Showing posts with label curhat. Show all posts
Showing posts with label curhat. Show all posts

Kaleidoskop Diary Harumpuspita 2020

Memulai suatu perkara, tampaknya yang paling sulit adalah mengumpulkan niat kemudian menjadikannya sebuah aksi.

Siapa sih yang tidak asing lagi dengan istilah kaleidoskop? Biasanya sih sering diperbincangkan di awal dan di akhir tahun. 

Saya pun dulu juga bertanya-tanya perihal ini dulunya. Apa sih? Kok sepertinya enggak asing. Eh, ternyata kaleidoskop ini memiliki dua pengertian. 

Menurut konsep fisikanya, kaleidoskop merupakan alat optik yang terbuat dari beberapa cermin yang dibentuk dengan sudut kemiringan tertentu sehingga menghasilkan pantulan sinar yang indah. Sedangkan menurut KBBI sendiri, kaleidoskop merupakan aneka peristiwa yang terjadi pada tahun lalu kemudian disajikan secara singkat. 

Ah, menarik sekali bukan? Sama-sama menyampaikan sebuah pesan tentang apa yang terjadi di waktu dan tempat sebelumnya. 

Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin berbincang sedikit pasal kaleidoskop Diary Harumpuspita sendiri. Wow, lebih spesifik dan terarah. Semoga saja enggak kebablasan menuliskan kaleidoskop sendiri. Kebanyakan soalnya, satu novel yang setebal 200 halaman pun enggak cukup ditulis. 

Mari kita lanjut. 

1 Februari 2020

Hari bersejarah saya cuy. Pemilihan hari ulang tahun sendiri supaya enggak lupa. Itu sih kata teman saya yang juga merupakan selaku blogger juga. Nyatanya, pada hari itu saya harus mengorbankan sesuatu yang paling terpenting dalam keberlangsungan perjalanan. Lupa perpanjang SIM karena asyik menguruskan mengganti domain yang sebelumnya diaryharumpuspita.blogspot.com menjadi diaryharumpuspita.com. "Keren nih," pujuk hati ini berulang kali pada waktu itu seraya memantapkan diri. 

Suatu putusan yang saya kira akan menjadi sebuah amunisi dalam berkarya dan terus menggali kreativitas maupun pengetahuan. Nyatanya, saya juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan monestisasi dari Adsense. Dah, auto galau juga deh. Kebahagian yang dibayar dengan mengorbankan kebahagiaan yang lain. 

Hm, ya sudahlah. Apa lagi yang hendak dikata. Mana mungkin meraung di tengah jalan karena ini semua. Padahal ini semua berasal dari ketidakmawasan diri saya sendiri dalam memperhitungkan jangka panjang dan mengingat hal terpenting. 

Pemilihan domain baru pun juga bukanlah asal-asalan. Ya, walaupun pada waktu itu saya belum tahu arah dan tujuannya ke mana. Setidaknya alamat blog ngetop yang sekarang ini bagi saya merupakan suatu hal gambaran keluarga. Hal ini pun tertuang dalam Harapan di Hari Blogger Nasional 2020.

Kalau sekarang ini, tentunya sudah belajar dong. Belajar dari kegagalan dan saya usahakan untuk tidak berada lagi di lingkaran yang sama. Weseh, mode auto sok bijak nih. 

1 September 2020

Ini sungguh tidak terduga. Akhirnya keterbatasan saya selama ini yang selalu bertemankan laptop lemotnya minta ampun segera mereda. Alhamdulillah, Ayah saya memberikan saya sebuah ponsel Galaxy A11. Saya pun auto enggak perlu lagi menangis dan merengek meminjam smarthphone kepada adik saya. Syukur tak terkira dan rasanya sungguh terharu. 

the name of my smarthphone is 'My Baby'

Ponsel inilah yang saat ini pun menemani saya mengerjakan skripsi dan mengerjakan apa saja deh. Fasilitas ini sungguh sangat membantu. Meskipun awalnya saya sungguh kebingungan mengalokasikannya untuk apa saja dan beradaptasi. Akhirnya bisa juga membuat batasan mana saja yang harus ditelusuri dan tidak. 

"Kalau begini, kesempatan berkarir menjadi konten kreator berpeluang pesat dong," pikir saya pada waktu itu sebelum menjalaninya. Setelah dilalui ternyata perjalanannya sungguh panjang. 

Oktober 2020

Sebuah keputusan bulat pun telah saya tetapkan mau dibawa ke mana arah tujuan blog ini. Ya, begitulah, dulunya saya bingung mau ngapain aja. Bahkan rencananya sih gado-gado malah. Hmm, ya acak adul dong. Tidak tahu mau ke mana arah dan tujuannya. Ujung-ujungnya konten curhat mulu. Yah, mana berfaedah dong. Pembaca kan ingin datang untuk mencari informasi, bukan untuk mendengarkan keluh kesah saya. #plak. 

Mulai deh saya merancang untuk menuliskan artikel minimal tujuh ratus kata sekali update. Awalnya tuh sungguh bingung. Setelah dijalani malah sungguh asyik dan bahkan menuliskannya lebih dari 700 kata. Ide itu sering terlintas ketika dipertengahan jalan. 

Oh, iya. Kembali ke tujuan blog ini. Sudah saya cantumkan kok di bio atas. Jadi pembaca enggak bingung tuh, blog ini akan membahas apa saja. Eh, saya kok malah pengen ikutan ingin travelling nih di kemudian hari. Cuma belum ketemu aja gitu partner yang cocok buat travelling dan ngonten bareng. Hm ...

Okey, skip. Lanjut ke pembahasan selanjutnya. 

Desember 2020

Nah di bulan ini saya mulai mengevaluasi blog. Ternyata memiliki tiga peningkatan artikel doang dari tahun sebelumnya. Wew, padahal lebih banyak di rumah loh. Seharusnya lebih banyak waktu luang di rumah buat nulis. Malah enggak ada efeknya sama sekali. Secara gitu, kita kan pada diterpa pandemi Covid. "Pasti ada yang salah nih," logika saya berusaha menimbang. 

Ya, jiwa saya pun turun bertumbang pada waktu itu. Seolah terperangkap dalam belenggu dan tidak bisa melakukan apa-apa. Ini sungguh miris sekali. Bahkan saya pun sempat berniat untuk mengakhiri hidup pada waktu itu. Astaghfirullah ...  Tenang, enggak begitu ekstrim kok. Saya cuma kepikiran untuk tidur terus dan berharap enggak akan bangun lagi. Eh, ternyata bangun lagi. 

Ada kalanya malam akan berganti siang. Sedangkan kepayahan dan kesusahan itu akan berganti dengan kebahagiaan dan ketenangan suatu hari nanti. 

Kilas balik perjalanan Diary Harumpuspita mungkin hanya itu saja yang bisa saya rangkum. Tidak terasa ya umurnya sudah mulai satu tahun saja. Rencananya sih ingin diperpanjang pas di tanggal 1 bulan depan. Namun setelah dipikir-pikir lagi enggak jadi deh. 

Hari ulang tahun tuh lebih serunya untuk santai-santai tanpa ada gangguan bagi saya. Bukan sibuk sana-sini yang membuat hati runyam tidak karuan sampai melupakan hal terpenting.

Oh. iya. Kalau tentang perkembangan artikelnya sendiri sih hanya meningkat 3 artikel saja dari tahun sebelumnya. Harapannya sih ke depannya bisa jauh lebih baik lagi. 

