Showing posts with label blog competition. Show all posts
Showing posts with label blog competition. Show all posts

Happy Birthdate to Me

 
Tanggal cantik di permulaan bulan Februari. Aku berulang tahun. Berharap tidak kembali ke masa lalu yang silam dan melupakan hal paling penting dalam hidup. SIM atau surat izin mengemudi. Justru tanpa sadar kulupakan pada tahun lalu. Sedangkan kini, aku sudah mempersiapkannya lebih awal. Tidak harus terikat dengan tanggal satu.
“Henny, peserta kita cuma satu orang saja. Enggak apa-apa itu?” Dalmi memberitahu. Kedua bola matanya masih memindai sosial media penaku dengan laptop yang ia miliki.
“Syukurlah walau hanya satu orang. Berarti hanya dia seorang pemenangnya. Walaupun sebenarnya tidaklah asyik.” Hanya saja, entah kenapa pemikiranku begitu primitif pada waktu itu. Apakah ini gagal? Tidak-tidak, tidak ada kegagalan yang sesuai dengan pekara ini.
Dalmi, salah satu sahabat penaku. Ia lebih banyak kesibukan sebenarnya. Kalau menyangkut prioritas, ia akan berusaha menyempatkan waktu untukku. Bahkan, ketika sudah memiliki calon suami yang sedang mengajak ta’aruf pun ia juga mengabari lebih dulu. “Pengumumannya besok ya? Eh, itu hari ulang tahunmu.”
“Hehe, iya nih Mi. Mau bagaimana lagi. Ah, entah kenapa aku memilih tanggal itu dalam mengadakan acara. Benar-benar menganggu hari spesialku saja,” protesku bermaksud pada diri. Rasanya sungguh tidak enak menimang tanggung jawab dan beban.
“Seenggaknya bisa dijadikan referensi untuk tahun depan. Bulan Februari ini asyik sebenarnya nih. Tanggal yang paling sedikit di antara bulan yang lainnya. Emang mau ngapain kalau enggak ada acara?”
“Yah, seenggaknya aku bisa tidur sepuasnya Mi. Paling tidak menonton drama kesukaanku. Pokoknya dibuat santailah.” Santai, itu pemikiranku yang paling relevan. Sedangkan pemikiran alam bawah sadar membujuk rayu mengadakan syukuran. Sedekah misalnya.
 Ia menutup laptop yang menyala. Tugasnya telah selesai dan jari jemari sigap menata barang di depan meja. “Oh, begitu ya. Aku enggak bisa kemari nih besok. Kalau ada waktu, ke tempatku ya Henny.”
“Ngapain?” tanyaku pura-pura tidak tahu. Aku tidak ingin merepotkan orang lain saja perihal hari spesialku. Misalnya mempersiapkan kado untukku. Alih-alih mereka yang berusaha untuk membahagiakanku, aku lebih bahagia lagi kalau membuat orang lain bahagia.
“Yah, main-main saja Henny.”
Aku yakin sekali. Dalmi hanya berusaha memanipulasi keadaan esok hari. Tetap saja, jiwa kepekaanku meronta. “Enggak bisa janji ya Mi.”
“Iya, aku paham,” jawabnya pasrah dan meletakkan laptop ke dalam tas. “Kalau begitu, aku pulang dulu ya.”
“Iya. Hati-hati ya Mi,” ucapku turut bangkit dan mengantarnya sampai di depan rumah. Gadis itu terlihat sangat sibuk hari ini. Pertemuan daringnya sudah terjadwal untuk akhir bulan ini. Belum lagi banyak deadline yang harus ia penuhi. Alasannya sungguh tidak relevan sekali jika aku harus main-main di rumahnya besok.
Sayang banget ya, besok itu hari senin. Cocoknya orang pada bekerja dengan semangat juang yang sudah terkumpul. Eh, aku malah ulang tahun. Ah, enggak apa-apalah. Setidaknya aku bisa puasa senin besok. Semoga saja bisa terpenuhi.
“Ngapain?” tanya Mama mengintimidasi sore ini.
Aku sedang menimbang bahan donat dengan sepenuh hati. Barangkali bisa kuberi pada Dalmi besok. Lumayan kan. Setidaknya ia bisa memakan kue buatanku. “Biasa Ma, buat donat.”
“Eh, ciye. Besok ulang tahun ya. Kubuatin bolu ya nanti malam,” tawar Fadila.
“Kalau mau buat, sekarang aja Dil. Biar nanti malam tinggal langsung makan.” Aku mencoba bernegosiasi. Membuat kue seperti ini bukannya sekali, dua kali. Kelamaan di proses lebih tepatnya.
“Nanti malam ajalah Kak.” Fadila masih tetap pada pendiriannya.
Baiklah, baik. Ini juga ulang tahunku. Bukan ulang tahunnya. Sudah sepantasnya aku mempersiapkan ini semua. Termasuk pengolahan yang penuh cinta.
Jam sudah menunjukkan hampir sepuluh malam. Donat yang kugoreng telah selesai. Ah, tubuhku sudah merasa kelelahan. Akhirnya aku baru menyadari bahwa keputusanku sungguh cetek. Tugas mengunjungi blog teman belum selesai.
Aku melihat komentar blogku yang sudah masuk ketika waktu hampir tengah malam.
            Wuah, selamat ya. Saya curi start dulu nih. Selamat ulang tahun ya Henny.
            Tersenyum, tentu saja. Ada sedikit kebahagiaan yang tersisip beriringan rasa takut. Takut mengenggam tanggung jawab di umur yang tidak lagi muda. Dua puluh tiga tahun. Kalau disuruh kerja, haruslah sudah siap. Apalagi menikah, eh. Umur saja yang tua, tetapi kesiapan dan kelayakan masih belum lagi. Bahkan hingga kini aku juga belum kunjung tamat kuliah.
            Pas bangetlah nih. Saya pun bacanya pas di jam 00.00 WIB
“Ho, ngantuk juga nih. Waktunya tidur. Lagian besok masih ada hal lain yang harus dikerjakan.” Laptop sudah ditutup sebagaimana mestinya, donat juga sudah di masukkan ke dalam kotak penyimpanan.
Bangun pagi dan jangan lupa mandi pagi. Aku ke dapur setelah itu dan berniat untuk memakan donat yang telah dibuat tadi malam. Lapar juga nih.
“Donatnya lembut nih, Ni.” Mamaku mengunyah donat pagi-pagi.
Tentu saja masih lembut, namanya juga baru dibuat sehari. Tiga hari kemudian baru keras. “Lah, mana semua nih donatnya?” Tersisa tinggal empat buat dari total dua puluh lima donat. Ngeri juga yang makan. Emang sih, di rumah ini ada lima orang. Itu sudah terhitung diriku.
“Eh, enggak jadi kubuat kuenya Kak. Ketiduran,” keluh Fadila.
Aku sudah memahami sejak awal, tidak mengapa. “Yaudah, sebagai gantinya hiasin donatnya ya.” Ingin gantian juga belajar daring pagi-pagi begini. Langkahku segera ke kamar dan membuka laptop.
Jempol kananku usil menekan aplikasi pesan berwarna hijau. Dalmi mengirimi sebuah video.
Jadi, gimana? Siapa yang lebih dulu mengucapkan selamat ultah.
Dia mengirimkannya sekitar aku bangun tidur tadi. Kira-kira jam lima pagi.  
Yang kedua sih. Hehe ,,,
“Maaf ya Dalmi. Aku enggak bisa berbohong nih,” ucapku seketika pada gawai. Jelas, tidak ada jawaban setelahnya.
“Nah Kak. Ini donat yang terakhir.” Fadila menyodorkan sebuah donat yang dihiasi namaku. Sungguh cantik.

