarkan bahwa ketika beliau minum, maka dibagi menjadi tiga tegukkan. Sebelum minum satu tegukkan ucapkannya Basmallah, kemudian ucapkan hamdallah setelah masuk di kerongkongan. Setelah itu ulangi lagi di tegukkan berikutnya sampai tegukkan ketiga.

Kalau kebiasaan minum terdengar suara glek-glek sampai perut kembung, bawaanya ingin tidur dan malas. Justru dengan mempraktikkan minum ala kebiasaan Rasulullah Saw saya menjadi orang yang tidak rakus dan tidak banyak makan. Kalau makan secukupnya saja, tidak berlebihan. Nah hal lebih ajaibnya adalah saya bisa tidur dengan rentang  waktu yang cukup, yaitu 6 jam sehari. Jadi, kalau seandainya saya tidur jam sepuluh malam, maka saya bisa bangun jam 3 pagi untuk melaksanakan sepertiga malam.

Tahu nggak Sob, manfaat lainnya adalah kita terhindar dari orang yang berbuat jahat. Misalnya kita lagi di tempat orang, terus ditawarin minuman yang ternyata diguna-guna. Insyaa Allah enggak akan mengaruh di kitanya nih Sob.

Dalilnya mana atau referensinya mana? Hm, kalau Sob tahu bisa tulis di kolom komentar nih.

Good Habit With Selawat

Tren lagu selawat memang ragam macamnya. Biasanya saya hanya mendengarkannya saja ketika melakukan aktivitas. Lalu bagaimana dengan ketika melakukan aktivitas sembari berselawat? Misalnya melipat pakaian, mengelap jendela, menggosok, memasak, hingga menyapu dan mengepel. Ini juga kali pertama dalam sejarah. Secara gitu, saya memang tipenya pendiam dan khawatir kalau banyakin ngomong suaranya bisa habis. Ternyata setelah dipraktikkan hasilnya positif bisa sambil muhasabah diri, teringat akan dosa selama ini, dan terhindar dari keinginan untuk menggibah orang lain atau curhat yang membuka aib sendiri.

Closing

Sebenarnya masih masih banyak kebiasaan positif lainnya yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sampai di sini, mungkin bakalan ada kelanjutan good habit  lainnya di lain waktu. Semoga saja, tergantung mood juga dan semoga Allah Swt memberikan inspirasi dan keterbukaan hati untuk berbagi hal positif lainnya.

Review Buku Mahfuzhat

 

Review Buku Mahfuzat

Belajar Kebijaksanaan dari Buku Mahfuzhat

Saya mengetahui buku ini karena ada review Challenge dari @bukureneislam . Setelah tahu informasinya, saya langsung bergerak cepat untuk mencarinya di Ipusnas. Qadarullah, saya mendapatkan akses pinjam dan waktu itu masih bisa dipinjam oleh beberapa orang lainnya.

Setelah saya membacanya seminggu yang lalu. Satu kata yang keluar dari bibir tipis saya adalah ‘amazing’ saking sukanya saya berharap bisa memilikinya dalam waktu dekat.

Kenapa?

Pasalnya ini adalah buku wajib untuk para santri untuk dihapalkan. Mahfuzhat sendiri adalah kumpulan kata mutiara Islam Arab yang menginspirasi umat manusia.

Sayangnya, ketika saya memiliki kesempatan untuk mereviewnya. Eh, malah sudah batas waktu dikembalikan dan sekarang tinggal antrian. Namun tidak apa, saya masih bisa memiliki stok penyampaian terhadap isi dari buku ini. Palingan kelengkapannya saja yang menyusul.

Judul Buku : Mahfuzhat

Penulis : Tim Turos Pustaka

Penerbit : Tim Turos Pustaka

Jumlah Halaman : Kurang lebih 263

Tahun Terbit : 2018

ISBN : 978-602-1583-49-4

Sejak dulu, orang-orang Arab memang dikenal luas sebagai orang yang gemar bersyair dan menghafal kata-kata indah penuh makna. Hal ini menjadi tradisi turun-temurun hingga sekarang. Buku ini dikenal sebagai Mahfuzhat yang artinya kata-kata yang dihafalkan. Maka sudah pasti bahwa kata-kata yang tersedia memang harus dihapal beserta dengan bahasa Arabnya. Cara penghapalannya pun juga harus dibarengi dengan memahami makna yang dihapalkan.

