Showing posts with label tips. Show all posts
Showing posts with label tips. Show all posts

Empat Alasan Mengapa Orang Harus Membaca

Hingga kini. Masih banyak orang yang malas membaca. Merasa bosan ketika membaca atau malah langsung tidur ketika langsung membaca satu halaman.
Saya juga tipe orang yang malas membaca sebenarnya. Setiap kali membaca malah merasa mengantuk. Seolah bacaan tersebut sebagai pengantar tidur. Padahal saya sendiri belum ingin tidur.
Ayat yang pertama kali turun adalah perihal membaca dalam surah Al’Alaq.
Iqra’ bismirabbikalladzii khalaq
“Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu.”
Padahal Rasulullah saw tidak dapat membaca pada saat itu.
Hal yang terlintas dalam benak adalah tentang Mengapa?
Ada apa dengan membaca?
Membaca dapat memberikan sebuah informasi kepada diri tanpa harus ribut
Membaca dapat menenangkan suasana
Membaca dapat memperkaya ilmu
Ada sebuah motivasi membaca dari Mbak Najwa.
Cukup satu yang membuat diri suka membaca, yaitu dengan menemukan bacaan yang membuat hati jatuh cinta. Maka, temukanlah buku yang kamu sukai. 
Maka temukanlah sebuah buku yang akan membuat diri suka membaca. Meskipun diulang berkali-kali. Misalnya sebuah buku motivasi atau novel. 

    Pada saat pandemi ini mengharuskan kita untuk lebih baik melakukan pekerjaan di rumah saja. Termasuk kunjungan ke perpustakaan pun juga dibatasi. Hanya diperbolehkan untuk meminjam buku. Setelah itu pulang dan membaca di rumah. Pergi ke perpustakaan pun menjadi kurang menarik lagi. 
    Jika kecanggihan teknologi telah mengubah sudut permainan online menjadi hal yang lebih menarik. Wadah membaca pun tidak hanya sekedar buku teks saja yang harus mengeluarkan biaya jika ingin membacanya atau malah meminjam ke perpustakaan.
    Digitalisasi mengubah yang sifatnya manual menjadi digital. Kita tidak perlu lagi membawa buku yang berat untuk dibaca. Bahkan meminjam ke perpustakaan secara manual yang jaraknya berkilo-kilo meter. Kecanggihan ponsel pintar yang telah didukung oleh sistem android membuat gawai semakin canggih. Apalagi seiring berjalannya waktu sistem selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan jaman. Segala sesuatunya pun dipermudah ketika ada aplikasi google playstore yang merupakan pusat download  beragam aplikasi yang terbaik.
    Perpustakaan pun juga beralih ke digital. Ada beberapa aplikasi yang bisa memberikan bahan bacaan gratis. Salah satunya aplikasi ipusnas yang memang didukung oleh pemerintah Indonesia sendiri. Banyak pula jenis buku non fiksi. Sistemnya pun juga sama seperti sistem manual. Hanya saja tidak dikenakan denda ketika mengembalikan. Secara otomatis buku yang dipinjam akan pulang dengan sendirinya.
 Pada kecanggihan teknologi seperti sekarang ini. Seharusnya mudah sekali membuat orang pintar dan berpikir dengan nalar. Hanya saja, tulisan yang tersebar di media sosial terkadang belum tentu semuanya benar. Sama seperti kasus hoaks.
    Kita perlu membacanya dari sumber yang relevan. Salah satunya adalah buku. Jika pun mendapatkan informasi yang berasal dari website. Pastikan websitenya dapat dipercaya. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan membaca informasi yang sejenisnya. Jadi, kita bisa membandingkan informasi tersebut.
    Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting sekali bagi kehidupan di era modernisasi seperti ini.
1.      Memperoleh Informasi
    Kita bisa memperoleh informasi yang bermanfaat sesuai dengan bidang yang diinginkan. Jika perlu motivasi bisa mencarinya di kategori motivasi pada mesin pencarian di aplikasi ipusnas. Buku tips dan trik juga banyak. Seperti teknik menanam, memasak, dan lain-lain. Kita tinggal memilih sesuai dengan keinginan masing-masing.
    Informasi yang relevan sesuai dengan perkembangan jaman saat ini. Kita juga bisa mengakses koran online melalui via website. Kata kuncinya berupa e-paper. Jadi kalau misalnya ingin membaca koran analisa bisa mengetikkan kata kunci e-paper analisa.
    Informasi yang up to date ini biasanya sangat diperlukan untuk orang-orang yang sedang menjalankan bisnis atau mengetahui kebijakan pemerintah. Biasanya media massa itu akan memberikan informasi terkini.
2.      Memberikan Motivasi
    Saya punya satu judul buku yang bisa diakses di aplikasi ipusnas dan membuat hati tentram ketika dilanda kecewa ketika sudah bekerja keras. Tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Saya memilih buku Laa Tabkhi atau Jangan Menangis. Seketika saya langsung bangkit kembali karena petuah yang saya baca. Makanya, menemukan buku yang membuat kita jatuh cinta itu memang perlu. Supaya kita selalu punya alasan untuk terus membaca dan bersemangat. Buku motivasi lainnya pun juga ada. Kita tinggal memilih selera saja. 
3. Sebagai terapi
    Bahan bacaan terapi ini sama dengan buku motivasi. Meskipun tulisan lebih ampuh dalam memberikan terapi. Bagi orang yang hobi membaca pun akan merasa tenang dan nyaman ketika membaca. Hal ini merupakan bentuk dari terapi otak.

4. Sebagai bahan untuk menulis

    Tulisan tanpa ada riset itu rasanya begitu hambar. Meskipun tulisan fiksi sekalipun. Imajinasi bukanlah imajinasi biasa saja tanpa perlu membaca bagian yang menjadi garis singgung objek penulisan. Misalnya cerita tentang detektif. Setidaknya harus membaca terlebih dahulu bagaimana cara detektif melaksanakan tugasnya. Kemudian kasus apa saja yang biasa mereka tangani.

    Begitu pula menulis buku non fiksi. Harus lebih banyak lagi mencantumkan sumber bacaan dalam tulisan. Sebab tulisan yang kaya akan sumber akan membuat pembaca merasa yakin bahwa tulisan tersebut merupakan kebenaran. Jika memang tulisan kita itu benar. Maka akan ada banyak orang yang akan mengikuti petunjuk benar seperti yang penulis lakukan. Jika salah, maka pembaca pun juga ikutan salah. Maka jangan sampai tulisan kita itu menyesatkan hanya karena kurangnya riset atau malah membuat pembaca semakin bingung.

    Orang yang suka membaca pun akan terbiasa mengolah informasi. Selain itu bisa memunculkan ide-ide segar kembali. Ibaratnya, sebuah bahan bacaan akan memberikan pancingan pada penulis untuk menulis. Ide-idenya sudah ada. Tinggal merangkai saja sesuai dengan kreativitas. Hal ini pun juga bisa menjadi solusi ketika mengalami writer block alias mentok dalam menulis. 

    Ada banyak jenis bacaan yang tersedia dalam era digitilasasi ini. Tinggal kita sendiri yang memilahnya dan menjadikan diri semakin lebih maju dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Jika hari ini masih belum suka membaca. Yuks, sama sama memiliki keinginan membaca terlebih dahulu. Secara sendirinya, hati perlahan-lahan akan tergerak untuk membaca. Bahkan membuka hati pada dunia dan menelusuri apa yang ada. 


Pengaruh DA/PA pada Keeksistensian Situs

 

    DA adalah singkatan dari Domain Authority yang berarti wewenang domain sang pemilik. Sedangkan PA adalah singkatan dari Page Authority yang berarti wewewang halaman.

    Nilai dari DA/PA ini menentukan seberapa besar kualitas situs yang kita miliki. Semakin besar jumlahnya semakin bagus. Kalau nilainya besar, itu berarti blog tersebut eksis dan sering dikunjungi. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan kerjasama hingga jutaan rupiah.