“Lah, mana lagi yang lain?” Seingatku masih ada beberapa.
“Habis.”
Yah, bagaimana bisa kuberikan kepada Dalmi kali ini? Gagal deh kalau begitu. Benaran, aku enggak jadi ke rumahnya hari ini. Hari ini kutepati pula keputusan yang telah lampau. Mengirimkan hadiah bagi peserta yang memenangkan sebagai pengulas terbaik. Oh, donatku. Oh, kantongku kering kerontang. Oh, aku lupa puasa senin.
Selesai
Cerita ini adalah fiksi yang diikutsertakan dalam lomba Blog Menulis Fiksi "Ulang Tahun" yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Semarang Gandjel Rel 



Menggapai Tujuan dalam Perbedaan

 Mengingat sebuah perbedaan di antara manusia. Barangkali berupa ras, suku, dan agama. Namun jika menyelisik dari satu tujuan. Perbedaan tidaklah menjadi penghalang. 

Ah, ingatan itu terlintas pada kenangan bersama dengan mereka. Ya, pertemanan saya di perkuliahan dan berujung pada sebuah kerja sama yang berujung pada kedekatan dan mengharumkan nama kampus. 

Ini kisah akhir tahun 2018 yang silam. Sudah lama ya? Namun ingatan itu seolah masih dekat. Kebetulan saya yang merupakan seorang muslim menjadi satu kelompok dengan non muslim. Kalau tentang suku, jelas juga berbeda. Bahasa Indonesia yang mempersatukan dan mudah dimengerti. 

Hal yang paling menarik dalam sebuah perbedaan adalah perbedaan pengalaman. Beda tempat, beda pula logat. Selagi itu masih baik, hidup akan tetap aman-aman saja. Saya punya sahabat, ia bermarga Purba. Kebetulan menjadi orang paling berpengaruh dalam kelompok saya.  Ialah yang mengajak saya menyelusuri perjalanan hidup di luar zona rebahan. 

Tentu saja, namanya juga perjuangan. Jelas tidak digapai dengan tenang-tenang saja. Menarik sekali, rasanya seperti melihat petualangan yang seru. 

Ide ini sebenarnya berasal dari teman saya yang muslim. Kemudian ia mendiskusikannya dengan Purba dan akhirnya merekrut anggota. Termasuk saya. Ya, saya berada dalam lingkaran mereka dan melakukan banyak hal dalam waktu yang singkat. 

"Eh, kita ada inovasi baru nih. Biasalah, menggunakan sesuatu yang terbuang dan menghasilkan sesuatu bermanfaat." Kira-kira begitulah topik yang sedang kami kerjakan. Kami menyebutnya dengan MAKUGA. Ya, kalau diperpanjang dalam bahasa Inggris lumayan bisa membuat lupa. Namun arti dari inovasi itu adalah membuat masker gel dari kulit buah naga yang terbuang. 

