Showing posts with label tips. Show all posts
Showing posts with label tips. Show all posts

Pengaruh Hormon Adrenalin Bagi Para Deadliner

 


Deadline atau yang dikenal dengan istilah batas akhir ini merupakan hal biasa di kalangan mahasiswa. Sistem kebut selamam, tugas yang semakin menumpuk, dan tanggung jawab dari sebuah amanah. Bukan hanya itu saja, deadline ini juga populer di kalangan para pekerja ataupun peserta lomba. Jika diberikan waktu yang banyak misalnya sebulan. Maka mengerjakannya sebelum pengumpulan tugas. Tiga hari, satu hari, bahkan satu malam sebelum dikumpul.

Tidak heran, jika hal ini akan memberikan dampak pekerjaan yang seadanya bagi para deadliner. Deadliner adalah istilah orang yang sering mengerjakan sesuatu di batas akhir. Sekilas, tidak ada bedanya ketika diberikan tugas langsung dikerjakan dalam waktu dekat. Siap tidak siap harus dikumpul. Meskipun hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Acak adul dan membiarkan apa yang terjadi.

Seringkali kegiatan batas akhir ini akan menciptakan drama sendiri bagi pelakunya. Unik dan memberikan cerita tersendiri. Bahkan ada yang menjadi kenangan dan tidak bisa dilupakan. Mulai dari banyak yang bersalahan, lupa dengan sesuatu, dan parahnya lagi menghalalkan segala hal hanya demi mengejar target. Sungguh sangat disayangkan, sesuatu yang baik bisa berubah menjadi ketidakbaikkan ketika memilih jalan instan.

Kebanyakan para pelaku deadline akan merasakan stress jika sedang berada di batas akhir. Ada yang mudah cepat marah, stress, bahkan tiba-tiba merasa beberapa anggota tubuh terasa sakit. Namun itu semua akan memberikan sebuah inspirasi dadakan dalam sekali kedip. Tidak heran jika tugas yang diberikan bisa saja selesai dalam satu malam. Bahkan menjadi orang yang ligat dadakan.

Terlebih lagi inspirasi tidak mudah didapatkan ketika di waktu yang senggang. Walaupun sudah melalui proses perenungan, melihat apa yang sudah dikerjakan, bahkan relaksasi sekalipun masih belum bisa mendapatkan inspirasi. Sebenarnya, mungkin saja ada. Hanya saja terlalu banyak inspirasi malah membuat bingung tidak menentu. Hingga akhirnya, proses dalam mengerjakan tugas berada di batas akhir juga. Hal ini serupa dengan galau berkepanjangan sebelum menjelang deadline. Dilemanya lebih lama daripada mengerjakannya.

Seseorang yang sering mengerjakan sesuatu di batas akhir akan mengalami hal buruk apabila selalu mengerjakannya hingga tengah malam. Bahkan sampai pagi rela tidak tidur hanya karena mengerjakan tugas tersebut hingga selesai. Padahal, pada waktu malam hari bagian terpenting di dalam tubuh sedang melakukan tugasnya berupa membuang zat beracun di dalam tubuh. Secara bergantian mulai dari sistem peredaran darah hingga sistem pencernaan. Sehingga tidak heran bahwa ketika pagi hari setelah bangun bagi kita akan menemukan air seni yang berwarna lebih pekat meskipun tidak minum apa-apa selama tidur.

Apa jadinya jika tugas mereka (para anggota paling penting dalam tubuh) selalu diganggu ketika sang pemilik tubuh sering mengerjakan sesuatu di batas akhir hingga lewat tengah malam? Konsekuensinya  adalah tubuh rentan terhadap penyakit bersebab tidak sempurna mengeluarkan zat beracun dari tubuh. Hal ini sesuai dengan pesan paling populer dari bang Haji Roma Irama. “Begadang, jangan begadang. Kalau tiada artinya. Begadang boleh saja, kalau ada perlunya.” Tapi yang namanya batas akhir juga merupakan sesuatu paling penting. Mau tidak mau, suka tidak suka, semua yang terlibat harus melewatinya.

Aktivitas mengerjakan tugas selalu di batas akhir ini merupakan sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang akan menjadi sebuah tabiat dan sulit diubah jika terlebih lagi tidak memiliki kemauan yang kuat untuk berubah. Hal ini tentunya bukan hanya berdampak pada diri sendiri tetapi juga orang lain yang berada di sekitarnya. Misalnya imbas dari kemarahan ketika menjelang batas akhir. Selain itu, deadline ini bisa menyebabkan si deadliner menjadi pelupa. Ia lupa makan, minum, bahkan tidak ingat kalau dirinya sedang sakit. Sehingga mengakibatkan si deadliner akan mengalami dehidrasi hingga sakit magg.

Bekerja di bawah tekanan akan membangkitkan hormon adrenalin, sang pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel tubuh. Ia akan berfungsi sebagaimana mestinya dan tidak terpengaruh pada lingkungan luar. Hormon adrenalin ini yang memicu seseorang untuk bersemangat dalam mengerjakannya. Jantung berdetak lebih cepat sehingga menimbulkan kewaspadaan yang meningkat. Tubuh akan melepaskan hormon ini ketika seseorang merasa tertekan, stress, senang, takut, atau berada dalam kondisi yang berbahaya dan menegangkan. Seperti yang diketahui bahwa detik-detik menjelang batas akhir itulah merupakan bagian drama yang paling menegangkan. Jantung berdetak dua kali lipat, napas menjadi cepat, dan rasa nyeri yang ada di tubuh tidak terasa. Produksi keringat meningkat ketika berada di bawah tekanan juga merupakan tanda bahwa tubuh sedang melepaskan hormon adrenalin.