Semakin eksis dan berkualitas, semakin mahal dihargai.

    Biasanya DA/PA ini saling beriringan satu sama lain. Rentangnya dari 1-100. Saya baru coba cek tadi di Website SEO Checker. Rentang nilai DA/PA situs saya saat ini adalah 3/11. Wew, saya akui memang beberapa hari terakhir ini rajin nulis dan coba dishare juga di media sosial. Namun yang saya share halamannya langsung.

Sudah TLD, tapi kok enggak dimonestisasi?

    Saya dulu pernah curhat sebelumnya tentang iklan yang tidak muncul lagi ketika saya ganti domain menjadi .com. Awalnya saya berkiprah di blogspot.com. Rajin nulis dan sering komen-komenan sama pengunjung. Pada saat itu sudah dimonestisasi sejak akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020. Yeay, jingkrak tidak terkira ketika diterima oleh google Adsense.  Mulai deh dari situ dapat penghasilan dari setiap orang yang datang ke situs saya. Walaupun tidak mengeklik iklan yang sedang nangkring. Satu rupiah per sepuluh orang jadilah. Namun kalau seandainya mereka mengeklik iklan saya. Pendapatan saya pun menjadi lebih besar.

    Logikanya begini. Kalau ada orang yang datang dan mengklik iklan yang mejeng di tempat saya. Itu berarti mereka tertarik dengan iklan yang nangkring. Ya, walaupun terkadang enggak sengaja terklik.

Gambar di bawah ini merupakan hasil yang telah saya dapatkan dalam rentang waktu sekitar tiga bulan lamanya.

www.diaryharumpuspita.com

    TLD adalah singkatan dari top level domain. Bahkan google sendiri domainnya .com. Iya enggak tuh? Domain .com ini termasuk domain yang bergengsi pula. Domain bergengsi lainnya itu .net, edu, .gov, dan lain-lain. Tergantung kita sukanya yang mana.

    Saya memilih .com karena mudah diingat dan umum menurut saya sendiri. Selain itu, banyak juga yang menggunakan domain ini.

    Alasan kenapa situs saya tidak dimonestisasi adalah nilai DA/PAnya menjadi baru. Otomatis, saya memulai dari nol lagi. Walaupun sudah banyak konten yang saya miliki. Kalau pihak google sendiri bilang. Saya jadinya tidak punya konten. Ternyata begitu cara kerja dari DA/PA ini.

    Jadi kalau seandainya kalian benar-benar ingin menekuni dunia blog ini. Saya sarankan langsung saja tuh beli domain aja dulu kalau seandainya belum ada uang bagi kalian yang merupakan pengguna blogspot maupun wordpress. Nanti kalau seandainya sudah lemot loading situsnya. Baru deh beli hosting.

Ada cara-cara supaya meningkatkan nilai DA/PA .

1.       Rajin Nulis

Kalau orang rajin nulis setiap harinya. Tentu menunjukkan tingkat produktivitas yang tinggi. Nulis saja dulu meskipun bingung mau nulis apa. Seenggaknya setiap hari ada yang diposting. Itu menunjukkan blog tersebut aktif. Sebenarnya, enggak mesti harus setiap hari juga jika kalian merupakan orang yang lumayan sibuk. Cukup menulis satu hari atau beberapa hari. Kemudian menyetel update  secara berkala. Kalau di blogspot seperti gambar di bawah ini pengaturan waktunya.

Saya pernah dulu mencoba ini. Benar-benar efektif dan tentunya tepat waktu. Kalau saat ini saya malah hanya sekadar keinginan saja membuat update secara otomatis, tetapi tidak terlaksana karena banyak tugas yang mengantri. Harapan saya masih tetap besar kok untuk tetap bisa update secara otomatis ke depannya.

2.       Rajin Membalas Komenan Pengunjung

Ketika ada orang yang mengomentari blog kita. Terus kita balas balik. Hal ini menunjukkan adanya interaksi di dalam blog tersebut. Terkesan ramah dan welcome. Cara mendapatkan komenan ini banyak ya. Kita bisa mengesharenya di medial sosial. Jangan lupa buat captionnya untuk mengomentari blog kita atau menunggu pun juga bisa. Kalau ada yang kurang jelas mereka pasti bakalan komentar. Hanya saja, cara ini terkesan lama.

Cara yang jelas mendapatkan timbal balik ini adalah dengan mengikuti blog walking. Kita bisa mengunjungi blog orang dan komentar di sana. Setelah itu mereka juga balik mengomentari blog kita. Biasanya blog walking ini memiliki kesepakatan untuk saling meninggalkan jejak di sana.

3.       Kualitas Konten

Dulunya blog ini merupakan wadah curhatan belaka. Seiring berjalannya waktu, blog menjadi sumber informasi di dunia maya. Orang yang datang ke blog biasanya menyertakan kata kunci dan mencari apa yang sedang mereka cari. Lebih nyamannya sih ketemu satu artikel langsung duduk. Seperti baca cerpen jadinya. Tahu permasalahannya apa, cara mengurainya bagaimana, dan kesimpulan seperti apa. Kalau saya sendiri menargetkan kalau bisa tulisan yang saya posting ke depannya bisa lebih dari 700 kata.

Daripada curhat belaka, tetapi enggak tahu dibawa ke mana. Mendingan ngebahas satu topik dan mencari jalan keluarnya sembari menyelipkan curhat. Kan sekali dayung dua pulau terlampaui. Cocok enggak tuh?

4.       Gunakan backlink dan buang spam

Backlink adalah link aktif yang kita masukkan ke dalam tulisan. Jadi kalau mereka mengklik tulisan yang kita tulis. Akan mengarahkan ke situs lainnya sesuai dengan yang kita tujukan. Ini masuk ke dalam konten. Namun kalau berada di kolom komenta. Hal ini bukan backlink lagi, tetapi spam namanya.

Sama seperti ketika kita sudah capek-capek promosi. Tiba-tiba ada orang yang ngomentari komenan dan menyertakan link mereka. Kalau begitu hapus saja. Parahnya lagi, pengalaman yang pernah saya alami itu. Orang yang enggak tahu datangnya dari mana tiba-tiba menyertakan link di komentar merujuk ke obat kuat. Auto hapus deh.

Sebenarnya kalau enggak dihapus pun bisa dengan cara menonaktifkan link aktif di komentar. Caranya dengan menambahkan kode otomatis melalui html di temanya. Hanya saja kalau mau ganti tema, otomatis kode tersebut akan hilang. Jadi ya perlu dituliskan lagi kalau mau menonaktifkan link aktif.

Saya suka dengan performa blogspot sekarang ini. Komentar yang masuk mudah dikendalikan. Jadi enggak perlu ngecek satu per satu. Tinggal lihat saja komentar yang baru masuk. Kalau ada link aktif yang berada di komentar tinggal di hapus saja. Hal ini sebenarnya bertujuan itu menghindari broken link atau link yang rusak untuk ke depannya.

5.       Kudu Bersabar dan Share Postingan

Nah, tinggal kita sendiri nih yang harus bersabar menunggu DA/PA kita naik. Pasti akan terlewati kok. Tanam saja dulu benih (benih di sini maksudnya artikel yang kita punya ya) baru panen setelahnya. Rentang panen setiap orang berbeda. Ada yang hanya menunggu beberapa bulan dan ada yang menunggu beberapa tahun.

Jangan lupa untuk membagikan tulisan kalian di media sosial supaya meningkatkan jumlah pengunjung yang datang. Semakin banyak yang datang semakin diminati pula blog yang kita miliki.

Jika seandainya masih ada lagi cara untuk menaikkan DA/PA, boleh dong dituliskan di kolom komentar. 

