Rasa yang Bersemi Vs Pemantik Semangat

Rasa yang Bersemi Vs Pemantik Semangat
Gambar 1. Rasa yang Bersemi Vs Pemantik Semangat

Lihat artikel ini sebenarnya membuat saya tertawa. Eh, heheh, tapi kok ya setelah dibaca lagi tulisannya cakep. Sayang banget kalau dibuang. Mending dijadikan lagi sebagai perbandingan atau analisa tulisan yang berlalu. Habis itu kita diskusi cakep paling asyik dan menemukan suatu yang bisa diulik. 

Uraian Rasa yang Bersemi VS Permantik Semangat Pertama Kali

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kali ini saya akan berbincang sejenak tentang rasa yang bersemi vs pemantik semangat. Ada yang pada penasaran nggak itu tentang apa sih? Jangan-jangan tentang cinta lagi. Jika kalian berpikir seperti itu. Sudah pasti benar. Namun, ini adalah kondisi yang berbeda. Makanya ada kata vs alias rival. Itu menurut saya sih.

Ada banyak yang bisa dianalogikan dari hal ini. Pertama sekali saya akan membahas tentang rasa yang bersemi. Seperti musim semi dengan segala keindahan yang ada. Bunga yang bermekaran. Serta suasana yang begitu romantis saat terlibat di lingkungannya. Namun, setelah musim semi kita memang harus bersiap musing gugur. Pada daun yang tak membenci angin. Bunga yang layu menutup senyumnya mengembang. Kemudian akan tergantikan pada musim dingin yang berujung salju. Seperti itu pula perasaan manusia kadangkala dalam konfliknya.

Seperti pula perasaan bahagia yang akan menemukan titik kebosanan setelah merasakan simpati bahagia. Tapi rasa yang berguguran itu bukanlah tanpa sebab. Melainkan sebuah alasan yang akan menerpa tiba-tiba. Kita tidak pernah tahu kapan datangnya. Bagaimana pula bentuknya. Siap-atau tidak siap kita memang akan menghadapi situasi ini. Bahkan tak ketinggalan pula segala bentuk puisi untuk menguraikan perasaan ini. Kira-kira seperti itu tentang rasa yang bersemi.

Lalu bagaimana dengan pemantik semangat?

Kata pemantik bisa dianalogikan dengan api. Alat untuk mengeluarkan api adalah pemantik. Tentunya ini bisa digunakan untuk membakar sesuatu. Bisa saja menjadi sesuatu yang berguna seperti memasak atau memberi kehangatan saat membakar. Bisa juga sebagai alat penerang jika diberikan pada sesuatu yang membuat cahaya itu bertahan. Misalnya lilin. Dapat disimpulkan bahwa pemantik api ini dapat menjadi sesuatu yang berguna jika digunakan secara baik dan waktu yang tepat. Namun, bisa pula menjadi bahaya jika digunakan untuk niat yang salah.

Begitu pula pemantik semangat yang dianalogikan dalam kehidupan. Pemantik itu berisikan api penyemangat hidup yang memberikan penerangan bahkan kehangatan. Tergantung bagaimana kita bisa menyikapinya. Pemantik semangat ini tak butuh kata-kata untuk bisa menjadikannya ada. Melainkan sebuah sugesti bahwa ia ada menyemangati dalam diri. Pemantik semangat ini bentuknya tidak tampak tapi sebenarnya ada. Walaupun begitu tetap segala bentuk yang mengisyaratkan sebuah maksud ada baiknya melalui sebuah kata yang terangkai.

Jadi, dari kedua sisi yang kita bahas antara rasa yang bersemi dan pemantik semangat adalah sama. Sama-sama memberikan sebuah kebahagiaan dan memberikan dampak tersendiri. Hanya saja ranahnya berbeda. Bisa saja berhubungan dari rasa yang bersemi kemudian memberikan sebuah sugesti berupa pemantik semangat. Bisa juga dalam situasi yang berbeda.

Sepertinya cukup itu yang menjadi pembahasan kita kali ini. Jika kalian ada yang ingin diutarakan atau menanggapi hal ini bisa komentar pada tempat yang disediakan.