Layaknya sebuah penyusunan. Buku ini memiliki kelebihan dengan kategori mudah dihapal. Hal itu didasarkan pada pengelompokkan hapalannya dari huruf Hijaiyya dari alif sampai ya. Hingga ucapan dari para imam maupun ulama. Sehingga ketika kita menghapal satu kelompok dari huruf ‘ha’ maka semua daftar kalimatnya juga sama. Hal ini tentulah memudahkan kita untuk belajar bahasa Arab. Sampai saya sendiri menyadari bahwa salah harakat saja, itu memang sudah beda artinya. Sebagai contoh alhasanu artinya orang yang berakhlak mulia. Ketika diganti menjadi alhasu .. itu artinya pendengki.

Sebenarnya banyak sekali kata pilihan yang ingin saya bagikan, tapi di sesi kali ini hanya bisa saya tuliskan beberapa. Itulah mengapa buku ini menjadi referensi yang wajib dimiliki bagi Anda yang ingin mendalami bahasa Arab sekaligus belajar kebijaksanaan hidup.

Carilah teman sebelum melakukan perjalanan, dan carilah tetangga sebelum membangun rumah. (Halaman 119)

Bermusyawarah dengan orang yang sudah banyak mencoba, karena dia akan memberimu pendapatnya yang dia dapatkan dengan mahal, sementara kaudapatkan itu dengan Cuma-Cuma. (Lukman Hakim)-Halaman 121

Seburuk-buruk  manusia adalah manusia yang tidak peduli ketika orang-orang melihatnya berbuat keburukan.- Halaman 122

Orang yang lemah adalah yang lemah dalam mengatur dirinya. (Umar Bin Khattab)-Halaman 131

Inilah yang bisa saya sampaikan pada sesi kali ini. Semoga bisa menjadi keberkahan bagi pembacanya. Soalnya jujur saja nih ya, setelah membaca buku ini hidup saya menjadi berubah. Ada perubahan yang signifikan terhadap diri khususnya akhlak dan pemikiran bahwa kebiasaan buruk itu harus diubah menjadi kebiasaan yang baik.

Isi Buku Mahfuzhat

Bahkan saking bermanfaatnya saya tidak percaya pada diri sendiri, dalam artian saya tidak percaya akan mengerjakannya nanti, maka saya mengerjakan tugas ini sekarang. Begitulah yang terpatri dalam diri saya saat ini. Sehingga baru kali ini saya mengumpul tugas lebih awal pada tugas SPA Madya. Bagi saya, ini adalah pertama kali dalam sejarah di hidup saya.

 

Belajar Adab Menuntut Ilmu di SPA Muda

Belajar Adab Menuntut Ilmu di SPA Muda

Minggu, 12 November 2023

Setelah pulang dari Binjai, ditemani adik saya melangkah ke sana dan belajar sesuatu yang saya pahami sementara dia tidak. Malamnya saya memberanikan diri untuk menjadi seorang Moderator.

Topik kali ini adalah Ta’limu Muta’alim, yaitu adab menuntut ilmu. Sebuah perkara yang tidak sepele dan bahkan para ulama terdahulu mempelajarinya selama 40 tahun lamanya. Materi tersebut dibawakan oleh Bang Anugerah Roby Syahputra yang merupakan anggota Andal dalam ke-FLPan.

Adab Menuntut Ilmu

1.       Niat

Masih ingat nggak tentang hadist pekara niat? Bahwa sesungguhnya segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Maka niat menuntut ilmu itu haruslah karena Allah Swt atau mencari ridhonya Allah. Kalau seandainya menuntut ilmu itu bisa menghasilkan uang, itu pekara belakang. Kenapa? Karena ketika kita menuntut ilmu itu bertujuan mendapatkan uang dari apa yang dipelajari. Maka ketika sudah mendapatkan uang, ia akan berhenti.

2.       Memilih Ilmu, Guru, dan Ketabahan dalam Belajar

Hal yang pertama sekali dalam memilih ilmu adalah untuk agama, kemudian untuk masa depannya. Pelajarilah terlebih dahulu ilmu tauhid, yaitu ilmu mengenal Allah. Supaya hidup ini terarah.

Pilihlah guru yang paling berilmu, paling wara’, dan yang paling tua. Sebab transfer adab dan transfer ilmu itu butuh semangat anak muda dan kebijaksanaan orang tua. Makanya kalau di pesantren itu yang dipandang adalah siapa Kiayinya.

Terkait dalam ketabahan dalam belajar, kita itu memang harus tabah. Bahkan dulu Imam Bukhari demi mendapatkan 1 hadist rela berjalan berpuluh km.

3.       Ta’azim terhadap Ilmu dan para Ahlinya

Kalau tidak menghormati gurunya, maka tidak akan mendapatkan keberkahan.

Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa aku adalah hamba sahaya untuk guru yang  mengajarkan 1 huruf padaku.

