 |
Gambar 1. Seni Berbagi Review Buku di Dunia Bookstagram |
Mungkin ada yang bertanya-tanya
selama ini tentang dunia Bookstagram itu apa sih? Apakah Bookstagram itu untuk
komunitas belaka?
Jawabannya bookstagram itu adalah sebuah konten tentang buku-buku yang dipost di Instagram. Istilahnya Books yang berarti buku, dan Instagram
sebuah platform media sosial yang kita gunakan saat ini. Kalau ngepost di Youtube namanya Booktube.
Ada alasan khusus tentang kenapa
saya memilih menekuni dunia Bookstagram saat ini dibandingkan dengan media
lainnya. Jawaban paling top cernya adalah karena saya penulis yang butuh banget
asupan pengetahuan untuk tulisan saya alih-alih terus-terusan menerus mentok
menulis begitu saja.
Sampai pada akhirnya membaca ini
bukan hanya sekedar tentang keinginan atau hobi belaka, tapi tentang kebutuhan.
Saya ingin berubah, saya ingin menjadi lebih baik lagi.
Kalau orang lain enggak
semangatan butuh asupan healing untuk
menyegarkan pikiran. Justru saya butuh membaca untuk membantu semangat saya up kembali. Semua ini bermula semenjak
setahun yang lalu. Jutsru saya bisa bangkit kembali dengan membaca.
Pada kesempatan ini saya ingin
berbagi bagaimana sih saya bisa menemukan bahwa hobi ini merupakan hobi yang
dibayar loh. Kalau orang bilang, nice
sebagai pembaca itu merupakan sebuah pekerjaan. Jadi enggak ada yang memarahi
tuh. Ngapain sih baca?
Lah, pekerjaannya sekarang kan
menjadi Bookstagram yang mengulas buku di Instagram. Berarti kalau membaca saya
sedang bekerja dong. Nah, begitulah teman-teman asyiknya membaca bisa menjadi
mengcover bahwa kita sedang healing
ternyata.
Apa sih yang perlu dipersiapkan
untuk menjadi Bookstagram?
 |
Gambar 2. Contoh Bio Instagram |
1. Akun
Instagram
Paling penting, kita harus punya akun
Instagram dulu nih teman-teman. Akun inilah yang nantinya akan membawa kita
memperkenalkan diri kepada para pembaca yang lainnya. Gunakanlah nama akun yang
mudah diingat.
2.
Perbaiki Bio Instagram
Supaya terlihat akun kita professional.
Perbaikilah bio Instagram kita nih teman-teman. Buat keterangannya Bookstagram
atau sebagai Reader pun juga boleh. Hal-Hal yang berhubungan dengan Buku. Gunakan
model visual seperti menyertakan ikon yang kita sukai. Model seperti ini yang
biasanya orang suka. Walaupun sebenarnya kita bukan tipe yang visual.
3.
Mulai berani post tentang buku
Sekarang ini buku nggak hanya flat tentang
buku saja loh, tapi juga kemampuan kita menghubungkan ide buku dengan yang
lainnya. Seperti yang biasa sering dikaitkan café dengan buku, makanan dengan
buku, jalan-jalan dengan buku, bahkan kesehariannya dengan buku. Justru
Bookstagram yang menampilkan sisi berbeda dari buku, banyak yang tertarik dan
mengikutinya. Jadi, syarat untuk menjadi Bookstagram nggak harus menamatkan isi
buku baru posting. Kita dapat bagian yang menurut kita oke dibagikan aja udah
keren banget tuh.
Jangan khawatir dengan followers yang kita punya. Biasanya teman-teman sesama
Bookstagram itu orangnya loyal alias tidak pelit dengan ilmu.
Serba-Serbi Review Buku
Review buku pada
dasarnya untuk menunjukkan bagian-bagian dari buku atau kesan apa yang kita
dapatkan saat membaca buku tersebut. Nah, pada bagian ini. Kita nggak harus loh
buat model review seperti ngeresensi buku yang ada kelemahan atau kelemahan isi
buku. Hal ini kalau kita turuti tentunya akan membutuhkan tulisan yang sangat
panjang di bagian caption. Namun menunjukkan bagian apa yang ingin kita bagi
kepada pembaca. Secara enggak langsung
kita mengambil peran untuk mempromosikan buku yang kita baca kepada yang
lainnya.
