![]() |
Gambar 1. Cover Depan Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden |
Dapat buku saat bazar, harga worth it banget kalau dilihat dari isinya hanya dengan bermodal uang 10k doang pada waktu itu. Kebetulan lagi ada harga murah di Gramedia Suzuya Marelan. Yah, mohon maaflah kalau bukunya bukan buku terkenal ataupun best seller pada saat ini. Namun buku tersebut memberikan sebuah konteks hal apa sih yang bisa saya ambil darinya.
Namun faktanya, setelah membelinya. Justru saya belum berniat untuk membacanya. Sehingga buku yang telah dibeli setahun silam. Baru kali ini saya mampu untuk membacanya.
![]() |
Gambar 2. Cover Belakang Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden |
Identitas Buku
Judul Buku : Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden
Penulis : Agung Pamujo
Penerbit : PT Kawan Pustaka
Jumlah Halaman : 190
Tahun Terbit : 2012
ISBN : 979-757-534-9
Ulasan
Walaupun buku ini merupakan tahun lawas. Tahun 2012 pada masa itu saya baru saja masuk sekolah Menengah Atas. Agung Pramujo menuliskan buku ini dengan perspektif pendekatan siapa sih yang berdekatan dengan Dahlan Iskan. Sayang, saya baru saja membaca buku ini sekarang dan yap tobatnya untuk menulis itu baru sekarang. Ternyata, Dahlan Iskan merupakan mantan seorang wartawan. Buku ini termasuk ramah untuk dibawa ke mana-mana karena ukurannya yang kecil.
Jika saya dulu juga terbiasa dengan buku yang jumlah halamannya banyak. Kali ini justru saya tertarik dengan jumlah halaman yang enggak terlalu banyak. Apa nanti kalau hunting buku modelan seperti buku ini aja kali ya yang dibeli? Canda ... kan tergantung konteksnya.
- Gaya Kepemimpinan Dahlan Iskan
Salah satu prinsip hidup Dahlan Iskan adalah cepat. Yah, lebih cepat dari kereta api wosh dalam pembahasannya di buku ini. Sebab beliau pun bisa-bisanya berkendara dengan Helikopter untuk menghadiri sebuah rapat.
Dulunya sebagai seorang wartawan dia juga punya prinsip untuk up berita lebih cepat. Seperti halnya yan tertulis pada halaman 89.
"Berita bagus, tetapi membuat koran terlambat, tidak ada gunanya. Pokoknya jangan sampai koran terlambat terbit," begitu penekanannya.
Kita bisa bayangkan bahwa beliau pun tak segan mengkritisi bagaimana kinerja anggotanya. Yah, namanya juga pemimpin kan. Selain itu beliau sangat hobi untuk turun langsung ke lapangan alih-alih hanya mendengar dari laporan yang ia terima. Satu moto yang paling disukai adalah ketika beliau itu paling tidak suka dengan alasan. Yah, sejak saat itu saya mencoba buat memaksakan diri buat nulis lagi. Bahwa mood itu hanyalah sebuah alasan. Ini mah kebetulan, kalau enggak tertolong lagi ya wassalam juga jadinya.
- Ruangan Kerja di Mana Saja
Seorang pemimpin biasanya memiliki ruangan khusus dalam menyelesaikan urusannya. Berbeda dengan Dahlan Iskan dia bahkan sangat suka kalau bekerja di ruangan rapat. Bahkan untuk urusan tanda tangan saja di ruang rapat itu alih-alih di ruangannya sendiri.
- Tak Segan Mengakui Kesalahannya
Ada sebuah cerita tentang bagaimana si Dahlan Iskan tertidur di perpustakaan. Yah, namanya perpustakaan kan bukannya tempat tidur. Ia terbangun karena ada suara orang yang berbicara. Saat bangun ia malahan meminta maaf bahwa tempat tidur bukannya di Perpustakaan.
- Jarang Menghadiri Acara Nikahan Anggotanya
Momen ini sebenarnya sangat lucu. Dahlan justru menghadiri acara pernikahan sang penulis buku ini pada 7 Februari 1993. Momen yang sangat lucu ketika sang penulis penasaran dengan kado apa yang diberikan oleh Dahlan. Ia bahkan mencari-cari ke segala tempat. Setelah bertemu dengan Dahlan, Dahlan mengatakan lupa bawa kado. Aela ... orang mah sudah mencarinya ke ujung dunia.
- Cepat Memutuskan Untuk Mengganti Posisi
Soal tunjuk-tunjuk menunjuk siapa yang akan diamanahkan. Dahlan termasuk orang yang begitu, dia mudah sekali menunjuk orang lain untuk pindah ke daerah lain dan melaksanakan tugas. Namun ketika orang yang diamanahkan telah melakukan kesalahan ia juga nggak segan untuk segera menggantinya dengan orang yang lain lagi.
- Sangat Mendorong untuk Mengurangi Pengguna Rokok
Masalah kesehatan ia sangat peduli. Saking pedulinya jika ada yang merokok, ia tidak menyukainya dan tak segan-segan untuk mencabut asuransi kesehatan. Katanya sih, buat apa gitu kasih pengobatan untuk orang yang merusak dirinya sendiri. Walaupun begitu, masa ada juga yang ngebandel supaya enggak ketahuan merokok dan merokok dekat kolam ikan supaya enggak ketahuan.
- Berbagi ke Satu Ruangan
Sebenarnya, banyak yang enggak suka makan berdekatan dengan Dahlan. Takut lauknya bakalan dicomot oleh Dahlan. Namun sebagai gantinya, dia akan memberikan makanan untuk satu kantor meskipun hanya mendapatkan sedikit. Sepertinya memberikan yang lainnya sama rata beberapa buah anggur yang ia bawa. Yah, kalau dibilang dia kan termasuk dermawan juga ya.
![]() |
Gambar 3. Bagian Isi Buku Seandainya Dahlan Iskan Jadi Presiden |
OOT
Salah satu alasan saya malas buat memulai membaca buku ini ya karenanya temanya itu politik loh. Takut ntar malah-malah kita tuh nanti jadi pemikirannya jelas berbeda atau malahan punya sudut pandang lain. Setelah ditelusuri lagi ..... eh desklimer ini mah ternyata Dahlan pun juga terlibat sebagai tersangka kasus korupsi ketika dia menjabat sebagai menteri BUMN. Yah, ini kan ditulis sebelum ia menjadi seorang tersangka. Walaupun begitu kita mah tetap mengambil yang baiknya dan buang pula yang buruknya.
Meskipun agak was-was mau ngulas buku ini. Tapi kan sayang kalau motivasinya yang lain ndak nular. Soal pro dan kontra itu mah belakangan, tapi memang apa yang disampaikan sama si penulis ini toh juga tidak serta merta yang baik-baik saja. Untungnya saya baca buku ini karena enggak tahu beliau itu siapa. Kalau tahu, yah ntah juga mau baca apa enggak ya.