Showing posts with label resensi. Show all posts
Showing posts with label resensi. Show all posts

Nostalgia Karangan Dedy Dahlan

Nostalgia Karangan Dedy Dahlan

Aku sedang mengincar tanda tangan yang ada di barisan sebuah kolom dalam kertas menuju pemberkasan wisuda bulan Agustus nanti. Sementara tanda tangan yang sedang diincar sudah kudapatkan dan tanda tangan kolom berikutnya mungkin bisa kudapatkan di kemudian hari.

Sejam lagi perpustakaan UNIMED akan ditutup. Bagiku kesempatan ini sayang sekali apabila dilewatkan begitu saja. Sejam, bagi seorang penulis sepertiku bisa mendapatkan 1000 kata yang setara dengan satu bab novel. Sedikit waktu, itu sangat berarti. Apalagi berada di tempat yang tepat dengan beragam inspirasi. Yap, tempat ini dulunya menjadi tempat paling indah dalam menyuarakan ketenangan dan kedamaian hati. Lagi pula, relung hatiku tiba-tiba kepikiran tentang sebuah outline novel.

Aku memasukkan tas ke dalam loker terlebih dahulu, membiarkan barangku tersimpan dengan aman di sana dijagakan oleh mesin penyimpanan loker digital. Tidak perlu kunci, hanya menekan tombol dan keluarlah barkot penyimpanan yang wajib disimpan. Setelah itu, tidak lupa pula membawa kartu perpustakaan sebagai tiket masuk ketika berada di pintu masuk.

Ruangan bawah perpustakaan merupakan ruangan terbatas bagi buku yang hanya bisa dipinjam selama tiga hari. Buku-buku yang berada di sana ditandai warna merah yang menandakan buku ini hanya sedikit jumlahnya di dalam ruangan. Bisa dijadikan sebagai senjata untuk sidang atau seminar proposal mahasiswa di saat genting. Makanya, tak banyak orang memilih tempat ini sebagai tempat peristirahatan dalam membaca buku. Kebanyakan berada di lantai dua ataupun di lantai tiga, khusus edisi skripsi dan tesis.

“Aku tak butuh buku,” pikirku seketika dan melihat deretan bangku yang masih kosong. Suasana dingin biasanya memberikan inspirasi lebih banyak dengan kepala dingin dibandingkan suasana panas dan terang benderang. Hanya saja, keberanianku masih sangat cemen. Bisa-bisanya aku merasa horor ketika kulihat deretan bangku dekat komputer begitu sayu. Jelas, tidak ada siapa pun. Yap, daripada aku ketakutan sendirian. Akhirnya aku memilih bangku yang terkena sinar Matahari.

Alhamdulillah, aku masih bisa membuka sebuah aplikasi Wattpad yang menjadi andalanku saat menulis. Aplikasi ini dengan sendirinya akan menghitung jumlah kata secara otomatis. Jadi, aku bisa menghitung kemampuanku dalam menulis. Menulis itu gampang, yang susah itu mencari inspirasi.

Inspirasi juga enggak bisa didatangkan secara tiba-tiba. Hanya saja, tiba-tiba bisa datang tanpa diundang dan menyelamatkan ide itu adalah ide yang terbaik. Momen yang sangat langka bagi penulis random sepertiku dan tidak membatasi ide yang tiba-tiba datang.

Aku baru mengetikkan dua ratus kata di dalam draft. Kemudian menyimpannya terlebih dahulu. Akan tetapi, setelah ideku datang lagi aku mencoba untuk menuliskannya lagi. “Yah, susah sinyal,” keluhku saat kutekan tombol menulis yang keluar hanyalah sebuah kanvas putih dan tidak bisa diketik sama sekali. Seakan tidak berhenti dengan ide, aku memandang ke depan dan netraku menangkap sebuah pemandangan dari buku yang berada di bawah pembatas meja.

Buku yang bersampul putih kuning itu tanpa tidak asing bagiku. Seketika ingatanku kembali ke masa zaman kuliah dulu. Aku pernah habis membacanya dan menuliskan reviewnya di dalam Wattpad. Kini, tentu saja aku lupa dengan apa yang kubaca. Maka dalam kesempatan ini kureview sekali lagi tentang poin penting apa yang dituliskan oleh pengarangnya. Ya, Dedy Dahlan merupakan seorang penulis buku best seller dengan karya populernya ‘Passion! –Ubah Hobi Jadi Duit.”

lakukan dengan hati karya Dedy Dahlan

Identitas

Judul Buku            : Lakukan dengan Hati

Penulis                  : Dedy Dahlan

Penerbit                : PT Elex Media Komputindo

Jumlah halaman : 214

Seperti yang terlihat dari cover depannya. Buku ini terdiri dari komposisi dua warna, yaitu jingga dan putih kekuningan. Jingga itu mengisyaratkan sebuah kreativitas. Yap, ia menguraikannya dengan konsep per konsep seperti halnya membangun konsep kreativitas tanpa batas.

Siapa sih yang tidak suka dengan melakukan sesuatu yang sesuai dengan hati kemudian dibayar pula? Tagline terdepannya adalah Sepuluh cara selalu enjoy dalam hidup dan berkarir. Maka dalam kesempatan ini akan kita bahas bersama.

1.      Meaning/Makna

Pemenuhan makna dalam hidup inilah yang paling utama. Seakan Dedy menanyakan sebuah pertanyaan, “apa makna menulis bagi Diary Harumpuspita?” Efek enjoy ini akan memberikan sebuah makna bahwa akan ada kepuasan dalam aktualisasi diri ke depannya. Sehingga yang melakukannya akan terus menerus meningkatkan kemampuan pada diri.

2.       Money/Uang

Kemarin abang yang kedua bertanya Henny. “Oh, Henny. Sampai kapan kamu akan terus begitu saja? Nggak ada hasilnya sama sekali apa yang telah kamu kerjakan. Kalau enggak bisa menghasilkan ya hijrahlah,” ujarnya berusaha meyakinkanku. Inilah definisi nyaman, tapi tidak aman. “Baiklah Bang, kalau sampai dalam tiga bulan ke depan enggak menghasilkan, Henny akan berhenti menulis.” Aku sudah menemukan makna menulis menjadi terapi paling mujarab tentang segala perihal yang tidak terucapkan. Sekali lagi, setelah kubaca kembali tentang langkah kedua ini, Dedy seakan mengabarkan bahwa pemenuhannya akan memberikan efek enjoy berupa pilihan dan ketenangan rasa aman.

3.       Goals/Tujuan

Hidup ini akan asyik kalau kita punya tujuan hidup. Itulah yang membuat diri berkembang dari hari ke hari. Penentuan tujuan yang diuraikan oleh Dedy Dahlan sama dengan penentuan RA Planner dengan metode SMART. Dampak dari tujuan yang emang benar sudah ditentukan adalah memberikan rasa kuat dari yang namanya Pencapaian.

