Showing posts with label menulis. Show all posts
Showing posts with label menulis. Show all posts

Menulis Menjelang Deadline

 

diaryharumpuspita.com

Berbincang masalah deadline seolah tidak ada habisnya. Hal yang lebih membuat kesal adalah menuruti deadline-nya orang lain. Mau enggak mau harus siap dan dikumpul.

Kita sudah dibiasakan sejak masa sekolah sebenarnya. Mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan kuliah. Setiap mata pelajaran pun sudah ada timeline nya sendiri. Jika tidak mengumpul pasti akan dikenakan sanksi berupa tidak ada penilaian dan hukuman lainnya. Maka sudah seharusnya deadline ini memang harus diimbangi di setiap tatanan kehidupan. Mulai dari makan, tidur, dan bahkan beribadah tepat waktu.

Menyelesaikan tugas sesuai dengan deadline ini merupakan sebuah cara seseorang untuk menempati janjinya dan membangun kualitas diri seseorang. Kepercayaan juga dibangun dengan deadline. Jika orang yang diberikan amanah mampu menyelesaikannya. Otomatis mereka akan berpikir kinerja kita itu baik dan bisa dipercaya. Terlebih lagi, tidak ada beban jika semua sudah diselesaikan. Ujung-ujungnya juga akan membawa ketenangan jiwa juga.

Saya mengambil pemisalan yang lebih dekat dengan diri saya kali ini. Ada banyak deadline belakangan ini. Mirisnya rasa dilema berupa ketakutan itulah yang menghantui, membuat saya malah terjebak tidak menyelesaikannya. Kadang-kadang berpikirnya begini.

Apa sih yang ditakuti dengan deadline sebenarnya? 
Kenapa harus deadline juga baru menyelesaikannya? 
Kenapa harus mengikuti deadline orang lain? 
Kan  menyebalkan jadinya.

Ketika bangun tidur pula dalam kondisi setelah sadar saya malah mengucapkan petuah sendiri sangking kepikirannya masalah deadline. Setelah berpikir sekali lagi. Ketika rasa dilema itu hadir. Jiwa logika dan perasaan pun muncul.

Saya mencoba merefleksi ke masa lalu. Ketika itu malah takut melihat deretan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu dekat. Terlebih lagi deadline-nya sudah dekat. Spontan rasa percaya diri itu pun surut. Pertanyaannya sederhana. “Mampukah saya?”

Tidak ada yang bisa mengalahkan rasa takut dibandingkan kepercayaan diri sendiri. Ya, kita memang harus percaya dengan diri sendiri. Bahwa kita itu bisa melakukannya. Bukan menyerah sebelum menghadapinya. Singkirkan ketakutan dan munculkan keberanian dalam diri.

Kebiasaan menulis free writing kali ini tidak lagi hanya sekedar sepuluh menit. Tapi harus menyelesaikannya. Terlebih lagi harus diposting di blog. Hal yang pertama terpikirkan adalah menyulap artikel blog itu harus bagus. Setidaknya ketika pengunjung datang akan nyaman dengan postingan yang kita buat. Jiwa perpeksionis malah muncul di saat melihat blog sendiri.

Cara cepat untuk menulis menjelang deadline adalah dengan menuliskan segala hal apa yang ada di dalam pemikiran tanpa perlu mengedit. Biarkan saja tulisan itu berantakan tidak tentu arah begitu saja untuk sejenak, sampai tulisan itu selesai. Hal yang terpenting adalah membiarkan ide-ide brilian tertulis secara keseluruhan di tulisan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah selesai, barulah dibaca ulang dan disunting kembali mana-mana saja yang masih tidak masuk akal.

Cara ini sebenarnya bukan hanya pada saat deadline saja, tetapi bisa diterapkan setiap mengetik tulisan apa pun itu. Jadi, tidak perlu takut lagi untuk menulis bukan?

Pengaruh Hormon Adrenalin Bagi Para Deadliner

 


Deadline atau yang dikenal dengan istilah batas akhir ini merupakan hal biasa di kalangan mahasiswa. Sistem kebut selamam, tugas yang semakin menumpuk, dan tanggung jawab dari sebuah amanah. Bukan hanya itu saja, deadline ini juga populer di kalangan para pekerja ataupun peserta lomba. Jika diberikan waktu yang banyak misalnya sebulan. Maka mengerjakannya sebelum pengumpulan tugas. Tiga hari, satu hari, bahkan satu malam sebelum dikumpul.

Tidak heran, jika hal ini akan memberikan dampak pekerjaan yang seadanya bagi para deadliner. Deadliner adalah istilah orang yang sering mengerjakan sesuatu di batas akhir. Sekilas, tidak ada bedanya ketika diberikan tugas langsung dikerjakan dalam waktu dekat. Siap tidak siap harus dikumpul. Meskipun hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Acak adul dan membiarkan apa yang terjadi.

Seringkali kegiatan batas akhir ini akan menciptakan drama sendiri bagi pelakunya. Unik dan memberikan cerita tersendiri. Bahkan ada yang menjadi kenangan dan tidak bisa dilupakan. Mulai dari banyak yang bersalahan, lupa dengan sesuatu, dan parahnya lagi menghalalkan segala hal hanya demi mengejar target. Sungguh sangat disayangkan, sesuatu yang baik bisa berubah menjadi ketidakbaikkan ketika memilih jalan instan.

Kebanyakan para pelaku deadline akan merasakan stress jika sedang berada di batas akhir. Ada yang mudah cepat marah, stress, bahkan tiba-tiba merasa beberapa anggota tubuh terasa sakit. Namun itu semua akan memberikan sebuah inspirasi dadakan dalam sekali kedip. Tidak heran jika tugas yang diberikan bisa saja selesai dalam satu malam. Bahkan menjadi orang yang ligat dadakan.