"Oh, no! Oh, no!" Mungkin itu soundtrack yang sesuai untuk generasi milenial sekarang jika menyaksikan prosesnya. Mulai dari pengumpulan bahan hingga proses pembuatannya. Ya, saya harus melewati rasa malu ketika meminta kulit buah naga kepada penjual buah berkeliling sekitaran rumah. Kemudian membuat maskernya juga di kampus yang berbeda. Kebetulan di kampus saya sendiri tidak memiliki fasilitas yang memadai. Maka kami pun ke kampus lain. 

Setelah selesai membuat produk tersebut. Kami pun segera meluncur ke kota Bali. Wuah, sungguh tidak disangka-sangka pada waktu itu. Mulai saja dulu dan kami pun bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Bahkan dari negara yang berbeda. Kalau yang sejauh ini saya rasakan keseruannya adalah selama berada di sana. Saya lebih mengenal mereka dan saling menghargai. 

"Baiklah, sebelum memulai. Marilah kita berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing." Begitulah yang selalu diucapkan ketika kami hendak memulai langkah maupun hendak makan. Mereka pun juga pengertian dan kami saling menghargai satu sama lain. 

Nah, ada lagi yang paling menarik dari tempat yang kami datangi. Logat bahasa Bali, rasanya adem dan santun. Sedangkan orang Medan sendiri pada tahulah gimana logatnya juga berbeda. Hal yang saya pelajari adalah makna dari itu semua. Tetap sama kok. Sama-sama memiliki maksud yang baik. Hanya penyampaiannya berbeda. 

Ada beberapa hal yang bisa pelajari dari merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman melalui pengalaman berharga itu. 

1. Tidak memandang mereka berbeda

Ya, sama saja. Mereka juga sama-sama manusia seperti saya dan memiliki tujuan positif yang sama pula perihal pemikiran. Ini lebih menarik. Sebab konteksnya berdasarkan hati dan ketulusan dalam berteman. 

2. Saling menghargai keyakinan masing-masing

Saling pengertian dan memberikan waktu salat kepada saya yang kebetulan saya merupakan seorang muslim. Begitu juga dengan mereka yang kadang juga mengingatkan. 

3. Saling mendukung perihal tujuan 

Asyiknya ketika memiliki tim adalah dukungan kuat. Saling menyemangati satu sama lain. Tujuan kami sama. Sama-sama ingin mempresentasikan yang terbaik di hadapan para juri. 

sebelum presentasi, cekrek dulu. 

Tak disangka, kami pun meraih mendali emas pada waktu itu. Saya sungguh tidak percaya, tetapi benar-benar nyata. Rasanya terharu dan tidak bisa mengatakan apa-apa. 

Inilah cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan/sebarkan pesan baik untuk MERAWAT kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba "Indonesia Baik" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini

Laptop Impian ASUS VivoBook 14 (A416)

Sekali nyebur tenggelamlah. Kemudian berenang dan kembali dalam keadaan sehat dan bergembira.

Mimpi? Aku pun pernah bermimpi memiliki laptop canggih merek ASUS yang akan melancarkan kegiatanku selama pembelajaran di kampus, skripsian, dan prosesku menjadi seorang blogger yang professional.

Pasalnya, laptop ASUS ini pernah kupinjam dari temanku selama dua hari saat laptop kecilku bermasalah dan mau tidak mau masuk rumah sakit (tempat service laptop). Sejak saat itu, aku membuat daftar keinginan suatu hari nanti jika mengganti laptop yang baru harus ASUS. Ah, inilah yang kunamakan jatuh cinta setelah bersama.

Keinginan bisa saja melambung tinggi. Namun kemampuan finansial dan mempertimbangkan berbagai aspek yang menjadi penentu. Aku pernah menangis dan merengek hanya meminta izin untuk membeli laptop ASUS secara mencicil kepada Mamaku. Sayangnya, itu tidak membuahkan hasil sama sekali selain membuatku menjadi orang yang menyedihkan dan dilihati para tetangga sangking murkanya Mama.

Tak berapa lama setelah kejadian itu. Beberapa minggu ke depannya. Aku mendapatkan uang dari beasiswa pertamaku selama kuliah di semester 7. Kuputuskan untuk membeli laptop. Namun tidak cukup untuk membeli laptop yang kuimpikan. Setelah menimbang lebih lanjut. Aku pun membeli laptop dengan keadaan setengah pakai dengan harga 2,3 juta sembari berharap laptop itu akan membantu melancarkan skripsiku.

Awal mulanya aku merasakan laptop yang baru kubeli itu berjalan dengan baik. Setelah bersama beberapa bulan ke depannya baru kusadari kondisinya tidak begitu baik sesuai dengan perkiraanku. Kutemukan lagi banyak masalah dan harus kubawakan lagi ke rumah sakit khusus laptop untuk diinstal ulang. Eh, begitu terus hingga aku bosan dan terhambat lagi mengerjakan skripsi.

Keterbatasan? Itulah yang membuatku terperangkap dan masih berputar di lingkaran itu saat ini. Berharap suatu hari nanti akan terlewati dan kutemukan jalan untuk bebas.

Pada kesempatan kali ini. Aku ingin bercerita tentang laptop ASUS impianku dan menelusurinya secara terperinci. Halu be real, boleh kan?

ASUS VivoBook 14 (A416)

Pada tanggal 18 Desember 2020, ASUS memperkenalkan VivoBook14 (A416) yang merupakan sebuah laptop yang bisa digunakan oleh semua kalangan. Laptop ini juga merupakan salah satu all-round  paling ringkas di dunia dengan ditenagai oleh prosesor hingga 10th Gen Intel Core. GPU NVIDIA GeForce, serta hadir dengan Office Pre-Installed.