Hal ini merupakan suatu hal yang biasa. Hanya saja, jika kadarnya terlalu berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan seperti gangguan tidur, sakit kepala, tekanan darah tinggi, keringat berlebihan, jantung berdebar, pandangan menjadi kabur, gelisah dan mudah marah. Pengaruh  ini tentunya juga tidak asing lagi dirasakan bagi para deadliner yang berada di ujung tanduk. Sedangkan para deadliner tidak bisa berbuat apa-apa dalam situasi hal ini selain terus bertarung pada waktu dan batas akhir demi menghilangkan tekanan dalam diri. Pemikiran yang bersarang di kepala hanya sebuah ketakutan akan mendapatkan hukuman atau konsekuensi negatif bahkan terlebih lagi hilangnya sebuah kepercayaan yang sudah dipupuk selama ini.

Kekurangan hormon adrenalin juga menimbulkan dampak yang buruk jika kadarnya terlalu rendah, Orang tersebut tidak akan merasakan takut dalam tekanan dan tidak peduli apa yang terjadi meskipun berada dalam kondisi yang berbahaya. Kondisi ini sama halnya dengan para deadliner ketika tidak bisa melewati batas akhir dengan baik. Hingga akhirnya ia memilih mundur dan pasrah pada waktu. Tidak lagi terpengaruh pada waktu dan berusaha menenangkan dirinya. Kekurangan hormon adrenalin ini juga akan mengakibatkan depresi, merasa lelah, gangguan tidur, migran, gula darah rendah, dan sindrom kaki gelisah.

Salah satu cara meghindari deadline ini adalah dengan membuat deadline sendiri. Para deadliner sudah pasti memiliki manajemen yang buruk. Mereka tidak bisa menerapkan perencanaan yang baik. Bahkan sulit menentukan sesuatu yang harus dikerjakan lebih dulu. Apalagi jika para dealiner suka memutuskan suatu hal hanya berdasarkan perasaan atau sesuatu sesuai dengan keinginannya. Padahal belum tentu apa yang baik menurutnya itu baik. Begitu pula sebaliknya. Misalnya deadline-nya dua hari lagi. Berhubung ia tidak memiliki keinginan untuk mengerjakannya. Maka ditundalah dulu. Lagi pula si pelaku deadliner sedang tidak merasa tertekan. Jadi, hidupnya masih terasa santai saja pada waktu luang.

Para deadliner sudah terbiasa bekerja dalam kondisi tertekan. Sehingga ia tidak memiliki motivasi khusus untuk menuntaskannya segera. Solusi membuat deadline sendiri rasanya menjadi sulit bila memeranginya sendiri. Terlebih lagi, setiap kali mengerjakannya di siang hari malah merasa kelelahan dan rasanya ingin mengantuk dan tidur. Akhirnya tidak terselesaikan juga dan berakhir pada aktivitas rebahan.

Kopi adalah cara lain yang bisa menjadi solusi ketika si deadliner sudah berusaha mengerjakan tugasnya. Tetapi masih tertidur juga di siang hari. Kopi mengandung kafein yang bisa memicu meningkatkan hormon adrenalin. Kafein ini bisa masuk ke aliran darah dalam 15 sampai 20 menit. Namun efek yang dirasakan dapat bertahan hingga sepuluh jam. Maka tidak heran bila para penikmat kopi yang mengonsumsinya di malam hari akan mengalami kesulitan dalam tidur. Kafein juga bisa terdapat pada teh dan cokelat. Hanya saja, kadar kafein dalam kopi lebih banyak daripada teh dan cokelat.

Seperti yang dipaparkan di atas. Hormon adrenalin bekerja ketika berada posisi di batas akhir. Si deadliner akan merasa sadar dan tidak merasa mengantuk lagi. Setelah itu, hal yang bisa dilakukan adalah membebaskan pemikiran. Sesuatu yang menjebak hati dan pemikiran untuk menghambat mengerjakan tugas. Cobalah untuk melupakan segala yang menghambat. Berupa keinginan ini itu yang mengalihkan perhatian dari mengerjakan tugas. Singkirkan segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan tugas. Baik itu dalam diri maupun dari luar. Jika diperlukan bisa mencari tempat teraman dan tidak diganggu orang lain ketika mengerjakannya.

Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan tenggat waktu sama seperti ketika mengalami deadline sebenarnya. Ketika berada di jam-jam tertentu juga harus selesai dengan target yang sudah disepakati dalam diri. Jika tidak selesai juga akan mendapatkan konsekuensi. Misalnya masih banyak tugas yang masih menunggu.

Jika menerapkan deadline lebih cepat daripada deadline sebenarnya. Tentu si deadliner akan mendapatkan dampak positifnya. Hal yang paling mendasar adalah bahagia lebih lama sebab hati merasa lebih tenang. Bisa membaca ulang dan mengerjakannya secara maksimal sebelum dikumpul. Selain itu, tubuh akan tetap dalam kondisi sehat.

Semua orang pasti akan melewati masanya deadline. Tergantung deadliner-nya sendirilah yang mengatur apakah ia akan diatur oleh deadline-nya sendiri ataupun deadline orang lain. Terlebih lagi ketika si deadline bisa mengolah hormon adrenalin dalam proses melewati deadline. Bagi kalian yang mungkin hari ini masih merupakan para deadliner yang benar-benar deadlinenya orang lain. Semoga kita bisa sama-sama menafakurkan solusi menghindari deadline di ujung tanduk.