Oke, itu sajalah. Kira-kira artikel ini kurang panjang enggak ya? 

Mana tahu kan ada yang kangen dengan tulisan saya. #plak. 


Kedok Penipuan Subsidi Gratis Kuota Internet dari Portal Bergengsi

Tidak ada alasan untuk tidak menulis, bagi orang yang berniat menjadi penulis.

Jika hari ini masih dirudung dengan rasa kesal. Mari tarik napas perlahan, buang, tarik napas perlahan lagi, dan buang. Sampai rongga dada yang terasa sesak tadi mulai lapang dengan sendirinya, Jika masih belum berhasil. Lanjutkan dengan mengucap istighfar atau mengingat Tuhan.

Alhamdulillah, akhirnya pemikiran dan hati sudah mulai tenang ke seperti semula.

Pertama-tama, thanks to Allah swt yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menuliskan kisah ini. Kisah nyata dan ini sangat berarti bagi teman-teman sekalia . Semoga ini tidak terjadi kepada teman-teman sekalian.

Pandemi yang masih belum juga berakhir hingga kini, membuat banyak orang mengalami penurunan finansial dan angka kemiskinan semakin bertambah. Namun di balik itu semua, ada pihak-pihak yang melambung tinggi, terutama digitalisasi. Pertemuan tatap muka pun menjadi secara daring. Kuota menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi pihak akademisi.

Maka ketika ada bantuan kuota dari pihak tertentu yang datang, pastilah tergiur dan enggak perlu memusingkan lagi masalah biaya untuk membeli kuota. Oh, kuota menjadi kebutuhan primer bagi para akademisi ini.

Saya masih berstatus mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Ketika melihat kuota sekarat saja rasanya gelisah. Apalagi belajar bukan hanya dari aplikasi belaka. Namun dari sosial media dan juga media hiburan lainnya. Seperti Youtube, tik tok, WhatsApp, dan paling sering juga di Instagram. Masih banyak lagi. Kalau itu semua di turuti, ya cepat habis. Ya, pengetahuan memang tidak hanya sebatas satu aplikasi saja. Melainkan di banyak aplikasi. Tinggal orang itu sendirilah yang mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Kuota sekarat itu benar-benar memang membuat saya galau tidak karuan. Bingung menentukan pembatasan aplikasi mana yang kuantitas kunjungannya dikurangi dan mana pula yang harus dipertahankan supaya tidak boros kuota. Tibalah masuk pesan kiriman dari seorang teman yang mungkin memang untuk dibagikan ke semua orang. Isinya sebuah link yang ditawarkan dengan iming-iming akan mendapatkan subsidi kuota.

Wuah, saya pun juga mau jika diberikan secara gratis. Namun jangan dulu diklik. Lihat dulu nama linknya. Kalau domainnya enggak jelas. Itu sudah termasuk hoaks, alias penipuan dan mungkin saja merugikan. Ya, walaupun alamat linknya tertulis atas nama pemerintah atau perusahaan ternama. Duh, miris banget ya. Mereka jadi dikambing hitamkan. Padahal bukan berasal dari mereka, tetapi pekerjaan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan usil.

Tibalah saya mendapatkan sebuah pesan yang serupa. Namun dari seseorang yang bisa dipercaya, teman saya sendiri. Link yang dibagikan pun berasal dari domain bergengsi yaitu .com. “Wuah, bisa dipercaya nih. Sepertinya emang beneran,” pikir saya pun begitu dan langsung ikut-ikutan mengkliknya kemudian membagikannya ke beberapa kontak saya.

Selamat, saya berhasil ditipu secara halus.

Tim kiri : Hahah, kasian deh kena jebak. Sudah hidup sulit, eh malah semakin sulit.

Tim kanan : Hush, jangan gitu deh. Hal yang penting bisa dijadikan pelajaran dan semoga tidak terjadi lagi pada dirimu sendiri dan juga orang lain.

Tim kiri : Halah, sok bisa. Palingan juga dipendam sendiri atau malah buat status merana di media sosial.

Saya : Ssst, jangan pada berisik. Saya punya solusinya. (melirik papan ketik)

Keyboard : Ready Sist.

Kebetulan saya juga membagikannya ke teman yang mungkin pernah juga dan akhirnya saya tanya kembali ke sang pengirim.

Awal mula

Hm, saya pun memutuskan untuk menarik pesan yang pernah saya kirim. Takutnya mereka malah melakukan hal yang sama pula bersebab ketidaktahuan dan ketidakberpikiran panjang. Yah, begitulah. Seringnya orang-orang yang tidak tahu apa-apa menjadi target orang tidak bertanggung jawab.

Berujung ke sms nomor unik

Masih dalam kondisi ketidaktahuan saya. Ini sudah lama ya, sejak kejadian itu. Masuklah sebuah pesan promosi dari layanan XL juga nih yang saya yakini memang dari Xlnya secara langsung. Diskon 50% itu membuat saya tertarik dan kebetulan juga memiliki uang yang cukup. Biasanya saya tidak pernah mengisi pulsa. Hanya beli paketnya saja. Namun karena kondisi keuangan tidak memungkinkan. Akhirnya saya mencobanya.

Saya beli pulsa dulu Rp50.000 kemudian membeli paket internet seharga Rp35.000. Eh, masih ada sisanya nih Rp15.000. Saya khawatir pulsa itu akan lenyap tidak berbekas. Saya sempat tanya nih ke keluarga saya. Ada yang mau pulsa XL nggak? Mereka pun menggeleng dan mengatakan bisa ditransfer ke Telkomsel kok.

Sudah saya coba, ternyata enggak berhasil juga. “Gimana sih, masa enggak diizini,” kesal saya merasa gondok. Ya sudah deh mau bagaimana lagi. Saya mau lihat dulu gimana perkembangang pulsa yang saya miliki.

Setelah saya cek sore harinya melalui aplikasi my Xl. Pulsa saya berkurang menjadi sepertiganya, yaitu sekitar dua belas ribuan. Malamnya saya cek lagi, malah berkurang lagi menjadi tujuh ribuan. Tengah malam saya bangun dan mengeceknya lagi. Ah, sudah enggak iya nih. Masa tinggal goceng. Saya kotak-katiklah fitur aplikasinya dan tanpa sengaja menekan fitur Riwayat Transaksi. Nah, di situlah baru ketahuan di mana letak pengurasnya, yaitu berasal dari sms.

“Hah, orang ngirim sms bisa tersedot pulsa?”

Saya cek lagi nih. Angka yang tertera di sana dan langsung mencari tahunya di internet. Walaupun saya kesal dengan pasal internet dan nyaris berburuk sangka. Berdamai dengan diri itu lebih baik.

Akhirnya saya menemukannya. Ternyata sms yang masuk berasal dari sms premium. Beginilah kira-kira cara mengatasinya dan kalian juga bisa mengeceknya ya bagi pengguna XL. Kalau pengguna lainnya mungkin bisa mencarinya di blog lainnya.

1.     Tekan *123*66# pada dial telepon, lalu tekan “OK”/”Call”. Ini pada tahulah ya, macam ngecek pulsa gitu. 

2.     Pilih angka 1 yang bertuliskan Stop Layanan Lain.

3.     Selanjutnya akan diarahkan pada layanan apa saja yang ingin dihentikan. Saya cek, eh lupa di screenshot  sih ada banyak ternyata layanan smsnya. Pilih aja dari yang atas. Kemudian pilih alasan kenapa menghentikan layanan. Saya pilih saja tuh ‘tidak merasa berlangganan.’ Satu per satu dulu di stop kan. Cek lagi dengan mengulangi lagi langkah yang pertama sampai ke langkah ini. Nanti diarahkan itu ‘apakah ingin menghentikan semua layanan’. Pilih iya dong, enggak usah tanggung-tanggung. Basmikan semua layanan yang merugikan.