Jimmy Lin yang merupakan ASUS Regional Director Southeast Asia mengatakan bahwa Asus selalu berkomitmen untuk menghadirkan perangkat dengan kualitas tinggi sehingga penggunanya dapat mendapatkan pengalaman pengunaan terbaik.

Nah, pada penasaran kan dengan ASUS VivoBook 14 (A416) ini. Langsung saja yuk kita telusuri secara langsung.

Auto Ringan dan Mudah dibawa ke Mana-Mana

Hal yang pertama sekali terlintas dalam pemikiranku ketika mendengar kata 'VivoBook' adalah 'ringan'. Pasalnya ASUS VivoBook 14 (A416) ini memiliki berat hanya 1,6 kilogram dan ketebalannya 19.9 mm. Wow, ringan dan tipis. Tidak perlu ragu untuk membawanya ke mana-mana. 19.9 mm yang apabila dikonversikan ke dalam cm hanya berkisar 1.99 cm saja. Sedikit lagi mendekati 2 cm. Selain itu, chargernya juga simpel dan ringan. Jadi mudah dimasukkan ke dalam tas tanpa khawatir kabelnya melilit. Enggak berat cuy. Seperti beban hidup selama ini.

Apa sih yang membuat ASUS VivoBook 14 (A416) ini memiliki body  yang ringa dibandingkan dengan loptop 14 inchi pada umumnya?

Rahasianya adalah berkat teknologi NanoEdge Display yang memungkinkan bezel layar pada VivoBook 14 (A416) bisa tampil sangat tipis, sehingga laptop ini bisa memiliki screen-to-body ratio hingga 82%. Gimana, keren kan?

Tak hanya itu saja loh. VivoBook 14 (A416) telah dibekali dengan layar yang beresolusi hingga Full HD. Sehingga layar tersebut sangat cocok digunakan untuk bekerja maupun menikmati konten multimedia yang sudah  dilapisi anti-silau (anti-glare) dengan sudut pandang hingga 178 derajat.

Penggunaan Praktis

ASUS VivoBook 14 (A416) juga dibekali keyboard full-size  yang telah dilengkapi backlit, sehingga membuat laptop ini bisa digunakan dalam kondisi gelap. So, enggak perlu repot lagi untuk mencari penerangan di kala sedang gelap. Apalagi mencari huruf yang ingin diketik. Fitur ini sangat membantu deh. Keyboard VivoBook 14 (A416) ini juga didesain secara ergonomis yang berarti mampu memberikan kenyamanan sepanjang perjalanan dan lebih kokoh. Setiap tombol keyboard-nya memiliki key travel  sejauh 1,4 mm yang sangat ideal untuk mengetik.

Beberapa varian VivoBook 14 (A416) juga telah dilengkapi dengan keamanan biometrik melalui fingerprint sensor. Fitur yang biasanya terdapat di laptop kelas premium ini. Sehingga memungkinkan para pengguna bisa masuk ke dalam sistem Windowa 10 Home melalui Windows Hello tanpa perlu lagi mengetikkan password.

Bisa Tetap Eksis dengan Kamera

VivoBook 14 (A416) ini dibekali dengan satu kamera, sehingga laptop ini bisa diandalkan sebagai perangkat untuk bekerja atau belajar dari rumah. Penggunanya tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli software office karena sudah dilengkapi dengan Microsoft Office Pre-Installed. Tuh, enggak tanggung-tanggung kan bonusnya. Microsoft Office Home & Student 2019 juga dapat terus di-update sehingga penggunannya dapat terbebas dari ancaman celah keamanan dan malware. Fitur ini tersedia secara cuma-cuma atau tanpa biaya tambahan.

Fitur Pendukung yang Oke Banget

ASUS VivoBook 14 (A416) juga dibekali dengan serangkaian fitur konektivitas yang canggih. Mulai dari port USB Type-C, HDMI, serta combo audio jack untuk memenuhi kebutuhan konektivitas sehari-hari. Sementara untuk sisi konektivitas nirkabelnya dibekali dengan WiFi 5 (802. 11 ac) untuk terhubung dengan internet serta Bluetooth 4.1. Benar-benar mantap banget deh. Kecepatannya juga lumayan, dijamin kegiatan pembelajaran dan pekerjaan auto lancar.

Namun tidak hanya itu saja ternyata. ASUS VivoBook 14 (A416) juga memiliki konstruksi yang tangguh. Berbagai bagian pada laptop ini, seperti pada chasis utama dan rangka layar terbuat dari logam. Sehingga memperkuat keseluruhan konstruksi bodinya. Laptop ini juga diberikan perlindungan yang ekstra untuk HDD bernama E-A-R HDD Protection. Perlindungan tersebut dapat menyerap getaran yang dihasilkan saat perangkat terguncang dan pastinya bisa menyelamatkan HDD yang ada di dalamnya. Jadi, enggak perlu khawatir kalau HDDnya bakalan rusak.

Bisa diajak Multitasking dengan Performa Lebih Kencang dan Gesit

Ini nih yang selalu ditunggu-tunggu ketika punya laptop dengan kondisi lancar banget. ASUS VivoBook 14 (A416) ini ditenagai oleh procesor hinggga 10th Gen Intel Core. Varian tertingginya hadir dengan prosesor intel Core i5-1035G1 yang memiliki konfigurasi 4 core dan 8 thread, serta boost clock hingga 3,6GHz. Sehingga membuat laptop ini bisa diajak untuk bekerja, berselancar di internet, dan menikmati multimedia tanpa perlu takut terganggu.

