Cara Custom Tumbnail di Blogspot Supaya Tampilan Semakin Ciamik

Cara Custom Tumbnail di Blogspot Supaya Tampilan Semakin Ciamik
Gambar 1. Cover Custom Tumbnail Blogspot

Asyik-asyik cerita sana-sini ngebuat artikel. Eh, harus dihadapkan bahwa gambar di artikel bakalan muncul secara otomatis saat pengunggahan pertama. Malah unggahan pertama itu rasanya enggak menarik. Padahal salah satu yang menarik perhatian orang adalah gambar ya.

Biasanya sih saya abai banget dengan persoalan ini, makanya tuh ketika di postingan awal. Unggahan gambar diusahakan secakep mungkin. Namun ternyata, hari itu pun terjadi. Gara-gara menulis artikel Anugerah Pewarta Astra. Mau nggak mau saya enggak bisa membuat unggahan pertama sebagai tumbnail. Alhasil saya minta bantuan Chat GPT buat tanya-tanya itu. Ternyata enggak ngerti juga, hingga akhirnya saya menemukan tutorialnya di Youtube. Itu pun pakai bahasa luar negeri. Mau nggak mau kan, harus paham. Setelah diaplikasikan. Alhamdulillah, hasilnya berhasil diaplikasikan di blog saya. Yeay ... mantap. 

Tutorial Custom Tumbnail di Blogspot

  • Upload gambar di paling atas tampilan menulis yang akan dijadikan sebagai tumbnail artikel kita.
  • Kemudian, klik kanan dan salin alamat gambarnya. 
  • Setelah dapat kode alamatnya. Masukkan urlnya ke dalam kode berikut sebelum ditanamkan ke dalam mode HTML. <img src="Ganti dengan Url artikel blog" style="display:none;">
  • Kemudian ganti ke dalam versi 'Tampilan HTML'.
  • Letakkan kode yang sudah kita masukkan Urlnya ke bagian paling atas di tampilan HTML
  • Setelah itu ubah kembali ke versi 'Tampilan menulis' 
  • Hapus gambarnya, kita nggak perlu khawatir kodenya bakalan hilang.
  • Kemudian perbaruhi. Setelah itu jangan lupa cek kembali, apakah tumbnail sudah berubah sesuai dengan apa yang kita mau. 

HYB

Sebenarnya tuh kalau di tutorial aslinya yang berjudul Cara Custom Tumbnail. Ia malahan merujuk ke format HTML dibandingkan hanya versi HTMLnya. Sudah saya ikutin, ternyata tampilannya menjadi berantakan. Nah, makanya saya coba di tampilan 'versi HTML'. Alhamdulillah cakep banget. 
Artikel ini saya buat dengan tujuan supaya ingat kembali dengan trik dan tips alih-alih asyik nanya mulu sama sumber yang lainnya.  Gimana, ingin berdiskusi, silakan menjejak di kolom komentar ya.

Menyusuri Warisan Budaya Indonesia Membatik Bantengan dari Jawa Timur


Warisan budaya Indonesia salah satunya adalah batik. Sebuah corak yang memiliki cerita sendiri di balik lukasin yang terjejak. Beberapa bulan yang lalu saya sempat belajar bagaimana membuatnya dari awal hingga bisa digunakan. Meskipun perjalanannya jauh, tak membuat saya henti semangat untuk mengikutinya. Sebuah kisah termahal yang sempat saya bagikan dalam jejak pengalaman membuat batik. 


Belajar membatik pertama kali dengan JShibori Binjai awal tahun 2025
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Gambar 1. Belajar membatik pertama kali dengan JShibori Binjai awal tahun 2025

Beberapa komentar berdatangan. Sayang, minat pembuatan batik tulis ternyata sedikit sekali yang menekuni. Bahkan teman saya belajar salah satunya usia yang sudah berusia lanjut. Begitupula dengan komentar teman saya yang merupakan ibu rumah tangga. Katanya, ibu mertuanya dulu suka membuat batik. Setelah ditelisik kembali, ternyata peminatnya memang sedikit. 


Menurut Asosiasi Perajin & Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) melaporkan bahwa usaha perajin batik di 10 sentra produksi nasional turun 4.171 usaha di tahun 2020 menjadi 2.503 usaha di 2024. Sementara di Ciwaringin juga disebutkan bahwa regenerasi menjadi tantangan dikarenakan usia mayoritas pengrajin 40-60 tahun. Sementara anak muda lebih tertarik ke pekerjaan lain. 


Tak bisa dipungkiri lagi bahwa di kehidupan yang serba cepat dan mahal membuat anak muda mencari pekerjaan lain yang dirasa lebih mudah didapatkan dan lebih menguntungkan. Padahal di batik sendiri saya menemukan sesuatu yang berbeda. Bukan hasilnya yang mahal, tapi cerita di balik proses pembuatannya. Saya bangga bisa mempelajarinya dan bangga pula dengan warisan budaya Indonesia kali ini. 


Kami sempat bercerita, bahwa di setiap daerah memiliki batik khasnya tersendiri. Sayang, saya baru tahu ini sekarang. Ternyata sungguh sangat menarik dan saya pun mencari-cari sebuah kisah perjalanan yang bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam dunia perbatikan. 