Ambisius Si Pemicu Profesional

Berbicara menekuni sebuah bidang. Tingkat profesional inilah yang menjadi patokan dalam tujuan itu sendiri. Ketika seseorang memiliki keahlian di bidang tertentu.

Kita pasti pernah mendengar istilah profesor yang ada di kampus dan selalu menjadi pembicara pada acara tertentu. Tentunya gaji yang mereka dapatkan lumayanlah. Tidak seperti pemula yang kadang kerja lembur dan proses berdarah-darah, tetapi mendapatkan hasil yang sedikit. Sungguh miris sekali.

Berusaha menyabarkan hati dengan tumpang tindih dari segala proses. Perjuangan pun menjadi terasa sakit. Jika tidak tahan, beberapa di antara pejuang seperti mereka memilih mundur.

Penulis adalah sebuah profesi yang tidak dilakukan dengan mondar-mandir. Bekerja di depan laptop dengan skenario menggabungkan kreativitas di dalam pemikiran. Tempatnya juga fleksibel. Namun jangan mengira jika penulis hanya berpatokan pada laptop saja. Mereka juga butuh inspirasi dan dapat didapatkan dengan cara apa saja. Salah satunya adalah jalan-jalan dan melakukan apa saja yang mereka sukai.

Bermula ketika keinginan hadir dalam diri. Awalnya hanya sekedar mengetahui. Lama-lama merasa tertarik dan tertantang untuk menekuninya. Harapannya, hobi yang selama ini dikerjakan bisa menjadi penghasilan nantinya.

Kita tidak bisa terus-terusan mengerjakan sesuatu yang disukai tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Terlebih lagi dalam dunia metropolitan persaingan semakin ketat. Bukan lagi mereka yang bekerja lambat dan berkualitas, tetapi siapa yang cepat dan berkualitas. Mau tidak mau, jika ingin segera mencapai impian. Harus secara sigap mengerjakannya dan terus berlatih.

Jangan takut untuk memulai ketika sudah mengazamkan suatu hal. Begitulah prinsip untuk menggapai impian secepatnya. Tidak perlu menunggu orang lain untuk bertindak duluan, tetapi diri sendiri. Rasa ambisius pun akan datang dengan sendirinya. Rasanya ingin mendapatkan keinginan secepatnya. Jika tidak, akan ada banyak hal yang terbuang secara sia-sia, terutama waktu yang tidak akan bisa kembali lagi.

1.       Persempit Keinginan

Keinginan tanpa disertai dengan tindakan hanyalah menjadi angan-angan saja

Hanya sekedar keinginan, tetapi tidak disertai keberhasilan. Ujung-ujungnya akan menjadi kesia-siaan belaka. Sungguh miris sekali jika itu terjadi.

Ketika mengazamkan keinginan dalam diri. Tentulah harus disertai dengan rencana untuk menggapainya. Keinginan ini juga harus disertai dengan semangat juang untuk mewujudkannya dan seberapa besar ambisiusnya seseorang.

Ketika kita masih kecil. Ada beberapa pertanyaan yang mulai dipertanyakan oleh guru ataupun orang tua. Kalau sudah besar nanti inginnya menjadi apa? Dokter, guru, pilot, atau polisi?

Maka cara yang paling cepat untuk menggapai keinginan adalah mempersempit rasa keinginan itu. Namun berada di posisi tertinggi. Misalnya penulis profesional, petani profesional, chef profesional, dan apa pun hal itu harus bisa profesional. Termasuk dalam pekerjaan domestik sekalipun. Tugas rumah harus dikerjakan dalam tempo sesingkatnya dan tepat waktu.

Ketika berusaha mencapai tujuan. Takaran seberapa besar keinginan pula yang menjadi pendorong keberhasilan. Saat seseorang itu sudah hampir mencapai keinginannya. Maka semakin besar keinginannya juga.  

Sekilas tentang pengalaman saya dalam proses menekuni sebuah tulisan. Pertama sekali hanya sekedar iseng-iseng belaka. Lambat laun malah berujung menjadi ambisius untuk menggapai cita-cita. Penulis terkenal, mengapa tidak? Mengapa saya hanya menjadi seorang penulis buku diary yang pembacanya hanya sendiri? Kenapa saya tidak menulis dan dibaca jutaan orang dan menginspirasi? Tulisan ini seharusnya bisa lebih bermanfaat ke depannya.

Apa pun itu keinginannya. Persempitlah menjadi sebuah titik tertinggi untuk menggapainya. Jangan ragu untuk menyemai keinginan.

2.       Menargetkan waktu keberhasilan

Ketika seseorang itu mencapai tujuannya. Ia memang harus belajar banyak hal sebagai bekal perjalanannya. Cara belajar dan mengulangi inilah yang terkadang menjadi waktu yang kita punya menjadi terasa sempit. Tidak bisa dilakukan hanya sekali jalan saja, tetapi memang dilakukan dengan berulang kali berjalan. Jatuh, bangkit, jatuh, bangkit lagi. Begitulah seterusnya sampai kita menemukan titik dari tujuan itu sendiri.

Bagi saya manajemen waktu ini tidak mudah. Perlu keberanian untuk memulainya dan terkadang melalui skenario banyak drama. Saya dulunya menulis hanya beberapa waktu saja ketika dalam seminggu. Pencarian ide pun juga seminggu juga. Namun karena keinginan untuk mencapai tujuan itu besar. Saya mulai menulis dan berlatih setiap hari. Tentukan juga waktu belajarnya untuk meningkatkan kedisplinan. Mulai dari satu hingga empat jam setiap hari.

Pasanglah tenggat waktu tertentu untuk menggapai tujuan itu sendiri. Misalnya dalam waktu beberapa minggu atau bulan harus sudah menyelesaikan ini itu. Keberhasilan adalah mereka yang mampu menyelesaikan tugasnya. Kalau misalnya ada sebuah keinginan pencapain finansial. Misalnya mendapatkan uang sekian juta dari pekerjaan yang kita tekuni. Anggaplah itu sebagai bonus.

Namun ketika saya menyelesaikannya tetapi tidak menghasilkan uang dari pekerjaan menulis itu. Saya tidak perlu bersedih. Sebab saya merupakan pemenang dalam diri saya.

3.       Jaga Semangat

Ketika kita sudah memiliki keinginan dan target untuk menggapai tujuan. Prosesnya pasti ada hambatan tersendiri. Mulai dari hal-hal yang tidak diinginkan dari luar. Hingga semangat yang mulai menciut dari dalam diri sendiri. Tentunya kita tidak ingin menyerah begitu saja. apalagi membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan semangat juang itu.

Cara yang pertama untuk menjaga semangat adalah memberikan reward dan pusnishment kepada diri sendiri. Misalnya kalau sudah menyelesaikannya, kita bisa mendapatkan sesuatu. Bisa itu makan makanan lebih mahal atau melakukan hal yang membuat bahagia. Ketika tidak menyelesaikannya kita akan mendapatkan pekerjaan menumpuk dan sesuatu yang merugikan diri sendiri.

Bagi saya, reward dan punishment ini merupakan hal berbeda. Jika berhasil menyelesaikannya. Saya akan mendapatkan rasa bahagia tidak terkira dan lepas dari tanggung jawab pekerjaan itu. Hati merasa damai dan tentram. Namun ketika tidak menyelesaikannya, saya akan mendapatkan rasa penyesalan yang berlimpah dan kepercayaan diri yang menurun.

Cara yang kedua adalah mengelilingi diri kita dengan sesama profesi ditekuni. Sebab saya memilih berkecimpung di dunia tulisan. Maka pertemanan di media sosial dengan nama pena pun sengaja mengikuti para penulis lainnya. Supaya ada tantangan tersendiri dan motivasi juga dari mereka melalui postingannya. Sehingga rasa semangat itu menjadi terjaga.

                Jadilah sosok ambisius untuk menjadi sosok profesional itu sendiri.