Beberapa varian VivoBook 14 (A416) ditenagai oleh chip gafis NVIDIA GeForce MX330 untuk pengguna yang membutuhkan performa gafis ektra. Sehingga laptop ini memungkinkan untuk menjalankan aplikasi bagi yang suka dengan kegiatan aplikasi photo editing, video editing, hingga game kasual.

Penyimpanan Data Sesuai Standar Modern

VivoBook 14 (A416) memang dibuat untuk memenuhi kebutuhan semua kalangan. Laptop ini telah menggunakan memori DDR4 yang merupakan standar laptop modern dengan kapasitas yang dapat di-upgate hingga 12 GB. Wow, kentang banget deh rasanya. Sementara untuk penyimpanannya, ASUS VivoBook 14 (A416) mengandalkan dua jenis penyimpanan yaitu 2.5" SATA dan M.2 PCIe. Tergantung konfigurasinya, kita bisa menyematkan SSD dam HDD ke dalam laptop ini.

MyASUS Memudahkan Para Penggunanya

Kelebihan lain dari ASUS 14 (A416) adalah adanya sebuah aplikasi bawaan yang merupakan pusat kontrol untuk laptop. Melalui MyASUS, para penggunanya bisa memantau status laptopnya sekaligus melakukan troubleshooting. Itu berarti penggunanya dapat memindai sistem laptop, menemukan masalah, dan memperbaikinya secara otomatis. Selain itu MyASUS juga memperlihatkan status garansi perangkat serta fasilitias untuk menghubungi layanan konsumen ASUS.

Nah, yang lebih menarik lagi adalah fitur bernama Link to MyASUS sehingga penggunanya bisa menghubungkan smarthphone-nya dengan laptop supaya dapat beraktivitas secara lebih produktif. Fungsi dari Link to MyASUS adalah menampilkan pesan dan notifikasi dari smarthphone  ke layar laptop, bisa melakukan panggilan telepon langsung dari laptop, hingga membuat smarthphone menjadi layar kedua untuk laptop. Selain itu juga menyediakan fasilitas  untuk berbagi file secara instan antara laptop denga smarthphone.

Gimana, benar-benar idaman banget kan?

Apa sih yang bakalan aku lakukan kalau punya laptop ini?

1. Mengadakan kegiatan lewat zoom

Aplikasi ini merupakan aplikasi yang paling wajib dimiliki oleh mahasiswa sepertiku. Sayang banget, laptopku yang sekarang ini enggak bisa digunakan untuk nge-zoom walaupun sudah diusahakan berulang kali. Makanya, motivasi punya ASUS VivoBook 14 (A146) adalah bisa mengadakan kegiatan seminar atau diskusi daring di kemudian hari.

2. Bakalan selalu dibawa ke mana-mana

Suka nulis dan berkreativitas dengan laptop itu aku banget. Enggak perlu khawatir lagi kalau punggung bakalan pegal linu jika dibawa ke mana-mana. Percaya diri pun semakin meningkat euy. Teman-teman pun pasti enggak bakalan risih ngelihat diriku yang kalau bawa barang seperti pulang kampung. Maklumlah, laptop yang sekarang ini rasanya seperti bawa komputer ke mana-mana. Sudahlah bawa laptop dengan bobot 3 kg, bawa printilannnya berupa keyboard  yang besar pula. 

3. Ngonten setiap hari

Gambaran menjadi seorang guru yang selalu aktif ngeblogging itu terngiang-ngiang dalam benakku. Ya, walaupun saat ini masih skripsian yang entah kapan kelarnya. Setidaknya aku punya tujuan hidup dan mau dibawa ke mana kegiatan menulis asyik ini. Jadi, kalau sudah punya laptop yang lebih lancar itu enggak ada alasan lagi buat galau mikirin laptop bakalan ngulah. Sudah pasti diajak kerja sama dong. 

Kompetisi Lomba Review Novel Storial-Belajar Move On Bersama Novel Putus Karya Erwina

 First of all, Alhamdulillah akhirnya di Storial bisa top up coin dengan cara melalui pulsa. Yeay, saya bisa ikutan juga nih lomba review novel Premium yang ada di sana. Nah, sebagai #GenerasiBacaOnline saya mengikuti  #ReviewNovelStorial nih untuk memeriahkan #BulanBahasadiStorial. 

Storial merupakan wadah cerita yang paling asyik dijelajahi jika menyangkut dengan karya-karya yang berkualitas. Selain bisa dibaca di aplikasi android. Storial bisa dibaca juga melalui website resminya di Storial.co. Kalau dulu saya selalu mengaksesnya lewat website. 

Kalau ketemu dengan pembaca lainnya saya pasti bakalan rekomendasikan ke mereka kalau mau baca tulisan yang bagus-bagus itu ya di Storial dan enggak bakalan nyesel deh.

Buktinya saya bakalan nagih kalau disuruh baca. Apalagi ketemu penulis favorite di sana. Storial memang wadah yang bikin betah buat membaca dan menulis cerita. Ya, walaupun di aplikasinya sendiri masih dalam pengembangan. Namanya juga seiring berjalannya waktu, pasti ada yang berubah dong sesuai dengan kebutuhan. Semoga kedepannya semakin jaya dan sukses. 

