Lebaran 1440 H (Idul Fitri)

Sumber gambar : esqnews.id

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat hari raya idul fitri 1440 H. Mohon maaf lahir dan batin. 
Yaps, lebaran kali ini sengaja saya pilih seorang wanita muslimah dari belakang. Gimana, pada kece ya kan?

Kali ini, saya akan berbagi tentang pengalaman lebaran dan apa saja yang dilakukan selama lebaran. Tidak terlalu menarik. Hanya halal bialal ke sanak saudara. Entah mengapa lebaran hari pertama dan kedua membuat hati mendung. Jangan tanya mendungnya kenapa. Soalnya pada ditanyakin pertanyaan paling horor. 

Idul fitri jatuh pada bulan syawal. Kalau Bang Agusman bilang, lebaran bukan hanya tentang liburan dan lebaran. Tapi juga leburan. Sebelum membaca terperinci tentang leburan. Saya malah terpikir. Momentum pertemuan yang menyebabkan hati melebur dengan orang yang sedang di-sungkemi. Alias minta maaf atau pertemuan halal bialal para keluarga dan tetangga. 

Eh, ternyata. Tentang peleburan dosa yang telah kita lakukan selama ini. Hingga bertemulah hari yang fitri. Itulah pada bulan syawal. Dosa-dosa sudah pada melebur atau meleleh.  

Ada juga sih.  Kalau mau tau suasana hati saya pada saat lebaran. Bisa pada dilihat di novel yang berjudul Renjana Di Bulan Purnama.  Sst promosi terselubung. 

Kalau lebaran itu pada tahulah ya. Banyak makanan ringan seperti kue-kue kering. Pada hari raya pertama biasanya di rumah ke rumah tersedia makanan berat. Mulai rendang daging, mie sop, ketupat sayur,  bahkan ketupat kacang. Tergantung yang punya rumah berselera ingin  makan apa. Bahkan ada yang bilang setelah hari raya makin banyak timbangan berat badan. 

Lebaran ini menurut saya adalah tetap sebuah pencarian jati diri menjadi yang lebih baik lagi. Belajar menurunkan ego pada orang-orang sekitar. Bukan gengsi pada siapa terlebih dahulu yang diminta maafkan. Tetapi belajar meminta maaf sebelum orang lain memintanya. Walaupun saya pribadi lebih suka minta maaf langsung bersitatap wajah daripada sekadar sosial media. Tapi yang diutamakan minta maaf terlebih dahulu pada orang yang lebih tua. 

Biasanya yang paling ditunggu oleh anak kecil adalah THR alias tunjangan hari raya. Tahun ini saya tidak terlalu berharap. Namun, alhamdulillah masih ada yang mau ngasih. Lumayan kan, rezeki kagak boleh ditolak. Hehe. Harapannya tahun depan sudah bisa memberi THR pada anak-anak. 

Perbedaan tahun ini sama tahun lalu adalah doa yang mereka ucapkan selain diampuni dosa. Semoga cepat ketemu jodoh. Awalnya garuk-garuk kepala saat mendengarnya. Tapi yang namanya doa selagi baik. Ada baiknya diaamiinkan. Kali aja beneran ketemu jodoh. #Plak. 

Sepertinya ini saja yang bisa saya bagi seputar lebaran di tahun 2019. Jika ada pertanyaan bisa ditulis pada kolom komentar.

Salam Rindu
Harumpuspita
Previous
Next Post »