Hadiah Milad ke-24 Paling Istimewah

Hadiah Milad ke-24 Paling Istimewah untuk Penulis Diary Harumpuspita

“Hey, aku harusnya bahagia, kok malah nangis,” batinku sembari membelah jalanan.

Ketika menghadapi pengulangan tanggal ke-24 ini, batinku berbicara untuk tidak melakukan hal yang muluk-muluk. Sederhana, tetapi bermanfaat. Bahkan kalau bisa diisi dengan kegiatan positif yang mengerahkan segala tenaga.

Sehari sebelumnya aku sudah menyetel rencana dengan sahabat melalui telepon WhatsApp yang tersambung.  Aku ketahuan  bersedih parah lagi, meskipun sudah berusaha baik-baik saja padanya sembari berbincang. “Nada suaramu enggak bisa bohong,” tudingnya tepat.  “Yaudah lebih baik engkau habiskan waktu bersama keluargamu saja. Kan itu momen yang langka.”

Rencananya aku ingin melunasi janji yang belum terbayar karena ia sudah wisuda duluan dan sekalian menghabiskan waktu di hari spesial besok. Kebetulan pula aku mendapatkan voucher makan karena berkomentar cerita terbaik. Pas pula tanggal merah yang bertepatan dengan hari Imlek. Mungkin ini memang rezeki buatku dan bestie, pikirku seketika. Biasanya aku juga sering kabur kalau sudah hari milad. Suka aja gitu menganggap milad adalah hal yang tidak perlu dibesar-besarkan. Hanya sederhana dan berbagi. Hal yang tidak kusangka adalah ketika ayahku berada di rumah pada waktu itu. Aku berpikir sekali lagi untuk mengajak keluargaku makan bersama. Rata-rata sudah pada kuajak kecuali si Bungsu dan Ibuku. Bolak-balik kubujuk, hasilnya tetap nihil.

Hanya saja, aku tidak mengerti dengan perasaanku yang mendapatkan kepedulian dari orang terdekat mengatakan hal buruk tentang mimpi yang sedang kuperjuangkan. Biasanya aku akan sekuat baja, mengatakan pada dunia bahwa inilah yang aku perjuangkan dan tidak menyalahkan siapa pun atas kegagalan selama ini. Hanya saja, entah kenapa rasanya hatiku begitu lelah. “Apa aku mengikuti apa kata mereka aja ya supaya jalan hidupku lancar dan enggak ada hambatan seperti yang lain?”

Rasanya, duniaku begitu gelap seketika. Aku gemetaran dan berjalan dengan lutut yang lemas layaknya saling mencintai, tetapi tidak direstui. Hal terberat yang pernah aku alami dalam hidup selain kehilangan diri dan berusaha untuk tidak bangun lagi. Aku terus berpikir sekali lagi tentang beratnya perjuanganku yang sering kali menangis saking seringnya dicemohkan pekara pilihan hidup. Memang terlihat seperti tidak punya pekerjaan dan mudah sakit. Namun aku begitu menikmatinya dan selalu merasa bahagia. Bahkan tidak merasakan sakit sama sekali, meskipun sebenarnya aku kesakitan.

Sayangnya, aku tidak mengingat perjuanganku hanya karena perasaan lelah dan membuat pengumuman di story Instagram yang mengabarkan haruskah aku berhenti? Pilunya sungguh menusuk, bahkan anak didikku sekalipun tidak bisa menjadi pelipur laraku pada hari itu. Setelah bertemu kloter paling sejuk, barulah aku bisa menjadi guru sebenarnya dan kami pun bermain peran bersama.

Pulang sekolah, aku tak langsung pulang. Lantas kusandarkan lututku yang sebenarnya masih lemas di hadapan-Nya. Bertanya sekali lagi tentang ketetapan hatiku. Sembari berharap bahwa intuisiku selama ini tidaklah salah. Ya, aku ingin menghilang seketika dan sempat melog-outkan akun Instagramku. Namun masih memikirkan tentang flyer yang sudah kubuat akan janji Live bersama dengan sahabat pena sekalian pengumuman giveway. Laraku berhasil membuat mata bengkak.

Malamnya aku tertidur di ruang tengah setelah pulang mengaji dengan keadaan masih mengenakan mukena hingga tersadar ketika aku merasa melihat wajah seseorang di dalam mimpiku. Aku terbangun sebelum pukul dua belas, tepatnya masih pukul setengah sebelas malam. Aku berkedip dan seolah ada wajah seseorang lagi di hadapanku. Hingga aku pun memutuskan untuk menyetrika dan hatiku mulai merasa biasa saja.

Ayah belum tidur dan masih menonton televisi. Aku mendatanginya setelah memberanikan diri untuk memantapkan diri mencoba bernegosiasi. Awalnya aku masih belum mendapatkan persetujuaannya karena ia bilang akan membantu Mama berladang. Namun otakku terus berpikir untuk memberikan alasan yang relevan dengan dalih mengajak saat jamnya makan siang ketika terik Matahari sedang meninggi. Sembari mengajaknya untuk riset ke tempat para pembudidayaan tanaman. Hingga pada akhirnya aku mendapatkan jawaban bahwa ia mengiyakan tawaranku.

Aku melanjutkan lagi aktivitas menyetrika sembari mengenakan headset supaya lebih fokus dan tidak terhasut oleh sekeliling. Biasanya aku tidak bisa tahan menyelesaikan sampai tuntas jika tidak menonton. Mungkin karena momennya menuju umur yang kedua puluh empat tahun aku jadi memiliki amunisi dalam mengerjakannya. Tentunya juga menyetel lagu india ceria, maka jadilah gila seketika. Menerbitkan senyuman sendiri dan sekalian ketika lelah aku mengganti rutinitas membersihkan rumah malam itu juga. Orang Jawa bilang sih, pamali jika membersihkan rumah malam-malam. Namun bagiku tidak berlaku karena aku hanya memiliki waktu tengah malam dalam berutinitas di rumah. Sehingga nokturnal ini merupakan kegiatanku sehari-harinya. Bahkan ketika masa halangan tiba, aku tetap terbangun sendirinya ketika tengah malam tiba. Rasanya romantis sekali, tetap dibangunkan di sepertiga malam. Apalagi diberikan semangat luar biasa tanpa rasa sakit.

Aku mengecek e-mail ketika menjelang subuh. Barangkali ada sebuah pesan penting dari instansi yang sering memberikan informasi. Kedua bola mataku membulat, setengah tersenyum melihat sebuah pesan yang bertuliskan ‘Selamat Ulang Tahun’ dari Mie Ayam Mahmud dan Juga dari Dicoding. Wew, mereka baik sekali mengirimiku pesan lebih dulu dibandingkan temanku yang lain. Terus ada potongan harga pula. Pemikirannku berkelana memikirkan rencana apa yang akan aku lakukan dari penawaran mereka.