4.       Flow/Mengalir

Hidup ini akan indah kalau rutenya mengalir. Ibarat sebuah motor berkendara di jalan tol, tanpa terasa eh, tahunya sudah sampai tujuan aja. Begitulah kalau seseorang sudah nyaman dengan apa yang ia kerjakan. Setiap prosesnya dinikmati dan membangkitkan fokus dan rasa nyaman.

5.       Variation/Variasi

Langkah yang kelima ini memberikan inspirasi baru apabila dilaksanakan. Sehingga pemikiran pun akan terus berkembang menyesuaikan lingkungan. Variasi di sini bisa dari rutinitas yang dilakukan, bisa juga dengan tempat yang sedang ditempati. Efek dari variasi ini ketika dijalani akan memberikan energi dan antusiasme.

6.       Rest and Recreation/Istirahat dan rekreasi

Istirahat itu perlu. Supaya mengumpulkan energi baru. Ibaratnya sebuah ponsel pintar yang perlu diisi dayanya. Begitupula rekreasi, akan memberikan rasa senang dan energi baru. Jadi, tak ada salahnya untuk memberi jeda pada diri ketika penat melanda dengan rekreasi datang ke tempat yang disukai.

7.       Love and Connection/Cinta dan Relasi

Cinta itu memberikan sebuah rasa tenang dan kebahagiaan. Alangkah indahnya apabila hidup dipenui dengan perasaan saling mencintai. Oke siip, sepertinya Diary Harumpuspita belum tamat tentang langkah yang ketujuh ini.

8.       Giving Back/Memberi Kembali

Saling berbagi itu menyenangkan. Apalagi berbagi kepada orang yang membutuhkan dalam bentuk apapun. Dampak dari giving back ini adalah memberikan rasa penting, tercukupi, bahkan berlebih.

9.       Faith/Keyakinan

Tak ada yang bisa menggoyahkan namanya keyakinan. Keyakinan kepada Sang Pemilik, bahwa hidup ini akan baik-baik saja. Dampak dari orang-orang yang keyakinannya kuat akan membangkitkan rasa tenang dan damai.

10.   Present/Kehadiran Penuh

Langkah yang kesepuluh ini memberikan artian kemampuan memusatkan diri pada apa yang ada saat ini. Bukan hanya hati saja, tetapi ke semua indera yang ada pada diri dimaksimalkan. Sehingga menghindari rasa galau.

Begitulah ke sepuluh langkah yang diberikan oleh Dedy Dahlan dalam bukunya. Hanya dengan membaca lebih lanjut, tentu akan memberikan dampak pengertian lebih dalam. Dedy merupakan orang yang konseptual kalau dilihat dari caranya menyajikan diagram. Sehingga buku ini termasuk inovatif. Berbeda dari buku yang hanya sekadar tulisan panjang lebar.

Belajar Ngeblog Melalui Ngeblog dari Nol

 Sebuah buku yang berdesain merah putih itu tergeletak di atas meja. Terlipat sedikit di ujung kanan atas. Aku mengamati sejenak, mengingat telah melahap lembaran tulisannya dalam satu hari. Hanya dalam rentang waktu tiga jam lamanya.

Seingatku, tak banyak daftar buku habis kubaca dalam sekejab. Lebih dari sepuluh menit biasanya aku tertidur, merasa lelah, dan masuk ke alam mimpi. Namun kali ini berbeda, rasanya seperti membaca novel dengan alur yang mengalir. Hingga tanpa terasa telah habis dibaca hingga halaman terakhir.

Waktu itu tepatnya hari Jumat. Aku ke kantor bersama dengan teman berencana mengisi rapor. Sementara anak-anak sudah pulang sekolah. Kak Dwi Ayu mengisi rapor dan Miranda menatap layar perseginya.

Aku melihat isi tas. Ada sebuah buku yang baru kemarin datang ke rumah. Kubuka perlahan plastik yang membungkusnya. Kemudian membuka lembaran awal. Ternyata sudah ada pembatas bukunya. “Wuah asyik dong,” ucapku kegirangan saat itu. Tidak perlu repot menandai dengan lipatan kecil di akhir bacaan. Tinggal meletakkannya di mana pun tulisan yang telah dibaca.

belajar ngeblog melalui ngeblog dari nol

Identitas Buku

Judul Buku           : Ngeblog dari Nol

Penulis                   : Widya Yulandari, dkk

Penerbit                 : Wonderland Publisher

Jumlah halaman : 181

Perjalanan ngeblog itu memang panjang ceritanya. Ia tidak bisa didapatkan hanya dalam satu malam menjadi blogger yang professional. Namun didapatkan dari hasil yang konsisten dan pantang menyerah. Begitulah yang disampaikan oleh Widya Yulandari yang sudah 12 tahun lamanya berkecimpung di dunia perbloggingan di halaman 90. Setiap orang menempuh jalur suksesnya sendiri. Tak ada yang terlalu cepat dan tak ada yang terlalu terlambat.

Buku ini seakan berbicara, mengabarkan dalam prakatanya bahwa, “pemula bisa Nge-Blog dengan sukses jika jalannya benar.” Ya, kita memang membutuhkan arah untuk berjalan dan menjadi blogger professional suatu hari nanti. Itulah yang saya tuliskan dan terpajang di dinding kamar tidur sebelum saya sakit. Berharap suatu hari nanti akan menjadi blogger profesional. Harapan itu, kini sudah saya ubah menjadi sebuah lembaran dan saya selipkan di buku catatan pribadi. Bukan lagi menemukannya ketika hendak berkaca, tetapi saat mengevaluasi diri.

Sambutan Para Penulis

Tiga prakarta awal sebelum memulai pelajaran ngeblog dari awal ini sungguh membuat saya termotivasi dalam menekuni dunia perblogingan. Seakan mereka bertiga mengatakan ‘ayo berjuang terus ngeblognya’ melalui rangkaian prakata masing-masing. Ketiga penulis itu tampaknya apik membawakan perjalanan ngeblog dari nol hingga ke titik puncak artikel yang bagaimana sih memikat para juri.

Sajian Pembuka Bab

Begitupula dengan sajian awal dalam bab pembuka dimulai dengan Kenapa. Kenapa menulis blog? Maka jawabannya pun sederhana. Pertama ngeblog supaya bahagia atau merasa senang dan kedua ngeblog karena pekerjaan, yaitu mendapatkan uang dari hasil menulis. Bagi saya, keduanya baik. Kalau bisa keduanya kenapa enggak?