Enggak Bahagia, Mungkin Saya Bisa Melakukan Empat Hal Ini


Terkadang saya sering bermonolog dalam diri. Apakah saya bahagia? Kayaknya saya baperan deh orangnya. Sedikit-dikit ngerasa sakit hati dengan sendirinya. Bermacam-macam spekulasi mulai hadir di dalam diri saya dengan sendirinya. Parahnya sempat berpikir kalau saya nih sudah dilingkupi dengan Jin. Naudzubillah. Wallahu’alam.
Sebenarnya otak saya masih bisa membedakan mana yang seharusnya dilakukan. Entah kenapa rasa malas itu lebih cepat tanggap untuk membujuk saya untuk tidak melakukan pekerjaan yang positif. Akhirnya hanya bisa rebahan dan rebahan hanya demi menenangkan suasana hati yang buruk. Seketika saya langsung tersadar dengan sendirinya. Waktu ini sudah berjalan begitu saja tanpa ada sesuatu yang membekas. Misalnya enggak produktif gitu. Namun setelah dipikir-pikir lagi kalaulah saya kerjanya hanya rebahan saja. Saya malah enggak merasa berguna kecuali menghabiskan waktu untuk menua.
Ketika menginjakkan di usia yang 22 tahun ini. Terkadang saya malah merasa terlambat untuk mempelajari itu semua. Sedangkan tak jarang teman yang sebaya saja sudah berpenghasilan dari kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki. Bahkan mereka sudah membahagiakan kedua orang tuanya.
Padahal konsep berpikir seperti  itulah yang malah membuat saya celaka dan tak mampu berkembang. Kemudian sekelebat pemikiran lainnya pun hadir. Mengapa tidak mengingat nasip orang yang jauh lebih malang? Setelah memikirkan itu semua. Akhirnya saya menemukan sebuah langkah untuk menemukan kebahagiaan dalam hidup yang ujungnya mencintai diri sendiri. Ada empat hal yang bisa saya lakukan untuk mencapai kebahagian itu:
1.      Tidak Perlu Iri dengan Orang Lain
Hal mendasar yang bisa saya lakukan adalah dengan tidak perlu iri dengan orang lain. Khususnya lagi perkara fisik dan kekayaan. Hanya dengan mengirikan orang lain, hati akan menjadi sakit tidak karuan. Bahkan melakukan hal-hal yang tidak penting. Iya, rasanya buang-buang energi saja jika iri dengan orang lain.
Si A kok cantik ya orangnya?
Si A juga punya duit?

Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain jika membuat diri sakit. Apalagi sampai bertindak hal yang tidak baik hanya untuk menjatuhkan si A. Sikap iri hati tersebut akan mengarah pada kejulitan atau dengki.
Cara mudah untuk tidak iri dengan orang lain katakanlah si A tadi adalah dengan tidak memikirkannya.
2     Syukuri Apa yang Ada
Ini kembali pada diri sendiri. Setelah enggak memikirkan si A lagi. Gimana rasanya kalau fokus melihat apa yang ada di dalam diri? Misalnya mata yang masih bisa melihat, telinga yang masih bisa mendengar, tangan yang masih bisa digunakan, dan kaki yang bisa berjalan. Apalagi nikmat kesehatan itu masih ada. Maka ingatlah dengan kandungan surah Ar-Rahman yang selalu diulang tentang Nikmat manakah yang engkau dustakan?
Kalau masih kurang bersyukur lagi. Coba lihatlah dulu orang yang enggak lengkap anggota tubuhnya atau orang yang tinggal di jalanan. Tentu kita yang sehat dan tiada cacat fisik ini merupakan orang yang beruntung. Hanya dengan begitu, hati menjadi tenang dan tentram tanpa ada beban.
3    Gali Potensi Diri
Sekadar mensyukuri apa yang ada belumlah lengkap apabila tidak menggali pontensi diri. Apalagi kita yang masih merupakan jiwa muda. Masih banyak hal-hal lainnya yang belum ditelusuri. Cobalah memahami diri sendiri terlebih dahulu. Saya itu sukanya apa ya? Atau punya bakat apa ya? Lakukanlah hal yang bisa dilakukan dan mungkin dicapai. Hanya dengan menggali potensi diri. Seiring berjalannya waktu kita akan menemukan keunggulan dalam diri dan mungkin orang lain enggak punya.
  Kelilingi Diri dengan Orang-Orang Baik
Meskipun semangat untuk tetap berjuang dari dalam diri itu memang sudah lebih hebat dari berbagai motivasi dari luar. Kita masih perlu dorongan atau pemantik untuk tetap mempertahankan motivasi ini. Apalagi motivasi seseorang itu bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Kelilingilah diri dengan orang-orang yang memiliki impian sama dan baik pula. Mereka nantinya yang tanpa kita sadari akan mengarahkan diri untuk tetap mempertahankan mimpi tersebut.

Jika cara-cara tersebut masih belum meyakinkan diri untuk bisa mencintai diri sendiri.  SatuPersen bisa membantu untuk menemukan solusi dalam hidup. Mencintai diri sendiri tidak terlepas dari namanya tujuan hidup. Salah satu pilihan yan ditawarkan Satu Persen ini adalah IKIDAI yaitu alasan untuk hidup. Setidaknya hal yang dipertanyakan dalam konsep tersebut ada empat hal:
  • Apa pekerjaan yang kamu suka? 
  • Apa pekerjaan yang kamu bisa atau ahli dalam sebuah bidang?
  • Apakah pekerjaan ini dibutuhkan banyak orang?
  • Apakah pekerjaanmu dibayar?
Pertanyaan itu sukses membuat saya memikirkan kembali dan menemukannya di video Satu Persen berikut. 