Persepsi seribu candi dalam satu malam bukanlah hal yang mustahil bukan? Aku selalu bekerja sama sendirian. Seolah memiliki sisi lain yang tidak kehabisan energi. Namun kali ini aku berusaha kembali memberikan sebuah contoh, barangkali adikku berinisiatif membersihkan rumah saat melihatku. Walaupun tak banyak, setidaknya pekerjaan merasa lebih ringan dan ternyata itu menyenangkan. Meskipun apa yang ia kerjakan belum tentu sesuai dengan seleraku.

“Loh, Bapak ke mana kak?” tanyanya setelah melihat kepergian ayah mengenakan style rapi dengan sepeda motor.

Aku berusaha berbaik sangka, barangkali ada yang sedang ia urusi. Entahlah, hati ini seolah mengatakan hal itu. Seharusnya kami memang sudah pergi, tetapi aku belum siap bersih-bersih sejak tadi malam. Secepat kilat aku berganti pakaian saat mendekati jam makan siang dan benarlah bahwa ayahku kembali di waktu yang tepat. Kemudian segera memesan reservasi tiga puluh menit dari sekarang.

Ayahku tidak banyak bicara. Namun langkahku seolah gemetaran ketika ia mau kubonceng dengan sepeda motor. Momen yang sangat mengharukan sebenarnya bagiku. Antara sedih atau terharu aku pun tak tahu. Rasanya aku seolah sulit membedakan bahagia atau kesedihan. Ingatanku kembali kepada masa sekolah Menengah yang ketika itu selalu mengeluarkan air mata meski dalam keadaan tertawa sekalipun. Bahkan kali ini tak mampu kuucapkan bagaimana perasaanku sebenarnya. Hal sederhana yang orang lain punya, kini bisa kurasakan setelah penantian belasan tahun. Bolak-balik aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa Allah itu Maha Baik. Tak selamanya hidupku berupa nestapa. Aku merindukan masa kecilku, tentu saja. Perasaanku seolah kembali ke masa kecil. Tentang perasaan syahdu kedekatan putri kecil dengan ayah. Aku berusaha bilang kalau aku sudah sembuh dan tidak trauma lagi. Ya, lelaki adalah hal yang paling kuhindari dalam hidupku di masa lalu.  

“Hei, aku seharusnya bahagia. Kok malah nangis sih,” batinku sepanjang perjalanan.

Setelah di sana, aku baru tahu kalau masuk harus scan QR dulu. Kemudian mengatakan keadaan ayahku sebenarnya kepada pelayan di depan pintu masuk. Kemudian kami dipersilakan masuk dan ditunjukkan tempat yang sudah dipesan. Tak menyangka, belum ada menunggu lima menit, pesanan ayahku sudah didatangkan. 

Aku seolah menyaksikan kisah romantis yang berada di telivisi tentang kejutan ketika makan bersama. Momen getaran mengharu biru jelas masih belum pergi dari diriku. Perasaanku saat ini seolah pertama kali mendapatkan hadiah dari teman sekelas saat kelas 6 SD. Menakjubkan dan sungguh sangat bahagia. Ah, bagaimana bisa aku malah kenyang duluan sebelum menyantap makanan?

Ayah, sejujurnya tanganku gemetar merasakan kebahagiaan yang sulit dijelaskan.

Kejutan ini sungguh sangat spesial. Aku mengirimkan pesan kepada admin Mie Ayam Haji Mahmud untuk meminta bantuannya memotret kami berdua ketika makan ala candid. Tak selang berapa lama kemudian, foto itu sudah dikirim dan aku pun tidak tau siapa yang memotretnya. Aku melihat hasilnya wow bagus banget.

Reservasi di Mie Ayam Jamur Haji Mahmud

“Kenapa?” tanya ayah.

“Enggak apa,” jawabku setengah tersenyum.

Pada momen ini aku belajar mendengarkan, berkomunikasi kembali kepada Ayah. Perasaan penyayang dan perhatianku seakan kembali lagi. Seolah Allah swt memutarbalikkan perasaanku tanpa negosiasi. Sebelumnya aku sudah kadung mengeraskan hati karena perasaan seolah terhianati disebabkan ditingggal saat lagi sayang-sayangnya. Sifat mudah terluka dan memaafkan dalam diriku emang enggak bisa bohong. Ah, sudahlah. Setidaknya aku sudah menikmati hidupku dengan baik akhir-akhir dan harapannya akan menjadi lebih baik lagi. Belajar mendewasakan diri seiring berjalannya waktu. Bagiku, dewasa itu adalah bijak dalam menghadapi segala hal dalam hidup.

nilah putri kecil ayah yang siap belajar mendengarkan tentang kondisi ayah.

Sekilas tentang hadiah milad ini adalah hal yang sederhana, tapi sangat berharga bagiku. Menurutku ini hadiah terbaik yang Allah datangkan dalam hidupku. Selain itu, aku juga bisa mengajak makan bersama yang ulang tahunnya berdekatan denganku, yaitu Kak Mita di tanggal 4. Kemudian aku juga bisa melunasi janji pada sahabatku Nurainina besoknya. Bahkan hal yang tadinya enggak mungkin menjadi mungkin. Fahmi, adiknya Nurainina juga bisa ikutan makan bersama di sana di hari momen beda hari.

“Hei, rajin banget sih makan di Ayam Mahmud?” tanyaku pada diri.

“Kan rezekinya di sana. Manfaatin dong :D.”

Rasanya aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah swt yang telah menjadikan tempat Mie Ayam Haji Mahmud sebagai hadiah paling istimewah di hari milad ke-24. Terima kasih kepada pihak Mie Ayam Haji Mahmud atas hadiah vouchernya, pelayanannya, pokoknya semuanya deh.

Oh, iya. Ada satu lagi. Tentang mimpiku, aku harus berjuang kembali. Hatiku sekarang sudah baik-baik saja dan tidak jadi berhenti. Ternyata, itu semua ujian bagiku hingga pada akhirnya seolah Allah bilang padaku untuk tetap berjuang atas keyakinan yang ada pada diri. Ah, hati yang terbolak-balik siapa tau. Sembari berharap, semoga intuisiku tidaklah salah.

Sampai jumpa di cerita perjalanan Diary Harumpuspita selanjutnya.