4.       Harus giat dan Semangat

Dalilnya ada pada surah Maryam ayat 12. “Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak. Juga pada surah Al-Ankabut ayat 69, “dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.

Mustahil sekali ilmu itu bisa didapatkan tanpa usaha.

5.       Memulai belajar ukuran dan urutannya

Waktu untuk memulai belajar adalah hari Rabu sebab pada waktu tersebut Allah Swt menciptakan cahaya. Standar orang yang mau belajar adalah diulangi 2 kali dan ditambah sedikit. Jika materinya panjang, kalau bisa diulang 10 kali.

6.       Bertawakal

Tidak usah menyibukkan pasal mencari rezeki. Orang dulu, sudah menjadi kebiasaan kalau dibayarkan oleh pemerintah. Sudah sepantasnya pula bahwa seorang ustadz diberikan honor yang besar.

Siapa yang belajar karena Allah, maka Allah akan mencukupi dari arah yang tak disangka-sangka.

 

Sesungguhnya ada dosa yang tak dapat dilebur kecuali ma’isyah.

ma'isyah di sini dimaksudkan adalah mencari rezeki yang halal.

7.       Masa Belajar

Nggak ada kata terlambat dalam belajar. Al-Hasan bin Ziyad bahkan belajar di umur 80 tahun. Waktu terbaik belajar adalah di masa muda. Waktu sahur, maghrib dan isya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa kalau bosan, maka pindah ilmu lain.

8.       Kasih sayang dan Nasihat

Maksud yang ada di sini adalah tidak mendengki.

Rahimahullah -> Semoga Allah merahmatinya.

Hafizahullah -> Semoga Allah menjaganya (masih hidup).

Jangan berdebat dengan orang bodoh.

Hafalan akan pergi, tapi tulisan akan menetap.

Makanya sistem belajar orang dulu itu bagus CBS (Catat Buku Sampai Habis) karena bisa membuat ilmunya lengket. Hal yang diajarkan adalah yang terbaik yang dihapal dan didengar.

Jika punya minat sejarah, baca buku sejarah, dan punya buku sejarah. Penting sekali mengenali mana yang ahli ilmu beneran.

Wasiat : menghapal sedikit-sedikit hikmah.

Malam itu panjang, jangan dipendekkan dengan tidurmu.

9.       Sikap wara’ terhadap belajar dengan menghindari Subhat

Jangan sampai perutnya kenyang, jangan sampai terlalu banyak tidur.

Makanan dari pasar jauh daripada dzikrullah dan lengah dari mengingat Allah. Makanya lebih baik membawa makanan sendiri.

10.   Hal-hal yang memudahkan hafalan

Adalah kesungguhan, ketekunan, mengurangi makan, sholat malam. Membaca Al-Quran dengan menggunakan mushaf beda dengan tasmi’. Sebab ada pahala menggunakan mushaf.

11.   Bersiwak, minum madu, dan sekarang ini makanlah dengan gizi yang seimbang

Sesi Dokumentasi  Adab Menuntut Ilmu di SPA Muda FLP Medan

Pertanyaan :

Bagaimana menyikapi tetapi hadir, walaupun materinya sudah pernah dihadapi?

Jawab : manusia bisa saja lupa. Bisa saja ada kebaharuan dalam ilmunya. Perlu juga kerendahan hati dan kebesaran jiwa.

Referensi :

Diambil dari buku ta’limu muta’alim

Pengalaman Berpartner dengan Seedbacklink

Pengalaman berpartner dengan Seedbacklink

Pengalaman Berpartner dengan Seedbacklink

Menulis adalah nafas yang panjang. Begitulah yang saya tangkap dari ucapan Kak Luluk HF selaku penulis dari Mariposa. 

Kesuksesan seorang penulis yang sekarang ini bukanlah dibentuk sehari dua hari, tenar, dan mendapatkan uang. Big No. Justru harus dilalui dengan serangkaian perjalanan yang panjang dan tentunya mengasah diri untuk menulis.

Jadi, kalau ada orang yang bisa menjadi penulis sukses dalam waktu satu malam saja. Rasanya tidak mungkin. Emang dongeng cerita Roro Jongrang. Semua butuh proses. Bahkan mie instan sekalipun butuh disedu beberapa menit supaya bisa dinikmati.