Tips Membangkitkan Semangat Diri-Part 1

Tempat produktivitas industri kreatif
Kamis, 8 Mei 2019      
 Semua orang pasti pernah merasakan sangat malas pada suatu waktu. Jika dibiarkan seperti ini terus-terusan. Kualitas diri akan menurun. Pastinya orang yang produktif akan bersedih. Seperti halnya penulis sendiri. Ada banyak rancangan yang sudah dibuat. Misalnya menulis karya ilmiah atau membersihkan rumah. Eh, setelah dirancang ujung-ujungnya malahan gagal maning. Semuanya ambyar begitu saja.
         Jika membaca atau melihat tidak lagi membangkitkan gairah semangat dalam beraktivitas. Mungkin dengan cara menulis dan menguraikan sesuatu yang tersimpan adalah salah satu alternatif. Selain itu, tulisan yang dibuat pasti akan meninggalkan jejak.
        Dalam diary tentulah tidak ada sesuatu yang ditutupi baik itu dari luar maupun dari dalam. Sehingga penulis dengan senang hati membagikan pengalaman kepada pembaca diary. Ada niat tersendiri. Selain meninggalkan jejak, penulis ingin menginspirasi baik itu penulis sendiri maupun pembaca diary.
      Sebenarnya banyak yang ingin penulis bahas. Namun, rasa takut berupa ketidaksiapan kepada yang hadir di kemudian hari membuat penulis enggan untuk beranjak dan melakukan sesuatu. Apalagi hati sudah tidak takut dengan batas akhir maupun kesempatan yang hilang. Ini yang paling fatal sebenarnya. Mentalnya lemah dan enggak ada keinginan untuk menuntaskan sampai akhir. Padahal mental pemenang adalah mampu menyelesaikan hingga akhir.  

    Oke, baiklah kita kembali kepada tema hari ini tentang Tips Membangkitkan Semangat Diri

Tips Membangkitkan Semangat Diri Part 1
Cara Membangkitkan Semangat Diri

1. Memulai dari Hal yang Kecil

     Ada banyak yang bisa kita lakukan dari hal ini. Termasuk melibatkan suatu kata berupa 'paksaan'. Ya, mungkin ada gejolak tersendiri saat diri memaksakan sesuatu yang tidak disukai. Selagi ada hati yang mendukung untuk memaksakan diri. Kemungkinan keberhasilan jauh lebih besar daripada tidak ada perlakuan. Apalagi bagi orang yang dominan perasaan daripada logika,  Misalnya, memaksakan diri untuk mandi atau membersihkan rumah terlebih dahulu sebelum bekerja dan belajar. Sebenarnya bagi penulis sendiri hal ini adalah sepele karena tidak memprioritaskan keindahan dan kerapihan. Namun, penulis sadar bahwa hal ini adalah suatu kesalahan yang tidak boleh dibiarkan terus-terusan.

Kenapa kita harus memulai dari hal yang kecil?

Pernah dengar nggak sebuah lirik lagu melayu yang liriknya begini :
Elok-elok tuan bergantung, jangan berpegang di dahan rapuh. Di batu besar jarang tersandung, batu yang kecil ramai yang jatuh. 

 Misalnya nih, kita sudah stress sama kerjaan ini itu. Ketika melihat lingkungan berantakan. Bukannya dapat ide kembali. Hal yang ada malah semakin stress dan produktivitas menurun. Jadi, kita itu kalah sebenarnya bukan karena tantangan terbesar dalam hidup berupa apa yang sedang kita hadapi, tapi ya karena hal-hal sepele. 

2. Memberi Jeda Sesaat

  Mungkin memberikan suatu kesempatan untuk tenang bagi diri adalah sesuatu yang wajar. Setelah melalui aktvitas atau ujian yang hadir dalam kehidupan yang membuat diri merasa lelah. Jika hal itu terjadi maka biarkanlah hati mencoba untuk tenang. Misalnya mendengarkan instrumen beberapa menit sebelum melaksanakan aktivitas. Istilahnya menghargai diri sendiri untuk tenang. Mungkin juga bisa merenungkan mimpi atau apa yang sudah dilakukan selama ini. Tips kedua ini sebenarnya lebih mengarah kepada merilekskan diri untuk mengumpulkan atau menggali lagi semangat yang ada. Tapi penulis sendiri tidak menyarankan untuk tidur. Sebab tidur jika membawa sebuah masalah yang belum selesai malah masalah juga tidak akan selesai.