Hal yang Terlintas Diary Harumpuspita di Hari Pers Nasional


Hari Pers Nasional jatuh pada tanggal 9 Februari, bertepatan dengan hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia yang ditandatangani oleh Keputusan Presiden Soeharto No 5 tahun 1985 di masa Orde Baru.
Para jurnalis itu emang anti baper. Menulis dengan data, menganalisis dengan rasional, dan tidak memberikan pendapat pribadinya sendiri secara sekehendak hati.
Berbicara dengan kata jurnalis, ialah mereka yang menghabiskan waktu mencari informasi aktual dan terpercaya. Bahkan tak kenal waktu sekalipun. Bisa pagi, siang, atau malam sekalipun demi sebuah kebenaran berita. Jam terbang bisa dibilang sama seperti para penulis lainnya. Tidak menentu.
Meskipun saya bukanlah seorang jurnalis. Setidaknya saya pernah merasakan bagaimana berasapnya isi kepala para jurnalis atau wartawan pemula dalam mencari berita. Mereka harus benar-benar memastikan bahwa tulisan yang diterbitkan tidak mengandung SARA dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini ada beberapa hal yang terlintas di benak saya di hari Pers Nasional tahun 2022.

Pernah Menjadi Kontributor UC Media

Dulu, saya pernah menjadi kontributor dari UC Media. Ketika itu harus rajin sekali riset dengan membaca ragam artikel yang tersedia di mesin pencarian. Meskipun masuk ke dalam ranah lifestyle atau yang biasa disebut sebagai gaya hidup. Sesekali di dasbord saya terpampang sebuah misi yang harus diselesaikan tentang sebuah berita tertentu. Tujuannya ya satu, ada bonus dalam menulis topik tersebut. Tema yang pernah saya ambil di antaranya tentang berita longsor dan juga politik. Mau tidak mau, saya menghabiskan banyak data untuk menggali kebenaran dari data yang tersedia. Sehingga, saya sendiri pun kalang kabut ketika menghabiskan kuota yang bisa menguras kantong. Padahal waktu itu posisi saya masih merupakan mahasiswa. Lumayan bisa menghabiskan puluhan Gigabyte. Waw, sungguh perjuangan yang sangat membuat saya tersenyum saat ini. Padahal dulunya tema yang bernuansa politik adalah hal paling dihindari. :D

Walaupun begitu, saya hanya berhasil mendapatkan satu dolar saja dengan hasil pekerjaan saya dan sekitaran dua puluhan artikel sudah saya tulis. Namun tidaklah mengapa, sebab hal itu sebagai pembelajaran bagi saya dalam menulis sebuah artikel yang bisa diacc oleh editor UC Media. Kini, saya tidak lagi menjadi kontributor di sana disebabkan sudah tidak beroperasi lagi websitenya. Meskipun tidak sempat menarik penghasilan saya yang satu dolar itu. Entahlah, saya pun tidak tau itu disebabkan apa.

Pinocchio, Reporter yang Dekat dengan Jurnalis

Suka banget dengan drama yang satu ini. Ada seorang lelaki yang cerdas, tetapi tidak menunjukkan dirinya cerdas di hadapan banyak orang dan seorang cewek yang tidak bisa berbohong. Jika berbohong ia akan cegukkan dan ketahuan oleh orang lain. Mereka berdua berprofesi sebagai reporter. Drama ini merupakan drama rekomendasi banget di hari Pers ini. Seru dan menarik, apalagi keseruan mereka dalam mencari berita. Duh, jadi nostalgia deh ingin nonton lagi sayanya.

Pernah Review Novel The Jurnalist Karya Kak Mita

Saya baca karya ini pertama kali melalui aplikasi Storial. Sebuah kisah yang pastinya penuh dengan teka-teki di mana ada Nadine sendiri merupakan orang yang berbeda dari kebanyakan anak calon Gubernur. Tidak menggunakan kekuasaan. Ia memilih sebagai jurnalis yang mana keselamatannya sendiri dipertaruhkan. Jadi, emang para jurnalis itu menjadi perhatian orang-orang tertentu ya walaupun ia juga memperhatikan objek pekerjaannya.

Setelah membaca karya beliau. Alhamdulillah saya mendapatkan hadiah berupa koin emas yang bisa digunakan untuk membaca bab premium karya lainnya. Jadi, lumayanlah ya. Semakin semangat membaca karya lainnya.

Kebebasan Pers Pada Masa BJ Habibie

Walaupun hari Pers ini disahkan oleh Presiden Soeharto. Saya juga baru tahu setelah resensi buku Habibie menerangkan bahwa pada masa beliau, wartawan itu dilindungi dan bebas dalam mengungkapkan berita. Bahkan beliau ramah dalam menyambut para wartawan.

Mbak Nana, The Host Mata Najwa

Siapa yang tidak kenal dengan Najwa Sihab. Seorang jurnalis sekaligus pembawa acara di Mata Najwa. Cara penyampaiannya yang sampai ke hati, buat merinding. Itulah pandangan saya tentang Mbak Nana. Ia tidak takut dan apa yang disampaikannya sudah dipikirkan terlebih dahulu. Saya paling suka dengan beliau yang netral dalam mengulik kebenaran. Mbak Nana bisa memposisikannya menjadi orang yang profesional dalam menyampaikan kebenaran. Apalagi seorang wanita yang saya tau perasaannya jauh lebih peka. Namun Mbak Nana mampu memposisikan dirinya sebagai jurnalis yang profesional.

Inilah yang saya ingat di hari Pers kali ini. Sebuah momen yang sepertinya ada untuk disampaikan. Sebab kehadiran kalian sungguh bermanfaat bagi banyak orang dan orang-orang pun menjadi tau akan kebenaran yang terjadi.

Hei para Jurnalis, kalian sungguh hebat sudah sejauh ini. Bisa mengungkapkan kebenaran dengan membawa berita yang teraktual dan terpercaya.

 

Empat Top Quotes yang Mengawali Awal Tahun 2022

Tak perlu terburu yang penting sampai tujuan. Tiap orang punya kecepatannya masing-masing. Enggak bisa disamain. Pelan-pelan yang penting jalan. Kamu keren sudah sejauh ini. @salsabiladhitys

Hatiku tenang menatap rembulan sembari ada harapan kebahagiaan di kemudian hari. Semuanya telah berlalu dan pastinya telah menjadi sebuah takdir dan kenangan. Termasuk pertemuan, interaksi, dan beragam hal yang tak terprediksi. Kadangkala, hati ini seperti musim. Bisa tiba-tiba bahagia, bisa pula sedih, dan resah tak karuan.

Hanya saja, tepatnya di tahun 2022 ini. Aku hanya bisa membatin, berusaha mengikhlaskan pekara apa yang terjadi, kemudian berusaha lagi memperbaikinya sebisa mungkin. Tak terlepas bagaimana maunya hati atau pikiran yang sedang berperang. Hatiku mantap untuk berjalan bahkan kalau bisa pun berlari.