Setelah melalui serangkaian kenapa barulah pada bab selanjutnya seakan diajak bersama membuat blog dari awal. Ada yang dari Blogspot dan ada pula yang dari Wordpress. Kita bisa memilih mau memulainya dari mana dan dijelaskan juga kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga pembaca yang merupakan newbie ini bisa menimbang ulang hendak memilih yang mana.

Bab Paling Penting

Tak hanya sekadar memilih tempat untuk ngeblog, buku ini mengajak pembacanya untuk membangun konten. Termasuk memberi judul yang asyik hingga garnish. Ya, garnish adalah pelengkap postingan supaya konten yang kita buat menjadi lebih menarik dan membuat orang betah berlama-lama membaca blog. Sehingga blog itu ibarat rumah yang nantinya akan didatangi orang-orang penting, yaitu pembaca.

Penulis juga menyertakan sebuah tips ngeblog untuk pemula pada bab selanjutnya. Mulai dari mengundang pembaca pertama. Kemudian merawat konsistensi dengan visi, planning, keasyikan, hingga menyadari tahapan proses. Pada bab ini pulalah saya baru mengerti dengan sebuah buku kosong lainnya yang bertuliskan blog planner. Ya, ternyata asyiknya ngeblog ini bisa dirancang sejak awal. Bisa dengan mengacu kalender yang menandai hari-hari penting lainnya.

Seakan tak hanya berhenti di situ saja. Cerita inspirasi lainnya dari niche yang berbeda juga disajikan. Seakan begitu mengalir kisah para blogger prosesional lainnya yang mengajarkan bahwa blogger itu tidak sendirian. Ada banyak yang sedang berjuang belajar menjadi blogger profesional juga.

Buku ini memang layak dimiliki oleh siapa saja yang ingin menekuni dunia perbloggingan. Saya sangat senang bisa memilikinya. Kalau butuh motivasi dan buntu ide bisa membaca ulang tahapan yang tersemat di dalamnya. “Kalau mau terjun menjadi blogger professional, harus berani berkorban waktu, pikiran, tenaga, dan materi.” Itulah yang disampaikan Ihwan Hariyanto di halaman 114 yang memberikan sebuah alasan tentang kenapa ia beralih ke top level domain. Alamat yang terkesan sungguh-sungguh dalam perbloggingan.

Sajian Akhir Bab

Lantas bagaimana dengan tulisan yang memikat para juri? Jawabannya bisa dibaca dan ditelaah sendiri bagaimana mereka menyajikan konten tulisan yang mengalir dibaca. Seakan sang pembaca memang harus membaca hingga akhir karena sangking mengalirnya.

Meskipun buku ini agak terkesan mahal karena ukuran A5, tetapi sesuai dengan kualitas kertas putih yang digunakan enggak gampang buram. Hal yang lebih pentingnya lagi adalah ilmu di dunia bloggingnya sampai ke hati.

**

“Yeay … akhirnya selesai juga,” ucap kak Dwi merasa kegirangan setelah ia mengisi rapor yang terakhir.

Sementera aku hampir selesai membaca buku di detik-detik terakhir. “We … terima kasih ya, aku jadi habis menamatkan satu buku juga nih.”

Tak ada yang sia-sia bukan? Bersyukur, buku ini menjadi peneman paling serius dalam menunggu. Aku pun tidak perlu mengantuk saat membacanya.


Di Balik Tulisan yang Memikat Juri Lomba Blog

Di balik tulisan yang memikat juri lomba blog

Jatuh cinta pada pandangan pertama. Seolah ini merupakan kisah cinta yang sangat berarti dan berkesan di mata orang memandang. Begitulah sebuah buku Blog At First Sight tentang sebuah tulisan yang memikat pembaca pertama, termasuk penulisnya sendiri dan para juri.

Buku ini merupakan buku yang paling ditunggu banyak orang. Meskipun berasal dari antalogi beberapa penulis yang beken (terkenal). Kisah-kisah mereka tersemat dalam harapan paling dalam. Semoga bermanfaat bagi banyak orang. Maka dalam rentang waktu seminggu pembeliannya melalui pengarahan Instagram, buku ini sampai kepada pemiliknya yang baru, yaitu saya (Diary Harumpuspita).

Judul                     : Blog At Firs Sight

Penulis                  : Janu muhammad, dkk

Penerbit                : Dandelion Publisher

Jumlah Halaman : 142

Pekara tujuan, kadangkala banyak orang yang tidak mengerti bahwa tujuan masing-masing hanya diri yang tahu seberapa lama akan tercapai. Namun yang paling utama adalah restu dari orang-orang terdekat. Betapa hal itu bisa menjadi kekuatan penuh bagi seorang pejuang. Terutama dalam menulis. Sama yang dikatakan oleh Nabila Ghaida Zia.

“Agar tujuan kita bisa tercapai, selaraskan doa kita dengan orang-orang yang memberi restu pada kita.” (Halaman 73)

Semoga suatu hari nanti Diary Harumpuspita menemukan seseorang yang bersedia menjadi pundak utama dalam pemberi semangat dalam berjuang. Begitu pun bila tidak, orang-orang paling dekat bisa menjadi support system dengan keterbukaan hati. Begitulah harapannya, saya menjadi tahu bahwa menulis itu seperti cinta. Cinta yang direstui akan berjalan seperti jalan tol. Apabila tidak direstui akan berliku.

Hal yang lebih menarik dari salah satu sosok yang pernah saya kagumi tulisannya adalah kutipan kata mutiara dari Adhi Nugroho. Selain rutinitasnya dengan segudang kesibukan kantor. Ia juga sering memenangkan lomba blog. Bukan hanya tulisannya yang memikat hati melalui pembawaan yang menarik dengan diksi ala novel yang sering saya baca. Namun juga disematkan infografis yang menarik hati hingga membuat orang betah berlama-lama membaca tulisannya.

Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak berkompetisi dengan siapa pun, kecuali diriku sendiri. Bukankah kita dituntut untuk selalu berupaya agar hari esok lebih baik daripada hari ini? (Halaman 84)

Menarik ya … ia tidak menjadikan orang lain sebagai rival. Namun dirinya sendiri, menyajikan sesuatu yang begitu luar biasa menarik hati melalui tulisannya. Ternyata, ia sedang berkompetisi dengan diri sendiri. Berusaha menjadikan tulisannya dari hari ke hari menjadi lebih baik dan tentunya bermanfaat. Kalau begitu, Diary Harumpuspita bisa menemukan berkompetisi juga dengan diri sendiri. Yap, harus bisa menjadi  yang terbaik dari hari ke hari.

Setuju nggak kalau sebuah perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah, yaitu keinginan berjuang dengan denyut nadi passion? Firmansyah mengadopsi kutipan pribahasa dari Bahasa Inggris, yaitu A journey of thousand miles begins with a single step. (Halaman 88) Menariknya ia bukan hanya seorang blogger, tetapi juga seorang guru di sekolah Pesantren Daar e-Qolam 2, Tangerang. Betapa guru ini menjadi role model terbaik untuk anak didiknya.