Oke, sekarang ini saya akan langsung saja ya beralih ke intinya. Heseh, review novel terkece dan amat berkesan menurut saya.


Judul Buku       : Putus

Kategori Cerita : Young Adult

Penulis              : Erwina

Jumlah bab       : 52

Siapa pun itu. Jelas tidak ada yang menginginkan berakhirnya sebuah hubungan ketika sudah terjalin bertahun-tahun. Tidak mudah melupakan dan banyak sekali kenangan yang membuat diri rentan terperangkap di dalamnya. Apalagi melupakannya dalam waktu dekat.

Ada pula yang mencibir seolah-olah orang yang sedang mengalami hal itu memang layak begitu. "Ngapain juga pacaran lama-lama. Toh ujungnya enggak menikah." Ada juga cibiran yang lebih halus menghampiri mereka. "Jagain jodoh orang ya."

Hal ini terjadi pada Alma dan Faiz. Mereka sudah menjalin hubungan selama sepuluh tahun. Tiba-tiba Faiz mengatakan putus secara sepihak setelah makan bersama dengan Alma. Alma yang mencoba mengerti pun berusaha tegar sebisanya dan tidak menangis di hadapan Faiz.   

Belajar move on pun memang tidak mudah. Untungnya Alma memiliki sahabat yang selalu ada yaitu Lilian. Meskipun Lilian sedang persiapan menjelang pernikahan, ia turut andil memberikan petuah dan membantu dalam proses pernikahan. Sosok yang berpikir bahwa hidup ini memang harus realistis. Hal yang lebih menariknya adalah kak Andri yang merupakan rekan kerja Alma ternyata sudah memiliki perasaan sejak lama dan menantikan putus.

Hal kedua yang harus dilakukan setelah putus: Blokir semua media komunikasi dengan mantan. (Bab 5-Alma)

Kisah ini memberikan sebuah tips untuk belajar move on, baik dari sisi Alma maupun Faiz. Hanya saja, ketika Alma sudah menerima segalanya dengan lapang dada. Faiz malah belum mengklarifikasikan kepada kedua orang tuanya bahwa mereka sudah putus. Hal inilah yang menjadi keriwetan tersendiri ketika Alma tidak bisa mengatakan keadaan yang sebenarnya kepada Maminya Faiz saat terbaring di rumah sakit.

Penulisnya sendiri sangat lihat membuat pembaca bertanya-tanya dengan alasan mereka putus. Sangat berakhir tidak jelas. Padahal mereka berdua juga sama-sama sudah bekerja dan siap jika berakhir ke pelaminan. Faiz yang sedang merintis startup dan Alma yang sedang bekerja sebagai colorist.

Banyak hal yang membuat ide cerita ini sungguh menarik ketika dibaca. Ketika Alma berusaha memahami keadaan Faiz yang berada di titik terendah. Beberapa spekulasi pun berdatangan. Ada apa dengan Faiz? Bagaimana Alma menyikapinya? Akankah mereka memang berakhir tidak jelas? Apalagi memang sudah ada kak Andri yang siap melamar.

Suasana hati ketika membaca kisah ini rasanya seperti naik roller coaster. Bahasanya yang mudah dimengerti dan sangat realistis dengan kehidupan masa kini. Rasanya bikin nagih dan ingin menyelesaikannya dengan segera.

Kisah ini tidak hanya cocok bagi orang yang sedang belajar move on, tetapi siapa pun yang sedang tertarik dengan sebuah hubungan. Termasuk saya, ya walaupun belum pernah mengalami putus. Ternyata begini toh rasanya. Oh, begitu ya. Maklumlah, belum pernah taken. Heheh …

Banyak pesan yang bisa saya adobsi di sini. Pertama kegigihan mereka berdua dalam bekerja yang membuat jiwa rebahan saya ingin menyingkir dan ikutan tekun juga. Terutama kedua tokoh utama yang menjadi poin penting dalam cerita ini. Kemudian tanggung jawab yang harus segera diselesaikan dengan tuntas. Serta tokoh bijak lainnya seperti orang tua mereka masing-masing dan para sahabat mereka yang mengisi jalan cerita. Terutama Lilian yang selalu ada buat Alma. 

Karakter Lilian itu keren banget, saya suka sekali kalau dia sudah mengisi adegan percakapan. Suasana menjadi hidup yang tadinya terasa kaku menjadi cair seketika. 

Nah, pada penasarankan gimana dengan kisah putus ini dengan tuntas? Yuk segera di baca saja dengan mengeklik judul Putus ini.


 