Hal inilah yang mendasari saya bisa menemukan sesuatu dalam kehidupan ini. Khususnya menemukan diri sendiri dengan cara mencintai diri dan menjadi diri sendiri.
#SatuPersenBlogCompetition

Sumber :
satupersen.net
dokumen pribadi dan desain grafis di Canva

Cara Mahir Berbahasa Inggris Secara Asyik Bersama NEO Study


Mahir berbahasa Inggris adalah salah satu impian saya sebagai jembatan untuk kuliah keluar negeri. Barangkali ini juga salah satu impian teman-teman di luar sana. Selain itu bahasa Inggris ini sangat diperlukan sebagai prasyarat beasiswa, pekerjaan, dan berbagai hal lainnya. Seiring berjalannya waktu saya mulai sibuk dengan rutinitas kampus dan pekerjaan lainnya. Jadwal yang tidak tetap membuat saya nyaris melupakan tangga yang harus dilewati untuk mencapai impian.

Sekadar pengetahuan tertulis saja tidak cukup membuat seseorang bisa dikatakan mahir berbahasa Inggris. Begitupun dengan saya. Saat mencoba mengaplikasikan bahasa Inggris masih sulit melafalkan kata. Terbata-bata dan kebingungan kalimat apa yang hendak diucapkan. Padahal mendengar orang lain berbicara itu malah enak didengar dan bisa dimengerti.

Beberapa pekan lalu. Salah seorang anggota Blogsum memberikan informasi terkait kursus bahasa Inggris via aplikasi mobile. Akhir-akhir ini saya terpikiran untuk mencari tahu dan akhirnya menemukan NEO Study.

Sebuah platform aplikasi kursus berbahasa Inggris yang dapat digunakan di mana saja dan kapan saja. Sehingga dapat disesuaikan dengan waktu masing-masing. Kita bisa bebas menentukan tempat asyik untuk belajar bahkan meluangkan waktu di sela-sela menunggu. Apalagi menunggu doi. Eh ....


Setelah mendownload aplikasi tersebut kamu akan diarahkan tes terlebih dahulu untuk mengetahui berada di mana sih pengetahuan yang dimiliki saat ini. Ada lima level dalam tingkatan berbahasa Inggris di Neo study


1.      A1 level beginner atau level pemula
Pada level ini kamu bisa memahami kalimat sehari-hari, pelafalan perlahan, penulisan sederhana, dan kosakata singkat.
2.      A2 level elementary
Pada level ini kamu akan memahami kemampuan dasar, keluarga, dan bahasa dalam pekerjaan. Kecepatan berbicara rendah dan pelafalan yang jelas. Penulisan sederhana dalam kosa kata umum.
3.      B1 level Intermediate
Pada level ini kamu akan memahami topik umum lingkungan kerja, sekolah, dan liburan. Kemampuan berbicara umum dan spesifik dengan jelas. Sedangkan kemampuan penulisan sesuai minat.
4.      B2 level Upper Intermediate
Pada level ini kamu akan memahami topik utama dalam penulisan. Kemampuan berbicara dasar dan temu muka. Kemampuan kosa kata lebih lebih luas.
5.      C1 level Advance
Pada level ini kamu akan mempelajari penulisan panjang dan arti yang terkandung di dalamnya atau secara implisit. Kalimat panjang pada topik abstrak dengan orang yang dikenal dan mampu menuliskan kalimat detail pada kalimat utuh meskipun tidak sesuai bidangmu.

Setelah dites, akhirnya kemampuan saya pada level A1. Kemudian saya diarahkan untuk mendaftar terlebih dahulu di aplikasi tersebut sebagai persyaratan menjadi siswa di neo study
Setelah itu saya diarahkan untuk memasuki level A2 dengan mempelajari kegiatan sehari-hari di sebuah keluarga. Aplikasi ini dilengkapi dengan teknologi AI atau intelegensi artifisial, yaitu kemampuan dengan benar menafsirkan suatu data. Jadi, ketika saya belajar berbicara. Aplikasi tersebut akan mendeteksi kebenaran pelafalan yang saya ucapkan. Ya, walaupun terkadang sempat kesal bersebab apa yang saya ucapkan sering salah. Tapi, justru itulah yang membuat lidah saya semakin terbiasa dan tidak kaku saat mengucapkan berbahasa Inggris. Rasanya seru-seru sedap.

Sistem belajarnya menggunakan persentasi score, yaitu seberapa persen kemajuan kita dalam belajar. Sehingga saya sendiri pun bawaannya terus tertantang untuk menyelesaikan pembelajaran tersebut menuju level berikutnya. Kursus belajar bahasa Inggris ini memberikan akses kelas gratis selama empat belas hari. Setelah lewat empat belas hari. Kelas tidak bisa diakses dan kamu bisa mengambil kursus untuk melanjutkan kelas. Harganya juga terjangkau. Selain itu, setelah lulus dari kelas ini tentunya akan mendapatkan sertifikat. 