4.     Pastikan nomor anda sudah tidak berlangganan layanan lainnya.

Unreg semua layanan lainnya yang menyedot pulsa

Saya menggunakan cara ini karena terkesan mudah menurut saya. Meskipun sebenarnya ada via sms maupun aplikasi. Ini nih kemudahan adanya akses aplikasi internet kuota yang kita miliki. Jadinya bisa dikendalikan dan menemukan datanya berasal dari mana saja. Maka benarlah bahwa kita memang harus bijak berinternet.

Saya tahu, ini adalah kesalahan dari saya sendiri yang tidak saya ketahui selama ini.

Kesimpulan : Jangan mudah percaya pada layanan yang memberikan sesuatu gratisan secara cuma-cuma meskipun berasal dari portal yang bergengsi. Tanyakan dulu pada sumbernya dan telusuri kebenaran.

Seratus Target di Tahun 2021

 Ide itu seringan daun yang diterpa angin. Ia akan terbang begitu mudahnya bila tidak segera disimpan dengan segera

Berbicara mengenai sebuah target dalam hidup. Siapa pun pasti memilikinya dan menginginkan target akan tercapai sesuai dengan harapan. Hanya saja, tidak semua orang mampu menggapainya dan semua orang juga memungkinkan untuk mewujudkannya.

Berada pada fase kegagalan berulang. Barangkali yang kita rancang adalah sebuah kegagalan.

Siapa yang tidak pernah gagal?

Ah, iya. Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan. Ada yang sekali gagal tidak ingin mengulang kedua kalinya dan mencari yang lain. Ada pula yang ketika gagal akan mencoba kembali hingga menemukan sebuah titik yang menentukan harus berhenti atau berjalan kembali.

Menariknya adalah ukuran keberanian yang bermain peran di dalamnya. Seberapa kuat dan seberapa hebat orang tersebut itu mampu melewatinya. Sedangkan orang yang bermental ciut auto kesingkir dengan sendirinya. Eh, termasuk juga saya. Subhanallah …

Semakin dipikirkan sekali lagi dan menimbang dengan benar. Keputusan berupa untuk terus bergerak tanpa perlu membandingkan dengan orang lain menjadi pilihan. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Mungkin bisa sekelas Thomas Alva Edison barangkali dalam mencapai sesuatu jika ingin berhasil. Seseorang yang tak pernah mengenal kata menyerah dalam menggapai tujuan. Rasanya memang sungguh sulit sekali.

Hal yang paling sulit dilalui adalah melawan diri sendiri. Kadang-kadang memang harus berperang dengan diri sendiri. Ketika melawan rasa malas, takut, dan pemikiran negatif tentang suatu hal. Bahkan menghadapi sebuah situasi ketika semesta tidak mendukung dalam memulai suatu hal.

Tidak hanya sampai situ saja. Tantangan yang lebih berat lagi adalah mempertahankannya secara konsisten. Seberapa kuat seseorang itu dapat bertahan dan terus berjuang mempertahankan apa yang ia lakukan. Mungkin contohnya tidak usah jauh-jauh. Misalnya mengerjakan tugas setiap hari dengan pencapaian yang konsisten. Awalnya tidak terbiasa tuh. Lalu membuat target seperti itu dan memulainya dengan semangat di awal. Ketika berjalan tiga atau empat hari masih okelah. Eh, kita menuju hari yang keempat dan seterusnya malah tidak dilakukan lagi. Semangat pun langsung ciut dan mengecil.

Memang benar, suasana hati manusia itu tidaklah sama di setiap keadaan. Bahkan semangat yang membara pun bisa saja langsung ciut seketika di pertengahan jalan. Maka sudah menjadi sebuah keharusan untuk selalu menjaga semangat juang itu tetap menyala.

Saya sendiri pun sering kesal pada diri sendiri. Ketika menemukan sebuah kondisi yang selalu berulang seperti rasa malas, rebahan, dan tidak berani melangkah. Hal yang paling sulit dilalui itu adalah rasa kantuk dan bawaannya selalu ingin tidur. Hm, sedangkan memaksakan diri dengan kafein terus-terusan pun rasanya hanya menyiksa diri.

Ada yang tidak beres nih. Setidaknya harus tegas pada diri sendiri untuk tidak selalu terjebak dengan zona rebahan. Ya, tidak ada yang bisa mengalahkan suatu kondisi semangat juang berasal dari diri sendiri. Mungkin, pada sistem seperti itulah yang bisa diolah dan diperbaiki.

Saya memutuskan untuk membuat seratus target di tahun 2021 ini. Sebuah target yang dituliskan secara terperinci. Mulai dari hal-hal kecil hingga kompleks. Tentunya berusaha menuliskannya serealistis mungkin supaya benar-benar terwujud. Paling tidak, angka pencapainnya bisa mencapai 50%.

Teman saya pun memberikan sebuah pernyataan bahwa apa yang saya lakukan terlalu ekstrim dan itu sungguh melelahkan.

Setidaknya, ada yang perlu dicoba dalam diri saya sendiri. Supaya lebih semangat dan tidak terus-terusan rebahan santuy lagi. Rebahan itu memang sungguh menyenangkan. Setelah melewatinya baru tersadar bahwa ada banyak hal yang telah dilewatkan begitu saja. Kemudian ujung-ujungnya menyesal juga bersebab tidak menggunakan waktu sebaik mungkin. 

Berikut ini merupakan target yang ingin dicapai pada tahun 2021.

   

Rute memutuskan target yang hendak dicapai

1.     Membaginya ke dalam beberapa Hal

Menentukan target tujuan

Sebelum membuatnya. Ada banyak sekali yang ingin saya tuliskan sebenarnya. Ketika dituliskan dalam bentuk bab per bab membuat ide bermunculan dan lebih terarah. Jadi bisa sekalian langsung jalan tuh apa saja keinginan kita.

2.     Realistis berdasarkan pengalaman

Pengalaman yang tertulis dalam buku catatan

Realistis adalah sesuatu yang bisa diterima secara akal dan sesuai dengan kenyataan. Jika dulunya saya membuat rencana secara asal berani saja. Kini saya membuatnya berdasarkan pengalaman yang pernah dilalui. Heseh, pengalaman juga yang bisa diandalkan dalam menentukan pilihan. Walaupun begitu, bukan berarti saya tidak membuat suatu target berdasarkan pengalaman saja. Ya, kalau belum ada pengalaman bisa juga dicoba untuk membentuk sebuah pengalaman.

3.     Jangka panjang dan pendek


Perencanaan yang akan menentukan passion

Perencanaan yang paling mudah digapai adalah perencanaan jangka pendek. Namun jangan lupa bahwa perencanaan itu pastilah memiliki dampak di kemudian hari. Maka dampaknya memang harus dipikirkan juga. Misalnya target membaca. Jenis bacaan apakah yang selalu dibaca saat ini dan pengetahuan apa yang terbentuk di masa depan nanti. Alangkah baiknya jika singkron dengan passion di masa depan nanti.

Nah, ini sajalah yang bisa saya sampaikan. Semoga target apa saja, termasuk impian yang tertunda akan segera terwujud di tahun 2021 ini. Aamiin ya rabbal alamiin. 