3. Stalkingin Pemicu Semangat

    Kalau memang diri termasuk orang yang butuh semangat kalau dipanas-panasin. Mungkin menstalker orang yang bisa membuat termotivasi diperbolehkan. Bukan karena sebuah kekaguman melainkan pemicu untuk menjadi yang terbaik setidaknya seperti seseorang. Misalnya termotivasi dengan BJ Habibie dalam ilmu pengetahuan. Kita bisa membaca lagi jalan kehidupan seseorang tersebut. Masih banyak lagi yang bisa kita telusuri boleh jadi dari orang yang saat ini maupun orang terdahulu. Orang-orang terdahulu banyak yang bisa diteladani. Kalau dalam muslim sosok Rasulullah selalu menjadi idola. Kuncinya selalu mengambil hal yang positif kepada apa yang menjadi pemicu semangat.

Oke, mungkin ini saja dulu sebagai pemanasan untu memicu semangat diri. Masih ada banyak lagi yang bisa membangkitkan semangat diri. Jika ada pertanyaan atau masukan boleh komentar. Insyaa Allah kita akan membahasnya bersama. Jangan lupa buat mampir di artikel sebelumnya tentang Jangan Takut Untuk Memulai. Jika kamu merupakan pemula banget buat nyari semangat dalam diri. Bisa coba dulu dari hal yang paling mendasar. 

Jangan Takut Untuk Memulai

Desclimer
Oke sebelumnya tulisan ini ingin saya terbitkan menjadi sebuah artikel. Namun, sayang sudah ditolak. Daripada saya ajukan lagi setelah itu dioffline-kan. Lebih baik saya posting di sini.
Selamat membaca!

Jangan Takut Untuk Memulai (Postingan Kedua di Blog)

Sebuah nuansa sedang memulai suatu rencana
Sumber gambar : wanitawirausaha.com

Pernahkah kalian merasakan takut untuk memulai sesuatu? Misalnya memulai untuk mengerjakan hal yang tidak biasanya dilakukan. Bisa saja ketakutan itu datang karena diri belum siap untuk mengerjakannya atau ketakutan atas ketidakmungkinan yang belum terjadi.

Contohnya penulis sendiri. Sebelum menuliskan artikel. Penulis merasa sangat takut untuk mencoba. Takut akan akan salah, tidak pandai, dan melakukan kesalahan. Ketakutan itu sendiri yang membuat diri enggan bertindak dan hanya berdiam diri. Namun, jika ada niat dan tekad kuat. Semuanya akan berubah. Ketakutan itu sendiri akan bertransformasi menjadi keberanian.

Hal ini ibarat diri berada di depan sebuah pintu rahasia. Diri belum tahu apa yang akan terjadi di balik pintu tersebut. Sedangkan imajinasi kemungkinan terburuk sudah mempengaruhi diri. Jika hal itu terjadi maka cobalah untuk memulai memasuki pintu tersebut. Mungkin diri awalnya akan merasa sakit karena terkejut belum terbiasa. Namun, setelah memasukinya diri tidak akan tahu bahwa kenyamanan akan datang dengan sendirinya. Bahkan diri sudah terbiasa untuk melakukannya.

Setelah diri berhasil melewati pintu tersebut barulah hati terasa senang. Ya, kehidupan memang seperti itu. Ada banyak yang ingin diimpikan namun untuk beraksi terkadang enggan. Cobalah untuk melakukannya sekarang jika ingin menggapainya. Jangan menunggu dari tanggal sekian atau momentum tertentu. Kita tidak pernah tahu kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya. Bisa saja lebih lambat dari yang direncanakan atau malah sebaliknya. Kita juga tidak tahu atas apa yang terjadi pasti di masa depan. Kita memang perancang yang baik. Namun, sang Kuasa tetaplah penentu terbaik.

Apa pun itu, jangan takut untuk memulai khususnya pada hal kebaikan. Bukalah hati pada dunia agar diri bisa tahu rahasia apa yang tersembunyi di luar sana. Kemudian lapangkan hati untuk menerima apa yang akan terjadi di masa depan nanti. Karena sesuatu yang baik bagi diri belum tentu baik bagi sang Kuasa, begitu pula sebaliknya. Hal yang terpenting adalah diri selalu berprasangka baik. Agar nikmat kesyukuran menyatu dalam diri.