Selain daripada berusaha ikhlas. Meskipun aku sudah menemukan diriku sendiri. Nyatanya, aku masih belum memahami diriku sendiri. Butuh waktu bagiku untuk mencari tau tentang kelemahan dan kelebihan yang ada pada diri sendiri. Terlebih lagi tentang emosinya hati. Sebab kecerdasan yang ada pada diri seseorang itu terdiri dari tiga bagian. Kognitif (pengetahuan), emosi, dan sosial.

Selama ini, aku hanya fokus dengan pengetahuan yang ada pada diri, tapi lupa kalau ada hal yang tidak terlepas sosial. Tak selamanya aku sendirian, belajar sendiri, atau berjalan sendirian. Maka ketika diri ini berpikir sekali lagi. Ketika berpikir bagaimana nantinya mampu menguasai tiga elemen kecerdasan yang ada pada diri sendiri. Sepertinya aku bisa merealisasikan mimpi-mimpiku yang belum terwujud segera.

Bagiku, memiliki impian itu seru. Aku bisa berpetualang ke beragam banyak hal dan tidak ada lagi ada istilah kebanyakan rebahan, robot tanpa emosi, malas-malasan, atau hanya sekadar termenung menunggu jodoh datang.

1.       Habbits itu diingatkan setiap hari. Supaya teringat dan disegerakan. ~Anggara

Urutan pertama kata penguatan ini benar-benar membuat saya sering sadar tentang mimpi-mimpi yang belum terwujud. Bukan hanya stagnan di situ-situ saja dan progressnya tidak ada peningkatan. Namun memang memiliki arti kalau itu bisa saja  menjadi amunisi, jika sewaktu-waktu saya sadar.

“Jadi, selama ini tidak sadar dong? Maka buat apa diingatkan setiap hari?”

Sebenarnya perumpamaannya sama seperti hidayah tentang azan yang selalu dikumandangan lima kali dalam sehari. Jadi, pas sadar saja bisa salat tepat waktu. Selebihnya ya dilama-lamain. Jadi, semakin saya dekat ke Allah. Maka semuanya insyaa Allah akan disegerakan.

2.       Kamu harus yakin dengan tulisanmu sendiri. ~Alfie

Minder. Ini jelas merupakan tipe saya dulunya. Berusaha untuk menyajikan hasil terbaik, tapi malah takut salah, takut nggak bermakna, takut hanya berasa sampah. Adudu, mindset inilah yang membuat saya dulunya enggak berani membrandingkan novel saya dulunya. Jadinya, banyak naskah dan enggak memiliki pembaca setia. Ini menurut saya pada waktu itu.

Nyatanya, ada orang yang mengagumi saya (Eits, naik kuping langsung). Mengagumi tulisan saya maksudnya. Semoga saja memang benar apa adanya.

Minder itu enggak enak. Rasanya seperti makan hati, ciut engggak karuan, dan dunia berasa gelap. Maka dengan adanya kepercayaan dengan apa yang saya tulis. Maka tulisan ini pun saya terbitkan.

3.       Kamu yakin kan dengan diri sendiri? Maka orang lain pasti yakin bahwa kamu bisa~Pelatih Miranda

Miranda ini gadis cantik, menarik, dan ternyata bisa melakukan banyak hal. Meski terlihat anggun dan mempesona. Hati-hati, jika macam-macam akan berakhir ke rumah sakit. Keahliannya adalah bela diri dan kini sedang mendalami olahraga tinju. Impiannya adalah bisa mengikuti ajak PON (Pekan Olahraga Nasional) suatu hari nanti. “Kak, Mir. Aku mendukungmu dan berada pada barisan paling depan.”

Ketiga kalimat penguatan itu benar-benar membuat saya sering bahagia, meskipun sedihnya juga enggak bisa dipungkiri setiap harinya. Perjuangan itu memang sakit, tapi kalau sakitnya dinikmati akan menadi kenikmatan tersendiri. Nah, untuk itulah kalimat pelengkap selanjutnya muncul. Rasanya seperti pengobat dari kalimat penguat mereka.

4.       Hal yang paling menarik di dalam kehidupan ini adalah ketika kamu bertarung dengan waktu dan dirimu sendiri-Diary Harumpuspita

Bertarung dengan diri sendiri itu memang sudah biasa. Namun bertarung dengan waktu dan diri sendiri, itu jauh lebih menantang. Itulah sebabnya, buku planner yang sering saya bawa ke mana-mana ini jelas sangat membantu. Terlebih lagi tentang adanya kesempatan yang datang sewaktu-waktu. Kadangkala kalau cocok dan diingat bisa langsung tancap gas. Hanya saja, lagi-lagi istilah penyakit hati emang enggak bisa dipungkiri. Itu yang membuat saya tertantang. Ketika hati saya sakit secara mendadak, otak saya mengingatkan kalau ada waktu atau pekerjaan lain yang harus cepat disegarakan. Jadi, jangan lama-lama galaunya ya cantik.

Empat quotes atau kata-kata mutiara ini menjadi sebuah rambu saya dalam penyemangat diri. Layaknya rute yang menuntun saya ke arah tujuan segera. Terima kasih kepada Anggara Prasetya dan Muhammad Alfie Syahri Al Rasyid yang merupakan para pendiri Blogsum. Miranda yang telah menyampaikan pesan pelatihnya dan juga kalian yang sudah bersedia membaca artikel kali ini.

Terima kasih juga kepada teman-teman yang sudah bersedia mengikuti periode giveway dari saya. Sebuah periode giveway flash dalam waktu sesingkat-singkatnya menurut saya. Antara maju atau mundur. Bolak-balik diingatkan untuk maju dan enggak boleh nyerah. Apalagi hanya karena sebuah perasaan. Sampai jumpa di cerita Diary Harumpuspita selanjutnya.

Romantisme Bapak dan Ibu Negara (Habibie dan Ainun)

Mari kita cerita tentang bagaimana romantisnya kehidupan mereka sebagai bapak dan ibu negara. Seseorang yang memiliki otak cermerlang dan sangat menginspirasi di dalam kehidupan. Rasanya, sungguh mengagumkan. Buku ini adalah versi buku kedua dari Habibie karangan Makmur Makka yang saya baca. Sebuah kisah nyata yang diambil dari berbagai sumber.

Kalau ngebahas cerita Pak Habibie ini membuat saya begitu antusias karena memang suka banget dari dulu dan kebetulan jurusan saya di perkulihan bersinggunggan. Yap tentang fisika dan pasti ada hubungannya dengan penerbangan. Jadi, kalau seandainya saya lelah dengan belajar di jurusan ini karena saking ngerasa sulitnya. Oh, tinggal ingat Pak Hibibie dan Jerman.

Okay Fix, biar dilanjut versi ngeresensinya.