Sumber gambar : dokumentasi penulis ketika sedang mengikuti workshop di perpustakaan daerah tahun 2019

Menulis Menjelang Deadline

 

diaryharumpuspita.com

Berbincang masalah deadline seolah tidak ada habisnya. Hal yang lebih membuat kesal adalah menuruti deadline-nya orang lain. Mau enggak mau harus siap dan dikumpul.

Kita sudah dibiasakan sejak masa sekolah sebenarnya. Mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan kuliah. Setiap mata pelajaran pun sudah ada timeline nya sendiri. Jika tidak mengumpul pasti akan dikenakan sanksi berupa tidak ada penilaian dan hukuman lainnya. Maka sudah seharusnya deadline ini memang harus diimbangi di setiap tatanan kehidupan. Mulai dari makan, tidur, dan bahkan beribadah tepat waktu.

Menyelesaikan tugas sesuai dengan deadline ini merupakan sebuah cara seseorang untuk menempati janjinya dan membangun kualitas diri seseorang. Kepercayaan juga dibangun dengan deadline. Jika orang yang diberikan amanah mampu menyelesaikannya. Otomatis mereka akan berpikir kinerja kita itu baik dan bisa dipercaya. Terlebih lagi, tidak ada beban jika semua sudah diselesaikan. Ujung-ujungnya juga akan membawa ketenangan jiwa juga.

Saya mengambil pemisalan yang lebih dekat dengan diri saya kali ini. Ada banyak deadline belakangan ini. Mirisnya rasa dilema berupa ketakutan itulah yang menghantui, membuat saya malah terjebak tidak menyelesaikannya. Kadang-kadang berpikirnya begini.

Apa sih yang ditakuti dengan deadline sebenarnya? 
Kenapa harus deadline juga baru menyelesaikannya? 
Kenapa harus mengikuti deadline orang lain? 
Kan  menyebalkan jadinya.

Ketika bangun tidur pula dalam kondisi setelah sadar saya malah mengucapkan petuah sendiri sangking kepikirannya masalah deadline. Setelah berpikir sekali lagi. Ketika rasa dilema itu hadir. Jiwa logika dan perasaan pun muncul.

Saya mencoba merefleksi ke masa lalu. Ketika itu malah takut melihat deretan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu dekat. Terlebih lagi deadline-nya sudah dekat. Spontan rasa percaya diri itu pun surut. Pertanyaannya sederhana. “Mampukah saya?”

Tidak ada yang bisa mengalahkan rasa takut dibandingkan kepercayaan diri sendiri. Ya, kita memang harus percaya dengan diri sendiri. Bahwa kita itu bisa melakukannya. Bukan menyerah sebelum menghadapinya. Singkirkan ketakutan dan munculkan keberanian dalam diri.

Kebiasaan menulis free writing kali ini tidak lagi hanya sekedar sepuluh menit. Tapi harus menyelesaikannya. Terlebih lagi harus diposting di blog. Hal yang pertama terpikirkan adalah menyulap artikel blog itu harus bagus. Setidaknya ketika pengunjung datang akan nyaman dengan postingan yang kita buat. Jiwa perpeksionis malah muncul di saat melihat blog sendiri.

Cara cepat untuk menulis menjelang deadline adalah dengan menuliskan segala hal apa yang ada di dalam pemikiran tanpa perlu mengedit. Biarkan saja tulisan itu berantakan tidak tentu arah begitu saja untuk sejenak, sampai tulisan itu selesai. Hal yang terpenting adalah membiarkan ide-ide brilian tertulis secara keseluruhan di tulisan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Setelah selesai, barulah dibaca ulang dan disunting kembali mana-mana saja yang masih tidak masuk akal.

Cara ini sebenarnya bukan hanya pada saat deadline saja, tetapi bisa diterapkan setiap mengetik tulisan apa pun itu. Jadi, tidak perlu takut lagi untuk menulis bukan?

Pengaruh Hormon Adrenalin Bagi Para Deadliner

 


Deadline atau yang dikenal dengan istilah batas akhir ini merupakan hal biasa di kalangan mahasiswa. Sistem kebut selamam, tugas yang semakin menumpuk, dan tanggung jawab dari sebuah amanah. Bukan hanya itu saja, deadline ini juga populer di kalangan para pekerja ataupun peserta lomba. Jika diberikan waktu yang banyak misalnya sebulan. Maka mengerjakannya sebelum pengumpulan tugas. Tiga hari, satu hari, bahkan satu malam sebelum dikumpul.

Tidak heran, jika hal ini akan memberikan dampak pekerjaan yang seadanya bagi para deadliner. Deadliner adalah istilah orang yang sering mengerjakan sesuatu di batas akhir. Sekilas, tidak ada bedanya ketika diberikan tugas langsung dikerjakan dalam waktu dekat. Siap tidak siap harus dikumpul. Meskipun hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Acak adul dan membiarkan apa yang terjadi.

Seringkali kegiatan batas akhir ini akan menciptakan drama sendiri bagi pelakunya. Unik dan memberikan cerita tersendiri. Bahkan ada yang menjadi kenangan dan tidak bisa dilupakan. Mulai dari banyak yang bersalahan, lupa dengan sesuatu, dan parahnya lagi menghalalkan segala hal hanya demi mengejar target. Sungguh sangat disayangkan, sesuatu yang baik bisa berubah menjadi ketidakbaikkan ketika memilih jalan instan.

Kebanyakan para pelaku deadline akan merasakan stress jika sedang berada di batas akhir. Ada yang mudah cepat marah, stress, bahkan tiba-tiba merasa beberapa anggota tubuh terasa sakit. Namun itu semua akan memberikan sebuah inspirasi dadakan dalam sekali kedip. Tidak heran jika tugas yang diberikan bisa saja selesai dalam satu malam. Bahkan menjadi orang yang ligat dadakan.

Terlebih lagi inspirasi tidak mudah didapatkan ketika di waktu yang senggang. Walaupun sudah melalui proses perenungan, melihat apa yang sudah dikerjakan, bahkan relaksasi sekalipun masih belum bisa mendapatkan inspirasi. Sebenarnya, mungkin saja ada. Hanya saja terlalu banyak inspirasi malah membuat bingung tidak menentu. Hingga akhirnya, proses dalam mengerjakan tugas berada di batas akhir juga. Hal ini serupa dengan galau berkepanjangan sebelum menjelang deadline. Dilemanya lebih lama daripada mengerjakannya.

Seseorang yang sering mengerjakan sesuatu di batas akhir akan mengalami hal buruk apabila selalu mengerjakannya hingga tengah malam. Bahkan sampai pagi rela tidak tidur hanya karena mengerjakan tugas tersebut hingga selesai. Padahal, pada waktu malam hari bagian terpenting di dalam tubuh sedang melakukan tugasnya berupa membuang zat beracun di dalam tubuh. Secara bergantian mulai dari sistem peredaran darah hingga sistem pencernaan. Sehingga tidak heran bahwa ketika pagi hari setelah bangun bagi kita akan menemukan air seni yang berwarna lebih pekat meskipun tidak minum apa-apa selama tidur.

Apa jadinya jika tugas mereka (para anggota paling penting dalam tubuh) selalu diganggu ketika sang pemilik tubuh sering mengerjakan sesuatu di batas akhir hingga lewat tengah malam? Konsekuensinya  adalah tubuh rentan terhadap penyakit bersebab tidak sempurna mengeluarkan zat beracun dari tubuh. Hal ini sesuai dengan pesan paling populer dari bang Haji Roma Irama. “Begadang, jangan begadang. Kalau tiada artinya. Begadang boleh saja, kalau ada perlunya.” Tapi yang namanya batas akhir juga merupakan sesuatu paling penting. Mau tidak mau, suka tidak suka, semua yang terlibat harus melewatinya.

