Kalau ada yang mendapatkan ilmu yang sedikit lantas sombong, itu adalah manusia biasa. Namun kalau ada yang mendapatkan ilmu yang banyak, tapi masih merasa tidak ada apa-apanya. Itu adalah penuntut ilmu sejati.
Tidak mudah memang membuat diri
terus konsisten berada dalam kebaikan. Jika hari ini saya membaca buku dengan
jumlah halaman yang lebih banyak. Besok malahan belum tentu bisa sebanyak yang
sekarang. Jika hari ini saya bisa menuliskan sesuatu dengan banyak yang dibahas
dan banyak pula yang disampaikan, besok pun belum tentu. Jika hari ini saya
beribadah dengan sepenuh hati, besok juga belum tentu sepenuh hati seperti
sekarang ini.
Saya pernah membaca sebuah hadist
(tapi saya lupa yang mana) mengatakan
bahwa jika ingin melihat hari-hari berjalan dengan baik atau tidak maka
lihatlah pada hari Jumat itu kamu habiskan
dalam keadaan bagaimana. Jika ingin melihat kesuksesan pada bulan-bulan
berikutnya, maka lihatlah pada bulan Ramadan yang diisi dengan hal apa saja.
Tepat pada 1 Desember 2023 adalah
hari Jumat. Waktunya evaluasi dan refleksi diri hari-hari yang berlalu.
Walaupun sebenarnya hari-hari yang berlalu juga bisa melaksanakan momentum
seperti itu. Namun yang namanya kecocokan terhadap tanggal, hari, dan bulan itu
tidaklah terjadi setiap waktu. So, mari
kita gunakan kesempatanini untuk membahas Reading
Wrap November 2023.
Apa itu?
Reading wrap itu merupakan istilah yang digunakan Bookstagram sebagai rekapitulasi hasil
bacaan yang ia baca selama bulan lalu. Kalau kak Dipi bilang, kita bisa buat
konten itu untuk kisaran tanggal 27-akhir bulan.
Apa saja yang dibahas?
Kita bisa mengeksplore kesan dan pesan saat
membacanya. Kemudian pendapat tentang buku itu di mata pembaca. Saya pikir ini
adalah sesuatu yang asyik karena memang beberapa buku ada yang mampu membekas
dalam hati, nyebelin untuk diingat, dan bahkan biasa saja kalau melihatnya.
Waktunya November Wrap
Up to 5 Books in November 2023
Bagi saya ini adalah sebuah
pencapaian yang istimewah di bulan ini. Alhamdulillahnya bisa konsisten setelah
sesi coach bareng kak Dipi di akhir
September. Sehingga bisa konsisten di bulan Oktober dan November ini. Kalau
dulu tuh saya asyik overthinking kalau
posting di Instagram review buku yang saya buat. Takut pada capture-nya jelek ataupun desainnya
nanti enggak menarik. Hal itu ternyata yang mendorong saya untuk mengulur
waktu. Ah, nanti-nanti sajalah menunggu di waktu yang tepat. Pada akhirnya
target pun tak tercapai karena kebanyakan galau akibat overthinking.
Kemudian saya membuat kesepakatan
dengan kak Dipi bahwasannya saya punya target membaca 1 buku seminggu. Nah dari
situlah saya membuat program untuk naik post
walau dalam kondisi apapun. Bahkan hasil foto ala kadarnya sekalipun tak
mengapa, yang penting diunggah. Setelah ditelusuri. Awal-awal saya ngepostnya
di hari Minggu, kemudian mundur di hari Sabtu karena merasakan kalau hari
Minggu rasanya menyebalkan banget ketika dikejar rasa itu sementara setrikaan
sudah menggunung layaknya Everest. Sabtu pun juga begitu, rupanya banyak juga
yang mengajak meet up dengan orang
baru. Yaudah, rentang amannya adalah dimulai hari Jumat. Ternyata ketika
selesai di hari Jumat itu rasanya sunguh sangat melegakan.
Cek Kalender Reading
Minggu Pertama saya berhasil
membaca 1 buku yang berjudul Diary Cinta Pertama.
Minggu Kedua saya berhasil
membaca 1 buku yang berjudul Sukses Dunia, Sukses Akhirat.