Oh iya, untuk belajar di aplikasi Neo study pastikan smarthphone kamu mendukung ya. Kalau spesifikasi yang octa core aplikasi ini cukup memumpuni. Wuah seru sekali bisa belajar bahasa Inggris bersama Neo Study. Saya tidak perlu khawatir lagi nih dengan kemampuan bahasa Inggris yang saya miliki.  #Hello Neo. Berikut ini testimoni dari kak Bintang Cahya.  




Sumber :
efset.org
hello.myneo.space dan youtube channel
Desain grafis olah sendiri di canva
Artikel ini diikutsertakan lomba blog yang diadakan oleh NEO Study. 


Resolusi Tahun 2020, Akankah Kita Menjadi Lebih Baik di Masa Depan?


Hari telah berlalu. Sejalan dengan itu bertambah umur dan berkurang pula jatah di dunia. Tak terasa tahun 2020 tinggal mengitung hari lagi. Bisa dibilang dengan jari. Padahal, saya sendiri seolah merasa waktu ini begitu cepat. Ada banyak faktor sebenarnya mengapa waktu seolah berjalan dengan cepat. Rutinitas harian dengan banyaknya keinginan kadang tak seimbang. Ya, namanya juga manusia. Saya sendiri pun tak bisa berdiam begitu saja. Bahkan tanpa melakukan apapun. Jika diam pun, tetap saja saya ingin terus berpikir tentang strategi apa selanjutnya. 

Pernah nggak terpikirkan tentang apa itu resolusi dan mengapa perlu dilakukan?

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian resolusi ini bermacam-macam.
1.      (n) putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.
2.      (n) Komp pengukuran tingkat ketajaman gambar yang dihasilkan oleh pencetak atau monitor.

Nah, dari pengertian di atas. Anggap saja yang saya mengambil pengertian keduanya saja. Pertama sekali tentang keputusan dan kebulatan pendapat. Baik itu berupa mengingat kembali apa yang telah tercapai dan belum tercapai. Terkadang ada suatu pemikiran tentang apa yang selama ini telah saya kerjakan dan bagaimana saya menghabiskan waktu itu?

Bagaimana dengan mimpi yang selama ini sudah diazamkan? Apakah sesuai dengan keinginan dan fakta di lapangan? Ataukah saya masih sering menghabiskan waktu begitu saja dengan bermain dan tidak meninggalkan berkas yang menyenangkan? Jika begitu, bukankah manusia itu terkadang suka khilaf? Hal yang lebih menarik lagi ketika sebuah pertanyaan menjadi renungan. Apakah selama ini yang telah saya lakukan sudah sepenuh hati? Setelah mengingat kembali, rasanya hanya ingin bungkam saja. Tak ingin membedah apa yang telah dikerjakan dan strategi apa untuk ke depannya.

Sayangnya, itu semua bisa menjadi sebuah ancaman bagi motivasi diri. Mungkin ketika berdiam diri saja akan merasa baik-baik saja dan emosi juga tidak terganggu. Namun ketika memberanikan diri untuk membedah diri bisa memungkinkan munculnya semangat baru dan ide brilian lagi. Perkara khawatir menghabiskan waktu dan tenaga begitu saja. Ya, kita memang harus mengingat lagi pada Sang Maha yang akan memastikan sebuah kekuatan dan keajaiban. Kepercayaan itu justru membangun rasa aman dalam diri.

Saya yang sekarang ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan orang lain. Harus lebih banyak belajar lagi. Terlebih lagi belajar melihat dan mendengarkan. Kemudian mengambil hikmah dari semua yang ada. Ya, seringkali ide yang tengah muncul itu hilang begitu saja ketika keegoaan menyapa.

Pada akhir tahun ini, entah mengapa saya sangat yakin sekali dengan rutinitas menulis ini. Tak malu lagi di mana saya berkecimpung. Semua ini tak terlepas dari teman-teman saya yang berada di komunitas. Baik itu Kompak dan Blogsum. Selain itu LP2IM dan FLP sendiri saya banyak belajar tentang tentang mempertahankan amalan ibadah yang tak terlepas dari ilmu pengetahuan di ranah jurusan. Mereka semua adalah orang yang sangat menginspirasi walaupun secara tidak langsung. Hanya dengan melihat keberhasilan saja saya turut bangga, senang, bahkan termotivasi menjadi orang baik lagi. Ya, berteman dengan orang-orang baik itu sungguh menyenangkan sekali. Seolah-olah saya memang harus menjadi orang baik juga dalam sekejab jika iman ini sudah mulai turun.

Honesty, Changes, Adventure
diaryharumpuspita.com
Semua ini berawal dari sebuah buku usang yang terbuat dari buku isi lima puluh lembar pada tahun 2017. Masih bisa dibaca dengan baik. Ketika saya membacanya ada begitu banyak coretan tentang perkembangan diri. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak lupa pula curhatan yang membuat saya senyum-senyum sendiri. Saya ingat sekali ketika malu membawanya ke mana-mana. Orang-orang yang berada di sekeliling saya banyak yang meremehkan. “Ngapain sih nulis-nulis apa yang mau dikerjain? Aneh.” Ada sesuatu yang menusuk hati seketika.

Hati ini mulai sedih dengan sendirinya. Saya sudah merancangnya untuk tahun 2017. Tentang misi apa yang harus bisa dilakukan. Belajar solat lima waktu dan bangun di sepertiga malam. Ternyata saya berhasil melakukannya dengan baik pada bulan pertama tepatnya Januari. Bulan-bulan berikutnya bahkan belum bisa sebaik bulan awal. Saya bisa mengingatnya ketika hanya kotak-kotak kosong yang tidak dicoret apapun. Itu berarti saya tak memiliki waktu untuk berbicara dengan diri dalam evaluasi kemajuan. Tetapi, tidak apa-apa setidaknya saya pernah mencobanya.