Terlebih lagi inspirasi tidak mudah didapatkan ketika di waktu yang senggang. Walaupun sudah melalui proses perenungan, melihat apa yang sudah dikerjakan, bahkan relaksasi sekalipun masih belum bisa mendapatkan inspirasi. Sebenarnya, mungkin saja ada. Hanya saja terlalu banyak inspirasi malah membuat bingung tidak menentu. Hingga akhirnya, proses dalam mengerjakan tugas berada di batas akhir juga. Hal ini serupa dengan galau berkepanjangan sebelum menjelang deadline. Dilemanya lebih lama daripada mengerjakannya.

Seseorang yang sering mengerjakan sesuatu di batas akhir akan mengalami hal buruk apabila selalu mengerjakannya hingga tengah malam. Bahkan sampai pagi rela tidak tidur hanya karena mengerjakan tugas tersebut hingga selesai. Padahal, pada waktu malam hari bagian terpenting di dalam tubuh sedang melakukan tugasnya berupa membuang zat beracun di dalam tubuh. Secara bergantian mulai dari sistem peredaran darah hingga sistem pencernaan. Sehingga tidak heran bahwa ketika pagi hari setelah bangun bagi kita akan menemukan air seni yang berwarna lebih pekat meskipun tidak minum apa-apa selama tidur.

Apa jadinya jika tugas mereka (para anggota paling penting dalam tubuh) selalu diganggu ketika sang pemilik tubuh sering mengerjakan sesuatu di batas akhir hingga lewat tengah malam? Konsekuensinya  adalah tubuh rentan terhadap penyakit bersebab tidak sempurna mengeluarkan zat beracun dari tubuh. Hal ini sesuai dengan pesan paling populer dari bang Haji Roma Irama. “Begadang, jangan begadang. Kalau tiada artinya. Begadang boleh saja, kalau ada perlunya.” Tapi yang namanya batas akhir juga merupakan sesuatu paling penting. Mau tidak mau, suka tidak suka, semua yang terlibat harus melewatinya.

Aktivitas mengerjakan tugas selalu di batas akhir ini merupakan sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang akan menjadi sebuah tabiat dan sulit diubah jika terlebih lagi tidak memiliki kemauan yang kuat untuk berubah. Hal ini tentunya bukan hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga orang lain yang berada di sekitarnya. Misalnya imbas dari kemarahan ketika menjelang batas akhir. Selain itu, deadline ini bisa menyebabkan si deadliner menjadi pelupa. Ia lupa makan, minum, bahkan tidak ingat kalau dirinya sedang sakit. Sehingga mengakibatkan si deadliner akan mengalami dehidrasi hingga sakit magg.

Bekerja di bawah tekanan akan membangkitkan hormon adrenalin, sang pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel tubuh. Ia akan berfungsi sebagaimana mestinya dan tidak terpengaruh pada lingkungan luar. Hormon adrenalin ini yang memicu seseorang untuk bersemangat dalam mengerjakannya. Jantung berdetak lebih cepat sehingga menimbulkan kewaspadaan yang meningkat. Tubuh akan melepaskan hormon ini ketika seseorang merasa tertekan, stress, senang, takut, atau berada dalam kondisi yang berbahaya dan menegangkan. Seperti yang diketahui bahwa detik-detik menjelang batas akhir itulah merupakan bagian drama yang paling menegangkan. Jantung berdetak dua kali lipat, napas menjadi cepat, dan rasa nyeri yang ada di tubuh tidak terasa. Produksi keringat meningkat ketika berada di bawah tekanan juga merupakan tanda bahwa tubuh sedang melepaskan hormon adrenalin.

Hal ini merupakan suatu hal yang biasa. Hanya saja, jika kadarnya terlalu berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan seperti gangguan tidur, sakit kepala, tekanan darah tinggi, keringat berlebihan, jantung berdebar, pandangan menjadi kabur, gelisah dan mudah marah. Pengaruh  ini tentunya juga tidak asing lagi dirasakan bagi para deadliner yang berada di ujung tanduk. Sedangkan para deadliner tidak bisa berbuat apa-apa dalam situasi hal ini selain terus bertarung pada waktu dan batas akhir demi menghilangkan tekanan dalam diri. Pemikiran yang bersarang di kepala hanya sebuah ketakutan akan mendapatkan hukuman atau konsekuensi negatif bahkan terlebih lagi hilangnya sebuah kepercayaan yang sudah dipupuk selama ini.

Kekurangan hormon adrenalin juga menimbulkan dampak yang buruk jika kadarnya terlalu rendah, Orang tersebut tidak akan merasakan takut dalam tekanan dan tidak peduli apa yang terjadi meskipun berada dalam kondisi yang berbahaya. Kondisi ini sama halnya dengan para deadliner ketika tidak bisa melewati batas akhir dengan baik. Hingga akhirnya ia memilih mundur dan pasrah pada waktu. Tidak lagi terpengaruh pada waktu dan berusaha menenangkan dirinya. Kekurangan hormon adrenalin ini juga akan mengakibatkan depresi, merasa lelah, gangguan tidur, migran, gula darah rendah, dan sindrom kaki gelisah.

Salah satu cara meghindari deadline ini adalah dengan membuat deadline sendiri. Para deadliner sudah pasti memiliki manajemen yang buruk. Mereka tidak bisa menerapkan perencanaan yang baik. Bahkan sulit menentukan sesuatu yang harus dikerjakan lebih dulu. Apalagi jika para dealiner suka memutuskan suatu hal hanya berdasarkan perasaan atau sesuatu sesuai dengan keinginannya. Padahal belum tentu apa yang baik menurutnya itu baik. Begitu pula sebaliknya. Misalnya deadline-nya dua hari lagi. Berhubung ia tidak memiliki keinginan untuk mengerjakannya. Maka ditundalah dulu. Lagi pula si pelaku deadliner sedang tidak merasa tertekan. Jadi, hidupnya masih terasa santai saja pada waktu luang.

Para deadliner sudah terbiasa bekerja dalam kondisi tertekan. Sehingga ia tidak memiliki motivasi khusus untuk menuntaskannya segera. Solusi membuat deadline sendiri rasanya menjadi sulit bila memeranginya sendiri. Terlebih lagi, setiap kali mengerjakannya di siang hari malah merasa kelelahan dan rasanya ingin mengantuk dan tidur. Akhirnya tidak terselesaikan juga dan berakhir pada aktivitas rebahan.