Minggu Ketiga saya berhasil
membaca 3 buku yang berjudul Mulai dari Mimpi, Journey to The Light, dan
Mahfuzhat
Minggu Keempat saya
tidak berhasil menyelesaikan membaca buku apapun
Minggu Kelima saya
juga tidak berhasil menyelesaikan membaca buku lagi.
Apakah saya membaca setiap hari?
Saya melihat centangan yang ada
di buku agenda ada progress membaca kategori lebih sering. Meskipun ada juga
sehari dua hari tak membaca. Hanya saja tidak tercatat di Bookmory saja. Padahal dulu saya sangat menyukai fitur ini ketika
membaca. Jadinya saya bisa melihat seberapa banyak waktu yang saya gunakan
untuk membaca lewat bantuan timer.
Hanya karena merasa ribet saja makanya tidak gunakan lagi fitur ini di bulan
November. Sebagai bahan pertimbangan saya mungkin bisa menggunakan fitur ini
lagi supaya nanti ketahuan waktu yang saya habiskan untuk apa saja.
Refleksi Buku Berdasarkan Penilaian Bintang
Hei, kenapa buku ini baru saya
temukan dalam hidup? Ringan, bermakna, dan menambah kebijaksanaan hidup. Ini
adalah buku terbaik yang saya baca setelah buku-buku karangan Imam Ghazali. Rasanya
ketemu sebuah peribahasa di atas langit,
masih ada langit itu ‘wuah’ sekali rasanya. Saya bahkan berpikir untuk
rajin menulis dan menghasilkan uang dari tulisan supaya bisa memiliki buku Mahfuzhat
ini di rumah. Namun setelah memikirkan finansial yang low version, enggak terlalu maksa
beli deh. Sementara waktu saya bisa menggunakan metode CBS alias Catat Buku
Sampai Habis.
Mulai dari Mimpi 4/5
Buku ini merupakan Bookmail berantai bacth 2. Bisa dihabiskan dalam 1 hari dan memang lebih asyik
mempraktikkannya supaya bisa memberikan pengalaman bermakna. Walaupun
sebenarnya pada bagian awal penjelasan merupakan topik yang sederhana, tapi
buku ini mampu membantu saya untuk menyusun kembali mimpi-mimpi yang tercecer.
Sukses Dunia, Sukses Akhirat 3,5/5
Bagi saya ini adalah terberat
yang saya baca. Walaupun cara penyampaiannya enggak berat-berat amat. Hal ini
saya ketahui karena menyelesaikan buku ini tuh butuh usaha yang lebih. Bahkan
di awal-awal saya membacanya sempat merasa ragu dikarenakan enggak ada
ISBN-nya. Hal ini ternyata mengurangi kepercayaan saya terhadap isi buku.
Ternyata setelah dibaca sampai selesai, semuanya bagus sekali. Lagi-lagi kalau
dipraktekkan. Visualisasinya full color,
orang visual pasti sangat menyukai ini. Namun kalau berdasarkan pengalaman
membaca dan diri saya beginilah yang bisa saya sampaikan. Ini tidak bisa
menjadi penilaian yang mutlak. Barangkali di Bookstagram lainnya bisa mencapai
sampai bintang 5.
Diary Cinta Pertama 3,5/5
Buku ini sangat relevan untuk
remaja. Saya yang tak remaja lagi pun malahan merasa berat untuk membacanya. Namun
ketika dimotivasi oleh siswa saya. Akhirnya saya mampu menyelesaikannya dalam
waktu singkat.
Journey to the Lihght 3/5
Covernya bagus, judulnya juga
bagus. Namun kenapa saya memberikan penilaian bintang 3?
Nah ini yang menjadi bahan
perenungan bagi saya sendiri. Tulisan ini terdiri dari beberapa macam penulis.
Ada yang menuliskannya dengan pengambilan bagian penting, tapi ada pula bagian
yang eksplisit, tak pantas meskipun tujuannya untuk menjadi pelajaran. Setelah
membaca buku ini saya menyadari bahwa sesuatu yang tidak baik itu sangat terasa
sekali meskipuan tulisan yang lainnya itu kualitas tulisannya bagus. Padahal
waktu itu saya sedang berpuasa, tapi sayangnya setelah membaca buku ini saya
memiliki efek pribadi yang ntah gimana-gimana.
Oke itu saja yang saya sampaikan,
jika ada sesuatu yang menyinggung atau tidak berkenan itu datangnya dari saya. Saya
memohon maaf dan kepada Allah Swt saya memohon ampun.