Berkenalan dengan Anjani Sekar Arum, Pengusaha Muda Bantengan 

Namanya Anjani Sekar Arum, seorang pengusaha muda dari Batu, Jawa Timur yang terkenal di dunia perbatikan karena menghidupkan motif Batik Bantengan. Sebuah motif batik yang terinspirasi dari kesenian Bantengan. Kita tahu bahwa kesenian itu tentang adegan kesurupan dan kisah magis di dalamnya. Lantas bagaimana inovasi Anjani dalam menuangkan inspirasinya di batik Bantengan?

Sebuah motif Bentengan yang dituangkan ke dalam batik
Gambar 2. Sebuah motif Bantengan yang dituangkan ke dalam batik

Wuaw, kita akan melihat betapa ilustrasinya sangat menarik. Biasanya kita akan selalu melihat corak batik tumbuhan biasa. Kali ini Anjani benar-benar mengabadikannya dalam sebuah batik yang bisa digunakan untuk identitas nasional. 

Latar Belakang Keluarga Anjani Sekar Arum 


Tampilan dari Kesenian Bentegan yang ada di Jawa Timur
Gambar 3. Tampilan dari Kesenian Bentegan yang ada di Jawa Timur

Kita akan selalu melihat apabila seseorang memiliki usaha tertentu. Apalagi tradisi, biasanya diturunkan turun temurun melalui keluarga. Namun berbeda dengan Anjani, ayahnya yang bernama Agus Trubun, merupakan pendiri komunitas budaya Bentengan Nuswantara dan ibunya seorang penari. Neneknya adalah penari, pamannya seorang pelukis, dan buyutnya merupakan pembatik ahli. Walaupun warisan batik keluarganya tidak diwariskan secara langsung kepadanya. Hal itu membuatnya lekat dengan kehidupan bernuansa seni. 

Perjalanan Anjani Menghidupkan Batik Bantengan

Semua itu berawal ketika Anjani menempuh pendidikan di Studi Seni dan Desain di Universitas Negeri Malang. Ia secara konsisten selalu memasukkan elemen Bantengan ke dalam karya akademisnya. Hingga pada dosen di sana memberikannya sebuah julukan “Anjani Bantengan” karena ia begitu mendedikasikannya dalam menampilkan bentuk seni budaya ini. Ia begitu yakin bahwa seni tersebut adalah warisan berharga yang perlu dilindungi dan dirayakan. 

Momen Anjani sedang mencanting Batik Bentengan dengan malam
Gambar 4. Momen Anjani sedang mencanting Batik Bantengan dengan malam

Perjalanannya dalam menciptakan batik Bantengan tidak terlepas dari yang namanya tantangan. Ia memulai membatik pada tahun 2010. Meskipun memiliki pemahaman mendalam tentang bentuk seni Bantengan. Ia belum memiliki pelatihan formal dalam pembuatan batik itu sendiri. Bermodal semangat juang yang gigih ia pun memulai perjalanannya belajar, yaitu bepergian ke Yogyakarta dan Solo, merupakan dua kota yang terkenal akan tradisi batiknya dengan bertujuan untuk menguasai teknik pewarnaan batik. Kunci dari keindahan batik itu sendiri adalah bagaimana kita bisa menghidupkan warna setelah proses mencanting selesai dibuat. 


Setelah lulus kuliah. Ia berkomitmen untuk meneruskannya di kemudian hari. Hingga pada tahun 2014, ia mendirikan studio dan galeri batik sendiri bernama Sanggar Batik Tulis Andhaka di Baru. Sebuah langkah awal jejak perjalanannya dalam di dunia bisnis yang melibatkan tradisi budaya. 


Pada tahun yang sama awal Agustus, ia mencapai tonggak perubahan penting dalam hidupnya dengan berinisiatif menggelar pameran tunggal pertama di Galeri Raos, Batu. Pameran tersebut terbilang sukses besar. Karya-karya batiknya mendapatkan pujian kritis dan ludes terjual dalam waktu cepat. Tentunya keberhasilan ini menarik perhatian Dewanti Rumpoko yang merupakan istri Walikota Batu saat itu, Eddy Rumpoko. Dorongan pengakuan yang signifikan membuat Anjani terdorong untuk lebih mengembangkan dan mempromosikan Batik Bandengan. Sejak saat itu dua bulan setelah pamerian ia diperintahkan walikota untuk pameran ke luar negeri di Praha (Republik Ceko). Kemudian berlanjut hingga ke Taiwan bahkan India


Mengembangkan Batik Bantengan dengan Pelatihan ke Anak Muda

Pada tahun 2015, ia bertemu dengan Aliya yang berumur 9 tahun yang kebetulan juga tertarik dalam mempelajari batik. “Saya lebih memilih anak-anak, karena ide mereka lebih kaya dan ekspresif. Selain itu, anak-anak juga termasuk golongan yang santai dalam mengerjakan dan menjual batik. Mereka tidak membutuhkan hasil yang cepat. Berbeda dengan ibu-ibu. Selain itu, mengapa anak dengan ekonomi lemah? Karena saya memiliki cita-cita untuk meratakan kesejahteraan masyarakat Kota Batu,” ucap Anjani pada wawancara dengan wartawan Anastasia tahun 2018.