2018 Muslim Planner
diaryharumpuspita.com
Pada tahun ini sebenarnya saya bingung. Ada banyak istilah asing yang tidak saya ketahui. Waktu itu seseorang yang baik hati membagikan softcopy Planner ini di grub WhatsApp. Tentu dengan senang hati saya menyimpannya dan mencetak buku rencana tersebut dengan ukuran A4. Kalau bisa dibilang buku ini sangat baik sekali untuk seorang Muslim. Sayangnya bagi saya ini begitu berat. Amalan sunnah dan kegiatan rutinitas ini membuat saya ragu apakah bisa melaksanakannya. Lagi pula bentuknya yang besar membuat saya malu membawanya ke mana-mana. Takut ketahuan apa yang lakukan. Demi menyiasati hal tersebut. Saya membuat buku catatan sendiri yang terbuat dari kertas HVS kemudian dibagi menjadi delapan bagian. Kemudian menggunting dan menyatukannya sesuai dengan keinginan saya. Aman, ringan, dan bisa dibawa ke mana-mana. Sayangnya buku catatan gampang hilang dan tercecer entah ke mana setelah mengingat setiap bulannya berbeda.

Start Something Today
diaryharumpuspita.com
Buku Planning tahun 2019 yang selalu menemani saya di mana pun berada. Bentuknya yang tidak terlalu besar, cover yang tidak kentara membuat saya selalu yakin untuk menjadikan teman di kala kesepian. Bermula melihat sebuah instagram yang menjual buku ini secara online membuat saya tertarik untuk membelinya. Kalau bisa dibilang ini adalah buku pertama yang murni saya beli. Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki rencananya masing-masing. Ya, saya pun juga begitu. Entah mengapa setiap tulisan yang ada pada buku tersebut bisa menjadi kekuatan dan kenyataan bagi diri saya. Sejak saat itu, saya ingin selalu menuliskan hal-hal kebaikan dan bersemangat. Apalagi judul buku yang bertuliskan Start Something Today seolah benar-benar membuat saya memulai sesuatu yang baru setiap harinya. Bahkan saya tak menyangkah bisa menyelesaikan tiga novel di Storial, mulai beralih pada bisnis, bertemu dengan orang-orang hebat dan pengalaman menarik lainnya. Bahkan untuk bermain-main saja saya seolah tak bisa.  Walaupun begitu saya masih berusaha lagi membenahi diri menjadi orang yang terbaik versi diri saya.

If You Can Dream It You Can Do It Planner 2020
diaryharumpuspita.com
Buku rencana yang akan saya jalani di masa depan. Lagi-lagi dari tulisan tersebut membuat saya yakin untuk menggapai mimpi tersebut. Saya juga senang bisa juga berjualan buku ini hingga ke mana-mana. Meskipun harganya lebih mahal dari tahun sebelumnya. Segi kualitas dan pembaharuan sungguh sangat sesuai. Hal yang terpenting adalah ketika melihat buku itu sudah bisa menjadi amunisi bagi diri saya bahwa saya pasti bisa melakukannya. Lagi pula juga dikaitkan dengan Muslim Planner yang kegiatannya sungguh menantang saya sudah benar-benar siap.

Lalu bagaimana dengan resolusi diri? Sudahkah kita benar-benar menyelesaikan tujuan yang ingin dicapai atau hanya sekadar keberhasilan yang tertunda? Pengalaman ini mengajarkan saya untuk pentingnya meresolusikan diri. Setidaknya ada lima alasan mengapa kita perlu melakukannya.
1.      Mengevaluasi Diri
Tak terasa sudah setahun ini kita melakukan banyak hal. Mulai dari hal sederhana hingga tingkat yang lebih sulit. Pasti tak luput pula dari segala kekurangan dari diri. Maka temuilah kekurangan dalam diri lewat evaluasi. Misalnya masih sering terlena dengan waktu atau tidak disiplin. Apakah kita sudah percaya diri menjalani hari-hari yang telah berlalu? Lalu ubahlah itu semua menjadi sebuah kekuatan saat mengetahui strategi yang baik ketika melaluinya di masa depan nanti.
2.      Mengukur Kemampuan Diri
Setidaknya dengan mimpi dan kenyataan dapat pula kita menyimpulkan di mana batas kita bisa mengerjakan itu semua. Misalnya begini, saya juga pernah membuat target selesai mengerjakan skripsi dalam satu hari. Tapi itu semua hanya mimpi belaka dan tidak disesuaikan dengan kapasitas diri. Mengapa perlu memaksakan diri jika itu memang mustahil? Semua mimpi itu pasti punya fase tangga yang harus dilalui. Bukan asal loncat naik ke tangga paling atas. Bahkan lift sekalipun harus melewati lantai demi lantai menuju ke lantai berikutnya. Jadi, poin utamanya adalah ubahlah pemikiran menjadi realistis dengan mengukur kemampuan diri. Jangan paksakan jika tidak bisa mencapai target. Justru tetap bersyukur atas apa yang pernah dilalui.
3.      Merencanakan Hidup Lebih Baik Lagi
Masa depan yang cemerlang dan kebahagian. Semua orang memiliki kesempatan untuk itu. Hal yang pertama sekali adalah menyingkirkan rasa Baper alias bawa perasaan. Ya, meskipun perasaan itu bentuknya tidak bisa dilihat tetap saja ada. Libatkan pula pemikiran dalam merencanakannya. Buat sedetail mungkin seolah-olah kita benar-benar bisa melakukannya. Beranikan saja diri untuk merencanakannya. Tak perlu khawatir jika rencananya itu tidak terlaksana. Setidaknya kita pernah mencoba. Jatuh itu biasa. Sedangkan bangkit adalah hal yang luar biasa. Ingatlah, ketika kita mencoba untuk diam. Ada banyak orang-orang di luar sana mencoba bangkit dari keterpurukan.
4.      Menciptakan Semangat Baru
Anggap saja kita memang sudah benar-benar menuliskan mimpi itu di dalam rencana kita ke depannya. Otomatis ada dorongan tersendiri untuk lebih bersemangat dari sebelumnya. Saya sering mengalami hal seperti itu. Seketika terlintas pula beragam cara untuk mewujudkan cita-cita saya. Bahkan mampu membuat diri bahagia dengan sendirinya. Berani dan percaya diri turut hadir pula. Ini adalah fase paling menyenangkan bagi diri saya. Coba bayangkan saja, ketika bersemangat pasti semua terasa begitu ringan, tanpa beban, dan yang paling penting dengan sepenuh hati.
5.      Sebagai Doa dan Harapan
Semoga di tahun depan semuanya akan menjadi lebih baik lagi. Banyak hal-hal yang indah dan pengalaman luar biasa. Ya, pastinya ada harapan tersendiri bagi setiap orang. Harapan itulah terkadang bisa menjadi sebuah cahaya dalam kegelapan. Diam-diam menjadi sebuah doa agar semuanya bisa berjalan dengan baik. Kita memang perancang yang handal tetapi Sang Maha tetap menjadi penentu terbaik.