Kopi adalah cara lain yang bisa menjadi solusi ketika si deadliner sudah berusaha mengerjakan tugasnya. Tetapi masih tertidur juga di siang hari. Kopi mengandung kafein yang bisa memicu meningkatkan hormon adrenalin. Kafein ini bisa masuk ke aliran darah dalam 15 sampai 20 menit. Namun efek yang dirasakan dapat bertahan hingga sepuluh jam. Maka tidak heran bila para penikmat kopi yang mengonsumsinya di malam hari akan mengalami kesulitan dalam tidur. Kafein juga bisa terdapat pada teh dan cokelat. Hanya saja, kadar kafein dalam kopi lebih banyak daripada teh dan cokelat.

Seperti yang dipaparkan di atas. Hormon adrenalin bekerja ketika berada posisi di batas akhir. Si deadliner akan merasa sadar dan tidak merasa mengantuk lagi. Setelah itu, hal yang bisa dilakukan adalah membebaskan pemikiran. Sesuatu yang menjebak hati dan pemikiran untuk menghambat mengerjakan tugas. Cobalah untuk melupakan segala yang menghambat. Berupa keinginan ini itu yang mengalihkan perhatian dari mengerjakan tugas. Singkirkan segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan tugas. Baik itu dalam diri maupun dari luar. Jika diperlukan bisa mencari tempat teraman dan tidak diganggu orang lain ketika mengerjakannya.

Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan tenggat waktu sama seperti ketika mengalami deadline sebenarnya. Ketika berada di jam-jam tertentu juga harus selesai dengan target yang sudah disepakati dalam diri. Jika tidak selesai juga akan mendapatkan konsekuensi. Misalnya masih banyak tugas yang masih menunggu.

Jika menerapkan deadline lebih cepat daripada deadline sebenarnya. Tentu si deadliner akan mendapatkan dampak positifnya. Hal yang paling mendasar adalah bahagia lebih lama sebab hati merasa lebih tenang. Bisa membaca ulang dan mengerjakannya secara maksimal sebelum dikumpul. Selain itu, tubuh akan tetap dalam kondisi sehat.

Semua orang pasti akan melewati masanya deadline. Tergantung deadliner-nya sendirilah yang mengatur apakah ia akan diatur oleh deadline-nya sendiri ataupun deadline orang lain. Terlebih lagi ketika si deadline bisa mengolah hormon adrenalin dalam proses melewati deadline. Bagi kalian yang mungkin hari ini masih merupakan para deadliner yang benar-benar deadlinenya orang lain. Semoga kita bisa sama-sama menafakurkan solusi menghindari deadline di ujung tanduk.


Resolusi Tahun 2020, Akankah Kita Menjadi Lebih Baik di Masa Depan?


Hari telah berlalu. Sejalan dengan itu bertambah umur dan berkurang pula jatah di dunia. Tak terasa tahun 2020 tinggal mengitung hari lagi. Bisa dibilang dengan jari. Padahal, saya sendiri seolah merasa waktu ini begitu cepat. Ada banyak faktor sebenarnya mengapa waktu seolah berjalan dengan cepat. Rutinitas harian dengan banyaknya keinginan kadang tak seimbang. Ya, namanya juga manusia. Saya sendiri pun tak bisa berdiam begitu saja. Bahkan tanpa melakukan apapun. Jika diam pun, tetap saja saya ingin terus berpikir tentang strategi apa selanjutnya. 

Pernah nggak terpikirkan tentang apa itu resolusi dan mengapa perlu dilakukan?

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian resolusi ini bermacam-macam.
1.      (n) putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.
2.      (n) Komp pengukuran tingkat ketajaman gambar yang dihasilkan oleh pencetak atau monitor.

Nah, dari pengertian di atas. Anggap saja yang saya mengambil pengertian keduanya saja. Pertama sekali tentang keputusan dan kebulatan pendapat. Baik itu berupa mengingat kembali apa yang telah tercapai dan belum tercapai. Terkadang ada suatu pemikiran tentang apa yang selama ini telah saya kerjakan dan bagaimana saya menghabiskan waktu itu?

Bagaimana dengan mimpi yang selama ini sudah diazamkan? Apakah sesuai dengan keinginan dan fakta di lapangan? Ataukah saya masih sering menghabiskan waktu begitu saja dengan bermain dan tidak meninggalkan berkas yang menyenangkan? Jika begitu, bukankah manusia itu terkadang suka khilaf? Hal yang lebih menarik lagi ketika sebuah pertanyaan menjadi renungan. Apakah selama ini yang telah saya lakukan sudah sepenuh hati? Setelah mengingat kembali, rasanya hanya ingin bungkam saja. Tak ingin membedah apa yang telah dikerjakan dan strategi apa untuk ke depannya.

Sayangnya, itu semua bisa menjadi sebuah ancaman bagi motivasi diri. Mungkin ketika berdiam diri saja akan merasa baik-baik saja dan emosi juga tidak terganggu. Namun ketika memberanikan diri untuk membedah diri bisa memungkinkan munculnya semangat baru dan ide brilian lagi. Perkara khawatir menghabiskan waktu dan tenaga begitu saja. Ya, kita memang harus mengingat lagi pada Sang Maha yang akan memastikan sebuah kekuatan dan keajaiban. Kepercayaan itu justru membangun rasa aman dalam diri.

Saya yang sekarang ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan orang lain. Harus lebih banyak belajar lagi. Terlebih lagi belajar melihat dan mendengarkan. Kemudian mengambil hikmah dari semua yang ada. Ya, seringkali ide yang tengah muncul itu hilang begitu saja ketika keegoaan menyapa.