Aktivitas mengerjakan tugas selalu di batas akhir ini merupakan sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang akan menjadi sebuah tabiat dan sulit diubah jika terlebih lagi tidak memiliki kemauan yang kuat untuk berubah. Hal ini tentunya bukan hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga orang lain yang berada di sekitarnya. Misalnya imbas dari kemarahan ketika menjelang batas akhir. Selain itu, deadline ini bisa menyebabkan si deadliner menjadi pelupa. Ia lupa makan, minum, bahkan tidak ingat kalau dirinya sedang sakit. Sehingga mengakibatkan si deadliner akan mengalami dehidrasi hingga sakit magg.

Bekerja di bawah tekanan akan membangkitkan hormon adrenalin, sang pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel tubuh. Ia akan berfungsi sebagaimana mestinya dan tidak terpengaruh pada lingkungan luar. Hormon adrenalin ini yang memicu seseorang untuk bersemangat dalam mengerjakannya. Jantung berdetak lebih cepat sehingga menimbulkan kewaspadaan yang meningkat. Tubuh akan melepaskan hormon ini ketika seseorang merasa tertekan, stress, senang, takut, atau berada dalam kondisi yang berbahaya dan menegangkan. Seperti yang diketahui bahwa detik-detik menjelang batas akhir itulah merupakan bagian drama yang paling menegangkan. Jantung berdetak dua kali lipat, napas menjadi cepat, dan rasa nyeri yang ada di tubuh tidak terasa. Produksi keringat meningkat ketika berada di bawah tekanan juga merupakan tanda bahwa tubuh sedang melepaskan hormon adrenalin.

Hal ini merupakan suatu hal yang biasa. Hanya saja, jika kadarnya terlalu berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan seperti gangguan tidur, sakit kepala, tekanan darah tinggi, keringat berlebihan, jantung berdebar, pandangan menjadi kabur, gelisah dan mudah marah. Pengaruh  ini tentunya juga tidak asing lagi dirasakan bagi para deadliner yang berada di ujung tanduk. Sedangkan para deadliner tidak bisa berbuat apa-apa dalam situasi hal ini selain terus bertarung pada waktu dan batas akhir demi menghilangkan tekanan dalam diri. Pemikiran yang bersarang di kepala hanya sebuah ketakutan akan mendapatkan hukuman atau konsekuensi negatif bahkan terlebih lagi hilangnya sebuah kepercayaan yang sudah dipupuk selama ini.

Kekurangan hormon adrenalin juga menimbulkan dampak yang buruk jika kadarnya terlalu rendah, Orang tersebut tidak akan merasakan takut dalam tekanan dan tidak peduli apa yang terjadi meskipun berada dalam kondisi yang berbahaya. Kondisi ini sama halnya dengan para deadliner ketika tidak bisa melewati batas akhir dengan baik. Hingga akhirnya ia memilih mundur dan pasrah pada waktu. Tidak lagi terpengaruh pada waktu dan berusaha menenangkan dirinya. Kekurangan hormon adrenalin ini juga akan mengakibatkan depresi, merasa lelah, gangguan tidur, migran, gula darah rendah, dan sindrom kaki gelisah.

Salah satu cara meghindari deadline ini adalah dengan membuat deadline sendiri. Para deadliner sudah pasti memiliki manajemen yang buruk. Mereka tidak bisa menerapkan perencanaan yang baik. Bahkan sulit menentukan sesuatu yang harus dikerjakan lebih dulu. Apalagi jika para dealiner suka memutuskan suatu hal hanya berdasarkan perasaan atau sesuatu sesuai dengan keinginannya. Padahal belum tentu apa yang baik menurutnya itu baik. Begitu pula sebaliknya. Misalnya deadline-nya dua hari lagi. Berhubung ia tidak memiliki keinginan untuk mengerjakannya. Maka ditundalah dulu. Lagi pula si pelaku deadliner sedang tidak merasa tertekan. Jadi, hidupnya masih terasa santai saja pada waktu luang.

Para deadliner sudah terbiasa bekerja dalam kondisi tertekan. Sehingga ia tidak memiliki motivasi khusus untuk menuntaskannya segera. Solusi membuat deadline sendiri rasanya menjadi sulit bila memeranginya sendiri. Terlebih lagi, setiap kali mengerjakannya di siang hari malah merasa kelelahan dan rasanya ingin mengantuk dan tidur. Akhirnya tidak terselesaikan juga dan berakhir pada aktivitas rebahan.

Kopi adalah cara lain yang bisa menjadi solusi ketika si deadliner sudah berusaha mengerjakan tugasnya. Tetapi masih tertidur juga di siang hari. Kopi mengandung kafein yang bisa memicu meningkatkan hormon adrenalin. Kafein ini bisa masuk ke aliran darah dalam 15 sampai 20 menit. Namun efek yang dirasakan dapat bertahan hingga sepuluh jam. Maka tidak heran bila para penikmat kopi yang mengonsumsinya di malam hari akan mengalami kesulitan dalam tidur. Kafein juga bisa terdapat pada teh dan cokelat. Hanya saja, kadar kafein dalam kopi lebih banyak daripada teh dan cokelat.

Seperti yang dipaparkan di atas. Hormon adrenalin bekerja ketika berada posisi di batas akhir. Si deadliner akan merasa sadar dan tidak merasa mengantuk lagi. Setelah itu, hal yang bisa dilakukan adalah membebaskan pemikiran. Sesuatu yang menjebak hati dan pemikiran untuk menghambat mengerjakan tugas. Cobalah untuk melupakan segala yang menghambat. Berupa keinginan ini itu yang mengalihkan perhatian dari mengerjakan tugas. Singkirkan segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan tugas. Baik itu dalam diri maupun dari luar. Jika diperlukan bisa mencari tempat teraman dan tidak diganggu orang lain ketika mengerjakannya.

Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan tenggat waktu sama seperti ketika mengalami deadline sebenarnya. Ketika berada di jam-jam tertentu juga harus selesai dengan target yang sudah disepakati dalam diri. Jika tidak selesai juga akan mendapatkan konsekuensi. Misalnya masih banyak tugas yang masih menunggu.

Jika menerapkan deadline lebih cepat daripada deadline sebenarnya. Tentu si deadliner akan mendapatkan dampak positifnya. Hal yang paling mendasar adalah bahagia lebih lama sebab hati merasa lebih tenang. Bisa membaca ulang dan mengerjakannya secara maksimal sebelum dikumpul. Selain itu, tubuh akan tetap dalam kondisi sehat.

Semua orang pasti akan melewati masanya deadline. Tergantung deadliner-nya sendirilah yang mengatur apakah ia akan diatur oleh deadline-nya sendiri ataupun deadline orang lain. Terlebih lagi ketika si deadline bisa mengolah hormon adrenalin dalam proses melewati deadline. Bagi kalian yang mungkin hari ini masih merupakan para deadliner yang benar-benar deadlinenya orang lain. Semoga kita bisa sama-sama menafakurkan solusi menghindari deadline di ujung tanduk.