Kita kembali pada pengertian resolusi kedua dengan pengertian ketajaman suatu gambar yang dihasilkan oleh layar atau monitor. Jika layar tersebut diibaratkan seperti touchscreen smathphone yang sering kita pegang sehari-hari. Itu berarti yang menjadi pengendali segala aplikasi adalah kita sendiri. Nah, hubungannya adalah dengan setiap langkah yang hendak kita capai atau hal-hal apa saja yang kita lalui. Apakah resolusi itu sudah bijak kita gunakan. Jika di tempat yang gelap maupun terang. Maka resolusi tersebut akan disesuaikan pula. Begitu pula dengan resolusi yang kita punya. Sesuaikan pula dengan kondisi lingkungan.

Itu saja yang bisa saya sampaikan. Sampai jumpa di konten berikutnya. Mungkin kalian juga memiliki resolusi versi masing-masing. Kita bisa saling berbagi di kolom komentar.

Salam Rindu
Harumpuspita

Kiat Melejitkan Prestasi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri ilmu yang bermanfaat dari perpustakaan daerah di kota Medan. Kalau dari judulnya menurut saya menarik nih. Maka itu saya mengusahakan datang walaupun melalui proses dramatis untuk sampai ke sana.

Gambar : Sedang berlangsung pembelajaran

Materi yang di sampaikan oleh Ibunda Gemala Widiyanti yang merupakan sosok yang luar biasa. Beliau sangat menginspiratif sekali. Kalau tidak salah saat ini sedang proses S3. Eh, saya malah jadi ikutan termotivasi ingin seperti beliau nih. Hihi …

Sepertinya pembahasan kali ini sengaja agak panjang sebab ingin sebuah perbandingan saja dengan pengalaman yang saya alami. Tapi, kalau kalian pada ingin ikutan menceritakan pengalamannya juga. Mana tahu sebagai tambahan motivasi, bisa juga dong tuliskan di kolom komentar.

Apa yang terlintas di pikiran setelah bangun tidur pada kebanyakan para milenial saat ini?

Gawai atau malah teringat tadi malam mimpi apa?

Kalau saya sih sebenarnya enggak jauh beda dengan hal tersebut. Namun akhir-akhir ini saya lebih cenderung langsung berdoa, yaitu menunaikan hal yang paling ditunggu saat sepertiga malam.

Hal ini juga tak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan beliau bahwa Marry Riana sendiri mengawali harinya dengan bangun, berdoa, dan bersyukur.

Kalau mungkin saya setelah itu akan mengecek aplikasi atau hal-hal yang lain. Malahan beliau memberikan sebuah tips untuk memberikan ruang pada diri dengan mengatur mood atau perasaan apa yang akan ingin dijalani pada hari tersebut. Pilih menjalani kehidupan dengan bahagia atau kesedihan? Semuanya itu sudah diatur dengan manajemen waktu.

Manajemen waktu itu adalah hal yang selalu menjadi tolak ukur orang-orang sukses. Ada waktu-waktu tertentu yang tidak bisa diganggu dan ada pula diluangkan. Hal ini justru malah membuat saya berpikir dan merasakan lagi tentang manajemen waktu yang buruk.

Saya malah sering diledeki dengan hal yang demikian. Ngapai juga nulis di kertas terus ujung-ujungnya enggak terealisasikan? Belum lagi setelah melihat catatan sendiri rasanya juga ikutan rendah diri bahkan seperti merasa terkucilkan sendiri. Kucel dan tulisannya malah seperti cacing. 