Pada akhir tahun ini, entah mengapa saya sangat yakin sekali dengan rutinitas menulis ini. Tak malu lagi di mana saya berkecimpung. Semua ini tak terlepas dari teman-teman saya yang berada di komunitas. Baik itu Kompak dan Blogsum. Selain itu LP2IM dan FLP sendiri saya banyak belajar tentang tentang mempertahankan amalan ibadah yang tak terlepas dari ilmu pengetahuan di ranah jurusan. Mereka semua adalah orang yang sangat menginspirasi walaupun secara tidak langsung. Hanya dengan melihat keberhasilan saja saya turut bangga, senang, bahkan termotivasi menjadi orang baik lagi. Ya, berteman dengan orang-orang baik itu sungguh menyenangkan sekali. Seolah-olah saya memang harus menjadi orang baik juga dalam sekejab jika iman ini sudah mulai turun.

Honesty, Changes, Adventure
diaryharumpuspita.com
Semua ini berawal dari sebuah buku usang yang terbuat dari buku isi lima puluh lembar pada tahun 2017. Masih bisa dibaca dengan baik. Ketika saya membacanya ada begitu banyak coretan tentang perkembangan diri. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak lupa pula curhatan yang membuat saya senyum-senyum sendiri. Saya ingat sekali ketika malu membawanya ke mana-mana. Orang-orang yang berada di sekeliling saya banyak yang meremehkan. “Ngapain sih nulis-nulis apa yang mau dikerjain? Aneh.” Ada sesuatu yang menusuk hati seketika.

Hati ini mulai sedih dengan sendirinya. Saya sudah merancangnya untuk tahun 2017. Tentang misi apa yang harus bisa dilakukan. Belajar solat lima waktu dan bangun di sepertiga malam. Ternyata saya berhasil melakukannya dengan baik pada bulan pertama tepatnya Januari. Bulan-bulan berikutnya bahkan belum bisa sebaik bulan awal. Saya bisa mengingatnya ketika hanya kotak-kotak kosong yang tidak dicoret apapun. Itu berarti saya tak memiliki waktu untuk berbicara dengan diri dalam evaluasi kemajuan. Tetapi, tidak apa-apa setidaknya saya pernah mencobanya.

2018 Muslim Planner
diaryharumpuspita.com
Pada tahun ini sebenarnya saya bingung. Ada banyak istilah asing yang tidak saya ketahui. Waktu itu seseorang yang baik hati membagikan softcopy Planner ini di grub WhatsApp. Tentu dengan senang hati saya menyimpannya dan mencetak buku rencana tersebut dengan ukuran A4. Kalau bisa dibilang buku ini sangat baik sekali untuk seorang Muslim. Sayangnya bagi saya ini begitu berat. Amalan sunnah dan kegiatan rutinitas ini membuat saya ragu apakah bisa melaksanakannya. Lagi pula bentuknya yang besar membuat saya malu membawanya ke mana-mana. Takut ketahuan apa yang lakukan. Demi menyiasati hal tersebut. Saya membuat buku catatan sendiri yang terbuat dari kertas HVS kemudian dibagi menjadi delapan bagian. Kemudian menggunting dan menyatukannya sesuai dengan keinginan saya. Aman, ringan, dan bisa dibawa ke mana-mana. Sayangnya buku catatan gampang hilang dan tercecer entah ke mana setelah mengingat setiap bulannya berbeda.

Start Something Today
diaryharumpuspita.com
Buku Planning tahun 2019 yang selalu menemani saya di mana pun berada. Bentuknya yang tidak terlalu besar, cover yang tidak kentara membuat saya selalu yakin untuk menjadikan teman di kala kesepian. Bermula melihat sebuah instagram yang menjual buku ini secara online membuat saya tertarik untuk membelinya. Kalau bisa dibilang ini adalah buku pertama yang murni saya beli. Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki rencananya masing-masing. Ya, saya pun juga begitu. Entah mengapa setiap tulisan yang ada pada buku tersebut bisa menjadi kekuatan dan kenyataan bagi diri saya. Sejak saat itu, saya ingin selalu menuliskan hal-hal kebaikan dan bersemangat. Apalagi judul buku yang bertuliskan Start Something Today seolah benar-benar membuat saya memulai sesuatu yang baru setiap harinya. Bahkan saya tak menyangkah bisa menyelesaikan tiga novel di Storial, mulai beralih pada bisnis, bertemu dengan orang-orang hebat dan pengalaman menarik lainnya. Bahkan untuk bermain-main saja saya seolah tak bisa.  Walaupun begitu saya masih berusaha lagi membenahi diri menjadi orang yang terbaik versi diri saya.

If You Can Dream It You Can Do It Planner 2020
diaryharumpuspita.com
Buku rencana yang akan saya jalani di masa depan. Lagi-lagi dari tulisan tersebut membuat saya yakin untuk menggapai mimpi tersebut. Saya juga senang bisa juga berjualan buku ini hingga ke mana-mana. Meskipun harganya lebih mahal dari tahun sebelumnya. Segi kualitas dan pembaharuan sungguh sangat sesuai. Hal yang terpenting adalah ketika melihat buku itu sudah bisa menjadi amunisi bagi diri saya bahwa saya pasti bisa melakukannya. Lagi pula juga dikaitkan dengan Muslim Planner yang kegiatannya sungguh menantang saya sudah benar-benar siap.