Ada lagi kisah menarik lainnya dari Ferry Aldina yang berkeinginan menikah dengan mahar sebuah buku yang ia sebut dengan Jomlogger. “Ketika kita yakin dengan menulis bisa membahagiakan diri sendiri dan orang lain, lanjutkan menulismu. Niscaya keinginanmu bisa terwujud dengan izin-Nya.” (Halaman 116) Aamiin ya rabbal alamiin.

Begitupula dengan Diary Harumpuspita. Tetap gigih, walau orang lain yang di sekeliling memandang berbeda dari kacamata mereka. Yap, Diary Harumpuspita sangat suka menulis. Maka menulis adalah sebuah terapi rasa hati yang tak kesampaian. Rasa hati paling dalam dengan kebebasan pendapat yang tersalurkan dengan gayanya masing-masing. Itulah mengapa seorang blogger tidak hanya memiliki satu talenta saja berupa tulisan, tetapi banyak sisi. Harus bisa memposisikan sebagai pembaca yang akan betah berlama-lama datang ke rumah seseorang. Maka penulis pun harus menyajikan hal yang berbeda pula kepada pembacanya. Bisa itu dengan menyajikan tulisan yang menarik hati dan juga pendukung lainnya.

Alhamdulillah, telah sekian lama sudah terbaca buku ini dan baru bisa diresensi. Buku ini ringan dibawa dan sangat asyik jika dibaca saat waktu luang dengan memilih topik mereka secara acak maupun berurutan. Semoga suatu hari nanti, Diary Harumpuspita bisa bertemu dengan mereka di masa yang akan datang. Aamiin ya rabbal alamiin.

Belajar Bersahabat dengan Orang Tua

Judul Buku         : Solusi Galau dengan Keluarga  Penulis                : Ave Ry

Judul Buku         : Solusi Galau dengan Keluarga

Penulis                : Ave Ry

Penerbit              : Zikrul Hakim

Jumlah halaman : 64

Keluarga adalah tempat bertumbuh seseorang pertama kali dalam hidup. Itulah mengapa, kehidupan seseorang itu bisa terbentuk dengan yang namanya keluarga. Keluarga adalah lingkungan yang paling dekat setelah diri sendiri.

Suatu hari engkau akan menemui keluarga sebagai pengobat rasa sakit dan resah yang menggelisakan. Nuansanya indah dan membuat engkau akan terus berprestasi, semangat, optimis, dan tidak mudah menyerah.

Suatu hari engkau juga akan menemui keluarga yang kepulangannya tidak ingin ditunggu. Takut akan berhadapan yang punya terlalu cemburu padamu. Kenapa? Tentang sesuatu yang tidak diterima oleh hati. Hatimu pergi entah ke mana, tapi yang jelas hatimu sedang tidak ada di rumah. Itulah mengapa, pulang ke rumah bukanlah jawaban yang tepat dari serangkaian masalah terpendam, menumpuk, dan tak tahu apa lagi.

Berbeda dengan buku yang satu ini Solusi Galau dengan keluarga. Walaupun tidak banyak, tapi cukup menarik untuk diperbincangkan dan dicari solusi bagaimana sebenarnya yang terjadi. Mengapa dan seperti apa mengatasinya. Terlebih lagi dalam berkomunikasi dan berakhlak kepada orang tua.

Sebaik apa pun materi komunikasi, bila tidak dilandasi kepercayaan, maka komunikasi bakalan sulit, dan cenderung nggak efektif.  (halaman 50 ) Kunci komunikasi adalah kepercayaan, dan kunci kepercayaan adalah layak dipercaya.

Begitu pula penulis buku ini menyajikannya dengan singkat dan padat. Sehingga didapatlah sebuah kesimpulan perihal tugas dan kewajiban seorang anak kepada orang tua, yaitu :

1.     Sayang kepada orang tua

2.     Patuh terhadap perintah orang tua

3.     Menjadi anak yang baik

4.     Rajin belajar

5.     Rajin ibadah dan mendoakan orang tua

6.     Selalu siap membantu orang tua

7.     Tidak membuat marah orang tua

8.     Berupaya menjadi orang yang mandiri dan mapan

9.     Menjaga nama baik keluarga dan orangtua

Ketika diri mulai beranjak dewasa, bukan lagi saatnya disuruh-suruh, tetapi pemikiran yang mulai sejalan atau disesuaikan dengan situasi. Kepribadian sang anak pun sudah terbentuk, sehingga kadangkala ditemukan pula ketimpangan dalam berkomunikasi. Cara berkomukasi pun mulai berbeda. Umur yang sudah dewasa itu seharusnya menjadi sahabat bagi orang tua. Buku ini pun membagi kiat-kiat bagaimana caranya bersahabat dengan orang tua.

1.     Sadari peredaan

2.     Minta penjelasan apa yang sebenarnya mereka inginkan

3.     Dengarkan mereka

4.     Pahami perasaan orangtuamu

5.     Mereka juga mengalami perubahan

6.     Mintalah dukungan untuk segala tindakanmu

7.     Yakinlah mereka bahwa kamu bisa dipercaya

8.     Berkomunikasilah dalam segala hal

Selain kepada orang tua, buku ini juga membahas interaksi kepada saudara, yaitu adik dan kakak. Lalu bagaimana sikap kakak kepada adiknya?

“hak adik kepada kakak seperti hak anak kepada orangtua.”

“bukan termasuk golongan kita (umat Nabi) orang yang tidak punya kasih sayang kepada adik (anak kecil), dan tidak tahu hak terhadap orang besar (kakak).” (halaman 57)

Sekali lagi, buku ini ringan dibaca karena memiliki kelebihan halaman sedikit, ilustrasi menarik, dan tentunya berwarna. Sehingga buku ini bukan hanya cocok untuk dibaca oleh para remaja, tetapi juga para orang tua.

The Changemakers Bersama Jabbar Ali Panggabean

Pembawa perubahan dan berhati mulia adalah orang-orang yang hebat. Bagaimana tidak, di zaman ini masih banyak yang lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan orang lain. Namun malah ada yang berusaha membawa peradaban menjadi lebih baik lagi. Mari kita temukan dalam sebuah resensi buku kali ini. Buku yang akan memotivasi diri untuk bermanfaat bagi orang lain. 