 


Hello Oktober

 
Hello Oktober …
Hai-hai buat kamu-kamu yang mampir di lapak saya kali ini. Heseh … tak lama ya tak bersuo lagi.
Kali ini saya balik lagi setelah sekian purnama tidak memeriahkan blog yang dulunya rajin buat nulis. Kini mau enggak mau nulis lagi dong ya kan. Masa sebulan berleha-leha dan fokus pada satu hal sudah habis nih. Eh, curhat. #plak
Sebenarnya ini memang sesi curhat sih. Yo bagi kalian yang juga ingin curhat tentang perkembangan bulan lalu atau ada yang mau dibagi boleh banget kok. Silakan tulis di kolom komentar ya.
Nah, di bulan Oktober ini banyak banget tanggal pengulangan sejarahlah kalau dibilang.
Mulai dari 1 Oktober diperingati sebagai hari lahir Pancasila hingga 28 Oktober merupakan hari Sumpah Pemuda. Jadi bulan Oktober ini identik dengan pemuda. Jika kalian merupakan seorang pemuda. Maka kebetulan banget saya juga akan membahas tentang pemuda.
Pemuda yang positif itu biasanya identik dengan jiwa perubahan. Bisa mengikuti arus perkembangan jaman yang super duper cepat. Enggak perlu takut atas kemungkinan yang terburuk. Apalagi belum tentu terjadi dan selalu berpikiran positif. Selagi melakukan kebaikan kenapa enggak? Ya enggak sih?
Oke, kembali ke laptop.
Jika hari ini kamu masih belajar atau berada dalam kondisi titik terendah dalam hidup. Enggak perlu bersedih dengan kondisi saat ini. Sebab masa depan ceria setiap orang merupakan pilihan. Yuk kita sama-sama saling berubah menuju ke arah yang lebih baik lagi. Mantap jiwa.
Apa sih yang kalian pikirkan tentang bulan Oktober ini?
Kalau menurut saya sih, bulan Oktober ini seperti sebuah permulaaan baru lagi setelah sekian lama hibernasi dan tidak tentu arah. Nah, ada beberapa langkah yang bisa saya lakukan untuk menghadapi ini.

1.       Niat

Setiap segala sesuatu ada baiknya dimulai terlebih dahulu dengan niat. Ketia niat dalam diri sudah baik. Insyaa Allah ke depannya akan terwujud sesuai yang diharapkan. Ternyata, niat ini enggak mudah dipraktikkan gaes. Biasanya ada beberapa hal yang akan menjadi penghalang niat nih. Bisa jadi datang sesuatu yang tidak diduga-duga.
Pada permulaan bab hadits imam bukhori yang pertama dibahas juga tentang niat. Begini bunyinya kira-kira gaes.
“Setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya dan bagi tiap-tiap orang tergantung apa yang dia niatkan. Barang siapa yang niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau wanita yang ingin dinikahinya. Maka niat hijrahnya tergantung apa yang dia niatkan.” HR.Imam Bukhori 1
Nah, penting banget nih niat dalam memperbaiki diri. Hal baiknya adalah ketika niat baik itu sudah hadir dalam diri. Sudah termasuk pahala nih. Kalau niat kalian di bulan ini apa?
Setiap orang pasti menginginkan tercapainya apa yang dicita-citakan. Termasuk juga saya nih. Semoga apa yang disemogakan terwujud dan segalanya berjalan dengan baik. Nah, ketika niat itu sudah tertanam dalam diri. Mudah-mudahan akan ada jalannya tersendiri. Hal yang terpenting adalah meyakinkan niat baik dalam diri.
2.       Buat perencanaan
Keinginan saja tidaklah cukup jika tidak punya rencana. Ada jenis orang yang detail banget dalam perencanaan. Ada pula yang enggak perlu mendetail. Misalnya hanya mengandalkan kisi-kisinya saja. Setelah itu mengalir begitu saja.
Uniknya, saya pernah menemukan orang yang memiliki banyak rencana dalam hidupnya. Jika rencana yang satu tidak berjalan akan menjalankan rencana yang kedua. Jika tidak berhasil juga rencana yang ketiga. Duh, seakan enggak menemukan titik buntu aja gitu menurut saya.
Nah, berhubung rencana saya selalu ambyar terus. Saya juga ingin membuat perencanaan yang berbeda juga nih. Konsepnya adalah sedikit mendetail dan punya opsi untuk mengatasi perencanaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi.

3.       Do Action

Ketika semua konsep sudah dibangun dalam diri. Tinggal diri sendiri nih yang meluncurkan aksi yang nyata. Biasanya rasa malas yang selalu menjadi bayangan dalam merobohkan rencana. Kalau malas, tinggal ingat satu hal saja gaes. Ya jangan malas dong. Ada yang selalu dukung kok.#plak
Hal yang terpenting adalah temukan letak semangat diri itu di mana supaya bisa segera melakukan aksi yang nyata. Bisa itu melakukan hal yang disuka atau apa pun yang membuat kamu senang ketika selesai mengerjakan target.

4.       Jangan lupa berdoa

Tips ini hanya sekadar mengingatkan sebenarnya. Barangkali apa yang akan kita lakukan ke depannya bisa menjadi keberkahan diri dan selalu dilindungi oleh berbagai macam tekanan. Maupun hal yang tidak diinginkan.
Saya selalu menyetel waktu pagi. Entah kenapa selalu bangun di sepertiga malam yang rasanya nokturnal. Eh, sejenis yang suka melakukan sesuatu di saat malam hari. Pada kesempatan itu, dipergunakan deh sebagai waktu yang paling asyik berduaan dengan Sang Pencipta. Hasilnya adalah diri menjadi lebih bahagia dari yang pernah ada. Yeay.
Tidak perlu malu untuk meminta kebahagiaan pada hari itu. Insyaa Allah, akan diberikan kemudahan selagi niat kita benar-benar tulus.
Jadi, semangat terus ya. Semoga kita bisa sama menjalani bulan Oktober ini dengan penuh kecerian dan semangat juang yang pantang menyerah. Tjakep.

Beyond Blogging, Making Happiness


    Mengulik sebuah kisah perjalanan saya selama awal-awal ngeblog dengan tajuk postingan 'Pilih Blogger atau Aplikasi' pada pertengahan tahun 2019. Kini mulai berbalik arah ke sisi yang berbeda. Jalan yang lebih terang dalam menapaki dunia tulisan. 

    Jika dulunya saya begitu takut untuk memposting tulisan di blog hanya takut dicuri. Ternyata enggak begitu kok. Ada banyak sekali fitur yang bisa kita manfaatkan untuk memproteksi tulisan kita. Apalagi sekarang ini kan sudah ada mesin pencarian untuk memeriksa keaslian tulisan. Cek plagiasi namanya.

    Beyond Blogging. Saya suka sekali moto ini dikarenakan sering melihat blognya Kompasiana. Jadi para kontributor di sana itu memiliki hak kendali atas tulisannya masing-masing. Kalau teman saya yang namanya Nur bilang sih pakai review tulisan juga sebelum diupload. Jadi kalau lulus sensor bisa diterbitkanlah tuh.

    Ketika menapaki dunia blog. Ternyata memang benar apa yang mereka sampaikan bahwa berkiprah di dunia blog itu mengasyikkan dan membawa pemasukan finansial. Terlebih lagi bagi yang sudah pro. Tak tanggung-tanggung pemasukannya sekali nulis. Bahkan hingga ratusan ribu rupiah.