Pemenang Satu Indonesia Awards 2017

Anjani mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards 2017
Gambar 5. Anjani mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards 2017

Pada tahun 2017, Anjani menjadi pemenang ajang Satu Indonesia Awards. Ia mendapatkan dana bantuan senilai Rp75 juta dari Astra. Setelah itu, ia mencoba untuk mengadvokasi pemerintah kota dalam mendukung usahanya melestarikan Batik Bandengan yang merupakan ciri khas kota Malang. Ia juga meluaskan sanggar dan geleri miliknya. Ia juga meminta kepada Walikota Batu untuk menyiapkan dan menyuplai peralatan membatik ke setiap sekolah SD hingga SMA di Kota Batu. Pelestariannya tidak hanya berhenti pada diri Anjani dan juga pengrajin Batik Bandengan. Ia juga menularkannya ke sekolah dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk diajarkan kembali ke anak-anak.


Pada tahun 2018, ia memiliki 36 pembatik cilik yang sudah tersebar di SD hingga SMA di kota batu. Para pembatik itulah nanti yang akan menjadi tutor di sekolah-sekolah. Saat itu, Anjani berhasil mendapatkan omset hingga Rp40 juta per bulan dengan produksi setiap bulannya mencapai 200 potong. Setiap anak biasanya menghasilkan 4-5 lembar per bulan, dengan pengerjaan maksimal 1 minggu. 

Proses pemberian warna pada Batik Bantengan
Gambar 6. Proses pemberian warna pada Batik Bantengan


Pada tahun yang sama ia mengambil keputusan penting untuk memindahkan studio dan galerinya ke Bumiaji desa asalnya Bantengan. Langkah ini bersifat simbolik yang menjadikan Bantengan pulang dalam bentuk seni yang dihormati. 


Kesimpulan

Anjani Sekar Arum memberikan sebuah contoh bahwa bisnis dan melestarikan budaya bukan hanya kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan berdampak ke depannya daam melestarikan seni tradisional, memberdayakan generasi muda, dan mengangkat ekonomi lokal. Sukses tidak hanya dimulai dari perkotaan saja, tetapi juga dimulai dari tempat kita tinggal. #APAXKBN2025

Referensi

Pengalaman Pribadi

Youtube SATU Indonesia

FB Semangat Astra Terpadu

https://kumparan.com/kumparannews/mengenal-anjani-sekar-arum-dan-usaha-pelestarian-batik-bantengan-1r4q4BgnIrm/2 diakses 4 Oktober 2025

https://www.visitlumajang.com/pesona-kesenian-bantengan-yang-dapat-ditemukan-di-kawasan-tengger/4103 diakses 4 Oktober 2025

https://travelgalau.com/bantengan-batik-more-than-just-fabric-a-living-legacy/ diakses 4 Oktober 2025

https://swa.co.id/read/188377/jual-200-potong-per-bulan-anjani-lestarikan-batik-bantengan diakses 4 Oktober 2025

https://ekonomi.bisnis.com/read/20250526/257/1879990/marak-impor-batik-tiruan-perajin-berkurang-40-dalam-4-tahun-terakhir diakses 4 Oktober 2025




Pejuang Rupiah VS Ikan Pecah Perut

Ilustrasi Pejuang Rupiah VS Ikan Pecah Perut
Ilustrasi Ilustrasi Pejuang Rupiah VS Ikan Pecah Perut

Kedua kelopak mataku berat, sungguh berat sekali sore ini. Padahal Maghrib juga belum usai. Tidak, aku belum boleh tidur. Masih banyak serangkaian produktivitas yang harus kukerjakan. Rasanya jenuh sekali. Bagaimana bisa, di saat kurang tidur seperti ini. Ujian malah datang sesuka hati. Siapa yang tak bete coba. Tiba-tiba sesuatu yang diharapkan justru berbalik arah. Seharusnya aku sudah beristirahat sebelum Maghrib tiba. Namun yang kudapati, aku mendapatkan pekerjaan tambahan. Bu Mia tak datang. Katanya ia sedang tidak enak badan. Yah, aku juga sama. Bedanya kupaksakan saja.

Astaghfirullah …” Aku mencoba menghela napas, menghidu oksigen sebanyak mungkin ke dalam paru-paru. Rasanya, jari-jariku gemetaran untuk menulis. Sudah lama sekali tidak menulis, rangkaian kisah penuh tanya dan mengabadikannya dalam jejeran aksara.

Aku mengambil tas sampir merah jambuku. Sebuah tas legenderis yang diberikan Ibu Sumi, salah satu guru senior yang ada di sekolah Tadinya Mesra dua tahun lalu. Tepat, dua bulan setelah aku memutuskan mengundurkan diri dari sekolah itu. Tak kusangka, takdir justru membawaku kembali ke sekolah itu. Sekolah yang kupikir bukan menjadi ranahku untuk menghidupi diri selain mencerdaskan anak bangsa.

Kini kuhitung satu per satu lembaran rupiah yang baru saja kudapatkan karena menggantikan temanku hari ini. Lembaran yang sudah lama tidak pernah kupegang kembali setelah delapan bulan lalu. Aku resmi menjadi pengangguran pada waktu itu. Atas dalih memulihkan diri. Setelah sakit yang menerpa diriku.

Bagi sebagian orang. Uang tampaknya adalah hal yang paling mudah didapat. Sementara bagi diriku, uang adalah sesuatu yang bisa pergi kapan saja. Namun untuk mendapatkannya, tampaknya aku tak boleh memberikan ruang harapan yang besar. Katanya, perempuan tak perlu terlalu memusingkan mencari nafkah. Sebab ia ditakdirkan sebagai tulang rusuk kehidupan. Bukannya tulang punggung keluarga.