Enggak Bahagia, Mungkin Saya Bisa Melakukan Empat Hal Ini


Terkadang saya sering bermonolog dalam diri. Apakah saya bahagia? Kayaknya saya baperan deh orangnya. Sedikit-dikit ngerasa sakit hati dengan sendirinya. Bermacam-macam spekulasi mulai hadir di dalam diri saya dengan sendirinya. Parahnya sempat berpikir kalau saya nih sudah dilingkupi dengan Jin. Naudzubillah. Wallahu’alam.
Sebenarnya otak saya masih bisa membedakan mana yang seharusnya dilakukan. Entah kenapa rasa malas itu lebih cepat tanggap untuk membujuk saya untuk tidak melakukan pekerjaan yang positif. Akhirnya hanya bisa rebahan dan rebahan hanya demi menenangkan suasana hati yang buruk. Seketika saya langsung tersadar dengan sendirinya. Waktu ini sudah berjalan begitu saja tanpa ada sesuatu yang membekas. Misalnya enggak produktif gitu. Namun setelah dipikir-pikir lagi kalaulah saya kerjanya hanya rebahan saja. Saya malah enggak merasa berguna kecuali menghabiskan waktu untuk menua.
Ketika menginjakkan di usia yang 22 tahun ini. Terkadang saya malah merasa terlambat untuk mempelajari itu semua. Sedangkan tak jarang teman yang sebaya saja sudah berpenghasilan dari kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki. Bahkan mereka sudah membahagiakan kedua orang tuanya.
Padahal konsep berpikir seperti  itulah yang malah membuat saya celaka dan tak mampu berkembang. Kemudian sekelebat pemikiran lainnya pun hadir. Mengapa tidak mengingat nasip orang yang jauh lebih malang? Setelah memikirkan itu semua. Akhirnya saya menemukan sebuah langkah untuk menemukan kebahagiaan dalam hidup yang ujungnya mencintai diri sendiri. Ada empat hal yang bisa saya lakukan untuk mencapai kebahagian itu:
1.      Tidak Perlu Iri dengan Orang Lain
Hal mendasar yang bisa saya lakukan adalah dengan tidak perlu iri dengan orang lain. Khususnya lagi perkara fisik dan kekayaan. Hanya dengan mengirikan orang lain, hati akan menjadi sakit tidak karuan. Bahkan melakukan hal-hal yang tidak penting. Iya, rasanya buang-buang energi saja jika iri dengan orang lain.
Si A kok cantik ya orangnya?
Si A juga punya duit?

Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain jika membuat diri sakit. Apalagi sampai bertindak hal yang tidak baik hanya untuk menjatuhkan si A. Sikap iri hati tersebut akan mengarah pada kejulitan atau dengki.
Cara mudah untuk tidak iri dengan orang lain katakanlah si A tadi adalah dengan tidak memikirkannya.
2     Syukuri Apa yang Ada
Ini kembali pada diri sendiri. Setelah enggak memikirkan si A lagi. Gimana rasanya kalau fokus melihat apa yang ada di dalam diri? Misalnya mata yang masih bisa melihat, telinga yang masih bisa mendengar, tangan yang masih bisa digunakan, dan kaki yang bisa berjalan. Apalagi nikmat kesehatan itu masih ada. Maka ingatlah dengan kandungan surah Ar-Rahman yang selalu diulang tentang Nikmat manakah yang engkau dustakan?
Kalau masih kurang bersyukur lagi. Coba lihatlah dulu orang yang enggak lengkap anggota tubuhnya atau orang yang tinggal di jalanan. Tentu kita yang sehat dan tiada cacat fisik ini merupakan orang yang beruntung. Hanya dengan begitu, hati menjadi tenang dan tentram tanpa ada beban.
3    Gali Potensi Diri
Sekadar mensyukuri apa yang ada belumlah lengkap apabila tidak menggali pontensi diri. Apalagi kita yang masih merupakan jiwa muda. Masih banyak hal-hal lainnya yang belum ditelusuri. Cobalah memahami diri sendiri terlebih dahulu. Saya itu sukanya apa ya? Atau punya bakat apa ya? Lakukanlah hal yang bisa dilakukan dan mungkin dicapai. Hanya dengan menggali potensi diri. Seiring berjalannya waktu kita akan menemukan keunggulan dalam diri dan mungkin orang lain enggak punya.
  Kelilingi Diri dengan Orang-Orang Baik
Meskipun semangat untuk tetap berjuang dari dalam diri itu memang sudah lebih hebat dari berbagai motivasi dari luar. Kita masih perlu dorongan atau pemantik untuk tetap mempertahankan motivasi ini. Apalagi motivasi seseorang itu bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Kelilingilah diri dengan orang-orang yang memiliki impian sama dan baik pula. Mereka nantinya yang tanpa kita sadari akan mengarahkan diri untuk tetap mempertahankan mimpi tersebut.

Jika cara-cara tersebut masih belum meyakinkan diri untuk bisa mencintai diri sendiri.  SatuPersen bisa membantu untuk menemukan solusi dalam hidup. Mencintai diri sendiri tidak terlepas dari namanya tujuan hidup. Salah satu pilihan yan ditawarkan Satu Persen ini adalah IKIDAI yaitu alasan untuk hidup. Setidaknya hal yang dipertanyakan dalam konsep tersebut ada empat hal:
  • Apa pekerjaan yang kamu suka? 
  • Apa pekerjaan yang kamu bisa atau ahli dalam sebuah bidang?
  • Apakah pekerjaan ini dibutuhkan banyak orang?
  • Apakah pekerjaanmu dibayar?
Pertanyaan itu sukses membuat saya memikirkan kembali dan menemukannya di video Satu Persen berikut. 



Hal inilah yang mendasari saya bisa menemukan sesuatu dalam kehidupan ini. Khususnya menemukan diri sendiri dengan cara mencintai diri dan menjadi diri sendiri.
#SatuPersenBlogCompetition

Sumber :
satupersen.net
dokumen pribadi dan desain grafis di Canva

Cara Mahir Berbahasa Inggris Secara Asyik Bersama NEO Study


Mahir berbahasa Inggris adalah salah satu impian saya sebagai jembatan untuk kuliah keluar negeri. Barangkali ini juga salah satu impian teman-teman di luar sana. Selain itu bahasa Inggris ini sangat diperlukan sebagai prasyarat beasiswa, pekerjaan, dan berbagai hal lainnya. Seiring berjalannya waktu saya mulai sibuk dengan rutinitas kampus dan pekerjaan lainnya. Jadwal yang tidak tetap membuat saya nyaris melupakan tangga yang harus dilewati untuk mencapai impian.

Sekadar pengetahuan tertulis saja tidak cukup membuat seseorang bisa dikatakan mahir berbahasa Inggris. Begitupun dengan saya. Saat mencoba mengaplikasikan bahasa Inggris masih sulit melafalkan kata. Terbata-bata dan kebingungan kalimat apa yang hendak diucapkan. Padahal mendengar orang lain berbicara itu malah enak didengar dan bisa dimengerti.

Beberapa pekan lalu. Salah seorang anggota Blogsum memberikan informasi terkait kursus bahasa Inggris via aplikasi mobile. Akhir-akhir ini saya terpikiran untuk mencari tahu dan akhirnya menemukan NEO Study.

Sebuah platform aplikasi kursus berbahasa Inggris yang dapat digunakan di mana saja dan kapan saja. Sehingga dapat disesuaikan dengan waktu masing-masing. Kita bisa bebas menentukan tempat asyik untuk belajar bahkan meluangkan waktu di sela-sela menunggu. Apalagi menunggu doi. Eh ....


Setelah mendownload aplikasi tersebut kamu akan diarahkan tes terlebih dahulu untuk mengetahui berada di mana sih pengetahuan yang dimiliki saat ini. Ada lima level dalam tingkatan berbahasa Inggris di Neo study


1.      A1 level beginner atau level pemula
Pada level ini kamu bisa memahami kalimat sehari-hari, pelafalan perlahan, penulisan sederhana, dan kosakata singkat.
2.      A2 level elementary
Pada level ini kamu akan memahami kemampuan dasar, keluarga, dan bahasa dalam pekerjaan. Kecepatan berbicara rendah dan pelafalan yang jelas. Penulisan sederhana dalam kosa kata umum.
3.      B1 level Intermediate
Pada level ini kamu akan memahami topik umum lingkungan kerja, sekolah, dan liburan. Kemampuan berbicara umum dan spesifik dengan jelas. Sedangkan kemampuan penulisan sesuai minat.
4.      B2 level Upper Intermediate
Pada level ini kamu akan memahami topik utama dalam penulisan. Kemampuan berbicara dasar dan temu muka. Kemampuan kosa kata lebih lebih luas.
5.      C1 level Advance
Pada level ini kamu akan mempelajari penulisan panjang dan arti yang terkandung di dalamnya atau secara implisit. Kalimat panjang pada topik abstrak dengan orang yang dikenal dan mampu menuliskan kalimat detail pada kalimat utuh meskipun tidak sesuai bidangmu.