Berikut ini beberapa hal yang membuat saya semakin betah ngeblog dan penasaran berkiprah di dunia tulisan.

1.       Bebas Memilih Jenis Penyampaian hingga Font Tulisan

    Hal yang lebih mengasyikkan adalah bebas berkreasi sekreatif mungkin. Mulai dari cara penyampaian seperti apa. Bisa juga edisi ngobrol ataupun diskusi santai. Bisa juga tulisan ala koran yang melibatkan jelas, padat, dan tepat. Terserah mau bagaimana jadinya kita menyampaikan luahan kata yang tersimpan dalam diri.

    Bebas-bebas gimana gitu mau membahas apa saja. Biasanya Bahasa blog ini lebih asyik lagi jika ditulis dengan Bahasa yang santai, ringan, dan mudah dimengerti. Sang penulis memiliki kendali penuh untuk mengarahkan pokok pembahasannya menjadi ke mana saja yang ia inginkan.

    Pemilihan jenis tulisan pun juga bisa dibuat secantik dan seindah mungkin. Tergantung selera penulis. Bahkan ukuran besar dan kecilnya juga bisa disesuaikan. Apalagi mahir mengunakan Bahasa CSS. Blog pribadi pun serasa rumah nyaman tersendiri jadinya.

2.       Fitur tambahan Gambar dan Video

    Penambahan fitur gambar dan video membuat blog tidak hanya dikunjungi oleh orang yang menyukai tulisan saja, tetapi orang yang suka desain grafis, dan hobi nonton juga bisa. Sehingga memungkinkan pengunjung bisa dari berbagai kalangan.

    Kita bisa menambahkan gambar yang menarik untuk menarik pembaca. Biasanya penglihatan menjadi segar melihat visualisasi yang ditampilkan. Cara menginputnya juga bebas dari mana saja. Bisa menggunakan gambar orang lain dengan menyertakan sumber asli, bisa menggunakan dokumentasi penulis langsung dan bisa menggunakan desain grafis yang penulis buat. Intinya bisa dari mana saja.

    Penambahan video juga begitu. Bisa langsung dari video yang kita punya. Bisa juga dari Youtube  dan bisa dari mana saja. Tergantung kitanya yang ingin menyajikan konten seperti apa.

3.       Unlimited Genre

    Ada beberapa orang yang suka menulis acak. Hari ini ia ingin membahas makanan. Besok membahas cerita perjalanan. Besoknya lagi membahas luahan hati. Ketika nulis di blog dibebaskan untuk membahas apa saja. Tergantung jenis pembahasan yang kita inginkan. Sama seperti blog saya ini.

    Ada pula yang menulis tergantung dengan jenis blog yang ia miliki. Misalnya blog untuk menulis resep. Enggak mungkin rasanya kalau menulis pelajaran sekolah di sana.

    Tips dalam dunia perbloggingan sebenarnya mengarah kepada sifat yang spesifik. Kalau bisa blog itu memiliki karakteristik tersendiri. Misalnya membahas tentang parenting tuh. Nah, tulisannya bisa berisikan parenting saja. Supaya memudahkan orang mengenali blog dan mengikuti tulisan kita nantinya. Sehingga target pembacanya juga jelas. Selain itu, memudahkan para angency untuk menjalin kerjasama dengan kita.

4.       Penambahan Link dari Mana Saja

    Selagi link itu terindeks oleh goggle dan bisa ditemukan oleh mesih pencarian. Blog ini menjadi semakin eksis ketika menautkan ke link yang lain. Misalnya bisa langsung mengarahkan ke alamat media sosial kita ataupun ke postingan yang lainnya. Ibaratnya blog yang kita punya itu sebagai wadah pengarahan. Kan asyik tuh kalau bertanya langsung di arahkan ke empunya.

Contohnya seperti ini :

Mbak, kalau mau beli RA Planner di mana ya?

Oh, iya Mbak silahkan mengklik link ini untuk terhubung ke kontak penjualnya.

5.       Animasi Menambah Blog Semakin Ciamik

    Istilah ciamik berasal dari Cina yang berarti bagus atau luar biasa. Kita pasti pernah melihat pembicara sedang mempresentasikan bahannya di hadapan semua orang. Apalagi ada proyektor yang sedang menampilkan bahan persentasinya disertai dengan animasi menarik. Hal ini membuat orang terkagum ketika melihatnya. Teknik membuat penampilan blog ini menggunakan Bahasa Javascript.

    Hal ini sebenarnya menarik perhatian saya. Kalau bisa dibilang, blog yang memanfaatkan fitur ini merupakan orang yang sudah berada di level mahir dalam mempercantik blognya. Namun begitulah, bagi saya membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya dan semakin tertantang untuk membuat blog ini semakin nyaman di mata pembaca.

6.       Bisa dilombakan dan Menjalin Kerjasama

    Nah, ini nih yang lebih mengasyikkan. Bisa dilombakan dengan hadiah yang lumayan wuah. Saya sering mengecek informasi ada lomba blog dari sosial media. Terlebih lagi Instagram yang perkembangannya lebih cepat. Kita bisa mendapati informasi ini dengan mencarinya di pencarian dengan menyertakan hastag atau tagar infolombablog. (Contoh : #infolombablog)

    Kriteria blog yang sering mendapatkan job tulisan dengan sekali nulis langsung dibayar adalah memiliki jumlah follower di media sosial lebih dari lima ratus atau seribu orang. Biasanya ini Instagram sih yang saya tahu. Twitter pun juga ada. Jika kalian memiliki jumlah pengikut lebih dari itu. Peluang menjalin kerjasamanya pun besar.

    Nah, kerjasama yang lainnya itu bisa dari iklan yang langsung nangkring di blog kita. Paling populer itu dari google Adsense. Kalau dari blogspot yang saya pakai ini mengarah ke sana sebenarnya. Namun kita bisa juga menjalin kerjasama dari iklan lainnya seperti AdNow, Medianet, dan lain-lain.

7.       Always Happy After Update

 Nulis tapi enggak update. Perasaan saya menjadi biasa saja sih. Namun kalau bisa mempublikasikannya. Auto bahagia deh pada waktu itu. Hati rasanya tenang sekali. Ketika menulis saja sudah seperti terapi. Apalagi tulisan ini bisa bermanfaat bagi banyak orang. Setelah itu bisa saling mengisi kolom komentar secara bebas. Ujung-ujungnya menambah pengunjung juga nih. Sehingga membuat blog saya semakin populer dan mendapatkan pencarian atas di mesin pencarian.

    Sebenarnya, ide pembahasan ini bertujuan supaya saya tuh tidak jadi terpengaruh untuk mengisi blog orang. Apalagi kalau iming-imingnya ya biasalah berupa finansial. Kalau seandainya saya beralih menulis di wadah yang lain. Otomatis blog ini terancam tidak diurus dan jadinya berdebu. Sayang banget kan sudah langganan domain setiap tahunnya, tetapi malah tidak digunakan sebaik-baiknya.

    Kembali ke beyond blogging, making happiness. Hal ini membuat kebahagian tersendiri dan semakin betah berlama-lama untuk ngeblog. Meskipun banyak waktu yang telah dihabiskan di depan laptop. Rasanya bahagia saja gitu tanpa terbebani sendiki pun.