Aku sungguh percaya akan hal itu. Sebab, sebagaimana pun aku berusaha mencari nafkah untuk menghidupi diriku. Ujung-ujungnya aku berada di barisan penerima nafkah. Suatu hari nanti, suatu waktu yang tidak kutahu kapan itu kedatangannya. Bisa itu dalam waktu dekat ataupun dalam waktu yang tidak ditentukan.

“Pi, Pi. Calon suamimu itu ya hitam,” ucap Mama malam ini.

“Ya, enggak apa-apa Ma. Walaupun hitam, dia itu manis dan paling penting dia mau samaku loh Ma. Percuma Ma, mau cakep ataupun kaya raya. Kalau enggak mau samaku sama aja.”

“Iya ya Pi. Namanya kau cinta sama dia. Makanya kau bilang dia ganteng.”

Bagiku, untuk membuat orang lain menjadi kelihatan lebih tampan adalah dengan tidak melihat orang lain. Aku tidak memandang sisi itu dari calon suamiku itu. Namun sisi yang berbeda, saat aku memutuskan untuk mendekatinya lebih dahulu. Sebelum kubuka ruang lebar-lebar. “Aku saja tidak menyangka Ma. Akhirnya setelah sekian lama. Justru karena pengangguran inilah aku bisa menemukannya. Kalau enggak pun. Sampai sekarang aku hobinya kerja terus.” Yah kadangkala bukannya kerja yang dibayar, melainkan seringnya bekerja tanpa pamrih.

“Iya, itu gimana ceritanya Pia. Kok bisa dia mau samamu.”

“Panjanglah Ma ceritanya, tapi intinya begitu. Hubungan itu memang harus saling memperjuangkan. Buktinya dia datang ke rumah duluan kan. Beda dari yang lain. Enggak kunjung datang, walaupun sudah terlanjur nyaman.” Sungguh, aku tidak mungkin menceritakan skenario panjang bagaimana bisa aku sedang dalam fase berusaha saling mengenal sebelum ke jenjang berikutnya. Rasanya seperti lorong waktu yang hendak disusuri. Namun yang pasti aku belajar arti kesederhanaan, kerja keras, dan rasa syukur darinya. Salah satu poin yang membuatku tertarik dengannya adalah ketika aku mendengar ia mampu mengolah keuangan. Menarik juga.

Ingatanku kembali pada percakapanku dengan Ibu Sinta, temannya Ibu Sumi siang tadi sebelum masuk kelas. Kami berbincang tentang satu hal. Bagaimana tentang kehidupan rumah tangga era saat ini.

“Kamu gimana Pia. Dia gajinya berapa?”

“Tiga juta Bu,” ucapku yakin. Seingatku itu yang pernah ia ucapkan pada Mama ketika pertama kali datang ke rumah. Sejujurnya menanyakan gaji adalah hal yang sensitif. Namun bagi seorang pria, itu yang selalu ditanyakan di saat pertama kali hendak mendekati wanitanya. Apakah ini bagian dari skenario matre? Tentu tidak. Pada kehidupan yang serba tidak pasti ini. Orang-orang selalu mencoba untuk realistis.

“Oh. Gitu ya Pia. Kalau begitu, kamu juga harus bantu dia. Tiga juta sebenarnya enggak cukup kalau berkeluarga. Dianya satu juta. Kamunya dua juta. Kalau makan ya ala kadarnya Pia. Soalnya apa-apa itu serba mahal. Apalagi kalau kalian tinggalnya nyewa.”

Tunggu-tunggu, sebentar. Mamaku selama ini juga hanya diberikan dua juta per bulan oleh ayah. “Pantesan Bu. Mama hanya sanggup membeli ikan pecah perut.” Ikan pecah perut, jelas bukanlah ikan yang segar. “Sayangnya ayah selalu menuntut makan-makanan yang enak. Kalau Pia Bu, untuk memberikan pengertian. Ajak ayah belanja, daripada Pia dikasih uang. Supaya mengerti gitu.”

Ibu Sinta tertawa. “Iyalah Pia. Makanya hanya bisa ikan pecah perut. Terus bayam sama terilah.”

“Itulah Bu, untuk menghadapi itu Pia belajar menanam buat suatu hari nanti kalau lagi masa kritisnya. Kalau bisa sekalian pu melihara ikan.” Aku teringat, bagaimana calon Suamiku berusaha untuk menghemat pengeluarannya. Alih-alih ia seolah pelit terhadap dirinya sendiri. Kadangkala, sering kusaksikan ia harus bergerumul ria dengan teriknya panas ataupun dengan beban berat yang menopang tubuhnya. Ia tidak gengsian. Saat teman-temannya sudah berumur dan berkeluarga. Meski ia hanya seorang buruh dan aku seorang guru. Bagiku dia juga merupakan guru kehidupan juga.

“Nah, itu Pia. Kau kan pintar. Bisa nyari dari mana saja.”

Lagi-lagi, julukan itu selalu yang menjadi kartu As orang lain untuk menyarankanku akan suatu hal. “Iya Bu. Sebelum Pia menikah nanti, Pia sedang mempersiapkannya saat ini. Mungkin bukan sekarang, tapi nanti berpenghasilannya.”

“Nah, makanya itu yang konten kreator aja pun jadi pengusaha rata-rata.” Ibu Sinta menunjukkan orang-orang dengan jumlah pengikut banyak yang memberikan sebuah postingan sebuah penghasilan dari konten.