Apakah
Identitas buku wajib disertakan dalam review buku?
Beberapa
Bookstagram ada yang tidak menyertakan identitas Buku, hanya menampilkan bagian
yang ingin mereka tunjukin, seperti jalan cerita yang ingin mereka tunjukin
atau pelajaran seperti apa yang mereka dapatkan. Namun bagi saya, identitas
buku bagi saya sangat penting sekali ditampilkan. Hal ini tentunya bisa membuat
kita mengambil persiapan kalau buku ini kita baca, kira-kira berapa lama ya
waktu yang kita habiskan untuk membaca buku tersebut? Format yang sering saya
gunakan biasanya
Judul
Buku|Penulis|Jumlah Halaman|Penerbit|Tahun Terbit| ISBN (Kalau Ada)|Jenis Buku
Sertakan bintang
bila perlu. Sebenarnya penilaian bintang menurut saya inilah yang sebenarnya
menggambarkan seberapa rekomen sih buku ini untuk teman-teman. Cakupannya 5/5
Jadi, kalau ada
yang nanya kira-kira buku mana nih yang oke atau mengkategorikan sesuai dengan
penerbit. Tinggal gampang saja menemukannya.
Belajar
teknik Fotografi dan Videografi
Saat ini,
algoritma Instagram lebih rekomen postingan reels dibandingkan feed biasa.
Kalau di feed jangkauannya ya hanya teman-teman kita saja, tapi kalau reels
bisa siapa saja. Nah inilah yang membuat para Bookstgram bisa cepat melesat
dikenal banyak orang. Namun balik lagi nih, kita sukanya di mana. Kalau saya
suka dan masih ngerasa mudah adalah teknik foto. Bisa motret foto secara tjakep
itu udah paten sekali rasanya. Makanya para Bookstagram yang lain pada
memberikan watermark di fotonya karena untuk mendapatkannya ya seefort itu.
Bagi saya yang mahal itu adalah seni dalam menyajikan konten.
Belajar
editing
Teknik yang
sering dipakai para Bookstagram ya editing. Biasanya para Bookstagram itu
memiliki warna tersendiri, supaya feednya terkesan ciamik. Ada yang suka warna
tone hijau ada juga yang warna cokelat sesuai dengan keinginan hati gimana. Ada
juga yang enggak peduli warna tonenya seperti apa. Jadi, ya tergantung kitanya.
Berani mencoba saja yang terpenting.
Paling asyik di
teknik editing nih sebenarnya. Biasanya orang-orang sangat suka ngedesain di
canva. Kita bisa gunakan teknik mendesain tulisan dengan sentuhan editing di
tulisannya alih-alih hanya mengandalkan caption belaka. Berkebalikan dari
teknik fotografi.
Hastag, tag, dan Kolaborator
O> Selain Caption, ada baiknya
kita memaksimalkan fitur lainnya nih sobi untuk mendapatkan jangkauan yang
lebih banyak lagi. Seperti Hastag atau mode pagar #, gunakan yang relevan
dengan konten kita. Enggak mesti harus banyak, minimal yang relevan beberapa
pun jadi. Supaya teman-teman lebih mudah menemukan postingan kita. Hastag ini
biasanya yang memudahkan penyelenggara challenge untuk mengetahui siapa saja
pesertanya.
O> Tag atau bahasa lainnya
menandai. Ini digunakan untuk pihak-pihak yang ingin dilibatkan. Seperti
penerbit, penulis, teman dekat kita, atau para pemberi sponsor. Kalau fitur ini
digunakan maka pada bagian menandai akan ada postingan kita. Cara inilah adalah
cara paling mudah apabila kita ingin melakukan suatu penilain secara digital.
o> Kolaborator inilah yang
paling asyik. Jika diterima maka postingan kita akan terposting di beranda yang
menerima kolaborator dengan kita. Dampaknya adalah jangkauan lebih besar lagi
jika pihak yang diajak kerjasama merupakan penulis ternama. FYI postingan review
buku JS Khairen kemarin sempat tembus 500 likes dan di dashboard saya mencapai
12k tayangan di dasbor profesional.
Gunakan Sound untuk teknik dramatisir
Adanya sound ini
membuat postingan kita bisa lebih lama untuk dilihat oleh pembaca. Maksimalkan
fitur yang relevan.