    Tidak terlepas pula kepada diri masing-masing. Semua itu tergantung di mana rasa nyaman itu hadir. Jika mungkin saya dulu yang lebih suka nulis dari aplikasi. Kini saya beralih ke blog. Tempat mana pun itu. Asalkan bahagia. Tetaplah menjadi diri sendiri.


Enggak Bahagia, Mungkin Saya Bisa Melakukan Empat Hal Ini


Terkadang saya sering bermonolog dalam diri. Apakah saya bahagia? Kayaknya saya baperan deh orangnya. Sedikit-dikit ngerasa sakit hati dengan sendirinya. Bermacam-macam spekulasi mulai hadir di dalam diri saya dengan sendirinya. Parahnya sempat berpikir kalau saya nih sudah dilingkupi dengan Jin. Naudzubillah. Wallahu’alam.
Sebenarnya otak saya masih bisa membedakan mana yang seharusnya dilakukan. Entah kenapa rasa malas itu lebih cepat tanggap untuk membujuk saya untuk tidak melakukan pekerjaan yang positif. Akhirnya hanya bisa rebahan dan rebahan hanya demi menenangkan suasana hati yang buruk. Seketika saya langsung tersadar dengan sendirinya. Waktu ini sudah berjalan begitu saja tanpa ada sesuatu yang membekas. Misalnya enggak produktif gitu. Namun setelah dipikir-pikir lagi kalaulah saya kerjanya hanya rebahan saja. Saya malah enggak merasa berguna kecuali menghabiskan waktu untuk menua.
Ketika menginjakkan di usia yang 22 tahun ini. Terkadang saya malah merasa terlambat untuk mempelajari itu semua. Sedangkan tak jarang teman yang sebaya saja sudah berpenghasilan dari kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki. Bahkan mereka sudah membahagiakan kedua orang tuanya.
Padahal konsep berpikir seperti  itulah yang malah membuat saya celaka dan tak mampu berkembang. Kemudian sekelebat pemikiran lainnya pun hadir. Mengapa tidak mengingat nasip orang yang jauh lebih malang? Setelah memikirkan itu semua. Akhirnya saya menemukan sebuah langkah untuk menemukan kebahagiaan dalam hidup yang ujungnya mencintai diri sendiri. Ada empat hal yang bisa saya lakukan untuk mencapai kebahagian itu:
1.      Tidak Perlu Iri dengan Orang Lain
Hal mendasar yang bisa saya lakukan adalah dengan tidak perlu iri dengan orang lain. Khususnya lagi perkara fisik dan kekayaan. Hanya dengan mengirikan orang lain, hati akan menjadi sakit tidak karuan. Bahkan melakukan hal-hal yang tidak penting. Iya, rasanya buang-buang energi saja jika iri dengan orang lain.
Si A kok cantik ya orangnya?
Si A juga punya duit?

Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain jika membuat diri sakit. Apalagi sampai bertindak hal yang tidak baik hanya untuk menjatuhkan si A. Sikap iri hati tersebut akan mengarah pada kejulitan atau dengki.
Cara mudah untuk tidak iri dengan orang lain katakanlah si A tadi adalah dengan tidak memikirkannya.
2     Syukuri Apa yang Ada
Ini kembali pada diri sendiri. Setelah enggak memikirkan si A lagi. Gimana rasanya kalau fokus melihat apa yang ada di dalam diri? Misalnya mata yang masih bisa melihat, telinga yang masih bisa mendengar, tangan yang masih bisa digunakan, dan kaki yang bisa berjalan. Apalagi nikmat kesehatan itu masih ada. Maka ingatlah dengan kandungan surah Ar-Rahman yang selalu diulang tentang Nikmat manakah yang engkau dustakan?
Kalau masih kurang bersyukur lagi. Coba lihatlah dulu orang yang enggak lengkap anggota tubuhnya atau orang yang tinggal di jalanan. Tentu kita yang sehat dan tiada cacat fisik ini merupakan orang yang beruntung. Hanya dengan begitu, hati menjadi tenang dan tentram tanpa ada beban.
3    Gali Potensi Diri
Sekadar mensyukuri apa yang ada belumlah lengkap apabila tidak menggali pontensi diri. Apalagi kita yang masih merupakan jiwa muda. Masih banyak hal-hal lainnya yang belum ditelusuri. Cobalah memahami diri sendiri terlebih dahulu. Saya itu sukanya apa ya? Atau punya bakat apa ya? Lakukanlah hal yang bisa dilakukan dan mungkin dicapai. Hanya dengan menggali potensi diri. Seiring berjalannya waktu kita akan menemukan keunggulan dalam diri dan mungkin orang lain enggak punya.
  Kelilingi Diri dengan Orang-Orang Baik
Meskipun semangat untuk tetap berjuang dari dalam diri itu memang sudah lebih hebat dari berbagai motivasi dari luar. Kita masih perlu dorongan atau pemantik untuk tetap mempertahankan motivasi ini. Apalagi motivasi seseorang itu bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Kelilingilah diri dengan orang-orang yang memiliki impian sama dan baik pula. Mereka nantinya yang tanpa kita sadari akan mengarahkan diri untuk tetap mempertahankan mimpi tersebut.

Jika cara-cara tersebut masih belum meyakinkan diri untuk bisa mencintai diri sendiri.  SatuPersen bisa membantu untuk menemukan solusi dalam hidup. Mencintai diri sendiri tidak terlepas dari namanya tujuan hidup. Salah satu pilihan yan ditawarkan Satu Persen ini adalah IKIDAI yaitu alasan untuk hidup. Setidaknya hal yang dipertanyakan dalam konsep tersebut ada empat hal:
  • Apa pekerjaan yang kamu suka? 
  • Apa pekerjaan yang kamu bisa atau ahli dalam sebuah bidang?
  • Apakah pekerjaan ini dibutuhkan banyak orang?
  • Apakah pekerjaanmu dibayar?
Pertanyaan itu sukses membuat saya memikirkan kembali dan menemukannya di video Satu Persen berikut. 



Hal inilah yang mendasari saya bisa menemukan sesuatu dalam kehidupan ini. Khususnya menemukan diri sendiri dengan cara mencintai diri dan menjadi diri sendiri.
#SatuPersenBlogCompetition

Sumber :
satupersen.net
dokumen pribadi dan desain grafis di Canva

Aktivitas di Rumah Aja Ala Harum

Aktivitas di Rumah Aja Ala Harum
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
Siapa bilang di rumah aja itu menyenangkan?
Bagi penulis, pembelajar, editor amatir, mahasiswi tingkat akhir, dan pengangguran ini merupakan sebuah tantangan yang luar biasa. Tadinya mau bilang itu sebuah bencana sih? Tapi enggak jadi deh. Entar terkesan tidak mensyukuri akan nikmat.

Aktivitas di rumah aja bagi sejuta umat di dunia ini.Tampaknya merupakan hal yang membosankan. Beda dengan saya sendiri yang malah merasakan sebal, galau, plus suntuk. Raga memang di rumah sih. Tetapi jiwa malah entah ke mana-mana. Khususnya media sosial ini yang membuat saya salah tingkah antara keinginan, keegoisan, dan kewajiban. Belum lagi ribuan chattingan yang menawarkan diskusi online sana-sini dalam waktu bersamaan sukses membuat WhatsApp saya kebanjiran pesan. Mau dilewatkan sayang, enggak dilewatkan malah gelisah ketinggalan informasi dan semangat lain.