“Pia sebenarnya begitu juga, cuma lagi fokus di tulisan saja. Katanya buat penghasilan tiga bulan per bulan itu harus menulis sebanyak 1000 artikel. Pantesan, mereka itu ya Bu postingannya bisa sampai ribuan juga. Makanya bisa mengumrohkan anggotanya.” Baiklah mimpi saja terus Pia. Padahal selama ini, rekam jejakku tidak menghasilkan apa-apa. Selain hinaan karena disangka pengangguran hanya di depan laptop menulis artikel di blog yang dibangun sendiri.

“Nah, itulah Pia. Pesan ibu gitu. Kamu sebaiknya bisa bantu suamimu itu kalau mau hidup yang penuh dengan gizi. Pintar-pintarlah.”

Aku mengangguk dan memutuskan kembali ke kelas untuk mengajar anak-anak. Meski rasanya panas dingin, tapi beginilah pejuang rupiah itu.

SELESAI

Proses Kreatif Penulisan Cerpen

Sebenarnya ini termasuk cerita pendek yang seumpama seperti cara menulis novel biasanya. Idenya tiba-tiba terlintas begitu saja melalui skenario kehidupan yah bisa diambil bagiannya. Sekali lagi, saya modal nekat dalam menuliskannya. Eh, hasilnya jadi juga. 
Sayang, sebelum tulisan ini dikirimkan ke ajang lomba yang masih berafiliasi pemerintah. Eh, malahan ditutup duluan. Yah, daripada sayang hanya disimpan dalam draft. Saya unggah saja di blog sendiri. 

Pejuang Blog Adsense 2025

Pejuang Blog Adsense 2025
Gambar 1. Pejuang Blog Adsense 2025

Dulu tuh kayaknya para blogger yang punya google Adsense rasanya senang banget karena bisa gajian setiap bulan. Sekarang ini, ketika kehadiran AI di mana-mana, cara membuat video paling cepat, hingga kemunculan influencer. Blogger seakan berpeluang lebih kecil dalan menjadikan lumbungnya cuan untuk menghidupi diri.

Konsepnya sih sama ya, sama-sama bekerjasama dengan Adsense. Bedanya hanya di ranahnya saja yang berbeda. Kali ini saya ingin berbagi perjalanan dalam menembus penghasilan di blog dengan Adsense. Mulai dari data yang diberikan hingga effort apa yang saya lakukan mencapai itu semua. Saya percaya, bahwa :
Setiap kesuksesan selalu ada rumusnya dan rumus setiap orang selalunya mengalami sedikit perbedaan karena adanya faktor keberuntungan.

Harapannya sih dengan saya membuat linimasa ini membuat saya lebih aktif ngeblog lagi untuk mencapai goals tiga juta per bulan dari Adsense itu sendiri. Katanya sih, kalau mau mode seperti itu dengan kondisi blog saya yang enggak punya niche khusus dan mode SEOnya berantakan. Ya salah satu caranya ada menulis sebanyak 1000 artikel. Wuaw banyak banget ya, rasanya mau gempor. Kalau dialokasikan bisa tiga tahunan. Itu pun postingannya setiap hari. Namun ada kondisi lain lagi kalau artikel kita banyak yang nyari. Sekitaran 60an artikel sudah bisa mencapai itu semua. Lagi-lagi, itu kan hanya sebuah praktik belaka bukan? Mari kita praktikkan di blog ini. Sembari menambah artikel, selagi itu pula memperbaikinya pelan-pelan. Asyik, mantap sekali. 

Januari ke Agustus 2025

Data blog Adsense 2025 Diary Harumpuspita
Gambar 2. Blog Adsense Diary Harumpuspita 8 Bulan di tahun 2025

Nggak ada yang asyik sih sebenarnya di bulan ini. Makanya angkanya sedikit banget. Blog walking itun jangan banget. Jadi, daripada enggak ada data buat perbandingan saya up aja deh. 

September 2025 Tembus Rising 1000 Rupiah

Data Bulan September Blog Adsense di Tahun 2025
Gambar 3. Analisis Data Blog Adsense September 2025 Diary Harumpuspita
Ternyata bisa dapat mencapai hingga seribu rupiah itu butuh effort banget ya. Enggak semudah yang dibayangkan. Sampai saya nih enggak berani buat berkunjung ke blog Adsense dikarenakan yah itu viewnya sedikit. Ngapain coba daripada zonk gituloh. Jadi ketika Viewnya nembus ke-800 an saya baru semangat untuk ngelihatnya.

 Nulis kali ini tuh sebenarnya saya mencoba menggunakan google trends untuk satu artikel. Sedikit berharap kalau view saya bakalan naik. Namun ternyata banyak yang datang karena saya mengulas film di bioskop baru tayang. Maklumlah, adik saya mah suka banget nonton. 

Baru Sadar untuk Memperbaiki Blog dari Awal Postingan

Jadi, ceritanya gara-gara nulis artikel tentang SEO Bersama Diary Harumpuspita. Sekalian tuh kan ya minta tolong analisis blog saya kurangnya di mana sama Chat GPT. Awalnya sih malas banget ya, tapi semakin lama ngumpulin energi untuk mencoba memperbaikinya dan tentunya minta bantuan untuk membuat tampilan lebih kece lagi. Heheh ... 