Cover depan buku the changemakers karya Jabbar Ali Panggabean

Identitas Buku

Judu Buku           : The Changemakers 

Penulis                 : Ali Jabbar Panggabean

Penerbit               : Qalifa Media

Tahun Terbit        : 2020

Jumlah Halaman  : 336

Tentang Penulis menurut Diary Harumpuspita

Kali pertama bertemu di akhir April 2018, saya mengikuti kegiatan Lembaga Penalaran dan Penelitian Universitas Negeri Medan dan beliau bersama Bang Dicky yang dari Unimed menjadi pembicara di depan podium. Temanya adalah NGOOPI (Nongkrongnya Orang-Orang Peduli Prestasi). Entah kenapa kini aku pun lupa dengan prestasi apa saja yang pernah diraih dan asyik sibuk memperbaiki diri jungkir balik enggak karuan. Oke skip, kembali ke laptop. 

Waktu itu saya tidak tau kalau beliau merupakan seorang penulis buku. Yah, saya follow saja di Instagram sebagai seseorang yang merasa bangga bisa ketemu beliau. Kharismatik, itu sih yang terlintas di benak saya. Suatu hari saya melihat postingan beliau tentang bukunya dan mulai saat itu saya berpikir bahwa Diary Harumpuspita memang harus mengikutinya juga. 

Nah, ketika ia membuka open pre order bukunya. Langsung saya ikutan dan menyelesaikan transaksi. Saya bilang ke teman saya bahwa ada orang hebat yang ingin saya bahas. Namun sayangnya belum kunjung datang. Saya tetap menunggu dan tidak tau kenapa hati ini bilang, tunggu aja. Pasti datang kok dan penantian itu sudah berakhir dalam satu tahun, tiga bulan, 17 hari. Jingkrak tak terkira ketika saya menerima paketan itu sampai di tangan saya. 

Terakhir kali bertemu beliau dan beliau tidak tau aku adalah saat BBW 2019. Waktu itu saya melihat beliau bersama temannya ke barisan buku-buku non fiksi. Wew, saya salah tingkah seperti apa ya. Hm, fans yang ketemu idolanya. Haha … well, teman saya pun ikutan antusias kalau pasal yang beginian. Sempatnya juga sih, terbit satu cerpen di wattpad karena saking menarik mungkin bagi saya. 

Nah, itulah yang terlintas di benak saya tentang beliau. Ternyata, setelah membaca buku beliau. Malah semakin wow rasanya. Saya tahu tentang pemikiran beliau yang cerdas, pantang menyerah, tidak kenal lelah dan kalau kalian ingin meminjam buku ini dari saya pun boleh juga. 

Sebaik-baiknya waktu adalah yang digunakan untuk berhenti berkeluh kesah tentang masa lalu, dan yang digunakan untuk mulai bergerak ciptakan perubahan di masa depan

Resensi

Buku ini ditulis dalam tiga bahasa. Indonesia, Inggris, dan Jerman dalam kata mutiara di awal bab. Multibahasa dan memang menggambarkan sosok orang yang paham dengan pengkodean. Bahasa Jermannya jelas bermakna. Bahkan menganalisa buku ini dalam kurun waktu satu minggu pun kurang menurut saya. Jadinya, ingin belajar lagi dan belajar lagi apa sih maksudnya yang ingin dia sampaikan. Ringan-ringan, tetapi berat juga. Namun secara keseluruhan saya paham. 

Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah dengan tenang dan sabar. –Umar ibn Khattab, Penakluk Kerajaan Persia dan Kerajaan Romawi. Ini adalah sebuah Quotes dari sumber yang tidak asing lagi ya kan. Setiap babnya disajikan dengan jenis tulisan yang berbeda dari yang lain.

Berbicara tentang kemenangan. Jabbar menuliskan bahwa, "jika menang adalah tujuan. Maka merancang masa depan yang baik adalah setengah dari kemenangan itu." (Halaman 29) Prinsip inilah yang membuat seorang planner di dalam hidup menjadi lebih tertantang dalam merealisasikan mimpi-mimpi yang belum terwujud. Begitu pula dengan konsep para pembawa perubahan untuk negeri. Jabbar menjelaskan kembali bahwa para Changemaker sejati inilah yang merupakan perancang masa depan. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga masa depan tanah air. 

Uniknya, Jabbar menggabungkan kisah inspirasi dari berbagai sumber. Salah satunya dengan kisahnya BJ Habibie, para nabi terdahulu, hingga kisah Einstein. Sebuah pembahasaan yang sangat menarik ketika diulas.  

Rudi, suatu hari kelak banyak orang yang mengamati kamu. Banyak orang yang mengenal kamu. Kamu akan menjadi orang yang paling kesepian di dunia karena mengambil keputusan sendiri, ‘dan kini,” lanjut B.J Habibie, “Saya sudah mengalaminya. Saya harus menghadapinya dan mengambilnya: keputusan sendiri secara cepat.” (Halaman 58)

Begitu pula dengan apa yang disampaikannya. Ada kalanya diri memang perlu mengambil keputusan sendiri atas dalih pertimbangan waktu, secara rasional, dan cepat. Not all readers are leaders, but all leaders are readers. Tidak semua orang yang suka membaca adalah pemimpin. Tapi semua pemimpin adalah orang yang suka membaca. Begitu kata Hary Truman. (Halaman 74)Sejatinya semua pemimpin adalah pembaca. Termasuk pembaca situasi yang ada. Sehingga membangun kepekaan pada diri.

Sekali lagi, buku ini memang tidak akan habis ketika diulas. Saking banyaknya hal yang paling menarik untuk dikisahkan. Mulai dari pekara niat, mimpi, persebaran rencana hidup, hingga bab khusus untuk wanita.  Namun satu hal yang pasti buku ini memang untuk para pembawa perubahan. Baik itu laki-laki maupun perempuan. 

Setelah membaca buku ini, perensensi menyadari tentang jalan pemikiran dari Jabbar itu sendiri. Ialah  mahasiswa cerdas yang tidak pantang menyerah dan cita-citanya begitu mulia, yaitu membangun peradaban. Begitu pula kata-kata mutiara yang tanpa disadari telah membawa motivasi yang tinggi bagi pembacanya.

Buku ini sangat direkomendasikan kembali untuk orang-orang yang ingin membawa perubahan dalam hidup. Termasuk juga seorang pemimpin. Walaupun begitu, kita semua adalah pemimpin bagi diri sendiri.


Romantisme Bapak dan Ibu Negara (Habibie dan Ainun)

Mari kita cerita tentang bagaimana romantisnya kehidupan mereka sebagai bapak dan ibu negara. Seseorang yang memiliki otak cermerlang dan sangat menginspirasi di dalam kehidupan. Rasanya, sungguh mengagumkan. Buku ini adalah versi buku kedua dari Habibie karangan Makmur Makka yang saya baca. Sebuah kisah nyata yang diambil dari berbagai sumber.