Mirisnya, saya selalu saja menyelesaikan tanggung jawab itu sudah kelewatan batas waktu. Tenggat waktu yang ditentukan acap kali membuat diri ini dilema dan uring-uringan enggak jelas. Hiks, ini efek dari kepribadian saya yang suka baper. Kadang kesal sih memang. Tetapi namanya juga bawaan diri. Mau bagaimana lagi. Semua itu memang harus disyukuri dengan lapang dada. Ssst, faktanya ciri wanita itu memang seperti ini.

Okey, manusia seperti saya yang suka mengeluh ini. Tampaknya berusaha untuk tidak kehabisan akal untuk tidak bertingkah seenaknya. Semoga saja postingan esok merupakan hal yang waras dan memang sudah dipikirkan matang-matang dan bukan merupakan asal ngetik sekelebat perihal hati.

Satu hari dalam dua puluh empat jam merupakan waktu yang sangat sedikit bagi saya. Meskipun jumlah cukup. Pada waktu itu pula kewajiban saya tidak cukup dilaksanakan dan harus mengabaikan keinginan terpendam. Termasuk menulis ini merupakan jalan waktu yang dicuri. Kebetulan tengah malam dan semua orang pada tidur.

Jadi, apa sih sebenarnya yang masih salah?

Jika dipikir sekali lagi. Saya ingin tidur sekarang juga.

Selesai

Curhatan di Hari Sabtu




Assasalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh ... 
Kali ini saya mau curhat kalau hati saya sakit banget. Entah kenapa enggak tahu, seperti nyeri gitu. Terasa ada yang menikam atau menusuk-nusuk. Parah banget deh. Saya mengira bahwa intensitasnya hanya malam saja. Eh, ternyata pagi juga begitu. Kalau dipikir-pikir lagi sih, mungkin sejalan kali ya sama iman yang sedang turun dan permasalahan yang dihadapi. Hanya saja saya belajar tidak  memusingkan itu dan mengalokasikan pada ambisi dan logika. Ya, mau bagaimana lagi, ulu hati yang sakit ini sudah membuat saya muak asyik membujuknya untuk tidak sakit. Sedangkan kemungkinan yang lainnya adalah rencana yang lain terancam gagal. Kan jadi sebal sendiri.

Kembali ke blog setelah bertarung di naskah novel. Hm, sepertinya enggak ada hubungannya sama sekali. Tapi bisalah disinggung sedikit. Sebenarnya menulis novel itu merupakan cara saya untuk curhat menjadi orang lain. Yap begitulah, ketika luapan hati ingin dikeluarkan namun tokoh yang bertindak bukan saya. Kalau konten ini sih sudah pasti saya.

Sederhana sih sebenarnya kenapa saya bisa menulis maraton mati-matian kejar tayang. Motivasi yang utama di tengah deadline skripsi adalah keuangan. Siapa sih yang enggak galau dan pusing jika tidak punya uang. Memang sih uang bukan segalanya. Tetapi kebutuhan. Jalan ke kampus butuh uang, beli paket butuh uang, makan pun juga butuh uang. Meskipun saya diberikan jatah oleh orang tua setiap bulan untuk ongkos. Tetap saja tidak bisa menutupi kejadian tidak terencana dan kebutuhan lainnya.

Mulailah saya mencari cara yang insyaa Allah halal dengan kemampuan saya. Namun pada akhirnya saya gagal selalu. Gagal maning deh. Punya duit hasil kerja keras atau nabung. Eh sepeda motor rusak. Terus berhutang dan enggak punya uang lagi. Sudah senang jingkrak-jingkrak karena keterima google Adsense setelah itu ganti domain. Eh iklan enggak bisa muncul lagi karena tidak ada konten. Astaghfirullah, ngeluh aja deh.

Ehem, tak terasa nyeri di dada saya berangsur reda. Mungkin ini perkara waktu aja kali ya kan. Terkadang segala sesuatu yang terjadi itu terlihat tidak masuk akal.

Tapi kali ini saya tidak ingin membahas perihal curhatan yang berujung keluhan. Melainkan sebuah kebaruan dari curhatan. Semoga saja bisa begitu. Sebab ada banyak yang terjadi dalam setiap harinya. Begitu pula dengan prinsip dan perasaan  bisa berubah dalam sekejab.

Kalau mungkin saya yang dulunya selalu suka menulis tanpa membaca. Kini akan lebih saya usahakan untuk banyak membaca sebelum menulis. Sebab membaca dan mendengarkan adalah cara saya membuka ruang kreativitas di masa depan. Kita tidak tahu inspirasi mana yang akan tetap melekat dalam ingatan.

Untung saja saya memilih membaca buku tentang The Miracle of Sabar. Jadi perkara memusingkan enggak punya duit dan takut kehidupan terancam enggak lagi bersemayam dalam hati ini deh. Intinya berusaha dan berdoa. Berikut ini saya sertakan kata mutiara yang kebetulan kepikiran sendiri setelah membaca.


Div Element
Ketika doamu tidak dikabulkan. Ia akan menjelma menjadi ladang pahala bersebab kesabaranmu dalam berdoa.

Sebuah Penguraian Hari yang Telah yang Berlalu

Entah berapa lama saya mencoba menutup diri dari khalayak publik.
Saya yang dulunya memiliki ambisi kuat kini terlihat lemah tak berdaya.
Hanya karena sebuah skripsi.

Padahal hanya sebuah skripsi bukan?
"Tidak, mungkin saja salah memprioritaskan orang lain," ungkap sahabat saya.

Awalnya saya mengira apa yang telah berlaku pada diri saya pasti ada sebuah alasan. Saya akui memang, waktu yang telah berlalu tidak saya gunakan untuk rebahan dan rebahan. Hanya semata-mata mencari jati diri. Hingga saya menyadari bahwa seharusnya tidak seperti ini. Berpusat dan muter-muter di situ saja. Tidak ada perkembangan berupa pencapaian yang bisa dibanggakan. Bahkan orang tua saya malah kesal.

Saya yang dulunya sempat ceria ketika menemukan fakta bahwa menulis adalah bagian dalam diri saya dan merupakan terapi psikologis terbaik saat kondisi murung. Kini terpaksa saya cekal atas dalih sebuah skripsi. Kenyatannya membuat saya jungkir balik dan berujung pada sesak napas. Belum lagi merasa depresi tak terjabarkan hingga saya lebih suka tidur dan tidur lagi. Saya merasakan otak tidak bisa bekerja dan bawaannya selalu sedih. Seringkali ketahuan sedang tidur dan berdalih sedang mengerjakan skripsi.

Setiap hari terlewati, seminggu, bahkan sebulan terasa sia-sia. Ah, ini sungguh merugi.
"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." Q.S Al-Ashr ayat 1-3. Jika saya melirik lagi kandungan surah tersebut. Rasanya saya sungguh menyesal telah lari dari kenyataan. Bahkan parahnya saya telah gagal. Kondisi di mana berhenti dan menyerah. Malahan saya berharap keesokan paginya tidak menemukan pagi lagi. Ironinya saya masih ada sampai saat ini. Kehidupan masih tetap berlangsung. Suka atau tidaknya. Waktu terus terlewati begitu saja tanpa peduli saya berada di posisi yang mana.

Terlebih lagi saya menemukan sebuah pernyataan dalam surah Al-Hijr ayat 56 bahwa tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat. Kalau begitu, keputus-asaan yang telah saya lalui merupakan kesesatan.

Pada bulan ini saya mulai berpikir kembali. Pasti ada sesuatu yang harus saya jalani. Masih ada misi yang belum diselesaikan dan saya tidak boleh pergi sebelum menyelesaikan skenario-Nya. Begitu bukan?

