Belajar Adab Menuntut Ilmu di SPA Muda

Belajar Adab Menuntut Ilmu di SPA Muda

Minggu, 12 November 2023

Setelah pulang dari Binjai, ditemani adik saya melangkah ke sana dan belajar sesuatu yang saya pahami sementara dia tidak. Malamnya saya memberanikan diri untuk menjadi seorang Moderator.

Topik kali ini adalah Ta’limu Muta’alim, yaitu adab menuntut ilmu. Sebuah perkara yang tidak sepele dan bahkan para ulama terdahulu mempelajarinya selama 40 tahun lamanya. Materi tersebut dibawakan oleh Bang Anugerah Roby Syahputra yang merupakan anggota Andal dalam ke-FLPan.

Adab Menuntut Ilmu

1.       Niat

Masih ingat nggak tentang hadist pekara niat? Bahwa sesungguhnya segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Maka niat menuntut ilmu itu haruslah karena Allah Swt atau mencari ridhonya Allah. Kalau seandainya menuntut ilmu itu bisa menghasilkan uang, itu pekara belakang. Kenapa? Karena ketika kita menuntut ilmu itu bertujuan mendapatkan uang dari apa yang dipelajari. Maka ketika sudah mendapatkan uang, ia akan berhenti.

2.       Memilih Ilmu, Guru, dan Ketabahan dalam Belajar

Hal yang pertama sekali dalam memilih ilmu adalah untuk agama, kemudian untuk masa depannya. Pelajarilah terlebih dahulu ilmu tauhid, yaitu ilmu mengenal Allah. Supaya hidup ini terarah.

Pilihlah guru yang paling berilmu, paling wara’, dan yang paling tua. Sebab transfer adab dan transfer ilmu itu butuh semangat anak muda dan kebijaksanaan orang tua. Makanya kalau di pesantren itu yang dipandang adalah siapa Kiayinya.

Terkait dalam ketabahan dalam belajar, kita itu memang harus tabah. Bahkan dulu Imam Bukhari demi mendapatkan 1 hadist rela berjalan berpuluh km.

3.       Ta’azim terhadap Ilmu dan para Ahlinya

Kalau tidak menghormati gurunya, maka tidak akan mendapatkan keberkahan.

Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa aku adalah hamba sahaya untuk guru yang  mengajarkan 1 huruf padaku.

4.       Harus giat dan Semangat

Dalilnya ada pada surah Maryam ayat 12. “Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak. Juga pada surah Al-Ankabut ayat 69, “dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.

Mustahil sekali ilmu itu bisa didapatkan tanpa usaha.

5.       Memulai belajar ukuran dan urutannya

Waktu untuk memulai belajar adalah hari Rabu sebab pada waktu tersebut Allah Swt menciptakan cahaya. Standar orang yang mau belajar adalah diulangi 2 kali dan ditambah sedikit. Jika materinya panjang, kalau bisa diulang 10 kali.

6.       Bertawakal

Tidak usah menyibukkan pasal mencari rezeki. Orang dulu, sudah menjadi kebiasaan kalau dibayarkan oleh pemerintah. Sudah sepantasnya pula bahwa seorang ustadz diberikan honor yang besar.

Siapa yang belajar karena Allah, maka Allah akan mencukupi dari arah yang tak disangka-sangka.

 

Sesungguhnya ada dosa yang tak dapat dilebur kecuali ma’isyah.

ma'isyah di sini dimaksudkan adalah mencari rezeki yang halal.

7.       Masa Belajar

Nggak ada kata terlambat dalam belajar. Al-Hasan bin Ziyad bahkan belajar di umur 80 tahun. Waktu terbaik belajar adalah di masa muda. Waktu sahur, maghrib dan isya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa kalau bosan, maka pindah ilmu lain.

8.       Kasih sayang dan Nasihat

Maksud yang ada di sini adalah tidak mendengki.

Rahimahullah -> Semoga Allah merahmatinya.

Hafizahullah -> Semoga Allah menjaganya (masih hidup).

Jangan berdebat dengan orang bodoh.

Hafalan akan pergi, tapi tulisan akan menetap.

Makanya sistem belajar orang dulu itu bagus CBS (Catat Buku Sampai Habis) karena bisa membuat ilmunya lengket. Hal yang diajarkan adalah yang terbaik yang dihapal dan didengar.

Jika punya minat sejarah, baca buku sejarah, dan punya buku sejarah. Penting sekali mengenali mana yang ahli ilmu beneran.

Wasiat : menghapal sedikit-sedikit hikmah.

Malam itu panjang, jangan dipendekkan dengan tidurmu.

9.       Sikap wara’ terhadap belajar dengan menghindari Subhat

Jangan sampai perutnya kenyang, jangan sampai terlalu banyak tidur.

Makanan dari pasar jauh daripada dzikrullah dan lengah dari mengingat Allah. Makanya lebih baik membawa makanan sendiri.

10.   Hal-hal yang memudahkan hafalan

Adalah kesungguhan, ketekunan, mengurangi makan, sholat malam. Membaca Al-Quran dengan menggunakan mushaf beda dengan tasmi’. Sebab ada pahala menggunakan mushaf.

11.   Bersiwak, minum madu, dan sekarang ini makanlah dengan gizi yang seimbang

Sesi Dokumentasi  Adab Menuntut Ilmu di SPA Muda FLP Medan

Pertanyaan :

Bagaimana menyikapi tetapi hadir, walaupun materinya sudah pernah dihadapi?

Jawab : manusia bisa saja lupa. Bisa saja ada kebaharuan dalam ilmunya. Perlu juga kerendahan hati dan kebesaran jiwa.

Referensi :

Diambil dari buku ta’limu muta’alim

Previous
Next Post »