Lalu bagaimana dengan resolusi diri? Sudahkah kita benar-benar menyelesaikan tujuan yang ingin dicapai atau hanya sekadar keberhasilan yang tertunda? Pengalaman ini mengajarkan saya untuk pentingnya meresolusikan diri. Setidaknya ada lima alasan mengapa kita perlu melakukannya.
1.      Mengevaluasi Diri
Tak terasa sudah setahun ini kita melakukan banyak hal. Mulai dari hal sederhana hingga tingkat yang lebih sulit. Pasti tak luput pula dari segala kekurangan dari diri. Maka temuilah kekurangan dalam diri lewat evaluasi. Misalnya masih sering terlena dengan waktu atau tidak disiplin. Apakah kita sudah percaya diri menjalani hari-hari yang telah berlalu? Lalu ubahlah itu semua menjadi sebuah kekuatan saat mengetahui strategi yang baik ketika melaluinya di masa depan nanti.
2.      Mengukur Kemampuan Diri
Setidaknya dengan mimpi dan kenyataan dapat pula kita menyimpulkan di mana batas kita bisa mengerjakan itu semua. Misalnya begini, saya juga pernah membuat target selesai mengerjakan skripsi dalam satu hari. Tapi itu semua hanya mimpi belaka dan tidak disesuaikan dengan kapasitas diri. Mengapa perlu memaksakan diri jika itu memang mustahil? Semua mimpi itu pasti punya fase tangga yang harus dilalui. Bukan asal loncat naik ke tangga paling atas. Bahkan lift sekalipun harus melewati lantai demi lantai menuju ke lantai berikutnya. Jadi, poin utamanya adalah ubahlah pemikiran menjadi realistis dengan mengukur kemampuan diri. Jangan paksakan jika tidak bisa mencapai target. Justru tetap bersyukur atas apa yang pernah dilalui.
3.      Merencanakan Hidup Lebih Baik Lagi
Masa depan yang cemerlang dan kebahagian. Semua orang memiliki kesempatan untuk itu. Hal yang pertama sekali adalah menyingkirkan rasa Baper alias bawa perasaan. Ya, meskipun perasaan itu bentuknya tidak bisa dilihat tetap saja ada. Libatkan pula pemikiran dalam merencanakannya. Buat sedetail mungkin seolah-olah kita benar-benar bisa melakukannya. Beranikan saja diri untuk merencanakannya. Tak perlu khawatir jika rencananya itu tidak terlaksana. Setidaknya kita pernah mencoba. Jatuh itu biasa. Sedangkan bangkit adalah hal yang luar biasa. Ingatlah, ketika kita mencoba untuk diam. Ada banyak orang-orang di luar sana mencoba bangkit dari keterpurukan.
4.      Menciptakan Semangat Baru
Anggap saja kita memang sudah benar-benar menuliskan mimpi itu di dalam rencana kita ke depannya. Otomatis ada dorongan tersendiri untuk lebih bersemangat dari sebelumnya. Saya sering mengalami hal seperti itu. Seketika terlintas pula beragam cara untuk mewujudkan cita-cita saya. Bahkan mampu membuat diri bahagia dengan sendirinya. Berani dan percaya diri turut hadir pula. Ini adalah fase paling menyenangkan bagi diri saya. Coba bayangkan saja, ketika bersemangat pasti semua terasa begitu ringan, tanpa beban, dan yang paling penting dengan sepenuh hati.
5.      Sebagai Doa dan Harapan
Semoga di tahun depan semuanya akan menjadi lebih baik lagi. Banyak hal-hal yang indah dan pengalaman luar biasa. Ya, pastinya ada harapan tersendiri bagi setiap orang. Harapan itulah terkadang bisa menjadi sebuah cahaya dalam kegelapan. Diam-diam menjadi sebuah doa agar semuanya bisa berjalan dengan baik. Kita memang perancang yang handal tetapi Sang Maha tetap menjadi penentu terbaik.

Kita kembali pada pengertian resolusi kedua dengan pengertian ketajaman suatu gambar yang dihasilkan oleh layar atau monitor. Jika layar tersebut diibaratkan seperti touchscreen smathphone yang sering kita pegang sehari-hari. Itu berarti yang menjadi pengendali segala aplikasi adalah kita sendiri. Nah, hubungannya adalah dengan setiap langkah yang hendak kita capai atau hal-hal apa saja yang kita lalui. Apakah resolusi itu sudah bijak kita gunakan. Jika di tempat yang gelap maupun terang. Maka resolusi tersebut akan disesuaikan pula. Begitu pula dengan resolusi yang kita punya. Sesuaikan pula dengan kondisi lingkungan.

Itu saja yang bisa saya sampaikan. Sampai jumpa di konten berikutnya. Mungkin kalian juga memiliki resolusi versi masing-masing. Kita bisa saling berbagi di kolom komentar.

Salam Rindu
Harumpuspita

Permulaan November dengan Resensi


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh …
Hai sahabat Blogger!
  Oke, saya kembali lagi setelah rumah ini tanpa terasa telah bersarang dan berdebu. Pastinya bukan tanpa sebab ya. Jika dua bulan yang lalu saya memfokuskan menulis novel dan hasilnya gagal. Maka bulan yang lalu saya memfokuskan diri menjadi seorang programmer dan sibuk-sibuknya seminar proposal. Pada penasaran nggak hasilnya gimana?

   Kalau pada penasaran saya beri bocoran ya kalau hasilnya gagal. Perasaan sedih dan kecewa pasti ada. Namun, Alhamdulillah. Saya memiliki kesempatan untuk terus menyadarkan diri bahwa apa yang saya lakukan belum layak. Tetapi kalau seminar proposalnya saya lulus dengan hasil yang biasa saja. Tapi tidak apa-apa. Tetap bahagia saja. Kemudian lihat orang-orang yang tidak memiliki kesempatan untuk berjuang. Kalah setelah berjuang itu biasa. Kalah sebelum berjuang itu baru menyakitkan. Walaupun begitu, tetap senyumin saja meskipun hati teriris. 

  Oke kembali lagi ke laptop. Percayalah, ketika banyak pintu yang tertutup pasti ada satu pintu terbuka sebagai jalan untuk tetap kembali pada jalan kebaikan. Maka solusinya adalah tetaplah menjadi cahaya meski dalam kondisi gelap sekalipun.
  Pada bulan November ini saya beralih pada sesuatu yang tidak menyulitkan lagi ketika mengambil keputusan. Ketika ada banyak pilihan sedangkan plus minusnya sama. Maka hal yang saya lakukan adalah menuliskan pilihan tersebut ke dalam kertas. Kemudian mengguntingnya dan digulung. Setelah itu saya mengambil salah satu layaknya undian. Namun saya punya catatan untuk cara seperti ini. Tidak semua perkara bisa diselesaikan dengan cara tersebut. Hanya situasi yang tidak penting saja. Kalau dulu saya tahu kelemahan diri adalah mementingkan hal-hal yang tidak penting. Kali ini saya sudah tidak terjebak lagi dengan cara seperti itu.