Identitas Buku

Judul Buku            : Habibie (Kecil Tapi Otak Semua 2)

Penulis                   : A. Makmur Makka

Penerbit                : Edelweis

Tahun Terbit        : Juli 2011

Jumlah Halaman : 175

Pada bagian awal kita akan melihat sajian foto-foto beliau dengan sang istri tercinta. Mulai dari beliau yang masih anak-anak, foto pernikahan, hingga pemotretan terakhir di Jerman ketika musim semi. Kulitas kertasnya premium, bukan hitam putih dan membuat kita seolah menyaksakin kehidupan beliau.

Meskipun jumlah halamannya mencapai 200. Namun buku ini jelas ringan dibaca, berasa membaca semi novel karena ada kisah perjalanan beliau dan ehem kisah cintanya dengan ibu Ainun. Saya beneran mewek ketika membacanya, mau lanjut takut baper karena begitu terharunya dengan sosok BJH dan sang Istri. Sungguh, sangat bisa dicontoh bagaimana mereka menyikapi satu sama lain.

Tiada Musuh dan Kebencian (Semua orang pada dasarnya baik). Itulah yang menjadi tagline utama di dalam buku ini. Kita akan bisa melihat bagaimana pemikiran baiknya beliau dan pasti akan ada rasa tenang dalam berjalan di dunia ini.  BJH berkata, “Anda tidak akan pernah dipisahkan dengan bayang-bayang. Anda tidak akan pernah bisa menghindar dari bayang-bayang Anda dan Anda tidak perlu takut dengan bayang-bayang Anda. Jika Anda tidak mau menyatu dengan bayang-bayang Anda, hanya ada satu kemungkinan Anda akan hidup dalam kegelapan yang sejati.” (Halaman 43)

Intinya kita itu tidak perlu takut dengan diri kita sendiri, takut akan kelemahan diri sendiri dan sebaiknya tetap maju. Jadi teringat deh, kalau mau maju ya maju aja. Enggak usah mundur-mundur. Selain itu, BJH menyatakan bahwa setiap generasi itu selalu berkesinambungan karena tidak akan ada generasi baru jika tidak ada generasi lama. Apalagi terjadi secara tiba-tiba. Itulah mengapa kita memang harus belajar dari para suhu.  

Ada fakta menarik yang baru diketahui di dalam buku ini bahwa pada tahun 1955 tidak ada satu pun orang Jerman yang mau belajar insdustri pesawat terbang karena pada waktu itu industri pesawat terbang dilarang akibat Jerman kalah perang. Sehingga orang-orang yang belajar di sana adalah 80% berasal dari Indonesia, sedangkan sisanya berasal dari negara lain. Itu berarti semangat orang Indonesia dalam memajukan peradaban sudah banyak.

Hal yang menjadi bagian romatisme dalam buku ini adalah spesial bab tentang Habibie dan Ainun pada bagian sub bab berikutnya ketika BJH mengumpamakan lolos dari black hole atau yang sering disebut lubang hitam sosok kegelapan dalam hidup. Jujur, ini sedih saya ngebaca sembari jantungan saat menceritakan bagaimana ibu Ainun berhasil dilarikan ke rumah sakit dan segera dioperasi dan alhamdulillah selamat. Dokter di situ mengatakan Anda sudah sangat tepat sekali membawanya. (Fix, saya jadi teringat ketika ngebawa ayah saya yang sedang sakit, tapi yah sudahlah).

“Ingat, kamu itu bukan Superman,” ucap Ibu Ainun (Halaman 98). Sebuah kalimat romantisme yang memberikan sebuah penegasan dan kasih sayang. Ibu Ainun rajin sekali mengingatkan BJH supaya untuk selalu minum obat. Maka benarlah, siapa pun yang menyaksikan kisah beliau akan memberikan pencerahan bahkan ada pembaca Buku Habibie dan Ainun yang tidak jadi cerai dan selalu ada hikmah untuk berbuat amal kebaikan

‘Mimpi’ BJH terhadap anak-anak intelektualnya (Saya akan menggandakan diri saya menjadi 1.000) (halaman 118). Begitu mulialah niat beliau dalam membangun negeri ini. Kalau dibilang, ia termasuk orang yang sukses. Namun ia memilih untuk pulang ke Indonesia dan membangun negeri ini dibandingkan dengan berada di Jerman. Terlebih lagi beliau sangat mengutamakan bangsa sendiri ketika beliau melihat situasinya sedang maraknya impor dari luar negeri.  “Kalau anda membeli produk dari sana, artinya anda membeli jam kerja di sana, akhirnya gigit jari karena tidak ada penyerapan,” ucap BJH (halaman 140). Logikanya sangat benar sekali. Fenomena saat ini kita melihat yang katanya banyak pengangguran. Padahal itu tadi, seharusnya kita yang bergerak menjadi tim produksi dibandingkan dengan tim komsumtif yang mengadalkan dari produk impor.

Pada masa reformasi ada sebuah guyonan tentang BJH bahwa Habibie disebut sebagai the right man in the wrong time. Megawati disebut sebagai the wrrong woman in the right time  dan Gus Dur disebut the wrong man in the wrong time. Sehingga benarlah bahwa ini bukanlah dunia BJH yang sebenarnya. Makanya pada waktu itu pemerintahannya hanya selama 1 tahun 5 bulan. Waktu itu saya masih baru lahir nih.

Buku ini memang sangat mood boaster  bagi saya. Selain bisa dibawa kemana-mana karena ukurannya A5 dan ringan. Kalau diselipin di buku Planner saya masih bisa nih. Pembahasannya ringan, berasa ngemil dan buat kenyang juga. Pokoknya benar-benar rekomen banget buat para calon penggerak, pemimpin bangsa, atau yang belajar perihal cinta sejati. Kalimat yang menyatakan bahwa ibu Ainun itu hanya berada di dimensi lain rasanya ngebuat hati tenang.  

Mau baca, di mana kira-kira?

Buku ini bisa dibeli sama penerbitnya, toko buku, atau di e-commerce ada kali ya. Kalau saya mah meminjamnya di Perpustakaan Daerah Sumatera Utara di kelompok fiksi selama dua minggu. Mungkin kalau kalian mampir bisalah, main-main di sana dengan menjadi pembaca on the spot atau peminjam seperti saya.

Oke, Next … sampai jumpa di resensi topik lainnya.

Membangun Aset Digital Profesional dengan Website

Era perkembangan yang super cepat dan banyaknya data secara online membuat orang-orang tidak perlu repot lagi dalam menampilkan fortofolio atau berkas-berkas menumpuk di dalam map ketika ada klien datang. Sekarang zamannya apa-apa  mudah, serba digital, dan pokoknya cepatlah. Saya sudah merasakan perkembangan pesat era digital semenjak menjadi mahasiswa. Bahkan kalau malas riset sedikit saja, sudah keduluanan orang lain.

Apakah Aset Digital itu Penting?