Perencanaan Konten

Tepat di awal September 2023 saya sedang merencanakan sesuatu. Bagaimana ya saya bisa menghasilkan uang UMR dalam sebulan hanya dengan menulis? Kalau seandainya saya menghargai karya dengan harag Rp30.000 untuk setiap artikel atau bab novel yang saya buat. Maka setidaknya harus menulis satu hari 3 atau empat artikel dalam setiap harinya. Sehingga kalau ditotalitaskan dalam sebulan, saya harusnya sudah menulis sebanyai 100 post.  

perencanaan konten menulis

Sungguh itu adalah angka yang sangat fantastis ketika saya tidak mengukur kapasitas diri bahwasannya saya sedang menjalani peran apa saat ini. Yah, namanya juga keinginan. Pastilah punya perencanaan untuk mewujudkannya. Walaupun ekstrim sekalipun sebelum dijalankan.

Jujur, saya ingin sekali menjalani hari-hari sebagai penulis yang bahagia dan kalau seandainya saya mengaplikasikan bidang ilmu yang dulu saya ambil di perkuliahan pun setidaknya saya hanya ingin mengajar 2 kali saja dalam seminggu.

Bagi saya, mengadakan perencanaan itu butuh waktu, energi, dan usaha. Tidak bisa direncanakan hanya sekali, tapi memang harus berkali-kali supaya lebih detail dan terencana. Jadi kalau ada tim perencana di sebuah bisnis, itu merupakan ide bagus juga. Sebab, sebuah pepatah mengatakan bahwa, “Pengaturan (manajemen) pekerjaan itu memperbanyak separuhnya waktu.”

Proses

Saya punya komitmen dalam diri pada waktu itu adalah dengan menggaji diri sendiri. Walaupun sebenarnya seorang penulis itu harus rela bahwa tulisannya itu memang tidak dibayar sama sekali karena hasil jerih payahnya menulis.

Maka di awal perencanaan saya sangat antusias dan bisa menjalankannya paling tidak satu artikel pun satu dalam sehari. Sehingga nanti dibuatkan saja per tanggal kapan saya menyelesaikannya dan kalau pun enggak terselesaikan terhitung hutang saja. Berharap suatu hari nanti saya memiliki waktu sehari atau dua hari untuk membayarnya.

Setelah menjalaninya, malahan gagal. Jangankan membuat satu artikel satu hari. Mengevaluasi diri saja saya tidak punya waktu. Menangis di pojokan setiap minggunya setelah melihat catatan agenda saya kosong, tak bernoda dengan eksekusi perencanaan. Nyesak sih, tapi enggak berdarah. Meskipun sempat bangga bahwa ada yang dikerjakan di awal-awal perencanaan. Namun tidak apa, bahkan saya menyimpulkan bahwa semangat yang saya miliki termasuk dalam ketegori buntut tikus. Awalnya saja yang besar, sampai menjelang ujung habis.

Eksekusi

Bagi saya, bulan November  2023 ini adalah bulan perencanaan ulang. Setelah di Oktobernya terasa amblas seperti orang yang kehabisan bensin. Rutinitas terlihat kacau. Saya pun mencoba mengkaji ulang rekam jejak yang ada di buku agenda beberapa tahun yang silam. Nah, di situlah saya baru merasakan manfaat dari jurnaling selama ini yang kata orang nyinyir enggak berguna sama sekali. Fix, ini sangat membantu sekali. Kapan-kapan saya ulas prosesing perjalanan saya bersama RA Planner.

Hingga akhirnya, saya memutuskan bahwa setiap hari menuliskan 1 karya saja. Baik terlepas bagus atau tidaknya. Tidak perlu banyak ekspektasi dulu, sebab saya merasakan seperti seorang balita yang baru belajar berjalan dengan merangkak. Jadi memang nggak bisa lari marathon.

Dapat Orderan di Seedbacklink

Bergabung di seedbacklink udah lama sebenarnya sekitar beberapa bulan yang lalu, tapi memang masih di tahun yang pertama. Namanya sudah memiliki perencanaan konten sendiri terlepas dibayar atau tidaknya. Eh, ada orderan yang masuk tuh. Terakumulasi 3 artikel dalam sebulan. Itu merupakan sebuah pencapain yang sangat wuah bagi saya karena memang belum pernah serutin itu mendapatkan orderan bisa berturut-turut. Meskipun pada akhirnya rencana tidak sesuai dengan perkiraan karena memprioritas orderan dari Seedbacklink. Setidaknya ada peningkatan finansial secara nyata.

dapat orderan di Seedbacklink

Walaupun nominalnya enggak sebanyak para member Seedbacklink lainnya yang memiliki penghasilan untuk menghidupi diri atau berjuta-juta. Setidaknya, itu menjadi penyelamat saya ketika berada di situasi yang genting. Enaknya di sana, berapapun nominalnya bisa dicairkan. Bagi saya, ini adalah sebuah pencapaian yang sangat membanggakan di kehidupan sekarang.  

Kemudahan dalam berpartner dengan Seedbacklink

Apa perbedaan yang paling signifikan dari Seedbacklink ini dengan para penyedia backlink lainnya?