  Setelah hal tersebut dihadirkan dalam hidup. Terbitlah November ceria. Kemudian kembali lagi pada menulis ceria. Tepatnya pada hari Minggu, 3 November 2019. Saya bertemu lagi dengan orang-orang luar biasa dalam melalui hari-harinya. Saya belajar Cara Resensi Buku bersama teman-teman FLP di Masjid Aceh Sepakat. Awalnya saya pikir letaknya di Aceh. Ternyata di kota Medan. Saya ke sana dengan sepeda motor yang selalu menemani . Saat memasuki gerbang pintu. Ada seorang wanita berkacamata dengan kerudung cokelat susu sedang duduk di sudut Masjid sendirian. Entah mengapa saya sok akrab dan melambaikan tangan dari jauh. Padahal enggak kenal. 

   Setelah memarkirkan kendaraan. Saya segera ke tempat orang tersebut. Tidak ada orang yang saya kenal di sini. Saya berharap tidak salah alamat saat itu juga. Setelah saya tanya tentang FLP. Kakak tersebut mengiyakan. Ternyata dia hendak pulang.
Pulang? Waduh, oke pertama saya mengaku salah terlambat kali ini. Janjiannya jam 10. Sampai di sana hampir jam 11. Ngaret ya, banget. Rasanya ada sesuatu yang mampet di dada ketika mengetahui ia adalah pemateri pada pertemuan ini. Selalunya seperti itu kalau ada acara ketika mengetahui tempatnya untuk pertama kali. Padahal dulu sering lewat dan solat malah. #plak.
    Tak lama kemudian datang Kak Fuji dari dalam. Ternyata Kakak itu sudah ada di sana. Setelah bertemu, Kak Fuji segera membuka percakapan dengan pemateri sementara masih menunggu seseorang lagi. Saya merasa selamat ketika Kak Fuji berhasil membuat suasana menjadi hangat. 
 Sumber gambar : greatedu.co.id
   Oke, saya akan menguraikan sedikit tentang pengetahuan resensi yang saya peroleh pada saat itu. Pertama sekali sebelum dijelaskan tentang bagian-bagian resensi. Kak Fitri memberikan sebuah contoh dan kami membacanya. Setelah itu menjelaskan informasi yang kami dapatkan. Resensi sama seperti menilai sebuah buku. Menurut KBBI, resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku. Lebih tepatnya ulasan buku. 

Gambar : Pemateri (kiri) dengan Kak Fuji (kanan)
     Ada dua kerangka penulisan resensi. Pertama penilaian isi buku dan yang kedua analisis buku. Pada awal resensi ada identitas isi buku. Contoh resensi ini bisa dilihat pada dakwatuna.com tentang Resensi Gelas Jodoh. Hal yang bisa saya katakan ketika membaca resensi tersebut adalah identitas buku, isi buku, kemudian tentang penulis dengan karya sebelumnya. Penilaian terhadap alur yang digunakan dalam cerita, mood setelah membaca, hal paling berkesan, hingga akhirnya mempromosikan buku.
  Tips yang Kak Fitri berikan adalah baca dulu media mana yang akan dikirim. Pahami sistematika mana yang bisa diterbitkan resensi kita. Setelah itu mulailah meresensi dengan membaca buku. Pada dasarnya, meresensi ini adalah mempromosikan sebuah buku. Walaupun buku yang telah kita ulas ada kekurangan. Misalnya, penggunaan tanda baca yang tidak sesuai. Maka tambahkan kata yang bisa mentralisirnya. “Kekurangan dari buku ini adalah EYD yang belum sesuai. Walaupun begitu, tidak menghilangkan makna dari isi buku tersebut. ” Nah, berarti buku tersebut tetap ada nilai plusnya. Bisa juga ditambahi dengan nilai plus lainnya seperti antar paragraf yang berkaitan.
   Perlu diketahui juga dengan target pembacanya siapa. Apakah akademisi, anak-anak, atau umum? Misalnya buku tersebut diperuntukkan untuk anak gaul. Maka penggunaan EYD tidak terfokusnya menjadi penilaian sebuah buku.
   Pernah nggak terpikirkan tentang jenis kertas mempengaruhi pembaca. Misalnya perbedaan kertas putih dengan kertas ubi? Kira-kira orang akan membeli yang mana. Kalau saya sendiri sih lebih suka memilih kertas yang ringan jika jenis bacaannya adalah novel. Ternyata ada juga penelitiannya lo tentang tampilan dalam buku. Kak Fitri mengungkapkan bahwa kertas putih yang berat itu cenderung cepat membuat mata lelah daripada kertas ubi. Kira-kira benar nggak ya? Yuks pada komentar jika ada yang ingin menyuarakan pendapatnya.
Itu saja yang bisa saya sampaikan tentang Permulaaan Awal November dengan Resensi.
Berikut ini adalah dokumentasi bersama para FLPers. 
 Gambar : Para FLPers

Sampai di sini dulu ya cerita kali ini. Sampai jumpa di konten selanjutnya. 
Salam Rindu
Harumpuspita