Setelah dites, akhirnya kemampuan saya pada level A1. Kemudian saya diarahkan untuk mendaftar terlebih dahulu di aplikasi tersebut sebagai persyaratan menjadi siswa di neo study
Setelah itu saya diarahkan untuk memasuki level A2 dengan mempelajari kegiatan sehari-hari di sebuah keluarga. Aplikasi ini dilengkapi dengan teknologi AI atau intelegensi artifisial, yaitu kemampuan dengan benar menafsirkan suatu data. Jadi, ketika saya belajar berbicara. Aplikasi tersebut akan mendeteksi kebenaran pelafalan yang saya ucapkan. Ya, walaupun terkadang sempat kesal bersebab apa yang saya ucapkan sering salah. Tapi, justru itulah yang membuat lidah saya semakin terbiasa dan tidak kaku saat mengucapkan berbahasa Inggris. Rasanya seru-seru sedap.

Sistem belajarnya menggunakan persentasi score, yaitu seberapa persen kemajuan kita dalam belajar. Sehingga saya sendiri pun bawaannya terus tertantang untuk menyelesaikan pembelajaran tersebut menuju level berikutnya. Kursus belajar bahasa Inggris ini memberikan akses kelas gratis selama empat belas hari. Setelah lewat empat belas hari. Kelas tidak bisa diakses dan kamu bisa mengambil kursus untuk melanjutkan kelas. Harganya juga terjangkau. Selain itu, setelah lulus dari kelas ini tentunya akan mendapatkan sertifikat. 

Oh iya, untuk belajar di aplikasi Neo study pastikan smarthphone kamu mendukung ya. Kalau spesifikasi yang octa core aplikasi ini cukup memumpuni. Wuah seru sekali bisa belajar bahasa Inggris bersama Neo Study. Saya tidak perlu khawatir lagi nih dengan kemampuan bahasa Inggris yang saya miliki.  #Hello Neo. Berikut ini testimoni dari kak Bintang Cahya.  




Sumber :
efset.org
hello.myneo.space dan youtube channel
Desain grafis olah sendiri di canva
Artikel ini diikutsertakan lomba blog yang diadakan oleh NEO Study. 


Resolusi Tahun 2020, Akankah Kita Menjadi Lebih Baik di Masa Depan?


Hari telah berlalu. Sejalan dengan itu bertambah umur dan berkurang pula jatah di dunia. Tak terasa tahun 2020 tinggal mengitung hari lagi. Bisa dibilang dengan jari. Padahal, saya sendiri seolah merasa waktu ini begitu cepat. Ada banyak faktor sebenarnya mengapa waktu seolah berjalan dengan cepat. Rutinitas harian dengan banyaknya keinginan kadang tak seimbang. Ya, namanya juga manusia. Saya sendiri pun tak bisa berdiam begitu saja. Bahkan tanpa melakukan apapun. Jika diam pun, tetap saja saya ingin terus berpikir tentang strategi apa selanjutnya. 

Pernah nggak terpikirkan tentang apa itu resolusi dan mengapa perlu dilakukan?

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian resolusi ini bermacam-macam.
1.      (n) putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.
2.      (n) Komp pengukuran tingkat ketajaman gambar yang dihasilkan oleh pencetak atau monitor.

Nah, dari pengertian di atas. Anggap saja yang saya mengambil pengertian keduanya saja. Pertama sekali tentang keputusan dan kebulatan pendapat. Baik itu berupa mengingat kembali apa yang telah tercapai dan belum tercapai. Terkadang ada suatu pemikiran tentang apa yang selama ini telah saya kerjakan dan bagaimana saya menghabiskan waktu itu?

Bagaimana dengan mimpi yang selama ini sudah diazamkan? Apakah sesuai dengan keinginan dan fakta di lapangan? Ataukah saya masih sering menghabiskan waktu begitu saja dengan bermain dan tidak meninggalkan berkas yang menyenangkan? Jika begitu, bukankah manusia itu terkadang suka khilaf? Hal yang lebih menarik lagi ketika sebuah pertanyaan menjadi renungan. Apakah selama ini yang telah saya lakukan sudah sepenuh hati? Setelah mengingat kembali, rasanya hanya ingin bungkam saja. Tak ingin membedah apa yang telah dikerjakan dan strategi apa untuk ke depannya.

Sayangnya, itu semua bisa menjadi sebuah ancaman bagi motivasi diri. Mungkin ketika berdiam diri saja akan merasa baik-baik saja dan emosi juga tidak terganggu. Namun ketika memberanikan diri untuk membedah diri bisa memungkinkan munculnya semangat baru dan ide brilian lagi. Perkara khawatir menghabiskan waktu dan tenaga begitu saja. Ya, kita memang harus mengingat lagi pada Sang Maha yang akan memastikan sebuah kekuatan dan keajaiban. Kepercayaan itu justru membangun rasa aman dalam diri.

Saya yang sekarang ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan orang lain. Harus lebih banyak belajar lagi. Terlebih lagi belajar melihat dan mendengarkan. Kemudian mengambil hikmah dari semua yang ada. Ya, seringkali ide yang tengah muncul itu hilang begitu saja ketika keegoaan menyapa.

Pada akhir tahun ini, entah mengapa saya sangat yakin sekali dengan rutinitas menulis ini. Tak malu lagi di mana saya berkecimpung. Semua ini tak terlepas dari teman-teman saya yang berada di komunitas. Baik itu Kompak dan Blogsum. Selain itu LP2IM dan FLP sendiri saya banyak belajar tentang tentang mempertahankan amalan ibadah yang tak terlepas dari ilmu pengetahuan di ranah jurusan. Mereka semua adalah orang yang sangat menginspirasi walaupun secara tidak langsung. Hanya dengan melihat keberhasilan saja saya turut bangga, senang, bahkan termotivasi menjadi orang baik lagi. Ya, berteman dengan orang-orang baik itu sungguh menyenangkan sekali. Seolah-olah saya memang harus menjadi orang baik juga dalam sekejab jika iman ini sudah mulai turun.

Honesty, Changes, Adventure
diaryharumpuspita.com
Semua ini berawal dari sebuah buku usang yang terbuat dari buku isi lima puluh lembar pada tahun 2017. Masih bisa dibaca dengan baik. Ketika saya membacanya ada begitu banyak coretan tentang perkembangan diri. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak lupa pula curhatan yang membuat saya senyum-senyum sendiri. Saya ingat sekali ketika malu membawanya ke mana-mana. Orang-orang yang berada di sekeliling saya banyak yang meremehkan. “Ngapain sih nulis-nulis apa yang mau dikerjain? Aneh.” Ada sesuatu yang menusuk hati seketika.

Hati ini mulai sedih dengan sendirinya. Saya sudah merancangnya untuk tahun 2017. Tentang misi apa yang harus bisa dilakukan. Belajar solat lima waktu dan bangun di sepertiga malam. Ternyata saya berhasil melakukannya dengan baik pada bulan pertama tepatnya Januari. Bulan-bulan berikutnya bahkan belum bisa sebaik bulan awal. Saya bisa mengingatnya ketika hanya kotak-kotak kosong yang tidak dicoret apapun. Itu berarti saya tak memiliki waktu untuk berbicara dengan diri dalam evaluasi kemajuan. Tetapi, tidak apa-apa setidaknya saya pernah mencobanya.

