Ada yang tahu nggak KBM App itu apa? Tahu nggak bentuknya seperti apa?
Salah satu start up teknologi di bidang kepenulisan ini justru saat ini
mengalami Fase Masyaa Allah, Tabarakallah, alhamdulillahirrabbil alamiin.
Istilah bekennya adalah naik daun.
Begitulah rasa yang terhinggap
dalam diri saya menyaksikan kisah sukses banyak orang sebagai penulis KBM App.
Meskipun pagi ini sebelum saya menulis ini, Ibu saya masih terus berkata kepada
saya.
“Ngapain sih Ni kamu nulis?” Bahkan setelah tadi malam ia memberikan
sebuah informasi dalam diri saya kalau orang yang selalu duduk saja akan
mendapatkan batu ginjal. Lantas secara tak menyadari bahwa saya sedang membela
diri, saya justru memberi tahu kalau obatnya adalah banyakin air putih, setelah
itu sering membersihkan rumah. Kan jalan-jalan juga.
Saya mengikuti KBM App jauh
sebelum namanya melintang di dunia kepenulisan. Waktu itu masih ada nama
Al-Fatihnya (kalau tidak salah) di mana mereka memberikan koin emas gratis
untuk akun pengguna baru. Kalau sekarang sudah tidak lagi. Walaupun sudah
mengganti nama sebagai KBM App, alhamdulillahnya saya masih bisa menggunakan
koin emas tersebut untuk membuka kunci bab berbayar. Kalau tidak salah jumlah
koin emas gratis yang saya miliki waktu itu berkisar 100.
Kejab, maksudnya gimana nih. Saya
masih belum paham apa itu KBM App. Kenapa namanya enggak seperti yang lainnya?
KBM App sendiri adalah singkatan
dari KBM (Komunitas Bisa Menulis) yang berlogo pena dengan perpaduan warna
hijau putih. Saat ini saya menyadari kalau KBM App sangat sensitif dengan
konten pornoliterasi dan sangat memegang teguh kalau menulis itu memberikan
pencerahan. Sama seperti dengan motonya FLP.
Walaupun judul novel yang sangat
laris di sana bertema Drama Rumah Tangga. Saya mencoba menahan diri untuk tetap
stay bersama KBM App sampai sekarang
ini. Meskipun tidak memberikan janji manis seperti platform lainnya.
Loh kenapa?
Karena sampai sejauh ini reputasi
KBM App dalam finansial itu sangat transparan dan amanah. Tidak ada
yang ditutup-tutupi. Kalau tulisannya laku ya laku, kalau enggak ya enggak. Itu
datanya selalu saya terima setiap kapan mereka sempat mengirimkannya. Biasanya
Pak Isa pagi dini hari menjapri saya dengan pesan broadcasting lengkap dengan data finansial bagi hasil para penulis
hingga hari ini.
Maka begitu saya melihat angka
yang tertulis pada peringkat teratas penulis yang bernama Bunga BTP mencapai
kurang lebih sekitar dua ratus juta pada tanggal 1 Desember 2023. Masyaa Allah,
tabarakallahu Fiik. Saya merasa sangat bahagia. Padahal saya tidak kecipratan
apa-apa loh. Namun saya merasa sangat bahagia seolah-olah seperti apa yang
dirasakan Mbak Bunga saat ini. Mungkin begitu kali ya, perasaan seorang mukmin
selalu seperti mukmin lainnya. Apabila yang lainnya bahagia, kita juga turut
merasakan kebahagiaan serupa. Begitu pula sebaliknya.
Perjalanan Penghasilan Para Penulis KBM App
Tepat tanggal 16 Januari 2021.
Waktu masih jamannya Covid 19 pertama kali membludak di Indonesia. Saya sudah
memiliki nomor pribadinya Pak Isa Alamsyah, yang merupakan CEO KBM App saat
ini. Sebelumnya tidak metode japri, tapi secara via grup WhatsApp saja. Bahkan
mereka waktu itu concern di Facebook.
Sementara saya sudah tidak suka main di Facebook
lagi. Jadi, kalau ada pun jarang sekali saya buka.
Meskipun begitu, saya sangat
bersyukur kalau Pak Isa selalu mengirimkan pesan broadcasting kepada saya dengan tujuan memotivasi para penulis.
Masyaa Allah, saya begitu tersentuh ketika pesan pertamanya berjudul Konsisten Membawa Momentum. Alhamdulillahnya,
pesan pertama itu tidak saya hapus. Jadi, bisa saya baca ulang. Jadi saya bisa
membangkitkan semangat saya untuk tetap menjadi novelis.
Barulah di tanggal 17 Juli 2021
saya mendapatkan Update rangking top
500 para penulis yang ada di KBM App. Waktu itu Mbak Majarani mendapatkan
penghasilan berkisar Rp32 juta lebih. Saya spill
angkanya ya. (Rp32.752.593) dan disusul pula kak Dwiindra0330 di nominal yang
tidak jauh beda.
Begitulah angka-angka yang saya baca
dari pesan Pak Isa secara rutin dipadukan dengan motivasi berkarya dan
informasi lainnya terkait lomba menulis hingga Belajar dari Bintang secara
gratis. Saya ingat sekali perjalanan kisaran angka para penulis dari mulai 30+,
50+, 80+, dan yang lebih wah hingga 200+ juta dalam sebulan. Padahal kemarin
rasanya masih ngobrolin akumulasi penghasilan 200+ juta loh dalam beberapa tahun. Eh, ini sudah sebulan
saja.
Kalau saya yang mendapatkannya
auto ikutan naik Haji Furoda bersama Ayah saya tahun ini juga. Masyaa Allah,
tabarakallah. Semoga Allah meridhoi.
Kenapa konsepnya Writerpreneur kok enggak sistem royalty saja?
Nah, inilah yang membedakan KBM
App dibandingkan dengan platform lainnya. Penjualan bab berbayar di sana
diibaratkan kami sedang menjual buku juga loh. Makanya sistemnya bagi hasil. Berarti
angka yang tertulis itu adalah bagi hasil penjualan para penulis. Sehingga kami
disuruh untuk melaporkannya ke ditjenpajak ketika sudah mendapatkan penghasilan
yang dikenakan pajak. Istilahnya pajak penghasilan untuk para UMKM. Ingat,
produknya adalah karya digital.
Wih, mantap dong ya. Emang kamu sudah dapat berapa dari sana?
Dulu, awal-awal saya
mempromosikan KBM App kepada teman saya. Mereka mengira kalau saya sudah
menghasilkan banyak digit dari sana ketika melihat karya saya yang mejeng ada
beberapa. Bahkan sampai jumlah buku 17 sekalipun. Saya hanya menghasilkan
pendapatan Rp0 yang artinya tidak menghasilkan apa-apa.
Lantas kenapa masih bertahan?
Nah, itu nanti saya bahas di part
selanjutnya. Namun satu hal yang pasti adalah saya merasa nyaman di sana bukan
lagi karena banyak pertimbangan, tapi ya memang mengikrarkan. Justru
penghasilan menulis saya saat ini masih didominasi oleh blog dan pernah juga di
platform lainnya. Walaupun sifatnya recehan.
Bagi saya, bayaran menulis
itu enggak ada yang bisa menandingi dengan rasa kebahagiaan. Sehingga
kalau ada yang menanyakan saya menulis dibayar berapa? Saya dengan semangat
menjawabnya dengan kebahagiaan. Bagi saya naskah selesai, artikel selesai,
apalagi berhasil diunggah itu adalah kebahagiaan dari seorang penulis.