Showing posts with label Catatan Pribadi. Show all posts
Showing posts with label Catatan Pribadi. Show all posts

Kumpulan Hari Apes yang Enggak Ada dalam Kalender

Beberapa waktu pun berjalan. Kadang-kadang ada sebuah perasaan yang enggak tahu kenapa, tapi harus juga dihadapi. Seperti halnya hari apes memang enggak ada dalam kalender. 

Kumpulan Hari Apes yang Enggak Ada dalam Kalender
Gambar 1. Kumpulan Hari Apes


Kumpulan Hari Apes (14 September 2025, Minggu)

Kita selalu menyadari bahwa kehilangan sesuatu barulah membuat diri kita merasakan bahwa sesuatu itu teramat berharga. Baru saja, saya mengalami kali kedua bahwa layar gawai tak bisa diselamatkan. Fatalnya lagi bahwa, gawai yang selama ini masih aman-aman saja, tak tahunya malah harus berujung tragis tak bisa diselamatkan. Awalnya masih, sabar berusaha mengelus dada. Pada waktu yang bersamaan jok kereta justru dicakar-cakar kucing. Alamat, kejadian double dalam satu waktu membuat luruh hati. Mungkin ini bukan kisah apes yang menyedihkan, tapi bagi saya yang baru saja memegang persediaan uang buat jaga-jaga. Kok kayaknya jadi begini ya. Belum lagi ingatan di masa lalu, tentang tempat minum saya semuanya pada pecah nggak tertolong karena saya yang buat. Mau ngeluh, tapi ketawa. Kalau barang nggak rusak, kayaknya bukan saya deh. 

Namun ada hal yang unik nih, masa iya. Hp saya yang sudah mau roman-romannya ganti kok malahan aman-aman aja sampai saat ini. Yah,  mudah-mudahan aman-aman terus dah. Kesalahan saya memang, gawai yang saya pikir baik-baik saja itu nggak saya pakaikan casing. Jadi, pas jatuh dianya auto rusak parah. Malah kecium aspal lagi pertama kalinya. Yah, wassalam deh. 

17 September 2025

Masih tentang apes nih sob. Sore tadi seperti biasanya nyapu. Eh, pas nyapu ketusuk sama  tusuk gigi. Ada aja, bisanya berdarah. Setelah dipikir-pikir. Kejadian yang modelan begini tuh kayaknya mode berulang gitulah. Maghrib keselek duri ikanlah di Minggu lalu. Bulan lalu kejepit kursilah telapak tangan kiri saya. Terus pernah juga kasusnya sama nih. Pas maghrib malah kaki kena kayu dan lagi-lagi berdarah. Berasa darah manis aja sih. 

Rasa yang Bersemi Vs Pemantik Semangat

Rasa yang Bersemi Vs Pemantik Semangat
Gambar 1. Rasa yang Bersemi Vs Pemantik Semangat

Lihat artikel ini sebenarnya membuat saya tertawa. Eh, heheh, tapi kok ya setelah dibaca lagi tulisannya cakep. Sayang banget kalau dibuang. Mending dijadikan lagi sebagai perbandingan atau analisa tulisan yang berlalu. Habis itu kita diskusi cakep paling asyik dan menemukan suatu yang bisa diulik. 

Uraian Rasa yang Bersemi VS Permantik Semangat Pertama Kali

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kali ini saya akan berbincang sejenak tentang rasa yang bersemi vs pemantik semangat. Ada yang pada penasaran nggak itu tentang apa sih? Jangan-jangan tentang cinta lagi. Jika kalian berpikir seperti itu. Sudah pasti benar. Namun, ini adalah kondisi yang berbeda. Makanya ada kata vs alias rival. Itu menurut saya sih.

Ada banyak yang bisa dianalogikan dari hal ini. Pertama sekali saya akan membahas tentang rasa yang bersemi. Seperti musim semi dengan segala keindahan yang ada. Bunga yang bermekaran. Serta suasana yang begitu romantis saat terlibat di lingkungannya. Namun, setelah musim semi kita memang harus bersiap musing gugur. Pada daun yang tak membenci angin. Bunga yang layu menutup senyumnya mengembang. Kemudian akan tergantikan pada musim dingin yang berujung salju. Seperti itu pula perasaan manusia kadangkala dalam konfliknya.

Seperti pula perasaan bahagia yang akan menemukan titik kebosanan setelah merasakan simpati bahagia. Tapi rasa yang berguguran itu bukanlah tanpa sebab. Melainkan sebuah alasan yang akan menerpa tiba-tiba. Kita tidak pernah tahu kapan datangnya. Bagaimana pula bentuknya. Siap-atau tidak siap kita memang akan menghadapi situasi ini. Bahkan tak ketinggalan pula segala bentuk puisi untuk menguraikan perasaan ini. Kira-kira seperti itu tentang rasa yang bersemi.

Lalu bagaimana dengan pemantik semangat?

Kata pemantik bisa dianalogikan dengan api. Alat untuk mengeluarkan api adalah pemantik. Tentunya ini bisa digunakan untuk membakar sesuatu. Bisa saja menjadi sesuatu yang berguna seperti memasak atau memberi kehangatan saat membakar. Bisa juga sebagai alat penerang jika diberikan pada sesuatu yang membuat cahaya itu bertahan. Misalnya lilin. Dapat disimpulkan bahwa pemantik api ini dapat menjadi sesuatu yang berguna jika digunakan secara baik dan waktu yang tepat. Namun, bisa pula menjadi bahaya jika digunakan untuk niat yang salah.

Begitu pula pemantik semangat yang dianalogikan dalam kehidupan. Pemantik itu berisikan api penyemangat hidup yang memberikan penerangan bahkan kehangatan. Tergantung bagaimana kita bisa menyikapinya. Pemantik semangat ini tak butuh kata-kata untuk bisa menjadikannya ada. Melainkan sebuah sugesti bahwa ia ada menyemangati dalam diri. Pemantik semangat ini bentuknya tidak tampak tapi sebenarnya ada. Walaupun begitu tetap segala bentuk yang mengisyaratkan sebuah maksud ada baiknya melalui sebuah kata yang terangkai.

Jadi, dari kedua sisi yang kita bahas antara rasa yang bersemi dan pemantik semangat adalah sama. Sama-sama memberikan sebuah kebahagiaan dan memberikan dampak tersendiri. Hanya saja ranahnya berbeda. Bisa saja berhubungan dari rasa yang bersemi kemudian memberikan sebuah sugesti berupa pemantik semangat. Bisa juga dalam situasi yang berbeda.

Sepertinya cukup itu yang menjadi pembahasan kita kali ini. Jika kalian ada yang ingin diutarakan atau menanggapi hal ini bisa komentar pada tempat yang disediakan.