1.       Artikel disediakan klien. Jadi, klien itu sudah menyediakan artikel yang bakalan kita post idi blog. Palingan tinggal edit sedikit sesuai dengan gaya penyampaian kita saja. Kalau saya sih, sekalian belajar juga kan dengan cara menulis ulang dan menyampaikannya dengan bahasa sendiri. Meskipun sebenarnya kebanyakan juga kalimat yang digunakan dari artikel klien.

2.       Adminnya fast respon. Memang ya, nggak ada yang menandingi kualitas dari fast respon ini. Rasanya klepek-klepek orang dibuatnya. Bercanda. Nggak sampai sejauh itu juga kan, karena saya kan berinteraksi sama adminnya, bukan si doi. Hal yang pasti nyaman saja.

3.       Terhubung dengan para member lainnya di grub WA. Fix, ini merupakan hal yang menyenangkan karena di sana tuh saya enggak merasa sendiri. Enggak hanya saya saja loh yang merasakannya.

Harapan untuk Seedbacklink

Bagi saya, penyedia backlink ini masih menjadi tempat teristimewah hingga saat ini. Harapannya paling di sayanya saja. Semoga bisa melalui hari-hari dengan semaksimal mungkin sebagai seorang penulis. Walaupun jalannya merangkak sekalipun.

Semoga Seedbacklink semakin sukses ke depannya, semakin banyak orang yang tahu dan bermanfaat bagi orang banyak.

 

 

Menjadi Bookstagram di Usia 25

Menjadi Bookstagram di Usia 25

Menjadi Bookstagram di Usia 25

Sebagai manusia yang mendedikasikan diri sebagai penulis sejak tahun 2019. Rasanya tak afdal jika tidak familiar dengan buku, sebab buku adalah jendela dunia. Akan ada banyak hal yang yang terungkap ketika kita membuka buku dan buku adalah guru yang terbaik.

Tulisan tanpa referensi tentulah menjadi sangat hambar rasanya. Saya dulu pernah merasakan masa-masa hanya menulis, mencari inspirasi ke sekitar dan menulis lagi tanpa terbesit untuk menambah kapasitas dengan membaca.

Apa yang dirasakan?

Saya hanya bisa merasakan sesuatu yang hampa dan putarannya itu-itu saja. Bahkan polanya pun bisa ditebak. Sementara inspirasi untuk tetap menulis tetap ada saja dong. Namanya juga penulis fiksi, jadi risetnya enggak harus selalu dengan membaca. Hanya dengan melihat dan merasakan lingkungan sekitar.

Tepat tahun 2023 ini setelah bulan Ramadan 1444H. Saya mencoba sesuatu yang baru dengan menjalani hari-hari sebagai pembaca yang diadakan oleh Langkah Bayi selama 30 hari berturut-turut. Mulai dari langkah kecil itulah, qadarullah saya juga diberikan sebuah buku tentang perjalanan seorang Penghapal Al-Quran yang mencapai impiannya.  

Jadi, sejak kapan saya menjadi seorang bookstagram?

Saat itu saya belum masuk ke dunia literasi yang ternyata memberikan sebuah hadiah untuk orang-orang yang beruntung seperti giveway. Sampai suatu ketika saya bertemu dengan sebuah akun @catatanseorangeha memberikan sebuah hadiah giveway sebuah pelatihan menjadi Bookstagram. Alhamdulillah, saya ikutan dan bertemu dengan Kak Dipi dan teman-teman lainnya.

Sistem Pembinaan Anggota Madya #1

Menjadi Pribadi yang Islami Resume Materi : Menjadi Pribadi Islami

Selamat anda telah naik ke jenjang Madya. Itu berarti akan ada serangkaian pembelajaran yang lebih intens untuk naik ke jenjang Andal. Apakah ini merupakan sesuatu yang benar-benar layak?

Tepat 21 November 2023, FLP SUMUT melaksanakan pembelajaran pertama di jenjang Madya. Pesertanya ada yang dari Binjai, Langkat, Medan, dan Padang Lawas. Sebuah permulaan sebagai garis start waktunya untuk berubah. Walaupun hidup ini terus mengalami kedinamisan dalam hidup. Boleh jadi selama ini kita telah futur. Iman merosot dan harus dicharger ulang.

Pemateri : Abdi Siregar (Anggota Andal FLP)

Moderator : Dewi Chairani

Slide pertama dimulai dengan mengenali empat kepribadian manusia pada umumnya, yaitu Sanguin, Koleris, Melankolis, dan Plegmatis. Apabila kita memahami kepribadian ini, tentulah kita mudah untuk menganalisis kepribadian diri. Enggak memikirkan kepribadian orang lain, minimal kepribadian diri sendirilah.