Semenjak memutuskan menjadi seorang Freelancer atau Blogger seperti sekarang ini. Rekam jejak digital berupa tulisan menjadi hal yang terpenting supaya bisa dibaca atau seenggaknya dilihat mereka pun jadilah. Maka aset digital bagi seorang freelancer itu sangat penting. Selain itu, bagi seorang guru atau praktisi juga penting. Apalagi selama pandemi yang mengharuskan apa-apa serba online.  

1.     Website

Orang-orang kalau memandang misalnya Fulanah mempunyai website tersendiri. Mereka kebanyakan beranggapan bahwa, “wuah dia hebat ya. Keren.” Kesannya ada rasa terpesona. Selain itu, fitur dari adanya website memang lebih lengkap dari aset digital apa pun. Pokoknya sang pemilik bebas dalam menyajikan fortofolionya seperti apa.

Maka mempelajari cara kerja website pun mulai gencar ada di mana-mana. Mulai dari pemilihan awal hingga pengoperasiannya. Membangun aset digital Profesional ini sama dengan membangun rumah, yaitu dengan menentukan awalnya bagaimana. Pemilihan nama website-nya apa supaya mudah dikenali orang lain dan mudah ditemukan.

Mari kita telusuri dari nama yang digunakan atau istilah alamat rumah maunya di mana. Nah, kalau di dunia maya disebuat sebagai domain atau alamat website.

a.     Domain

Kalau di dunia nyata penulisan alamat lengkap itu harus lengkap mulai dari nama jalan, gang, hingga kode pos. Maka di dunia maya pemilihan domain itu disarankan memilih nama yang mudah diingat sama orang dan biasanya memang tidak panjang-panjang. Yah, sebelas dua belas dengan istilah memanggil nama. Selain itu juga menggambarkan kita itu siapa. Misalnya Fulanah merupakan seorang programmer dan rencananya ingin menampilkan fortofolio di sana atau membagikan ilmunya juga bisa. Saran yang cocok ya ‘fulanahtech.com’. Nah .com itulah yang disebut sebagai domainnya si Fulanah. Sedangkan www.fulanahtech.com ini merupakan alamat websitenya. Begitulah kira-kira saran dalam pemilihan domain. Domain pun juga tidak melulu harus .com, bisa .id, my.id, dan lain-lain. Namun biasanya jika hanya .com saja tandanya sifat dari website itu universal alias mendunia.

 Setelah ketemu nama yang ingin nantinya menjadi alamat website kita. Langkah selanjutnya adalah dengan hosting, yaitu penentuan mau seberapa besar rumah yang kita miliki.

b.     Hosting

Kebutuhan hosting pun juga tergantung kitanya ingin seperti apa. Mau rumah besar dengan halaman luas, atau tidak terlalu besar seperti rumah perkomlekkan juga bisa. Nah, kalau yang ini pun juga tergantung dengan penyediaan berapa biaya yang kita miliki. Kalau ingin yang luas tentunya harganya juga lumayan menguras kantong. Itu pun juga disesuaikan dengan kebutuhan kitanya seperti apa. Kalau untuk bisnis, tentu membutuhkan ruang yang besar. Namun kalau yang untuk membangun aset digital, hosting ukuran standar pun juga bisa. Nanti kalau seandainya merasa websitenya lemot dengan kebanyakan aset yang kita miliki bisa di kemudian hari bisa ditambah dan tinggal bilang saja sama providernya atau si penyedia hosting. Teman-teman pun bisa mampir ke Sahabat Hosting untuk mendapatkan Hosting Murah yang masih bisa terjangkau oleh kantong.

2.     Media Sosial

Selain website yang bisa disesuaikan dengan maunya hati bagaimana. Media sosial seperti Instagram, twitter, dll saat ini bisa menjadi aset digital berupa jejak perjalanan. Entah itu datang ke suatu acara atau promosi tentang tulisan apa yang kita buat. Bahkan membagikan tips dan trik juga bisa. Bagi seorang freelancer ini menambah branding atau citra baginya. Ibaratnya dengan adanya media sosial membuat orang untuk tertarik diri kita tanpa perlu capek menyodori aset digital yang kita punya. Kan enak ya, tiba-tiba klien datang nge-DM memberikan projek. Kalau cocok tinggal angkut.

Membangun Aset Digital Professional ini juga tidak terlepas dari dirinya kita seperti apa. Seenggaknya sudah ada nilai tambah bagi kita dalam memungkinkan mendapatkan penghasilan dengan dibayar lumayan. Tingkah laku kita sebagai seseorang yang Profesional itu pun juga dijaga. Jadi, membangun aset digital profesional siapa takut?


ASUS OLED bersama VivoBook Ultra 15 (K513) Bagi Para Konten Kreator dan Semua Kalangan

 

ASUS OLED bersama VivoBook Ultra 15 (K513) Bagi Para Konten Kreator  dan Semua Kalangan.

“OLED itu seperti gebetan idaman. Enak dipandang lama-lama, enggak lemot, responnya cepat, layarnya detail, akurasi warna bagus, kontras sama brightnessnya bagus.”

“Temani kakak yok, betuli laptop.”

“Oke kak,” ucapku tenang dan membawa perjalanan kali ini menuju sebuah tempat yang biasa menjadi tempatku mengomunikasikan masalah pada laptop. Yah, kalau aku bilang langganan memperbaiki penunjang mimpi.

Bagiku, laptop merupakan tempat pertama kali aku bisa menguraikan segala emosi, kreativitas, dan tempat untuk bertumbuh. Kalau bisa tiada hari, tiada lepas dari laptop dikarenakan performanya jauh lebih leluasa dibandingkan menggunakan gawai. Meskipun kecepatan gawai lebih unggul dari laptop yang kumiliki sekarang. Namun tidaklah masalah, berkecimpung di dunia konten kreator dan penulis memang membutuhkan pengorbanan walaupun terlihat ribet bin gemez.

Kak Maz terlihat penasaran dengan apa yang terjadi pada laptopnya selama ini tidak mampu terhubung dengan wifi. Dia pun bertanya secara antuasis sekaligus mendapatkan informasi tentang bagaimana laptop yang bagus dan awet setelah laptop miliknya selesai diperbaiki.

“Yah, tergantung pemakaian,” jawab Kang Service.

Aku melirik ke banner yang berada di belakangnya dan kedua bola mataku mendadak berbinar seakan bertemu fans baru. “Eh, ASUS sekarang keluarannya OLED ya?”

“Iya nih.”

“Itu tipe berapa aja?”

Kang Service melirik lagi banner yang berada di belakang dan memperhatikan dengan seksama. “Kayaknya semua tipe nih yang produksi baru. Soalnya enggak ada juga kan tertera di sini.”