Recap September 2025 (Langkah Awal Restart Ngebloging)

Recap September 2025 (Langkah Awal Restart Ngebloging)
Recap September 2025 (Langkah Awal Restart Ngebloging)

Alunan lembut lagu Jauzi sedang berputar pagi ini. Kuputuskan untuk berusaha bercerita, sekaligus berkelana sebulan silam perjalanan menulis yang sejujurnya kembang kempis. Memang masih banyak yang perlu dipelajari. Banyak pula yang harus diperbaiki tentang performa blog. Apalagi masih jauh dari kata SEO. Bagaimana tulisan ini mudah ditemukan orang-orang lain di luar sana. Eh, itu mulu pembahasannya. Mari kita berkelana ke sebulan sebelumnya di bulan September 2025. 

13 Postingan Terbaru dalam Sebulan

Setelah saya melihat ke belakang tentang rekam jejak sebelumnya. Akhirnya saya menyadari kalau bulan ini merupakan postingan terbanyak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Padahal sebelumnya juga enggak kepikiran untuk membuat postingan terjadwal. Apalagi setelah melihat di artikel bulan Agustus itu ada sebuah artikel yang ditulis nyicil dulu sebenarnya, yaitu tentang Oase Agustus. Tenang, itu bukan recap sebenarnya. Namun memang sebuah perjalanan apa sih yang terjadi selama bulan Agustus. Ah, selak lupa ya. Itu pun modalnya cuma nekat. Makanya perlu diperbaiki lagi. 

Recap September 2025
Recap September 2025

Review Film Box Office XXI

  1. Review Film War 
  2. Review Film Sukma : Penukar Jiwa Saat Gerhana Tiba
  3. Review Film Maleficent : Peri Baik yang Tersakiti
  4. Review Film Kang Solah x Nenek Gayung (Kisah Horor Komedi Penuh Makna)

Dari keempat Film Box Office yang saya ulas dalam blog di bulan September. Hanya Maleficient sih yang ditonton di loklok saja. Hanya saja, karena saya pikir sayang kalau nggak diulas. Mending diulas, supaya suatu hari nanti saya bisa melihatnya kembali. Kalau dibilang rekomendasi yang mana bagi saya, paling yang pertama Maleficent dan kedua Kang Solah. Keduanya kisah penuh makna. Walaupun di film lain juga sama-sama bagus ya. Namanya juga film bioskop. Selera orang mah bisa saja berbeda-beda

Review Buku

  1. Review Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden. Bagi saya sebenarnya buku ini yang membuat saya tobat untuk menulis tanpa alasan. Yah, setidaknya pemantik semangat untuk terus menulis di era perjuangan menghasilkan uang dari blog Adsense sekarang katanya menurut teman-teman sangat tidak memungkinkan. Yah, kita lihat sajalah dulu ya.

Teknologi

  1. Pahami Teknik SEO Bersama Diary Harumpuspita. Gara-gara menuliskan artikel ini, setidaknya saya kembali memulai untuk memperbaiki performa blog. Bukan tentang pekara blognya bersarang atau tidak, tapi ternyata banyak sekali artikel-artikel sebelumnya yang harus diperbaruhi dan dirapikan. Supaya mudah terindeks di mesin pencarian. 
  2. 8 Alasan Galaxy S25 FE Worth It Untuk Dimiliki. Sebenarnya tulisan ini diperuntukkan untuk komunitas Samsung Members. Hanya saja kok ya saya kurang puas pada waktu itu dikarenakan lagi-lagi terjebak deadline. Memang bahaya ini memang, kalau nggak begitu kan juga enggak menulis. Modal nekat saja karena kali pertama ikutan yang begituan. Seenggaknya dulu yang buta banget sama teknologi gadget. Sekarang sudah paham sedikit demi sedikit. 
  3. Pengalaman Bersahabat dengan Chat GPT, Gemini, dan Meta AI. Saya memutuskan untuk menulis ini dikarenakan memang lagi maraknya kan membahas itu. Walaupun enggak sekeren-keren di luaran sana dalam mengekslor AI itu. Terlebih lagi untuk menghasilkan gambar terkece dengan gemini. Justru saya asyik belajar dengan Chat GPT saja. Sama iseng-iseng di Meta. Kalau dengan Gemini, ketika sedang kesepian saja biasanya.
  4. Pengalaman Membuat Aplikasi Website (Back End-Frond End). Harusnya artikel ini muncul empat tahun yang lalu, tapi enggak apa-apa. Supaya rekam jejaknya ada gitu buat dijadikan sebagai pembahasan sama orang-orang di luaran sana.

Lomba Blog

  1. Info Lomba Blog 2025. Memang bagi saya info-info lomba blog ini paling menantang. Saking sebalnya saya sering lupa. Pada akhirnya saya memutuskan untuk merangkumnya saja. Supaya tinggal gampang. Sepertinya artikel ini yang bakalan menjadi sering update dibandingkan artikel-artikel yang lainnya.
  2. Serba-Serbi Menulis Lomba Blog 2025. Saya percaya bahwasannya di balik sebuah kesuksesan ada sebuah cerita di dalam. Begitupula yang namanya kegagalan juga punya ceritanya juga. Proses kreatif dalam penulisannya saya rekam dalam artikel ini. Untuk dibaca ulang dan sebagai sebuah referensi untuk lomba blog berikutnya. 
  3. Tips Awet Muda : Cegah Penuaan Dini Bersama 20Mefree. Bagi saya ini artikel yang memang benaran nekat untuk ditulis. Yah, walaupun begitu kelar juga dan saya mendapatkan pengetahuan baru. 