Kalau ngebahas cerita Pak Habibie ini membuat saya begitu antusias karena memang suka banget dari dulu dan kebetulan jurusan saya di perkulihan bersinggunggan. Yap tentang fisika dan pasti ada hubungannya dengan penerbangan. Jadi, kalau seandainya saya lelah dengan belajar di jurusan ini karena saking ngerasa sulitnya. Oh, tinggal ingat Pak Hibibie dan Jerman.

Okay Fix, biar dilanjut versi ngeresensinya.

Identitas Buku

Judul Buku            : Habibie (Kecil Tapi Otak Semua 2)

Penulis                   : A. Makmur Makka

Penerbit                : Edelweis

Tahun Terbit        : Juli 2011

Jumlah Halaman : 175

Pada bagian awal kita akan melihat sajian foto-foto beliau dengan sang istri tercinta. Mulai dari beliau yang masih anak-anak, foto pernikahan, hingga pemotretan terakhir di Jerman ketika musim semi. Kulitas kertasnya premium, bukan hitam putih dan membuat kita seolah menyaksakin kehidupan beliau.

Meskipun jumlah halamannya mencapai 200. Namun buku ini jelas ringan dibaca, berasa membaca semi novel karena ada kisah perjalanan beliau dan ehem kisah cintanya dengan ibu Ainun. Saya beneran mewek ketika membacanya, mau lanjut takut baper karena begitu terharunya dengan sosok BJH dan sang Istri. Sungguh, sangat bisa dicontoh bagaimana mereka menyikapi satu sama lain.

Tiada Musuh dan Kebencian (Semua orang pada dasarnya baik). Itulah yang menjadi tagline utama di dalam buku ini. Kita akan bisa melihat bagaimana pemikiran baiknya beliau dan pasti akan ada rasa tenang dalam berjalan di dunia ini.  BJH berkata, “Anda tidak akan pernah dipisahkan dengan bayang-bayang. Anda tidak akan pernah bisa menghindar dari bayang-bayang Anda dan Anda tidak perlu takut dengan bayang-bayang Anda. Jika Anda tidak mau menyatu dengan bayang-bayang Anda, hanya ada satu kemungkinan Anda akan hidup dalam kegelapan yang sejati.” (Halaman 43)

Intinya kita itu tidak perlu takut dengan diri kita sendiri, takut akan kelemahan diri sendiri dan sebaiknya tetap maju. Jadi teringat deh, kalau mau maju ya maju aja. Enggak usah mundur-mundur. Selain itu, BJH menyatakan bahwa setiap generasi itu selalu berkesinambungan karena tidak akan ada generasi baru jika tidak ada generasi lama. Apalagi terjadi secara tiba-tiba. Itulah mengapa kita memang harus belajar dari para suhu.  

Ada fakta menarik yang baru diketahui di dalam buku ini bahwa pada tahun 1955 tidak ada satu pun orang Jerman yang mau belajar insdustri pesawat terbang karena pada waktu itu industri pesawat terbang dilarang akibat Jerman kalah perang. Sehingga orang-orang yang belajar di sana adalah 80% berasal dari Indonesia, sedangkan sisanya berasal dari negara lain. Itu berarti semangat orang Indonesia dalam memajukan peradaban sudah banyak.

Hal yang menjadi bagian romatisme dalam buku ini adalah spesial bab tentang Habibie dan Ainun pada bagian sub bab berikutnya ketika BJH mengumpamakan lolos dari black hole atau yang sering disebut lubang hitam sosok kegelapan dalam hidup. Jujur, ini sedih saya ngebaca sembari jantungan saat menceritakan bagaimana ibu Ainun berhasil dilarikan ke rumah sakit dan segera dioperasi dan alhamdulillah selamat. Dokter di situ mengatakan Anda sudah sangat tepat sekali membawanya. (Fix, saya jadi teringat ketika ngebawa ayah saya yang sedang sakit, tapi yah sudahlah).

“Ingat, kamu itu bukan Superman,” ucap Ibu Ainun (Halaman 98). Sebuah kalimat romantisme yang memberikan sebuah penegasan dan kasih sayang. Ibu Ainun rajin sekali mengingatkan BJH supaya untuk selalu minum obat. Maka benarlah, siapa pun yang menyaksikan kisah beliau akan memberikan pencerahan bahkan ada pembaca Buku Habibie dan Ainun yang tidak jadi cerai dan selalu ada hikmah untuk berbuat amal kebaikan

‘Mimpi’ BJH terhadap anak-anak intelektualnya (Saya akan menggandakan diri saya menjadi 1.000) (halaman 118). Begitu mulialah niat beliau dalam membangun negeri ini. Kalau dibilang, ia termasuk orang yang sukses. Namun ia memilih untuk pulang ke Indonesia dan membangun negeri ini dibandingkan dengan berada di Jerman. Terlebih lagi beliau sangat mengutamakan bangsa sendiri ketika beliau melihat situasinya sedang maraknya impor dari luar negeri.  “Kalau anda membeli produk dari sana, artinya anda membeli jam kerja di sana, akhirnya gigit jari karena tidak ada penyerapan,” ucap BJH (halaman 140). Logikanya sangat benar sekali. Fenomena saat ini kita melihat yang katanya banyak pengangguran. Padahal itu tadi, seharusnya kita yang bergerak menjadi tim produksi dibandingkan dengan tim komsumtif yang mengadalkan dari produk impor.

Pada masa reformasi ada sebuah guyonan tentang BJH bahwa Habibie disebut sebagai the right man in the wrong time. Megawati disebut sebagai the wrrong woman in the right time  dan Gus Dur disebut the wrong man in the wrong time. Sehingga benarlah bahwa ini bukanlah dunia BJH yang sebenarnya. Makanya pada waktu itu pemerintahannya hanya selama 1 tahun 5 bulan. Waktu itu saya masih baru lahir nih.

Buku ini memang sangat mood boaster  bagi saya. Selain bisa dibawa kemana-mana karena ukurannya A5 dan ringan. Kalau diselipin di buku Planner saya masih bisa nih. Pembahasannya ringan, berasa ngemil dan buat kenyang juga. Pokoknya benar-benar rekomen banget buat para calon penggerak, pemimpin bangsa, atau yang belajar perihal cinta sejati. Kalimat yang menyatakan bahwa ibu Ainun itu hanya berada di dimensi lain rasanya ngebuat hati tenang.  

Mau baca, di mana kira-kira?

Buku ini bisa dibeli sama penerbitnya, toko buku, atau di e-commerce ada kali ya. Kalau saya mah meminjamnya di Perpustakaan Daerah Sumatera Utara di kelompok fiksi selama dua minggu. Mungkin kalau kalian mampir bisalah, main-main di sana dengan menjadi pembaca on the spot atau peminjam seperti saya.

Oke, Next … sampai jumpa di resensi topik lainnya.