Namun, setelah saya mengetahui sisi kekuatan yaitu berupa tulisan. Sampai akhir ini terealisasikan walaupun terkadang. #Plak. Palingan hanya mengingat bagian terpenting saja yang enggak boleh dilewati. Sedangkan hari-hari yang saya lalui itu mengalir saja seperti arus air atau malah angin. Tahu sendirilah arah angin itu enggak menentu. Syukur kalau bisa ke dataran tinggi, jika pada titik rendah bisa-bisa menggalau. Itu berarti letak kesalahan saya adalah berupa nyali. Maka dengan menghadiri kegiatan ini membuat saya lebih berani tegas pada diri.

Ada dua hal yang bisa memengaruhi prestasi, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal atau luar bisa berupa kondisi keluarga; kondisi sekolah ; sarana dan prasarana; tingkat sosial ekonomi; dan kesempatan. Sebenarnya ingin saya bahas satu per satu. Entar kepanjangan dan jadi buku malah. Hihi… Jadi, hanya garis besarnya saja. Sedangkan faktor internalnya berupa bakat/potensi; intelektual; minat; kebiasaan; motivasi; pengalaman; kesehatan; dan emosi.

Beberapa perilaku baik yang sebaiknya orang-orang sukses punya di antaranya sebagai berikut:

      1. Disiplin

Sudah pastilah ini ya kan. Kalau disiplin manajemen waktunya juga baik. Misalnya nih saya lagi mengisi blogger. Eh, ada notifikasi gawai yang bikin kedua tangan enggak sabar beranjak ke sana. Biasanya orang-orang yang seperti ini wajib fokus dalam mengerjakan sesuatu. Kalau yang muslim sudah pasti tips mempraktikkannya bisa diawali dengan solat tepat waktu. Kalau Allah swt didahulukan dalam mengerjakan sesuatu. Semua urusan pasti akan dipermudah.

       2. Bertanggung Jawab

Tanggung jawab itu adalah suatu amanah yang beratnya tak terdefinisi. Tanggung jawab semua orang berbeda-beda. Tergantung orang tersebut bagaimana menyikapinya. Contoh tanggung jawab yang sederhana adalalah saya yang harus menyelesaikan tulisan ini untuk dipost.

3. Menggunakan Waktu Sebaik-Baiknya

Hal ini juga berhubungan dengan kesempatan yang dihadirkan dalam kehidupan. Misalnya hari sabtu atau minggu waktunya untuk main-main. Bersebab ada brosur tentang seminar gratis ini. Saya menggunakan waktu tersebut. Sebenarnya sekaligus sih. Jalan-jalan lihat pemandangan kota Medan eh dapat ilmunya juga. Tjakep.

4. Tekun Belajar dan Berlatih

Jadi, kalau ingin segera sukses. Segera tuh menekuni bidang tersebut dan terus berlatih. Insyaa Allah pasti berhasil. Jangan kasih kendor ya kan. Beberapa tips yang bisa dipraktikkan agar bisa tekun adalah dengan jaga keikhlasan. Contoh sederhananya adalah mungkin niat awalnya untuk membuka sosial media. Justru bersebab tekun itu sendiri malah berubah menjadi belajar dan sedikit bermain atau bahkan tidak bermain. Tips yang kedua adalah bakar ‘perahu’ Anda. Hayo, pasti bingung kan maksudnya apa. Misalnya kita ingin menaklukkan sebuah pulau. Nah, setelah sampai sana bakar perahunya. Jangan sampai bisa pulang sebelum pulau tersebut ditaklukkan. Sama juga belajar, jangan menyerah sebelum kita memang benar-benar menguasainya. Tips yang terakhir adalah yakini Anda sudah tertinggal. Jika begitu pasti kita akan merasa harus mempelajarinya dan tidak ingin tertinggal. Karena percuma saja orang yang merasa diri sudah berada di depan. Pasti akan menimbulkan kesombongan yang membuat diri tidak ingin mempelajarinya. Oh, sudah tahu kok. Padahal, mungkin kalau diperdalami lagi pasti akan menyadari bahwa sebenarnya belum tahu apa-apa.

       5. Memiliki Gaya Hidup yang Sehat

Hal ini wajib dimiliki semua orang. Sebab, sehat adalah suatu anugerah yang luar biasa. Seperti kandungan surah Ar-Rahman. Maka nikmat manakah yang engkau dustakan. Jika tubuh sehat. Semuanya akan terasa nikmat dengan segala syukur. Meskipun itu bentuknya sederhana. Terlebih lagi jangan suka begadang ya. Sebab pada saat tidur di malam hari merupakan suatu proses untuk mengeluarkan racun dalam tubuh. Kalau enggak percaya bisa tanya sama Mbah Google.

      6. Membatasi Diri dalam Pergaulan Malam

Hayo, kalau misalnya masih ada yang sering keluar malam atau sekadar nongkrong menghabiskan waktu enggak jelas, batasi saja. Sebab masih ada waktu yang lebih baik digunakan untuk kegiatan positif lainnya. Segera belajar dan berlatih.

      7. Mengubah Hambatan dan Tantangan Menjadi Peluang

Ini juga sering sekali terjadi sama saya. Sering diremehin. Walaupun terkadang merasa sejatuh-jatuhnya. Enggak apa-apa. Kemudian segeralah bangkit lagi dan jadikan hal tersebut menjadi sebuah cambuk untuk menjadi lebih baik lagi. Keterbatasan tidaklah menjadi kita tertinggal. Melainkan semakin kreatif dengan mencari solusi jalan keluar sebagai peluang keberhasilan. Kalau kalian bagaimana? Apakah sering mengalami masalah yang serupa?
Oke, ini saja yang bisa diperbincangkan kali ini. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Sampai jumpa di artikel berikutnya.

Salam Rindu
Harumpuspita