Lifestyle

  1. Kumpulan Hari Apes yang Enggak Ada Dalam Kalender. Selain info lomba blog, artikel ini juga bakalan diperbaruhi ke depannya. Soalnya kan hari apes enggak memang nggak ada dalam kalender. 
Akhirnya sampai juga di penghujung pembahasan. Walaupun dalam proses nulisnya seraya menahan kantuknya pagi. Ini perdana juga nulis pagi-pagi setelah sekian lama. Biasanya mah saya kalau nulis produktifnya malam hari. Harapannya semoga lebih banyak lagi dan berhasil mencapai tulisan sebanyak 1000 artikel dalam blog ini. Sebagai informasi. Pada hari ini total yang sudah dipublikasikan sebanyak 216. Wuah, masih sangat jauh dari kata 1000 artikel untuk mendapatkan 3 juta pertama dari hasil menulis di blog. 

HYB (Hal yang Bersangkutan)

Bagi saya, bulan ini merupakan bulan pertama saya langsung menuliskan di blognya langsung. Kalau biasanya saya di word dulu baru tinggal copy paste. Justru saya mencoba langsung di sini. Hasilnya, ternyata pekerjaan saya lebih fleksibel. Kapan saja dan di mana saja. Nggak harus berpatokan ngerjainnya di laptop. Walaupun terkadang maunya juga nulis di WhatsApp. Setelah itu perlakuannya juga sama. Ya, copy paste juga. 

Info Lomba Blog 2025

Info Lomba Blog 2025
Gambar 1. Info Lomba Blog 2025
Baru kali ini saya buat judulnya singkat banget. Berhubung saya sebenarnya lagi suka banget dengan tantangan. Mari kita gaskeun, berjuang bersama-sama. Info ini adalah info yang berusaha saya dapatkan dari info resminya. Jadi, enggak abal-abalan dong ya. Walaupun sebenarnya tergiur dengan hadiahnya. Eh, anggap saja sebagai gajian karena sudah menulis. Walaupun sebenarnya penghasilan dari menulis enggak terlalu mulu dengan lomba. Mungkin di artikel berikutnya bakalan saya bahas kali ya, biar asyik banget ngebahasnya. 

1. Lomba Blog di Kompasiana Bersama Pegadaian dalam MengEmaskan Indonesia 

Lomba Blog Pegadaian
Gambar 2. Lomba Blog Pegadaian
Lomba kali ini dealinenya tanggal 30 September 2025. Yah, bikin deg deg ser juga kan. Kayaknya menarik nih buat diulik. Yah, walaupun nanti ngepostnya di blog Kompasiana kayaknya nggak jauh beda ya modelanya seperti di blog biasa. 

2. Lomba Blog Pemanfaatan Bambu

Info kali ini saya dapatkan dari teman sih sebenarnya yang memberitahukan info resmi dari media sosial resminya. Deadlinenya tanggal 5 Oktober 2025. Sebenarnya ini lomba nulis biasa sih, bukan yang ajang bergengsi blog gitu. Makanya infonya lomba nulis aja. 

Lomba Blog Pemanfaatan Bambu
Gambar 3. Lomba Blog Pemanfaatan Bambu
3. Lomba Blog Astra 2025

Salah satu lomba blog yang bergengsi adalah lomba blog Astra dan hadiahnya juga nggak main-main nih. Infonya dari teman-teman tuh pemenangnya sudah pasti bakalan diundang di Jakarta. Waw, keren banget pastinya kan. Gimana tertarik nggak untuk menjadi juara utamanya? Deadline 18 November 2025.

Lomba Blog Astra
Gambar 4. Lomba Blog Astra

Diupdate : 30 September 2025

Review Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden

Review Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden
Gambar 1. Cover Depan Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden

Dapat buku saat bazar, harga worth it banget kalau dilihat dari isinya hanya dengan bermodal uang 10k doang pada waktu itu. Kebetulan lagi ada harga murah di Gramedia Suzuya Marelan. Yah, mohon maaflah kalau bukunya bukan buku terkenal ataupun best seller pada saat ini. Namun buku tersebut memberikan sebuah konteks hal apa sih yang bisa saya ambil darinya. 

Namun faktanya, setelah membelinya. Justru saya belum berniat untuk membacanya. Sehingga buku yang telah dibeli setahun silam. Baru kali ini saya mampu untuk membacanya. 

Cover Belakang Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden
Gambar 2. Cover Belakang Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden

Identitas Buku

Judul Buku           : Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden

Penulis                 : Agung Pamujo

Penerbit               : PT Kawan Pustaka

Jumlah Halaman : 190

Tahun Terbit        : 2012

ISBN                   : 979-757-534-9

Ulasan

Walaupun buku ini merupakan tahun lawas. Tahun 2012 pada masa itu saya baru saja masuk sekolah Menengah Atas. Agung Pramujo menuliskan buku ini dengan perspektif pendekatan siapa sih yang berdekatan dengan Dahlan Iskan. Sayang, saya baru saja membaca buku ini sekarang dan yap tobatnya untuk menulis itu baru sekarang. Ternyata, Dahlan Iskan merupakan mantan seorang wartawan. Buku ini termasuk ramah untuk dibawa ke mana-mana karena ukurannya yang kecil. 

Jika saya dulu juga terbiasa dengan buku yang jumlah halamannya banyak. Kali ini justru saya tertarik dengan jumlah halaman yang enggak terlalu banyak. Apa nanti kalau hunting buku modelan seperti buku ini aja kali ya yang dibeli? Canda ... kan tergantung konteksnya. 