Behind The Scene Bookstagram
Kak kalau nggak punya buku
gimana?
1.
Baca di Ipusnas, Perpustakaan digital, atau
Gamedia Digital
Kita bisa manfaatkan perpustakaan digital
tanpa khawatir kalau lupa pulangi. Teknik reviewnya tinggal dipotret Hpnya.
Dulu, awal-awal saya ngonten pakai buku digital selalu. Sekarang ini masa
pinjam 14 hari. Jadi, kita bisa lebih lama membaca bukunya. Fiturnya juga
keren, bisa menstabilokan tulisan yang kita rasa oke.
Kalau baca di Gramedia Digital. Kelebihannya
kita bisa membaca buku terbitan terbaru tanpa harus mengantri. Langganannya
biasanya perbula. Untuk akses seluruh genre hanya 99k per bulan. Biasanya ada
juga diskon 20%. Kita bisa sering cek promonya di akun sosial medianya.
2. Pinjam di Perpustakaan atau teman
Kalau buku fisik enaknya ya sama teman
sendiri atau pinjam di perpustakaan. Selain Perpustakaan terdekat atau kampus.
Ada jugaloh perpust
akaan berjalan, di mana kita bisa pinjam
dari perpustakaan luar kota dengan kesepakatan yang ditentukan.
Tidak
disarankan membaca buku Bajakan
Ini yang paling
penting nih teman-teman. Jangan baca buku bajakan ya teman-teman. Supaya
keberkahannya sampai di kita sebagai pembaca. Begitupun kalau kita post, jangan
pula yang bajakan.
3. Beli pas lagi promo atau cuci gudang
Harganya bisa lebih murah. Kemarin war buku
di event Semesta 5 buku hanya 100k saja nih teman-teman. Kalau dikalkulasikan
di harga normal hemat 930-ribuan. Jadi, pandai-pandailah kita untuk membeli
buku dengan Book Budget.
4. Ikuti giveway buku
Biasanya penulis dan penerbit ini sering
ngadain nih. Setiap bulan pasti ada tuh. Teman-teman Bookstagram banyak yang
ngadain. Syaratnya biasanya repost story dan mention di kolom komentar. Kalau
ikutan yang beginian, jangan lupa untuk melupakan setelah mengikuti rulesnya.
menang berarti bonus. Saya sering dapat buku karena giveway
Teknik Bacanya gimana kak?
Gunakan teknik baca cepat, jangan satu per satu. Kita bisa gunakan
tangan kita sebagai penunjuk bacaan supaya menghindarkan kita untuk tidak tidur
saat membaca. Tegakkan badan, jangan berbaring. Ini bisa membuat kita ketiduran
saat membaca. Cari penerangan yang terang untuk membaca. Kalau gelap juga bisa membuat
kita auto tidur.
Pelajari diri kita konsentrasinya gimana. Kapan akan tertidur setelah
membaca buku. Kita bisa menggunakan aplikasi Bookmory untuk mereka bacaan kita
dan buku apa saja yang kita gunakan.
Motivasi Membaca Gimana kak?
Ikuti challenge baca dari
penerbit dan sesama pembaca. Banyak info Challenge. Kalau buat konsisten ikuti
program review buku 1 akun @1week1book . Hasil review kita bakalan direkap tuh
sama mereka. Alhamdulillahnya, sekarang ini setiap minggu sering diingatin sama
mereka. Hastagnya #owobmembaca2025 Ada juga challenge dari @rumahliterasi dan
yang lain-lain. Sering aja kepo sama story para Booktagram yang lain. Pasti
dapat tuh.
Kerjasama
Nah, ini yang paling dicari.
Gimana sih bisa berujung bekerjasama. Itu tadi, kita posting di Instagram,
komentar di postingan teman. Nanti datang sendiri tuh penulis atau penerbit
yang menawarkan ke kita. Waktu dulu saya baru dua kali posting review buku
dengan teknik yang berbeda. Ada yang bentukannya feed, podcast, dan video.
Biasanya kalau mereka yang mencari kita, kita bakalan ditanya tuh rate cardnya
berapa.
Kedua, bisa juga kita ikutin dari
ajang pencarian reviewer oleh penerbit itu sendiri. Rajin-rajin saja cari
informasi.
Itu ajalah yang bisa saya
sampaikan pada pertemuan kali ini. Lebih kurangnya saya mohon maaf ya.