Saya akui memang, ilmu yang saya pelajari ketika kuliah tidak melekat dalam hati. Bahkan lima tahun telah saya lalui masih belum cukup membuat saya jatuh cinta pada jurusan sendiri. Entah bagaimana caranya saya bisa dekat. Berulang kali saya mencobanya malah berujung kesia-siaan. Sulit sekali membuka hati. Apalagi ke semua itu didorong dengan hal-hal yang tidak penting.

Ada sebuah pernyataan yang sedang booming bahwa lulusan sarjana itu tidak menjamin kesuksesan atau kesesuaian seseorang dalam jurusan dan pekerjaan. Ya misalnya seseorang yang lulusan di bidang ekonomi seharusnya bekerja sebagai pengusaha tapi malah bekerja sebagai buruh. Saya mengira itu adalah sebuah kesalahan. Sebab persepsi seperti itulah yang membuat orang akan berpikiran sama pada setiap lulusan sarjana. Tapi kenyataannya. Memang ada yang seperti itu dan tidak pula menutup kemungkinan.

Sebenarnya menurut saya bukan instansi atau universitasnya yang salah. Tetapi balik lagi kepada orang yang menjalaninya. Pada akhirnya itu tidak terlepas pada pilihan. Setiap orang berhak menentukan pilihan dalam hidupnya. Apakah tetap bertahan dengan kondisinya atau melarikan diri demi sebuah kebahagiaan? Kehidupan ini terlalu disayangkan jika dihabiskan untuk kesedihan.

"Sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad, no 3289) Kini saya pun tidak menuntut seperti itu. Jika saya tak mampu dalam kondisi itu. Setidaknya saya akan memulainya dengan memanfaatkan diri saya sebagaimana mestinya. Seperti hari-hari sebagaimana mestinya. Bangun di pagi hari dan tidur di malam hari. Tidak seperti kehidupan saya sebelumnya. Tidak peduli siang maupun malam saya akan tetap tidur.

Kebiasaan baik itu perlu diulang dan diasah kembali. Bahkan semangat yang saya miliki dimulai dari nol kembali. Saya berharap ke depannya bisa menjadi pribadi yang tangguh di setiap keadaan.

Me In The Future

  • cepat tanggap
  • rajin
  • tidak baperan
  • sabar
  • tidak egois
  • idealis
  • fokus pada tujuan
  • planner


Balik Lagi Pertengahan September 2019

Assalamualaiku warahmatullahi wabarakatuh.
Hai, sahabat diary. Alhamdulillah saya balik lagi nih. Ehem, kali ini saya akan  mencoba mendedikasikan diri selalu di sini. Ya, berbagi pengalaman dan mengambil hikmah dari reka kejadian. Walaupun kemarin bilangnya lebih milih aplikasi kan daripada ngeblogger. #Plak. Mesti dijitak nih. Akhirnya kemari juga deh.  Nah, kejadian hebatnya adalah sebuah pengalaman yang tak diduga, yaitu sebuah pilihan untuk berkarya di sini. Sepertinya menyenangkan. Namun, saya masih sedikit malu-malu untuk menjelajah pengetahuan baru atau mengikuti kisah perjalanan inspiratif lainnya. Mohon bimbingan dan dukungannya ya.

Sebenarnya masih ada tuntutan projek dari novel kemarin. Berhubung hanya tinggal satu. Sepertinya disambi yang lain masih juga bisa nih. Ya hitung-hitung menambah semangat diri. Saat ini semuanya masih dalam proses. Baik itu perkembangannya namun tujuan yang hendak dicapai. Namun, ada satu hal yang bisa menjadi kamus cadangan dalam hidup. Kalau punya ide, yaudah simpan dan diam saja. Setelah itu pelan-pelan direalisasikan deh. Kalau idenya bersifat membangun bisa juga tuh melibatkan orang-orang tertentu.

Oke, itu saja kali ya. Assalamualaikum warhamatullahi wabaraktuh.
Salam Rindu
Harumpuspita

Ngilang, ke Mana Saja Lu?

Gambar : sambutan selamat datang

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai sahabat pena. 
Saya balik lagi nih setelah merenungi beberapa menit untuk kembali sejenak. Kayaknya sudah lama enggak mampir ke mari dan rumah ini seolah sudah berdebu dan harus dibersihkan. 

Jadi, selama ini bukan saya malas atau berhenti menulis atau apa pun. Melainkan sedang mengerjakan projek besar namun belum menjanjikan. Menurut saya begitu. Sebab saya lebih memilih mengikuti kompetisi novel yang kompetitornya sangat kuat. Memang benar-benar enggak mudah. Apalagi saya juga sempat down dan nyaris tidak berniat untuk mengikutinya lagi. Butuh waktu berhari-hari bahkan berbulan untuk mengembalikan semangat itu lagi. Berbagai cara saya lakukan dengan mendengarkan kajian di instagram. Namun, belum juga membuat saya percaya dengan bahwa apa yang saya kerjakan dan doakan akan dikabuli. 

Hari-hari meragukan Tuhan itu memang kelam. Malu untuk meminta. Saat solat kepikiran dan bawaannya ingin cepat selesai saja. Sungguh ironi bukan? Saya malah menyalahkan tentang doa yang saya panjatkan seolah memaksa. Miris juga rasanya merasa sudah melakukan hal yang maksimal. Ternyata enggak sesuai dengan harapan. Namun, ada yang membuat saya jadi sadar dan membuka hati lagi. Setelah mendengar kajian ustadz Hanan Ataki. Ternyata Allah itu senang kalau hamba-Nya sering meminta. Justru kalau enggak meminta namanya sombong. Tapi, begitulah saya skip dulu pembahasan perihal itu. Kita balik lagi ke konten.

Gambar : sebagai ilustrasi



Jadi, hal yang membuat saya benar-benar merasa waktu ini sangat sempit karena mengikuti dua kompetisi novel sekaligus dengan target menulis 1000 kata setiap novel per hari. Kalau ditotalkan jumlahnya 2000 kata. Setiap nulis satu novel itu membutuhkan waktu tiga jam. Selama tiga jam itu pula punggung memang mulai terasa pegal linu.  Maka saya memang harus meluangkan waktu selama enam jam untuk menulis. Tapi, untungnya novel yang satu lagi memang nulisnya saya khususkan di ponsel sebab enggak bisa submit di laptop. Berhubung asumsi saya laptop yang berspesifikasi 32 bit ini hardwarenya rusak. Namun, walaupun begitu ada sisi negatifnya.Tangan kebas dan merah sebab radiasinya. Bahkan mata cepat kering. Kalau mata cepat kering ini saya mengatasinya dengan berwudhu dan istirahat sebentar. 

Belum lagi kalau sudah ketemu jadwal di dunia kewajiban yang harus dipenuhi seperti keluar rumah, menyelesaikan urusan kampus, dan sebagainya. Namanya juga manusia. Pasti butuh juga refreshing  melihat keindahan alam ini. Walaupun hanya di pekarangan rumah doang.

Walaupun belum tentu menjanjikan kemenangan. Saya akan terus menghabiskan jatah gagal sampai salah satu mimpi saya terwujud, yaitu menang lomba menulis novel.

Oke, baiklah sampai di sini obrolan kita kali ini. Jika ada yang ingin diobrolin lebih lanjut bisa meninggalkan komentar di bawah ini. Saya akhiri dengan Wassalamualaikum waramatullahi wabarakatuh.