Kasyaf, Perempuan Penglihat Dosa

Bagi saya, sebelum membaca Kasyaf ini belum tahu tentang apa. Namun setelah mengikuti alur cerita Mbak Susan Arisanti ini membuat saya memahami betul makna judul yang unik tersebut. 
    Kasyaf merupakan istilah agama islam yang berarti dapat melihat hal ghaib melalui mata hati seolah-olah nampak dengan mata kasar.
Menarik sekali bukan? Bahkan saya sendiri pun mengetahui isyarat di kemudian hari biasanya dengan mimpi. Cerita ini memang tidak biasa. Namun ada.

 Judul Buku : Kasyaf

Pengarang   : Susan Arisanti

Penerbit       : Parawansa Production

   Sama seperti novel Mbak Susan Arisanti yang lainnya. Kali ini, tema yang diangkat merupakan genre Thriller dengan latar tempat Pesantren. Bedanya bukan tentang kasus teroris. Melainkan sebuah hubungan yang tidak bisa dihindari secara takdir. Penulis yang juga merupakan seorang guru ini begitu apik dalam memaparkannya. 

  Jika dalam penulisan novel lainnya dengan bahasa yang ringan. Tulisan Mbak Susan selalu memaparkan rangkain kata dengan beragam diksi. Terlebih lagi menghubungkan ilmu alam dan pengetahuan agama di dalam penguraiannya. Baik dalam dialog maupun deskripsi pemikiran sang tokoh. 

    Pengambaran emosi begitu detail sehingga pembaca akan berpetualang pada ragam perasaan dan logika. Kita akan dibuat campur aduk tak menentu saat mengikuti alurnya tahap demi tahap. 

Sinopsis

    Bagaimana rasanya jika seseorang bisa melihat dosa ketika bertemu dengan orang lain hanya dengan menyentuhnya? Bisa dibayangkan betapa tidak siapnya diri saat menghadapinya. Ragam ketakutan menghantui diri seakan berada di dalam mimpi buruk. 

    Jeya merupakan tokoh utama dari kisah Kasyaf. Bisa melihatnya sejak sepuluh tahun yang lalu setelah kejadian buruk menimpa dirinya. Sehingga ruang lingkupnya menjadi introvert meskipun ia sendiri ditempatkan sebagai kepala keamanan santri putri. Hanya dirinya sendiri yang memahami dirinya. Sikapnya menjadi begitu berani dan tidak lagi menangisi keadaan dirinya. 

    Hanya saja, semenjak bertemu dengan Abang Nisma, Hammuka yang merupakan seorang polisi. Ia mulai merasa dirinya aneh. Kekuatannya dalam melihat dosa tidak bekerja. Sehingga ia merasa nyaman tanpa perlu takut akan melihat dosa orang lain. Pada bagian pertemuan mereka terkesan lucu dan unik. Pembaca akan dibuat senyum sendiri saat membayangkannya. 

    Kejadian berikutnya membuat mereka harus bertemu saat Nisma menginginkan Jeya menjadi kakak Iparnya. Sehingga mau tidak mau bertemu. Namun bukan berarti kejadian berikutnya memang dirancang oleh Nisma sendiri. Melainkan kejadian lainnya yang tidak bisa dipungkiri merujuk pada kasus di pesantren. Sahabat Jeya sendiri terbunuh. 

  Begitulah kisah misteri dan ketegangan semakin nyata. Seolah sedang berada di teka-teki mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya. Hal yang lebih membuat gemas adalah menyaksikan keberanian Jeya dalam menangkap pelaku.

Persahabatan itu tidak dibentuk atas dasar perbedaan, bisa diandalkan dan bisa memahami melebihi siapa saja. Rasanya, begitulah defenisi sahabat baginya. Tak peduli apa agamamu, sukumu, warna kulitmu, persahabatan terlalu norak kalau dipilah-pilah untuk hal semacam itu. Sebab, kasih sayang selalu mencakup apa saja dalam peradaban serta menjadi alasan yang paling primitif bagi manusia.

 Selain bumbu pertemuan yang disandingkan oleh cinta antara Hammuka dan Jeya. Kisah ini semakin menarik ketika pemeran pendamping yang selalu ada terlibat, yaitu Vanno. Teman Hammuka yang berada di kantor polisi. Kehadiran pemeran pendamping itu semakin turut berarti. 

   Meskipun karakternya Hammuka yang di awal begitu tegas sedangkan di masalah cinta menjadi aneh. Rasanya masih nyambung. Sebab tokoh yang terlihat sempurna sekalipun tidak ada yang benar-benar sempurna. Pasti ada kekurangan dalam diri dan itu merupakan hal yang manusiawi.

 Begitulah kisah Kasyaf yang mengajarkan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Itulah yang membuat para tokoh di kisah Kasyaf memiliki karakter yang kuat. Tak terlepas bagaimanapun kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

   Bahkan seseorang yang terlihat buruk dari luar belum tentu benar-benar buruk. Begitupula sebaliknya. Seseorang yang terlihat baik belum tentu benar-benar baik. Kita tidak akan pernah mengetahui sosok orang tersebut, sebelum benar-benar dekat. 

Kelebihan dan Kekurangan

    Gaya bahasa di kisah Kasyaf ini sama seperti novel Mbak Susan yang lainnya. Tidak ada kata yang sia-sia atau berbelit-belit. Padat dan memiliki makna tersendiri dalam setiap penguraian adegan. Hanya saja kurangnya sedikit di penggambaran latar tempat dalam mengekplorasi lingkungan. Jika biasanya dipaparkan begitu detail. Kali ini disajikan seperlunya. 

Kesimpulan

    Cerita ini sangat cocok sekali bagi pembaca yang suka genre thriller. Apalagi yang memiliki pengetahuan di bidang hukum dan ilmu alam. Cerita Mbak Susan inilah yang membuat saya yakin untuk menjadi seorang novelis sesuai dengan ranah bidang yang digeluti. Bukan hanya sekadar hiburan belaka. Ranah pengetahuan yang disajikan pun menjadi sangat berarti. 

Cerita ini masih bisa diakses lewat Wattpad dan sudah diterbitkan melalui Parawansa Production. Jumlah viewers-nya pun mencapai 1 M. Benar-benar merupakan angka yang fantastis. Rasanya tidak rugi jika memiliki novel cetaknya. 

Daftar Isi Resensi Diary Harumpuspita


Suka baca?
Iyes dong. Hm, sayangnya saya sering suka lupa. Makanya nulis. Eh ...
Nah, berhubung saya ingin menjadi seorang penulis buku yang karyanya layak dibaca dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Rensensi buku merupakan jembatan saya untuk menambah pengetahuan. 
Rencananya sih, target membacanya banyak untuk tahun ini. Minimal, ya seminggu sekali. 