Enggak Bahagia, Mungkin Saya Bisa Melakukan Empat Hal Ini


Terkadang saya sering bermonolog dalam diri. Apakah saya bahagia? Kayaknya saya baperan deh orangnya. Sedikit-dikit ngerasa sakit hati dengan sendirinya. Bermacam-macam spekulasi mulai hadir di dalam diri saya dengan sendirinya. Parahnya sempat berpikir kalau saya nih sudah dilingkupi dengan Jin. Naudzubillah. Wallahu’alam.
Sebenarnya otak saya masih bisa membedakan mana yang seharusnya dilakukan. Entah kenapa rasa malas itu lebih cepat tanggap untuk membujuk saya untuk tidak melakukan pekerjaan yang positif. Akhirnya hanya bisa rebahan dan rebahan hanya demi menenangkan suasana hati yang buruk. Seketika saya langsung tersadar dengan sendirinya. Waktu ini sudah berjalan begitu saja tanpa ada sesuatu yang membekas. Misalnya enggak produktif gitu. Namun setelah dipikir-pikir lagi kalaulah saya kerjanya hanya rebahan saja. Saya malah enggak merasa berguna kecuali menghabiskan waktu untuk menua.
Ketika menginjakkan di usia yang 22 tahun ini. Terkadang saya malah merasa terlambat untuk mempelajari itu semua. Sedangkan tak jarang teman yang sebaya saja sudah berpenghasilan dari kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki. Bahkan mereka sudah membahagiakan kedua orang tuanya.
Padahal konsep berpikir seperti  itulah yang malah membuat saya celaka dan tak mampu berkembang. Kemudian sekelebat pemikiran lainnya pun hadir. Mengapa tidak mengingat nasip orang yang jauh lebih malang? Setelah memikirkan itu semua. Akhirnya saya menemukan sebuah langkah untuk menemukan kebahagiaan dalam hidup yang ujungnya mencintai diri sendiri. Ada empat hal yang bisa saya lakukan untuk mencapai kebahagian itu:
1.      Tidak Perlu Iri dengan Orang Lain
Hal mendasar yang bisa saya lakukan adalah dengan tidak perlu iri dengan orang lain. Khususnya lagi perkara fisik dan kekayaan. Hanya dengan mengirikan orang lain, hati akan menjadi sakit tidak karuan. Bahkan melakukan hal-hal yang tidak penting. Iya, rasanya buang-buang energi saja jika iri dengan orang lain.
Si A kok cantik ya orangnya?
Si A juga punya duit?

Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain jika membuat diri sakit. Apalagi sampai bertindak hal yang tidak baik hanya untuk menjatuhkan si A. Sikap iri hati tersebut akan mengarah pada kejulitan atau dengki.
Cara mudah untuk tidak iri dengan orang lain katakanlah si A tadi adalah dengan tidak memikirkannya.
2     Syukuri Apa yang Ada
Ini kembali pada diri sendiri. Setelah enggak memikirkan si A lagi. Gimana rasanya kalau fokus melihat apa yang ada di dalam diri? Misalnya mata yang masih bisa melihat, telinga yang masih bisa mendengar, tangan yang masih bisa digunakan, dan kaki yang bisa berjalan. Apalagi nikmat kesehatan itu masih ada. Maka ingatlah dengan kandungan surah Ar-Rahman yang selalu diulang tentang Nikmat manakah yang engkau dustakan?
Kalau masih kurang bersyukur lagi. Coba lihatlah dulu orang yang enggak lengkap anggota tubuhnya atau orang yang tinggal di jalanan. Tentu kita yang sehat dan tiada cacat fisik ini merupakan orang yang beruntung. Hanya dengan begitu, hati menjadi tenang dan tentram tanpa ada beban.
3    Gali Potensi Diri
Sekadar mensyukuri apa yang ada belumlah lengkap apabila tidak menggali pontensi diri. Apalagi kita yang masih merupakan jiwa muda. Masih banyak hal-hal lainnya yang belum ditelusuri. Cobalah memahami diri sendiri terlebih dahulu. Saya itu sukanya apa ya? Atau punya bakat apa ya? Lakukanlah hal yang bisa dilakukan dan mungkin dicapai. Hanya dengan menggali potensi diri. Seiring berjalannya waktu kita akan menemukan keunggulan dalam diri dan mungkin orang lain enggak punya.
  Kelilingi Diri dengan Orang-Orang Baik
Meskipun semangat untuk tetap berjuang dari dalam diri itu memang sudah lebih hebat dari berbagai motivasi dari luar. Kita masih perlu dorongan atau pemantik untuk tetap mempertahankan motivasi ini. Apalagi motivasi seseorang itu bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Kelilingilah diri dengan orang-orang yang memiliki impian sama dan baik pula. Mereka nantinya yang tanpa kita sadari akan mengarahkan diri untuk tetap mempertahankan mimpi tersebut.

Jika cara-cara tersebut masih belum meyakinkan diri untuk bisa mencintai diri sendiri.  SatuPersen bisa membantu untuk menemukan solusi dalam hidup. Mencintai diri sendiri tidak terlepas dari namanya tujuan hidup. Salah satu pilihan yan ditawarkan Satu Persen ini adalah IKIDAI yaitu alasan untuk hidup. Setidaknya hal yang dipertanyakan dalam konsep tersebut ada empat hal:
  • Apa pekerjaan yang kamu suka? 
  • Apa pekerjaan yang kamu bisa atau ahli dalam sebuah bidang?
  • Apakah pekerjaan ini dibutuhkan banyak orang?
  • Apakah pekerjaanmu dibayar?
Pertanyaan itu sukses membuat saya memikirkan kembali dan menemukannya di video Satu Persen berikut. 