Sanguin

Pada tipe kepribadian pertama, orang ini pada umumnya memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah dalam hidupnya yang tinggi, bisa membuat lingkungan gembira, dan senang.

Tipe kelemahannya adalah ia cenderung bertindak sesuai dengan emosi dan keinginannya, mudah sekali dipengaruhi lingkungan, dan kurang bisa menguasai diri sendiri.

Koleris

Tipe kepribadian ini berorientasi pada pekerjaan dan tugas. Mereka memiliki disiplikan kerja yang sangat tinggi. Dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab. Kelemahannya adalah kurang merasakan perasaan orang lain, belas kasihnya terhadap penderitaan orang lain agak kurang karena perasaannya kurang bermain. Wow, ini merupakan tipe yang mengenyampingkan perasaannya sendiri demi tanggung jawab. Sepertinya cocok juga untuk tipe orang yang ditempatkan sebagai abdi negara.

Melankolis

Tipe orang yang terobsesi pada karya yang paling bagus, paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasannya sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahannya mudah sekali dikuasai perasaan murung. Tidak mudah baginya untuk senang atau terawa terbahak-bahak. Sering merasa kecewa dan depresi jika apa yang diharapkanya tidak sempurna.

Apakah saya termasuk memiliki kepribadian ini, setelah melihat ke belakang tugas banyak yang tak selesai? Walaupun cenderung memiliki kepribadian ini bukan berarti sepenuhnya saya plek ketiplek tipe ini juga.

Plegmatis

Tipe kepribadian ini adalah kepribadian yang berbahaya walaupun sebenarnya ia punya kencederungan, santui, kalem, cuek, dan cinta damai. Kelemahannya adalah mudah ditipu karena terlalu percaya pada orang orang lain, tidak memiliki impian atau semangat dalam mengejar impian, sulit menentukan pilihan, terlalu tidak enakan, dan sering menunda-nunda.

 

Unsur-Unsur Kepribadian Muslim

Menurut Matta, manusia adalah zat yang terdiri dari unsur segenggam tanah dan setiap ruh. Berdasarkan dua kecenderungan unsur inilah Allah Swt menciptakan kecenderungan dan dorongan tertentu yang kemudian menjadi dasar-dasar dalam membentuk kepribadian manusia. Unsur ruh lebih cenderung kepada fitrah untuk beribadah kepada Allah, sedang unsur tanah (fisik) cenderung untuk bertindak dan bersikap.

 

Saya jadi teringat dengan jokes anak muda tentang sikap seseorang yang katanya manusia diciptakan dari tanah. Kalau kerjaannya asyik mengambil hak orang lain, barangkali dibentuk oleh tanah sengketa.

 

Al Banna meletakkan pembentukan kepribadian muslim di urutan pertama dalam urutan amal dalam berdakwah. Pribadi dimaksud adalah pribadi yang memiliki akidah (keyakinan) yang lurus, ibadah yang benar, akhlak mulia, wawasan yang luas, fisik yang kuat, bersungguh-sungguh melawan hawa nafsunya, menjaga waktunya, mengatur urusannya, punya kemampuan usaha, dan bermanfaat bagi orang lain.

 Internalisasi Nilai dalam Pembentukan Kepribadian Muslim

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menginternalisasikan nilai-nilai Islam ke dalam kepribadian seseorang :

1.       Dilakukan oleh dirinya sendiri (Self education). Pada dasarnya manusia memiliki kapasitas natural untuk belajar sendiri.

2.       Melalui orang lain (education by another). Hal ini berproses melalui kerjasama dengan orang lain.

Dua cara ini dalam dunia pendidikan Islam disebutkan sebagai tarbiyah dzatiyah (pembentuikan diri sendiri) dan tarbiyah jama’iyah (pembentukan kolektif).

 

Konsep Tarbiyah Islamiyah memiliki sasaran dan tujuan :

1.      Setiap individu dituntut untuk memiliki kelurusan akidah yang hanya dapat mereka peroleh melalui pemahaman terhadap Al-Quran dan sunnah.

2.      Setiap individu dituntut untuk beribadah sesuai dengan petunjuk yang disyariatkan kepada Rasulullah Saw.

3.      Setiap individu dituntut untuk memiliki kesanggupan akhlak sehingga mampu mengendalikan hawa nafsu dan syahwat

4.      Setiap individu dituntut untuk mampu menunjukkan potensi dan kreativitasnya dalam dunia kerja

5.      Setiap individu dituntut untuk memiliki keluasan, wawasan.

6.      Setiap individu dituntut untuk memiliki kekuatan fisik melalui sarana-sarana yang dipersiapkan Islam.

7.      Setiap individu dituntut untuk memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas hukum-hukum Allah.

8.      Setiap individu diminta untuk mampu mengatur segala urusannya sesuai dengan keteraturan Islam.

9.      Setiap individu dituntut untuk mampu memelihara waktunya sehingga dia akan terhindar dari kelalaian dan perbuatan manusia.