2018 Muslim Planner
diaryharumpuspita.com
Pada tahun ini sebenarnya saya bingung. Ada banyak istilah asing yang tidak saya ketahui. Waktu itu seseorang yang baik hati membagikan softcopy Planner ini di grub WhatsApp. Tentu dengan senang hati saya menyimpannya dan mencetak buku rencana tersebut dengan ukuran A4. Kalau bisa dibilang buku ini sangat baik sekali untuk seorang Muslim. Sayangnya bagi saya ini begitu berat. Amalan sunnah dan kegiatan rutinitas ini membuat saya ragu apakah bisa melaksanakannya. Lagi pula bentuknya yang besar membuat saya malu membawanya ke mana-mana. Takut ketahuan apa yang lakukan. Demi menyiasati hal tersebut. Saya membuat buku catatan sendiri yang terbuat dari kertas HVS kemudian dibagi menjadi delapan bagian. Kemudian menggunting dan menyatukannya sesuai dengan keinginan saya. Aman, ringan, dan bisa dibawa ke mana-mana. Sayangnya buku catatan gampang hilang dan tercecer entah ke mana setelah mengingat setiap bulannya berbeda.

Start Something Today
diaryharumpuspita.com
Buku Planning tahun 2019 yang selalu menemani saya di mana pun berada. Bentuknya yang tidak terlalu besar, cover yang tidak kentara membuat saya selalu yakin untuk menjadikan teman di kala kesepian. Bermula melihat sebuah instagram yang menjual buku ini secara online membuat saya tertarik untuk membelinya. Kalau bisa dibilang ini adalah buku pertama yang murni saya beli. Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki rencananya masing-masing. Ya, saya pun juga begitu. Entah mengapa setiap tulisan yang ada pada buku tersebut bisa menjadi kekuatan dan kenyataan bagi diri saya. Sejak saat itu, saya ingin selalu menuliskan hal-hal kebaikan dan bersemangat. Apalagi judul buku yang bertuliskan Start Something Today seolah benar-benar membuat saya memulai sesuatu yang baru setiap harinya. Bahkan saya tak menyangkah bisa menyelesaikan tiga novel di Storial, mulai beralih pada bisnis, bertemu dengan orang-orang hebat dan pengalaman menarik lainnya. Bahkan untuk bermain-main saja saya seolah tak bisa.  Walaupun begitu saya masih berusaha lagi membenahi diri menjadi orang yang terbaik versi diri saya.

If You Can Dream It You Can Do It Planner 2020
diaryharumpuspita.com
Buku rencana yang akan saya jalani di masa depan. Lagi-lagi dari tulisan tersebut membuat saya yakin untuk menggapai mimpi tersebut. Saya juga senang bisa juga berjualan buku ini hingga ke mana-mana. Meskipun harganya lebih mahal dari tahun sebelumnya. Segi kualitas dan pembaharuan sungguh sangat sesuai. Hal yang terpenting adalah ketika melihat buku itu sudah bisa menjadi amunisi bagi diri saya bahwa saya pasti bisa melakukannya. Lagi pula juga dikaitkan dengan Muslim Planner yang kegiatannya sungguh menantang saya sudah benar-benar siap.

Lalu bagaimana dengan resolusi diri? Sudahkah kita benar-benar menyelesaikan tujuan yang ingin dicapai atau hanya sekadar keberhasilan yang tertunda? Pengalaman ini mengajarkan saya untuk pentingnya meresolusikan diri. Setidaknya ada lima alasan mengapa kita perlu melakukannya.
1.      Mengevaluasi Diri
Tak terasa sudah setahun ini kita melakukan banyak hal. Mulai dari hal sederhana hingga tingkat yang lebih sulit. Pasti tak luput pula dari segala kekurangan dari diri. Maka temuilah kekurangan dalam diri lewat evaluasi. Misalnya masih sering terlena dengan waktu atau tidak disiplin. Apakah kita sudah percaya diri menjalani hari-hari yang telah berlalu? Lalu ubahlah itu semua menjadi sebuah kekuatan saat mengetahui strategi yang baik ketika melaluinya di masa depan nanti.
2.      Mengukur Kemampuan Diri
Setidaknya dengan mimpi dan kenyataan dapat pula kita menyimpulkan di mana batas kita bisa mengerjakan itu semua. Misalnya begini, saya juga pernah membuat target selesai mengerjakan skripsi dalam satu hari. Tapi itu semua hanya mimpi belaka dan tidak disesuaikan dengan kapasitas diri. Mengapa perlu memaksakan diri jika itu memang mustahil? Semua mimpi itu pasti punya fase tangga yang harus dilalui. Bukan asal loncat naik ke tangga paling atas. Bahkan lift sekalipun harus melewati lantai demi lantai menuju ke lantai berikutnya. Jadi, poin utamanya adalah ubahlah pemikiran menjadi realistis dengan mengukur kemampuan diri. Jangan paksakan jika tidak bisa mencapai target. Justru tetap bersyukur atas apa yang pernah dilalui.
3.      Merencanakan Hidup Lebih Baik Lagi
Masa depan yang cemerlang dan kebahagian. Semua orang memiliki kesempatan untuk itu. Hal yang pertama sekali adalah menyingkirkan rasa Baper alias bawa perasaan. Ya, meskipun perasaan itu bentuknya tidak bisa dilihat tetap saja ada. Libatkan pula pemikiran dalam merencanakannya. Buat sedetail mungkin seolah-olah kita benar-benar bisa melakukannya. Beranikan saja diri untuk merencanakannya. Tak perlu khawatir jika rencananya itu tidak terlaksana. Setidaknya kita pernah mencoba. Jatuh itu biasa. Sedangkan bangkit adalah hal yang luar biasa. Ingatlah, ketika kita mencoba untuk diam. Ada banyak orang-orang di luar sana mencoba bangkit dari keterpurukan.
4.      Menciptakan Semangat Baru
Anggap saja kita memang sudah benar-benar menuliskan mimpi itu di dalam rencana kita ke depannya. Otomatis ada dorongan tersendiri untuk lebih bersemangat dari sebelumnya. Saya sering mengalami hal seperti itu. Seketika terlintas pula beragam cara untuk mewujudkan cita-cita saya. Bahkan mampu membuat diri bahagia dengan sendirinya. Berani dan percaya diri turut hadir pula. Ini adalah fase paling menyenangkan bagi diri saya. Coba bayangkan saja, ketika bersemangat pasti semua terasa begitu ringan, tanpa beban, dan yang paling penting dengan sepenuh hati.
5.      Sebagai Doa dan Harapan
Semoga di tahun depan semuanya akan menjadi lebih baik lagi. Banyak hal-hal yang indah dan pengalaman luar biasa. Ya, pastinya ada harapan tersendiri bagi setiap orang. Harapan itulah terkadang bisa menjadi sebuah cahaya dalam kegelapan. Diam-diam menjadi sebuah doa agar semuanya bisa berjalan dengan baik. Kita memang perancang yang handal tetapi Sang Maha tetap menjadi penentu terbaik.

Kita kembali pada pengertian resolusi kedua dengan pengertian ketajaman suatu gambar yang dihasilkan oleh layar atau monitor. Jika layar tersebut diibaratkan seperti touchscreen smathphone yang sering kita pegang sehari-hari. Itu berarti yang menjadi pengendali segala aplikasi adalah kita sendiri. Nah, hubungannya adalah dengan setiap langkah yang hendak kita capai atau hal-hal apa saja yang kita lalui. Apakah resolusi itu sudah bijak kita gunakan. Jika di tempat yang gelap maupun terang. Maka resolusi tersebut akan disesuaikan pula. Begitu pula dengan resolusi yang kita punya. Sesuaikan pula dengan kondisi lingkungan.

Itu saja yang bisa saya sampaikan. Sampai jumpa di konten berikutnya. Mungkin kalian juga memiliki resolusi versi masing-masing. Kita bisa saling berbagi di kolom komentar.

Salam Rindu
Harumpuspita