Wattpad : Dunia Jingga

Sumber gambar : business.wattpad.com


Assalamulaikum waramatullahi wabarakatuh ...
Apa kabar sahabat blogger? Semoga pada dalam keadaan sehat wal-afiat ya. Karena hal itu adalah suatu bentuk kenikmatan yang tak ada tandingannya di dunia ini.
Hari ini kita akan membahas khusus tentang Wattpad, yaitu aplikasi yang tidak asing lagi bagi penulis. Kalau dahulu bentuknya berwarna jingga. Sekarang ini warnanya sangat jingga. Gambar di bawah ini adalah bentuk penampakan Wattpad dulu. Eng, ing, eng... tara
Sumber gambar : Amazon.com
Aplikasi ini adalah aplikasi yang membuat saya jatuh cinta hingga sekarang. Walaupun di dalamnya tidak menjanjikan royalti berupa uang. Tapi, mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan akses bagi penggunanya. Dari beberapa aplikasi yang ada hanya Wattpad saat ini masih tetap bertahan di hati. Kali ini saya akan menjelaskan apa saja filtur yang disediakan di Wattpad. Keuntungan lainnya adalah bahasa yang digunakan bukan hanya Indonesia saja. Hal ini berarti pembaca dari luar negeri ada seperti Amerika Serikat. Jika penasaran bisa dilihat dari statistik website. Aplikasi yang benar-benar kece. 
Sumber gambar : dokumentasi penulis
1. Profil
Nah, gambar di atas merupakan penampakan diri kita. Bisa dilihatkan gambar orang yang berwarna jingga. Tandanya kita sedang berada di area profil. Secret (HD) adalah nama Wattpad. Sedangkan @Harumpuspita adalah nama pengguna. Abaikan karya yang berjumlah 18. Memang banyak, tapi banyak yang enggak kelar. Waduh bisa ditimpuk netizen. Reading List  adalah daftar bacaan. Jadi, saya memiliki lima file daftar bacaan. Nah, kelebihannya lagi. Orang-orang yang datang atau singgah bisa mengetahui apa saja karya, daftar bacaan, dan juga siapa yang mengikuti kita. Hanya dengan mengklik ikonnya saja. Langsung terarah deh. Kalau Follower  pasti sudah tahulah ya artinya pengikut. 

Pada area profil  juga ada 'about' yang artinya tentang. Jadi, kita bisa menjelaskan bagaimana diri kita terhadap pembaca yang akan singgah. Buat saja semenarik mungkin, siapa tahu bakalan ngefollow. Biasanya kata yang tertulis tidak lebih dari 2000 kata. Bisa juga terhubung dengan website yang kita punya. Kalau kalian singgah, kemudian mengklik linknya. Pasti akan diarahkan pada blog ini. Ini bisa diatur dari konfigurasi yang berada di pojok kanan atas. Gambarnya seperti bunga putih. kalau gambar orang yang ada tanda plus itu maksudnya jika kita ingin mengundang teman. Saat ini  Wattpad merekomendasikan bisa terhubung dengan facebook, tweeter, maupun instagram. Bahkan juga bisa dengan menyalin link.

Selanjutnya ada 'Conversation' yang berarti percakapan. Ini sangat menarik bagi kita para penulis yang lagi buntu dengan ide atau lagi bosan. Bisa membuat suatu pertanyaan maupun pernyataan di dinding percakapan. Orang yang pertama kali tahu kita sedang ingin membuat percakapan pasti para pengikut kita. Sehingga, jika semakin banyak pengikut pasti semakin seru dan asyik untuk berdiskusi. Apalagi para pengikut kita pada sehati.

Kemudian ada 'Activity' yang berarti segala aktivitas kita terekam di Wattpad. Baik itu komentar, memberi bintang, nge-follow, memasukkan cerita di dalam daftar bacaan, update cerita, dan lain-lain. Kecuali  kalau lagi mengetik sama memasukkan buku ke perpustakaan pribadi tidak akan terekam di aktivitas. Hanya saja tersimpan di tempat yang tepat.

Jika kita men-scroll sampai bawah akan diarahkan langsung karya kita. Misalnya 'Stories by Harumpuspita'. Maka kalau mau mengetahui semua karya tanpa harus mengklik ikon 'Work'. Kita hanya cukup men-scroll ke kanan dan kiri saja. Setelah itu di bawahnya akan ditampilkan 'Following'. Sistemnya juga sama seperti karya, hanya dengan men-scroll ke kanan dan kiri saja. Terakhir yang paling bawah adalah 'Reading List' atau daftar bacaan. Nah, yang ini baru sistemnya berbeda. Cukup men-scroll ke atas dan bawah.
Sumber gambar : dokumentasi penulis
2. Percakapan
Apa yang kalian fikirkan ketika melihat ikon seperti tanda kotak yang bawah, samping, atau atasnya diberikan tanda sebelah kurung apit? Pasti tentang percakapan ya kan. Nah, pada percakapan yang disediakan oleh Wattpad ada tiga bentuk. 
Pertama ada 'News Feed' yang berarti berita dari orang-orang yang terhubung dengan kita. Pastinya siapa yang kita ikuti. Tuh, bisa kita lihat mbak @lanavay sedang apa. Kelebihannya kita bisa tahu apa yang dibicarakan. Sama seperti instagram. Bedanya bisa kita klik dan terarah langsung ke tempat yang mereka bicarakan. 
Kedua ada 'Notification' atau notifikasi. Ini biasanya berisi siapa saja penulis yang update kemudian jawaban dari komentar penulis. Pada notifikasi adalah hal yang sepertinya jangan dilewatkan begitu saja. Kalau dulu sebelum pembaharuan tidak ada istilah 'you have 3 announcements'. Sekarang ini baru ada istilah begitu. Awalnya penulis pada kaget sih, tiba-tiba kok ramai. Ada apa ya? Hm, seperti kebakaran jenggot gitu.Tapi, sekarang ini ya sudah biasa. Bahkan sudah disederhanakan dengan mengelompokkan pemberitahuan bagi siapa saja penulis yang sedang sengaja membuat percakapan di dinding rumahnya.
Ketiga ada 'Message' atau pesan. Tadi kita pada bahas yang sifatnya publikasi ya kan. Sekarang baru deh tentang privasi. Kalau ingin berkirim pesan yang sifatnya pribadi bisalah langsung tuliskan saja pesan. Misalnya mau tanyakin nomor ponsel yang kebetulan penulisnya cogan. #plak. 
Sumber gambar : dokumentasi penulis
3. Nulis Karya
Nah, ini adalah hal yang paling sangat disukai, yaitu menulis. Ada pilihannya juga. Mau ngelanjuti cerita yang lagi ditulis atau draft cerita lainnya. Bisa juga cerita baru yang lagi kepikiran ide baru. Kalau dulu para cerita bisa bisa ditambahkan Audio dan Video. Kalau sekarang ini hanya bisa Video saja. Pada saat pemutar video dulu bisa didengar suara sampai kita menghabiskan bacaan sebuah cerita. Saat ini malah kagak bisa. Jika di-Scroll kemudian ngilang tampilan videoya. Videonya juga ikutan berhenti. Lebih keren waktu dulu sih. Bisa membaca sekaligus mendengarkan melodi. 
Tips untuk menulisnya adalah dengan memilih salah satunya antara online atau offline. Jangan sampai antara online dan offline. Kemungkinan bisa ngilang apa yang kita tulis. 
Sumber gambar : dokumentasi penulis
4. Perpustakaan 
Perpustakaan yang ada di sini juga ada tiga jenis. Kalau yang ada di tampilan atas itu adalah isi dari perpustakaan pribadi. Keuntungannya adalah pada saat offline kita masih bisa menikmati tulisan tersebut. Pernah juga sih, saya kepikiran kalau terdampar di pulau entah apa. Terus ditemani dengan puluhan judul cerita Wattpad saya pun tahan.
Kedua ada 'Archieve'. Ini biasanya digunakan apabila kita tidak memiliki ruang yang cukup di memori. Ibaratnya panjar gitu. Arsip atau simpanan biasanya cover  berwarna lebih gelap. Itu berarti kalau pada saat offline tidak bisa dibuka. Tetapi kalau online, ia akan otomatis berpindah ke perpustakaan pribadi.
Terakhir yang ketiga adalah 'Reading List'. Kalau yang ini sudah pada tahulah ya. Soalnya tadi sudah dijelaskan. 
                  