Hal inilah yang mendasari saya bisa menemukan sesuatu dalam kehidupan ini. Khususnya menemukan diri sendiri dengan cara mencintai diri dan menjadi diri sendiri.
#SatuPersenBlogCompetition

Sumber :
satupersen.net
dokumen pribadi dan desain grafis di Canva

Pendidikan Berbasis Online, Hactv8 Solusi Belajar Pemrograman


Revolusi industry 4.0 menantang setiap orang untuk terus bergerak dan mengikuti perkembangan zaman.  Hal ini ditandai dengan kehadiran teknologi canggih yang mampu menggantikan peran manusia dalam memproduksi sesuatu. Pesatnya perkembangan zaman membuat orang selalu mencari inovasi terbaru yang kiranya dapat memberikan solusi dari setiap permasalahan. Baik di bidang ekonomi, transportasi, sosial, maupun pendidikan.
Sejalan dengan hal itu, pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam membangun sebuah bangsa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendidikan merupakan pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara selaku pelopor pendidikan di Indonesia, pendidikan merupakan permintaan dalam kehidupan anak-anak. Intinya pendidikan mengarah semua kekuatan yang ada di alam agar peserta didik sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan yang tinggi dan kebahagian hidup.
Pengertian tersebut memberikan makna bahwa pendidikan sangat penting dalam membangun sebuah dan merupakan awal dari keberhasilan suatu negara. Selain itu, peserta didik diharapkan mendapatkan pendidikan sesuai dengan minat dan bakat. Sehingga siswa siap menghadapi tantangan di masa depan sesuai dengan bidang ilmu yang mereka miliki.

            Perubahan teknologi membuat sistem pendidikan juga disesuaikan. Pendidikan yang awal mulanya hanya bersifat tatap muka dan konvesional bertransformasi menjadi online. Siswa bisa belajar di mana dan kapan saja. Sistem pendidikan secara online ini bisa menjadi pelengkap dalam mengembangkan kemampuan. Misalnya sebuah kursus online yang membuat siswanya belajar mandiri.
            Seiring berjalannya waktu, sistem pendidikan online menjadi sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan ini tidak mengharuskan siswa dan gurunya bertemu langsung di dalam kelas. Siswa dapat secara mandiri mengatur jadwal belajarnya senyaman mungkin. Tidak terlalu terpaku pada jam-jam sekolah pada umumnya. Hal inilah yang membuat siswa menemukan sendiri gaya belajar mereka sendiri.
Pada saat belajar secara online. Hal yang pertama sekali dibutuhkan adalah perangkat dan penunjangnya seperti laptop ataupun Smartphone yang memadai dan paket interner lancar. Sistem pendidikan berbasis online dapat meningkatkan kualitas pengetahuan dan kemampuan siswa secara cepat. Keunggulan sistem pendidikan berbasis online ini adalah
1.      Jangkauan luas
Koneksi jaringan mampu menghubungkan setiap orang dari berbagai daerah selagi terkoneksi dengan internet. Hal ini juga memungkinkan peserta didik yang mengikutinya dari berbagai daerah juga. Mulai dari perkotaan hingga pedesaan.  
2.      Murah
Investasi pendidikan berbasis online tidak terlalu mahal. Tidak perlu memikirkan biaya ongkos perjalanan. Hanya biaya kursus dan kuota yang memadai. Sehingga biaya pendidikan berbasis online ini lebih murah daripada offline.
3.      Mengikuti Perkembangan Zaman
Cepatnya informasi yang selalu update membuat kurikulum pembelajaran tidak boleh ketinggalan. Sehingga pembelajaran berbasis online akan terus diperbaruhi sewaktu-waktu saat memungkinkan.
4.      Mudah diakses
Tampilan yang ramah didesain semenarik mungkin untuk pengguna. Sehingga siswa lebih mudah mengakses, mencari informasi, dan menerapkannya dalam pembelajaran.

Sejak awal tahun 2020 ini. Saya merasa ingin mempunyai kemampuan dalam bidang pemrograman. Keinginan ini semakin meningkatkan ketika saya berkecimpung dalam dunia blogger. Tentunya menginginkan tampilan dari website dinamis dan menarik untuk dikunjungi. Sayangnya saya bukan berasal dari bidang tersebut. Pernah juga mengotak-atik bahasa pemrograman di dalamnya untuk memunculkan sesuatu yang menarik, malah membuat saya menghabiskan banyak waktu di sana. Kalau begini, saya tidak bisa berlarut dalam rasa penasaran yang tak kunjung usai. Perlu juga mencari tahu seluk beluk pemrograman dalam bidang website.
Salah satu pendidikan berbasis online dalam bidang pemrograman adalah HACKTIV8. Sebuah platform yang menyediakan kursus pemrograman.

HACKTIV8 merupakan program pembelajaran yang berfokus pada bidang IT. Terdiri dari Full Time Program, Part Time Program, dan Online Program. Kurikulumnya dirancang untuk membangun keahlian yang dapat diaplikasikan langsung pada perkembangan dunia kerja. Sehingga program HACKTIV8 memenuhi pendidikan berbasis online di Indonesia.
Program ini terdiri dari 3
1.      Python for Data Science
Program ini mempelajari dasar-dasar Phython serta practical statistic, cara menyajikan data dengan infografis, sampai dengan membuat suatu machine learning model menggunakan bahasa pemrograman Phython.
2.      React & React Native Program
Program ini mempelajari bagaimana membangun web dan mobile menggunakan React dan React Native.
3.      Web App Development
Program ini mempelajari basic programming, modern JavaScript, database, testing, hingga men-deploy program.
Ketika melihat tawaran kelas yang disediakan. Sepertinya saya bisa mengambil kelas web developer nih. Selain menyediakan belajar secara online, platform ini juga menyediakan belajar secara offline juga. Setelah lulus dari kelas tersebut, kita akan mendapatkan sertifikat yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan.

Sumber :
gurupendidikan.co.id

*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diadakan hacktiv8id