10. Setiap individu harus menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain.

 

Kesimpulan di akhir :

Kalau memperbaiki diri sendiri secara sendirian akan rapuh, makanya sebaiknya berjamaah. Kita enggak bisa hanya mengandalkan membaca buku sendiri, itulah mengapa perlu tarbiyah atau bimbingan dari yang lebih paham atau ahlinya.

 

Sesi Tanya Jawab :

Hal yang paling menarik adalah sesi tanya jawab dong, karena dengan sebuah pertanyaan akan mengarah pada pendekatan intens dan lebih paham.

1.       Bagaimana hubungan menulis dengan konsep kepribadian islamiyah?

Ketika kita masuk di FLP, itu berarti secara tak langsung kita itu berdakwah dengan tulisan. Bahkan kita bisa mendapatkan hidayah dari membaca cerpen/novel mereka. Makanya coba dulu perhatikan karya-karya terdahulu seperti punya Mbak Asma, Mbak Helvie Tiana Rossa dan yang lainnya.

Bahkan para ulama terdahulu seperti imam syafii, ia selalu berwudhu dan shalat dua rakaat terlebih dahulu sebelum menulis. Supaya niatnya terjaga dan benar-benar karena Allah.

2.       Bagaimana dengan orang yang semangat mengajak berbuat kebaikan, keesokan harinya malahan tida khusyuk dalam ibadah? Apakah ini termasuk riya karena riya kadang tidak disadari.

Jawab :

Terkait dengan rasa riya, kalau kita punya pemikiran takut mengajak berbuat kebaikan karena dibilang riya. Justru itu merupakan riya. Jangan takut kalau kita mau mengajak kebaikan, kalau mereka melaksanakannya justru kita mendapatkan kebaikan juga. Makanya harus ditepis dengan istighfar. Ketika kita melihat ada yang berbeda dengan hati kita, segeralah beristighfar. Antara Ikhlas dan Riya ini setipis bawang merah.

3.       Apakah benar kalau orang yang diuji kesedihan itu banyak yang lulus, sementara diuji kelapangan dan keluasan justru tidak banyak yang lulus?

Jawab : Kalau yang ini memang belum ada pengujian, tapi dari cerita terdahulu banyak yang mengatakan kalau ketika diuji dengan kepalangan justru banyak yang tak lulus karena kelapangan sifatnya melalaikan. Walaupun begitu, mudah-mudahan ketika kita diuji dengan kesedihan dan kelapangan bisa lulus. Apabila diuji dengan kesedihan kita bersabar, apabila diuji dengan kelapangan kita bersyukur.

4.       Bagaimana dengan orang yang punya pemikiran bahwa melakukan ibadah sesuai dengan kesanggupan kita. Makanya ketika diberi tahu ia mengelak bahwa saya hanya sanggupnya ini saja kok?

Jawab : ada seorang ulama mengajarkan kepada muridnya. Ia justru membawa mereka ke lapangan dan menyuruh mereka untuk mengelilingi lapangan sesuai dengan kesanggupan mereka. Sementara ia melihatnya. Ada yang dua putaran telah menyerah, tiga, empat, dan di putaran yang kelima sudah banyak yang gugur.

Apa yang dilakukan ulama itu?

Ia tidak memberikan air minum. Justru ia malah gantian mengelilingi lapangan sampai pada akhirnya putaran ke-10 barulah ia berhenti. Ia melakukannya sampai titik penghabisan tenaga. Begitulah gambarannya kira-kira dalam melakukan ibadah, bahkan ketika sampai ketidaksanggupan lagi dan bahkan gugur sekalipun itu sudah termasuk jihad.

dokumentasi menjadi Pribadi yang Islami

Itulah yang bisa saya sampaikan pada sesi berbagi kali ini, semoga menjadi berkah dan Allah Swt merahmati kita semua.

Menata Mimpi yang Tercecer Episode 1

Menata Mimpi yang tercecer episode 1

Bagaimana rasanya menjadi seorang penulis, tapi enggak menulis karena banyak kegiatan?

Serangkaian waktu telah berlalu dan selama ini kalau berbicara hanya lepas landas saja, hingga pada akhinya orang-orang menyatakan kamu ngomong apa?