Itulah yang dapat penulis tulis kali ini. Bersemangatlah untuk memulai sesuatu yang baru.

Sumber : Pengalaman Pribadi


Kenali Alasan Orang Kenapa Takut Memulai
Alasan Orang Takut Memulai

Kenali Alasan Orang Kenapa Takut Memulai

Tak kenal maka tak sayang. Bukan begitu, sih di ranah ini. Tak kenal maka pastinya tak tahu apa yang harus dilakukan berikutnya. Sebelum memberikan sebuah slogan, "Jangan takut untuk memulai." Kita memang harus mengenali dulu alasan apa sih yang membuat orang takut untuk memulainya.

Komentator Karya/Pekerjaan Sendiri

Saya tuh dulunya paling takut dikomentarin. Saking takutnya, saya enggak berani buat promosi karya. Alhasil malah melempem kayak krupuk. Adakah kemajuan? Tentu tidak. Kalau dibilang kapan baru berani dikomentari itu ya baru-baru ini sih. Itu pun dikomentarin sama Chat GPT, sempat baper sih. Namun ya memang harus diterima. Kan memang itu kenyataannya supaya ada perbaikan di kemudian harinya.
Sebagai pemisalahn artikel yang di atas. Kalau mau saya komentarin sendiri. Pada kesempatan kali ini bisa saya sampaikan kalau tulisan saya itu sebenarnya mode curhat dan enggak tahu intinya apa. Ada intinya, tapi kayak tersembunyi. Struktur nggak ada, sudah begitu nulis sedikit lagi. Udah, udah, cerca terus. Makanya alih-alih mengedit tulisan. Mending tulis barulah.

Takut Salah, Padahal Mencoba Juga Belum

Ini yang sering saya praktikkan sebenarnya di waktu dulu. Ada pula ya takut salah dalam melakukannya. Padahal kalau salah belum tentu berdosa. Kalau dosa sudah tentu bersalah. Katanya sih, orang sukses itu adalah orang yang menghabiskan jatah gagalnya untuk merebut satu kemenangannya. Jadi, memang sebaiknya sewaktu muda ini kita kudu menghabiskan jatah gagal. Biasanya sih, orang-orang yang seperti ini adalah mode perfeksionis. Makanya takut akan kesalahan yang akan diperbuatnya.

Gengsian Menjangkiti Diri

Gengsi dong kala saya yang mulai duluan atau nyapa duluan. Ini sebenarnya merupakan penyakit yang enggak tahu diri. Nggak bisa dipungkiri kalau saya juga pernah gengsi untuk bertanya dan memulai sebuah percakapan dengan orang-orang tertentu.

Minimnya Tekad untuk Memulai

Kalau dibilang keinginan untuk memulai itu ada. Cuma mentok di tekadnya yang kurang kuat. Katanya orang-orang yang berhasil itu karena tekadnya sangat kuat dalam bertindak dan berani mengambil resiko dihadapi. Ketahuilah bahwa setiap jalan yang kita ambil. Selalu punya dampak tersendiri.

Trauma di Masa Lalu

Seharusnya masa lalu itu jangan dijadikan trauma. Sebab, masa depan semua orang bisa lebih baik lagi. Ada pula yang gagal di episode sebelumnya. Takut gagal di episode berikutnya. Paling parahnya apabila lingkungan kita yang menjadikan alasan kalau kita itu nggak mau memulai.

Kesimpulan

Setiap orang bisa saja memasuki fase takut untuk memulai suatu hal. Ketakutan ketakutan hal seperti itu tentu bukanlah tanpa alasan. Selalu ada alasan di balik takutnya seseorang dalam memulai suatu hal.

Catatan Puisi

Welcome in My Diary Poetry

Sebuah pemandangan seseorang yang berlayar dengan perahu sederhana
Gambar (1) Perahu dan galaksi
hati seakan dihimpit batu
gunda gulana nan pilu membunuhku diam-diam
bersama uraian kata yang tercecer

tak mampu lagi kuesaikan tentang PPG
urat saraf mulai berdenyut perlahan
dan jemari bergetar tak seirama

ah, bersama kata terperangkap dalam kubangan
bingungku membingungkan kebingungan yang seharusnya tidak bingung
bahkan sayup-sayup pagi merayuku untuk tidur (5/5/18)