  • Gaya Kepemimpinan Dahlan Iskan

Salah satu prinsip hidup Dahlan Iskan adalah cepat. Yah, lebih cepat dari kereta api wosh dalam pembahasannya di buku ini. Sebab beliau pun bisa-bisanya berkendara dengan Helikopter untuk menghadiri sebuah rapat. 

Dulunya sebagai seorang wartawan dia juga punya prinsip untuk up berita lebih cepat. Seperti halnya yan tertulis pada halaman 89.

"Berita bagus, tetapi membuat koran terlambat, tidak ada gunanya. Pokoknya jangan sampai koran terlambat terbit," begitu penekanannya.

Kita bisa bayangkan bahwa beliau pun tak segan mengkritisi bagaimana kinerja anggotanya. Yah, namanya juga pemimpin kan. Selain itu beliau sangat hobi untuk turun langsung ke lapangan alih-alih hanya mendengar dari laporan yang ia terima. Satu moto yang paling disukai adalah ketika beliau itu paling tidak suka dengan alasan. Yah, sejak saat itu saya mencoba buat memaksakan diri buat nulis lagi. Bahwa mood itu hanyalah sebuah alasan. Ini mah kebetulan, kalau enggak tertolong lagi ya wassalam juga jadinya.

  • Ruangan Kerja di Mana Saja

Seorang pemimpin biasanya memiliki ruangan khusus dalam menyelesaikan urusannya. Berbeda dengan Dahlan Iskan dia bahkan sangat suka kalau bekerja di ruangan rapat. Bahkan untuk urusan tanda tangan saja di ruang rapat itu alih-alih di ruangannya sendiri. 

  • Tak Segan Mengakui Kesalahannya

Ada sebuah cerita tentang bagaimana si Dahlan Iskan tertidur di perpustakaan. Yah, namanya perpustakaan kan bukannya tempat tidur. Ia terbangun karena ada suara orang yang berbicara. Saat bangun ia malahan meminta maaf bahwa tempat tidur bukannya di Perpustakaan. 

  • Jarang Menghadiri Acara Nikahan Anggotanya

Momen ini sebenarnya sangat lucu. Dahlan justru menghadiri acara pernikahan sang penulis buku ini pada 7 Februari 1993. Momen yang sangat lucu ketika sang penulis penasaran dengan kado apa yang diberikan oleh Dahlan. Ia bahkan mencari-cari ke segala tempat. Setelah bertemu dengan Dahlan, Dahlan mengatakan lupa bawa kado. Aela ... orang mah sudah mencarinya ke ujung dunia. 

  • Cepat Memutuskan Untuk Mengganti Posisi

Soal tunjuk-tunjuk menunjuk siapa yang akan diamanahkan. Dahlan termasuk orang yang begitu, dia mudah sekali menunjuk orang lain untuk pindah ke daerah lain dan melaksanakan tugas. Namun ketika orang yang diamanahkan telah melakukan kesalahan ia juga nggak segan untuk segera menggantinya dengan orang yang lain lagi. 

  • Sangat Mendorong untuk Mengurangi Pengguna Rokok

Masalah kesehatan ia sangat peduli. Saking pedulinya jika ada yang merokok, ia tidak menyukainya dan tak segan-segan untuk mencabut asuransi kesehatan. Katanya sih, buat apa gitu kasih pengobatan untuk orang yang merusak dirinya sendiri. Walaupun begitu, masa ada juga yang ngebandel supaya enggak ketahuan merokok dan merokok dekat kolam ikan supaya enggak ketahuan. 

  • Berbagi ke Satu Ruangan

Sebenarnya, banyak yang enggak suka makan berdekatan dengan Dahlan. Takut lauknya bakalan dicomot oleh Dahlan. Namun sebagai gantinya, dia akan memberikan makanan untuk satu kantor meskipun hanya mendapatkan sedikit. Sepertinya memberikan yang lainnya sama rata beberapa buah anggur yang ia bawa. Yah, kalau dibilang dia kan termasuk dermawan juga ya. 

Bagian Isi Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden
Gambar 3. Bagian Isi Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden
Sebenarnya masih ada sih, tentang Dahlan Iskan bagaimana dengan cara berpakaiannya, kondisi kesehatannya yang telah transplantasi hati, dan juga istri yang jago masak. Yah, biar nggak kepanjangan silakan baca aja bukunya. Minjam di saya juga boleh kok. 

OOT 

Salah satu alasan saya malas buat memulai membaca buku ini ya karenanya temanya itu politik loh. Takut ntar malah-malah kita tuh nanti jadi pemikirannya jelas berbeda atau malahan punya sudut pandang lain. Setelah ditelusuri lagi ..... eh desklimer ini mah ternyata Dahlan pun juga terlibat sebagai tersangka kasus korupsi ketika dia menjabat sebagai menteri BUMN. Yah, ini kan ditulis sebelum ia menjadi seorang tersangka. Walaupun begitu kita mah tetap mengambil yang baiknya dan buang pula yang buruknya. 

Meskipun agak was-was mau ngulas buku ini. Tapi kan sayang kalau motivasinya yang lain ndak nular. Soal pro dan kontra itu mah belakangan, tapi memang apa yang disampaikan sama si penulis ini toh juga tidak serta merta yang baik-baik saja. Untungnya saya baca buku ini karena enggak tahu beliau itu siapa. Kalau tahu, yah ntah juga mau baca apa enggak ya.