Sakit sedikit nian, walaupun sebenarnya tidak terlalu mengganggu. Namun yang namanya hati selalu menyimpan perasaan itu sedikit demi sedikit hingga yang ditakutkan adalah pecah di suatu masa. Apakah itu pernah terjadi?

Tentulah reputasi di masa lalu tidak bisa dibohongi. Bahkan masa depan secerah apa pun, sebab pola kehidupan bisa terjadi lagi di masa depan. Pekara mengubah hidup itu tidaklah mudah. Bahkan ketika kita telah membangunnya hari demi hari, tapi bisa saja roboh dalam waktu sekejab.

Empat bulan telah berlalu. Saya kini telah pindah sekolah mengajar. Tidak lagi di sekolah dasar. Alih-alih ingin memiliki banyak waktu, nyatanya harus terikat waktu pergi gelap dan pulangnya pun gelap. Ibu saya mengatakan bahwa, habis dari lubang buaya, masuk ke mulut harimau. Begitulah ungkapan yang ia layangkan kepada saya.

Saat itu saya menyadari bahwa jangan mengira bahwa hijrah itu menyenangkan atau malah tenang seperti air danau, melainkan bisa saja sederas air terjun. Itu berarti semakin banyak lika-likunya dan beragam yang dilakukan. Termasuk rasa sepenuh hati dalam mengerjakan sesuatu.

Bolak-balik, saya ingin melambaikan tangan menandakan ingin menyerah, tetapi saya harus mengingat bahwa menjadi pengangguran itu lebih menyakitkan. Lebih tertekan batin, sudah tak berduit, eh malah tertekan oleh omongan sekitar. Tak tahan saja rasanya, walaupun sebenarnya sibuk menjadi seorang penulis yang entah kapan menghasilkan cuan sepadan dengan gaji kantoran.

Menulis cara jitu untuk waras

Hanya dengan menulis, saya mampu merangkai kosakata dan belajar berbicara dengan runtun. Terlebih lagi untuk mengekspresikan perasaan yang sulit dijelaskan dengan segala sesuatu yang menyesakkan dada. Namun kalau masalahnya enggak sempat menulis, perkaranya bukan di waktu, tetapi sebuah prioritas dalam kehidupan.

Penulis, semoga menjadi iya.

Sahabat kecil saya mengatakan sesuatu sewaktu saya berkunjung ke rumahnya yang ketika itu dia sedang hamil 11 minggu. Sahabat kecil selalu menjadi saksi nyata dalam memperhatikan perkembangan diri temannya selain orang tua dan orang terdekat. Saat itu ungkapannya sedikit nyelekit. “Mau sampai kapan kamu akan terus menjadi penulis? Sudah lama sekali Henny, orang tua pasti mikirnya yang terbaik.”

Saya terdiam dan menjadi perenungan dalam hidup. Apa yang dia sampaikan itu memang ada benarnya. Saya sudah mengikrarkan diri menjadi penulis sejak tahun 2018. Sejak orang-orang tidak mau bertukar pikiran dan menjadi tempat bersandar kepada hati yang sedang terombang-ambing pasal kehidupan. Namun tulisan itu pula yang selalu menuntun saya menjadi orang baik. Termasuk asupan bahan bacaan untuk menunjang peningkatan dalam hidup. Pekara itu, insyaa Allah akan saya bahas di segmen selanjutnya.

Mengapa bisa berubah?

Empat bulan lamanya bukanlah waktu yang sebentar. Terlebih lagi sudah terbangun karakter pada diri yang ketika itu motifnya banyak tidur, kecapean, pokoknya segala 5l itu bernaung pada diri saya. Hingga teman saya pun mengomel bahwa saya sajanya yang enggak bisa. Bukan yang gimana-gimana atau malah menghakimi bahwa kamu sajanya yang begitu.

Namanya kehidupan pasti tidak terlepas dari komentar orang lain. Hal yang pasti pada waktu itu saya tidak membela diri, justru menerima apa adanya. Sembari menepuk dada, gwencanayo (tidak apa-apa) kamu hebat kok sudah sejauh ini. Walaupun banyak sekali yang harus direvisi. Hal yang penting niat saja dulu untuk berubah.

Hingga pada suatu ketika saya melihat buku agenda saya yang sebelumnya, yaitu rutin sedekah setiap subuh dan tak lupa berdoa untuk dibukakan pintu hidayah. Itu saja yang diulang-ulang setiap harinya. Walaupun entah kapan terwujudnya, setidaknya ketika saya menulis cerita ini. Ada sedikit perubahan dalam diri saya, yaitu memberanikan menulis di tengah padatnya kesibukan.

Bersambung