Sumber gambar : dokumentasi penulis

5. Home
Rumah adalah tempat ternyaman untuk kita beristirahat bukan? Nah, di sini disediakan beberapa pencarian pada 'browser'. Wattpad sendiri sudah mengolongkannya ke dalam beberapa genre. Sekali lagi untuk genre kapan-kapan akan kita bahas. Sedangkan ada rekomendasi juga pada bagian kedua di home. Wattpad menyediakan lanjutin membaca yuk. Kemudian tulisan yang sejenis biasanya kita baca. Bisa juga tulisan penulis yang kita sukai, rangking, dan tagar. 
Kalau dulu Wattpad belum ada sistem rangking. Sekarang sudah ada. Bahkan rangking berdasarkan tagar juga ada. Sangat menarik bukan?

Mungkin ini saja dulu ya tentang seputar dunia jingga. Sebenarnya masih ada lagi sih yang mau disampaikan. Hanya saja, seperti sudah sangat membosankan. Makanya sengaja saya pisahkan. Ada yang penasaran nggak kira-kira konten apa yang akan saya bawa di artikel selanjutnya?

Salam Rindu
Harumpuspita

Pilih Blogger atau Aplikasi?

Sumber gambar : jalantikus.com

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...
Rasa hati ingin berpantun. Hanya saja tidak pandai dan tak berniat. 
Jadi yasudah kita lanjutin perbincangan kali ini. 
Oke, sebelum itu. Pastikan semua pekerjaan sudah selesai. Jangan sampai ada yang ditinggal. 
Jadi, ceritanya begini. Ketika ada terpikir sebuah pertanyaan apa yang harus saya pilih. Pasti harus pilih salah satu ya kan.
Tentang aplikasi jangan pada bingung ya. Aplikasi yang mana. Soalnya ada banyak aplikasi di dunia ini. Bahkan blogger pun juga ada aplikasinya lo di Android. Kalau enggak percaya cek aja gih di google play. Jadi, lah malah jadi ingin main permainan. Ya sudah, nanti kita download  ya.

Oke, kembali ke topik awal. Aplikasi yang saya maksud adalah aplikasi menulis untuk para penulis. Seperti halnya Wattpad, Sweek, Storial, Ketix, dan bahkan Tinlit. Pada sesi berikutnya akan dibahas secara terperinci dan pastinya asyik. Maka, saya memilih menulis cerita di aplikasi.

Kenapa Kak? Kok, enggak blogger saja? Bukannya Ngeblogger bisa menghasilkan uang. Sedangkan di aplikasi banyak saingannya.

Sebenarnya banyak artikel yang sering mengatakan ladangnya uang ya dengan beralih ke blogger. Tapi, untuk website yang memang benar terkenal. Apalagi banyak iklannya. Kalau website ini, duduh enggak kepikiran. Lagi pula masih baru berkembang. Awalnya hanya sekadar iseng-iseng. Sebagai wadah unek-unek yang tidak kesampaian. Lagian juga bersifat umum.

Tapi, kalau di Aplikasi menulis memang diperuntukkan untuk membuat buku. Keuntungan lainnya adalah hak cipta yang dimiliki setiap penulis. Kalau di blogger bisa di copy paste dengan mudah. Siapa sih  yang bakalan enggak marah kalau tulisannya dicuri orang lain. Ide itu mahal dan menulis juga enggak singkat. Pasti membutuhkan waktu dan tenaga. Apalagi kalau menulis enggak ada dukungannya. Pasti berat, biar saya saja.

Walaupun beberapa aplikasi ada juga yang berhasil diplagiat sama orang lain. Namanya juga kehidupan, kita tidak akan terlepas dari ujian. Hal yang terpenting adalah banyak berdoa dan jalin relasi dengan para penulis lainnya. Jadi, para pembaca bisa mengakui bahwa karya tersebut memang tulisan kita. Sebenarnya itu keuntungan pembaca. Bukan maksud untuk riya. Tapi, memang benar apa yang dibilang para penulis lainnya. Penulis tanpa pembaca rasanya tidak ada apa-apanya. Kita kan juga perlu tahu bagaimana kualitas tulisan kita.

Untuk saat ini saya sedang berusaha menjelajah ke berbagai tempat. Mungkin dengan cara seperti itu bisa mendapatkan bayaran berupa bahagia yang tak dapat didefinisikan atau bahkan bisa mengubah diri menjadi pribadi yang baik lagi. Semoga saja, aamiin ya rabbal alamiin. (Ups, jadi curhat deh. #plak)

Oke, sampai di sini dulu. Sampai jumpa di konten selanjutnya.

Salam Rindu
Harumpuspita