Berikut ini, merupakan daftar buku atau karya yang pernah saya baca. 
Terima kasih yang sudah mampir. Bila ada yang ingin request karyanya diulas, dengan senang hati saya menerimanya. 
 Supaya memudahkan teman-teman sekalian untuk mencarinya. Maka saya buat formatnya seperti ini ya. 

Penulis-Judul Buku

Belajar Keuangan Bisnis Bersama Sadar Finansial

 Siapa yang tidak kenal dengan yang namanya uang? Faktanya, sejak kecil kita memang selalu dihadapkan dengan uang sebagai alat pembayaran suatu barang. Saya pun juga begitu. Hanya sekedar menerima kemudian dikeluarkan lagi begitu saja. Tanpa perlu tahu memikirkan bagaimana mengolahnya. 
    Setelah beranjak di umur ke 23 tahun ini. Barulah saya menyadari bahwa mengelolah keuangan itu sangat penting. Tidak bisa seenaknya saja tanpa memperhitungkan dampak di kemudian hari. Terlebih lagi bertekad untuk menjadi seorang pembisnis di kemudian hari. Kesannya juga sama. Kok enggak dari dahulu kala saja ya? 

Identitas Buku

Judul Buku : Sadar Finansial (Pahami Alurnya, Nikmati Duitnya)
Penulis            : Bag Kinantan
ISBN                : 978-623-7035-89-3
Penerbit         : CV. Uwais Inspirasi Indonesia
Tahun Terbit : 2019
    Selama ini yang terselip di dalam pemikiran adalah uang ya uang. Tidak terpikirkan sedikit pun bagaimana mempelajarinya. Apalagi bisa menyejahterakan hidup di kemudian hari. Bag Kinantan memaparkannya di awal dan memberikan gambaran umum tentang apa yang terjadi tentang penyimpanan uang selama ini. 

  Melalui Sadar Finansial, semuanya dikupas tuntas dengan cara yang sederhana. Mulai dari pembahasan yang ringan hingga kompleks sekalipun. Termasuk perihal nominal uang yang angkanya bisa saja membuat pusing. Uniknya, pembahasan yang dipaparkan melalui dua karakter berbeda. Kita seakan diajak berdiskusi secara langsung dan terlibat di antaranya. 

Tema yang diangkat

    Penulis yang sehari-harinya mengajarkan keuangan usaha ini menyelipkan pengalamannya melalui pembahasan dua karakter tokoh Mundar dan Mandir. Dua karakter tersebut yang menjadi penguatan dalam membawa pembahasan tentang keuangan. Rasanya seperti diskusi santai, tetapi serius. 
    Jika selama ini penyimpanan uang hanya berada pada satu tempat saja. Justru sebaiknya dipisahkan menjadi beberapa bagian. Apalagi kita yang merupakan seorang pembisnis. Kesalahan terbesar jika keuangan pribadi dan keuangan bisnis bercampur. Setelah dipikir-pikir, memang ada benarnya juga. Sebab kebiasaan kita adalah menghabiskan uang. 
    Melalui Sadar Finansial ini, kita diarahkan membagi keuangan bisnis menjadi empat bagian. 

Apa saja itu?

Rekening utama yang menjadi lalu lintas keluar masuknya uang, rekening gaji untuk para karyawan, rekening operasional untuk segala hal yang berhubungan dengan biaya operasional, dan rekening laba untuk menampung segala keuntungan yang diperoleh dari bisnis. Pembagian tersebut tentunya akan membuat kita tidak bingung dan tentunya bisa membatasi diri dari keinginan untuk menghabiskan uang.  
    Selain pembahasan tentang rekening. Buku ini juga membahas tentang laporan arus kas, laba rugi, dan neraca keuangan. Pembahasan yang sangat penting dalam membangun sebuah bisnis. Layaknya sebuah pondasi yang harus menjadi poin penting dalam mempelajarinya. Supaya menghindari kebangkrutan dan bisa terus memajukan bisnis di kemudian hari. 
    Omzet menurut saya sebelum membaca buku ini merupakan keuntungan yang serupa dengan laba bersih. Ternyata, Omzet merupakan total penjualan dalam sebulan. Sehingga saya lebih mengetahui secara nyata bahwa menjadi pembisnis itu merupakan sebuah tantangan. Bisa saja banyak penjualan, tetapi uang cash yang ada malah tidak ada sama sekali. Semuanya dikupas tuntas hingga membuat saya lebih bisa mendapatkan gambaran tentang membangun sebuah bisnis. 

Kesan

    Buku ini membuat saya jatuh cinta pada buku cetak. Jika selama ini membaca secara via digital. Maka secara fisik membuat saya semakin bersemangat untuk menyegerakan membaca secara tuntas. Terlebih lagi, covernya yang tebal menarik hati. Desainnya yang berwarna kuning seakan mengajak berpetualang terhadap kreativitas dalam berbisnis. Tentunya ada arah yang menjadi petunjuk dalam membangun sebuah bisnis. 

Keunggulan dan Kelemahan Buku

    Selain desainnya yang menarik. Penyajian pembahasannya pun tidak membosankan. Mudah diikuti secara bertahap. Kualitas kertasnya juga bagus serta ringan. Meskipun jenis kertasnya termasuk kertas ubi ala novel. Justru jenis kertas seperti inilah yang membuat pembaca bisa bertahan lebih lama dalam membaca. Terkesan tidak mudah lelah. 
    Buku ini sangat cocok untuk para pembisnis. Apalagi para pelaku UMKM yang membutuhkan sebuah arahan dalam berbisnis. Sehingga usahanya tidak hanya tumbuh secara penjualan, tetapi juga secara finansial. Saya sangat merekomendasikan buku ini sebagai panduan dalam mengelola finansial bisnis. 
    Walaupun ada beberapa typo dalam penulisannya. Tidak mengurangi kualitas dari buku ini. Masih bisa dipahami dan dimengerti tentang apa yang disampaikan oleh penulis. 
    Sadar Finansial seperti jembatan awal saya untuk terus maju pantang mundur. Bisa juga sebagai pengingat diri dengan membacanya ulang pada pembahasan Mundar dan Mundir. 
    Bag Kinantan yang juga merupakan Blogger SUMUT ini mengupasnya secara apik dan menjadikannya begitu berarti. Kalian bisa mendapatkannya di toko online atau secara langsung dari sang Penulis. Rasanya memang pantas jika harga buku ini sedikit mahal. Memilikinya seakan menginvestasikan pada diri jika mengimplementasikannya di kemudian hari. 
    Ini sajalah yang bisa saya sampaikan terkait dengan Buku Sadar Finansial Pahami Alurnya, Nikmati Diutnya. Sangat berkesan bagi saya, kebetulan memang ada perencanaan untuk membangun sebuah bisnis.