Aku mengangguk paham dan barulah memaknai makna OLED ini di dalam brandnya. “Ngefans banget deh sama keluaran VivoBooknya apalagi yang Ultra OLED. Semenjak ngelihat vidoe klipnya Fiersa Bersari. OLED itu jadi idaman banget.”

“Oh, yang ASUS VivoBook Ultra OLED (K513) itu,” Kang Service menambahi.

“Hah, iya. Itulah nama lengkapnya.” Maklumlah namanya juga istilah penamaan. Kalau bisa dihapal paling udah sering banget jenisnya kusebut atau kutulis dengan tanganku. “ Pokoknya kalau udah ada OLED-nya itu pasti layarnya detail, akurasi warna bagus, kontras sama brightness-nya bsgus, enak dipandang lama-lama, fast respon, dan enggak lemot.”

“Wuah, beneran nih? Kalau begitu mau jugalah kakak mau tau lebih lanjut tentang OLED Itu, apalagi yang ASUS VivoBooknya.” Kak Maz ikutan antusias. Ia melirik laptopnya yang sudah kadung lemotnya minta ampun dan memiliki keinginan untuk menjualnya.

“Kalau begitu yuks, kita baca artikelnya bareng-bareng kak.”

Latar Belakang Kehadiran OLED

Kegiatan selama pandemi mengharuskan orang-orang untuk bekerja dan belajar dari rumah. Itulah sebabnya laptop menjadi sebuah penunjang kebutuhan yang wajib dimiliki di kalangan pekerja maupun mahasiswa. Apalagi berlama-lama di depan laptop merupakan hal yang paling mengasyikkan bagi para penulis maupun konten kreator. Sayangnya, hal itu tidak bisa dilakukan terus-terusan ketika kode dari dalam diri meminta istirahat. Saat mata yang menatap lantaran terasa kering akibat sinar biru dari layar menyala. Terkadang, setelah satu jam atau dua jam menatap layar. Sang pengguna pun mengedarkan pandangan ke sekeliling dan melihat lebih lanjut tentang sekeliling yang tak lagi fokus, alias mengabur.

Berdasarkan survey dari 500 responden yang dilakukan oleh Detik Network dan bekerjasama bersama ASUS. Sebanyak 68,10% masyarakat Indonesia tahu bahwa blue ray bisa merusak mata dan sebayak 47,30% dari latar belakang berbeda menghabiskan waktu 5-10 jam lamanya di depan laptop.

Adanya hasil riset memberikan sebuah gambaran bahwa masyarakat sudah mulai selektif dalam pemilihan laptop yang digunakan sebagai penunjang pekerjaan dan juga aman dalam penggunaannya. Itulah latar belakang ASUS mengeluarkan inovasi dengan produk terbarunya OLED sebagai solusi bagi mereka yang sangat membutuhkan performa laptop yang bagus dan menyehatkan.

Berbicara pasal OLED, OLED merupakan singkatan organic light emitting diode yang berarti sebuah dioda pemancar cahaya organik. OLED memancarkan warna yang bergantung pada molekul, sementara cahaya bergantung kepada banyaknya voltase yang masuk. Sehingga warna hitam akan sangat pekat dan warna lain akan kelihatan baik.

OLED di Berbagai Kalangan

Selain itu, berdasarkan riset yang serupa. Sebanyak 10 dari 10 konten kreator yang ada di Indonesia mengatakan bahwa ASUS OLED bisa menghadirkan kualitas visual yang lebih baik saat digunakan dalam sajian hiburan virtual. Bukan itu saja, sejumlah 9 dari 10 konten kreator Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak merasa lelah pada mata ketika menggunakan laptop ASUS OLED ketika berkegiatan seharian. Lebih nyaman dibandingkan layar biasa sehingga bisa mengurangi paparan radiasi blue ray mencapai 70%.

Jimmy Lin selaku ASUS Regional Direction Southeast Asia mengatakan bahwa ASUS OLED hadir diperuntukkan dalam memenuhi permintaan masyarakat Indonesia yang menginginkan laptop dengan kualitas terbaik dan juga tersedia untuk berbagai kalangan. Sehingga ASUS OLED menjadi solusi bagi para konten kreator, baik itu yang pemula maupun profesional dalam menciptakan lebih banyak mahakarya dari tangan-tangan kreatif para anak bangsa.

ASUS VivoBook Ultra OLED (K513) Idaman Konten Kreator

Jam kerja konten kreator itu fleksibel. Kapan saja, di mana saja. Asalkan projek selesai, kelar hidup. Cuan pun ngalir dengan sendirinya. Begitu pula dengan VivoBook Ultra OLED (K513) tampil slim daripada laptop biasa dan pecahayaannya tidak perlu diragukan. Berikut ini merupakan alasan VivoBook Ultra 15 OLED (K513) cocok bagi para kreator dan semua kalangan.

1.       Spesifikasi Modern

Tidak perlu muluk-muluk. Para kreator memang lebih suka dengan spesifikasi tinggi sesuai dengan kebutuhan. Apalagi keluaran terbaru saat ini yang memumpuni adalah didukung dengan prosesor Intel Core generasi ke-11 terbaru (Tiger Lake) yang menghadirkan kesimbangan performanya dan responsitasnya dalam platform berdaya rendah yang dibuat berdasarkan teknologi proses 10 nm generasi ketiga. Bukan hanya peningkatan performanya saja yang paling ditunggu, tetapi memiliki tingkat daya tahan lama karena konsumsi daya optimal. 

Selain itu, VivoBook Ultra 15 OLED (K513) ini juga didukung oleh memori DD R4 RAM serta penyimpanannya yang sudah P CIe SSD. Tidak perlu khawatir lagi dengan memori yang cepat habis dan rendernya pun enggak perlu menunggu waktu lebih lama. Apalagi sampai jamuran. Kecepatan membaca datanya juga cepat. Sehingga pekerjaan auto cepat kelar dan waktu lebih hemat.

Color

Indie Black
Transparent Silver
Hearty Gold

Operating System

Windows 10 Home - ASUS recommends Windows 10 Pro for business
Free Upgrade to Windows 11¹ (when available, see below)

Processor

Intel® Core™ i3-1115G4 Processor 1.7-3.0 GHz (6M Cache, up to 4.1 GHz)
Intel® Core™ i5-1135G7 Processor 0.9-2.4 GHz (8M Cache, up to 4.2 GHz)

Display

15.6-inch,OLED,FHD (1920 x 1080) 16:9,Glossy display,LED Backlit,400nits,DCI-P3: 100% ,Screen-to-body ratio: 85 

Memory

4GB DDR4 on board, Memory Max Up to 8GB
4GB DDR4 on board + 4GB DDR4 SO-DIMM,Memory Max Up to 8GB

Storage

256GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD
HDD housing for storage expansion

I/O Ports

1x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x USB 3.2 Gen 1 Type-C
2x USB 2.0 Type-A
1x HDMI 1.4
1x Headphone out
Micro SD card reader
Micro SD 4.0 card reader

Expansion Slots (includes used)

1x DDR4 SO-DIMM slot
1x M.2 2280 PCIe 3.0x2
1x STD 2.5” SATA HDD

Keyboard & Touchpad

Backlit Chiclet Keyboard with Num-key

Camera

720p HD camera

Audio

Audio by ICEpower®
Built-in speaker
Built-in microphone
harman/kardon (Mainstream)
with Cortana support

Network and Communication

Wi-Fi 6(802.11ax)+Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2

Battery

42WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion

Power Supply

ø4.0, 65W AC Adapter, Output: 19V DC, 3.42A, 65W, Input: 100~240V AC 50/60Hz universal

Weight

1.80 kg (3.97 lbs)

Dimensions (W x D x H)

35.90 x 23.50 x 1.79 ~ 1.79 cm (14.13" x 9.25" x 0.70" ~ 0.70")

Built-in Apps

MyASUS

MyASUS Features

AppDeals
System diagnosis
Battery health charging
Splendid
Tru2Life
Function key lock
Smart WiFi
Link to MyASUS

Microsoft Office

Office Home and Student 2019 included

Regulatory Compliance

EPEAT
Energy star

Security

BIOS Booting User Password Protection
Trusted Platform Module (Firmware TPM)

Included in the Box

Backpack
Included accessories vary according to country and territory. Please check with your local ASUS retailer for details.

Disclaimer

¹The Windows 11 upgrade will be delivered to qualifying devices late 2021 into 2022. Timing will vary by device. Certain features require specific hardware (see aka.ms/windows11-spec)

2.       Memanjakan Mata dengan ASUS OLED


Kalau ditanya tentang kemenarikan dari OLED ini, jelas layarnya terbaik dan mendukung industri perfilman yang memiliki tingkat reproduksi warna mencapai 100% dalam color spase DCI-P3. Sehingga tingkat akurasi warnanya sangat tinggi dan enak dipandang lama-lama. Maka tidaklah heran bahwa ASUS OLED di VivoBook Ultra (K513) ini mengantongi sertifikasi sebagai PANTONE Validate display.

Selain itu, juga didukung teknologi HDR yang bersertifikasi VESA DisplayHDR. Sehingga rasio kontrasnya sangat tinggi dan bisa menunjukkan warna hitam sebenarnya. Adanya response time yang sangat kencang mampu membuat detail gambar bisa dinikmati lebih baik dalam memanjakan mata.

3.       Performa Lebih Kencang dan Hemat Daya dengan AIPT

AIPT itu merupakan singkatan dari Intelligent Performance Technology yang membuat ASUS VivoBook Ultra 15 OLED  (K513) ini memiliki tingkat performa mencapai 40%. Sehingga membuat program yang berjalan bisa lebih kencang dan juga membuat konsumsi daya menjadi lebih rendah. Cara mengaktifkan AIPT ini dengan menekan kombinasi tombol “FN” dan “F” kemudian disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Uniknya, AIPT pada VivoBook Ultra 15 OLED (K513) ini dihadirkan dengan tiga profil yang tersedia.

4.       Kapasitas Bisa Di-upgrade

Peningkatan kapasitas laptop tentunya didasari dengan kebutuhan pengguna. Apalagi jika semakin sering digunakan dan banyak penambahan data di dalamnya membuat para konten kreator memilih untuk menga-upgrade kapasitas dari laptopnya sendiri. Perlu diketahui bahwa dalam peng-upgradetannya pengguna juga sebaiknya tahu berapa ambang batas supaya bisa disesuaikan dengan komponen lainnya. Maka tingkat penambahan kapasitas ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) ini bisa mencapai 2.5’’ SATA SSD atau HDD.

Begitu pula dengan windows saat ini yang digunakan. ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) ini juga bisa diupgrade menjadi windows 11 tanpa biaya tambahan ketika dikabarkan sudah launching.

ASUS VivoBook Ultra OLED (K513) Idaman Semua Kalangan

5.       Pengguna Lebih Sehat dan Produktif

Pengguna tidak perlu khawatir kedua bola mata kelelahan. Apalagi mata kering dan enggak bisa menghabiskan waktu di depan laptop lagi dalam rentang waktu dekat. Adanya OLED mampu mengurangi blue ray. Sehingga bisa digunakan dalam waktu yang lama dan membuat kinerja diri menjadi lebih produktif dalam menghasilkan karya.

6.       WFH dan PJJ Lancar Tanpa Gangguan

Sekolah online tanpa takut lelet. ASUS VivoBook 15 OLED (K513) memiliki kelebihan mampu menyambungkan secara otomatis pada jaringan yang lebih kuat di dekatnya dengan adanya teknolog Wifi Smarth Connect, Wifi 6. Selain itu, juga didukung ole teknologi Al Noise Cancelling yang bisa meredamkan suara bising. Adanya kedua fitur tersebut membuat kegiatan selama WFH menjadi lancar tanpa gangguan.

7.       Dilengkapi dengan Windows 10 Home

Windows 10 Home juga dilengkapi dengan Windows Hello, di mana memungkinkan penggunanya tidak perlu lagi masuk melalui kata sandi. Melainkan bisa masuk dengan cepat dan lebih aman menggunakan sistem pembaca sidik jari yang tersedia di ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513).

Windows 10 Home dirancang untuk mendukung produktivitas yang kompatibel dengan berbagai aplikasi kantoran hingga mendukung penuh pada beragam aplikasi kreatif hingga hiburan. Sehingga bisa diinstal dengan mudah melalui Microsoft Store yang tersedia di dalam Windows 10 Home.

8.       Gratis Office Home dan Student 2019 Seumur Hidup

Pengguna bisa mendapatkan akses Office versi lengkap seumur hidup tanpa perlu khawatir data failed ketika digunakan dan akan mendapatkan pemberitahuan keamanan rutin dalam melindungi perangkat, data, dan program pengguna.

9.       Harga Terjangkau

Ketersediaan ASUS OLED pada saat ini khususnya ASUS VivoBook Ultra 15 OLED (K513) dibanderol dengan harga Rp8.599.000,- Harga yang cukup terjangkau di Indonesia.

“Hei, tanggung jawab ya. Kakak jadi beneran teringin punya laptop yang beginian. Supaya kerjasama kita lancar.”

Aku menyengir mendengar penuturan Kak Maz. Padahal aku dulunya loh yang naksir duluan. Eh, Kak Maz yang jatuh cinta. Hihi …

 

Sumber : tekno.kompas.com –Ini beda panel LCD LED dan OLED