Aku marah, tapi tak kupilih dengan membanting pintu ataupun mencerca yang bukan-bukan. Namun diam, yang diam-diam mendekam seribu bahasa terpendam.
Siang itu, pekerjaanku sangat banyak. Kebanjiran projek yang aku sendiri sulit membagi waktu untuk mengurusi diri sendiri apalagi lingkungan sekitar. Aku capek, lelahnya tak berkesudahan meskipun hanya berada di depan laptop. Jari-jariku sudah sangat lelah sekali setelah kuajak kerja rodi.
Pada saat titik terendah itu, Ibu datang. Ia mengomel dan mengumpat yang bukan-bukan mendoakan keburukan untuk diriku. Sementara aku pun membela diri sembari memberi tahu bahwa sekesal apapun aku di masa depan nanti tidak akan pernah mengucap hal buruk kepada anakku kelak.
Ada banyak ruang yang bersinggungan di dalam dadaku. Sesak yang kutanggung sendiri, tapi tak berani kuluahkan. Semakin aku berbicara, semakin itu pula ibu mencapku sebagai 'anak yang durhaka, si tukang melawan'. Padahal selama ini, aku berusaha untuk melupakan kebaikan apa yang telah kupupuk dengan sepenuh hati. Namun tak cukup pula membuatku berharga di matanya. Sungguh, aku bukannya manusia yang haus akan pujian. Hanya saja, bisakah setidaknya aku dipahami atas apa yang tengah terjadi? Salahku memang, tak bisa kukontrol emosi yang meluap. Sementara posisinya, kami sama-sama sangat lelah setelah usai berkutat dengan pekerjaaan masing-masing. Aku pun hanya bisa membatin seraya mengatakan, "maaf Bu, aku belum dewasa dalam menghadapi semua ini."
Akhirnya aku pun memilih diam dengan ragam seribu kemarahan yang meluap dalam diriku. Beribu pertanyaan tengah mengudara di kepalaku. Rasanya percuma sekali berusaha berbakti di hadapan Ibu. Jika hasilnya aku merugi di dunia dan mungkin bahkan di akhirat. Seperti pada kisah-kisah para alim di masa lalu. Tidak bisa sakaratul maut, hanya karena sang Ibu marah padanya. Solusinya dengan membakar jasad hidup-hidup.
Yah sudahlah. Aku pun berusaha menyingkirkan perbandingan orang lain yang memiliki ibu sabar terhadap anak-anaknya. Sehingga menjalin rezeki yang luar biasa di dalam setiap pergerakan sendinya.
Sementara aku? Sejak zaman batu, seperti biasa. Jika orang lain bisa mendapatkan jutaan dari hasil kerja upayanya. Aku pun hanya bisa menghela napas berulang kali dan terus memperjuangkan apa yang menurutku lebih membuatku tenang, yaitu menulis. Terus menulis sampai dadaku yang tadinya sesak berangsur-angsur membaik.
Kenapa pula aku berpikir hal yang demikian? Sebab menurut banyak nasihat di belakang truk ataupun angkot selalu ada slogan. "Berkat doa Ibu." Sementara aku? Bukannya masih bisa bernapas saja rasanya sudah sangat bersyukur sekali. Sementara di luaran sana ada banyak orang yang tak memiliki Ibu. Seharusnya lebih banyak mengadakan ruang syukur, alih-alih ruang keluh kesah yang hanya menyakiti diri sendiri.
Peduli amat orang lain mengatakan aku gila karena menulis. Padahal faktanya aku gila karena memendam kemarahan, tekanan, dan beragam persoalan lain seorang diri hingga tak berani mengungkapkan apapun. Alih-alih memendamnya supaya berbuah manis, malah menjadi busuk.
Olah Rasa Menjadi Beberes Rumah
Entah sejak kapan aku punya ide lain mengalokasikan rasa marahku dengan membersikan rumah. Rasanya baru-baru ini aku mengetahuinya, semenjak mengetahui kemunculan buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring, aku pun mulai mempraktikkan beberes rumah meskipun belum pernah membaca bukunya sama sekali. Namun pernah juga mengikuti webinarnya ketika ia melaunchingkan buku itu bersama dengan Kemenkeulib.
Gambar 2. Ilustrasi bersih-bersih
Sambil membawa amarah dalam diam, aku pun menyikat lantai kamar mandi secara keseluruhan. Kemudian menyiramnya hingga bersih. Sampai aku pun menyadari bahwa kondisi kamar mandiku kini sudah sangat kinclong sekali. Tak berhenti sampai di situ saja, aku pun mengambil sapu dan pel pagi-pagi buta, dan melakukan pekerjaan beberes lainnya. Energi kemarahan akhirnya tersalurkan menjadi bentuk yang lain. Mau menambah kepasitas marah, cuma kok semuanya sudah kelihatan bersih dan rapi. Positifnya lagi, aku pun sudah mandi pagi-pagi buta tanpa drama malas. Rasanya aktivitas yang kulakukan sebelas dua belas dengan rasa bahagia. Soalnya kalau bahagia aku juga serajin itu.
Diam Masih Menjadi Misteri
Aku enggak tahu kapan amarahku benar-benar usai. Namun yang jelas, aku tak pandai bermuka dua. Apabila marah, dahiku terus berkerut, ekspresi wajah pun cemberut. Yah, daripada menjadi ladang dosa, mending aku mah diam saja. Kalau ditanya diam dan hanya bisa angguk-angguk, ataupun menggeleng. Hanya saja, kalau marahnya sudah level dewa sudah tidak ada respon sedikitpun diriku.
Masih berkutat dengan energi diam. Perasaanku sesungguhnya kacau balau, otakku tak berhenti memikirkan ntah apa-apa. Diam, tapi hatiku sungguh sangat berisik sekali. Kalau marah dengan manusia, aku masih bisa berdoa dan bercerita kepada Allah. Bahkan menambah durasi tilawah.
Begitulah caraku mengalokasikan energi marah saat ini.
Kalau kalian bagaimana cara mengolah rasa marah menjadi energi positif? Tulis di kolom komentar ya.
Kamis ceria, waktunya upgrade diri. Sebisanya yang ditahu akhirnya saya memutuskan untuk menyimpannya di dalam web mana tahu. Sewaktu-waktu dibutuhkan. Penasaran dengan cara kerjanya, jangan lupa dicoba dan aplikasikan di AI kamu ya.
Oktober sudah lewat, waktunya mengevaluasi hasil kerja atau review-review tentang sepak terjang aktivitas di blog. Padahal semangat ngeblog itu sudah berapi-api. Eh, enggak tahunya ada tantangan yang hadir dalam kehidupan. Berasa sedang mengikuti adegan novel aja yang ada konfliknya.
Sebelum cerita di waktu yang sempit dan mempet deadline ini, saya menarik napas terdahulu. Berusaha menghidup oksigen sebanyak-banyak bia sampai ke otak.
Gmbar 2. Total Tayangan Blog Diary Harumpuspita di Bulan Oktober 2025
Tembus 14 Ribu Tayangan dalam Sebulan
Bagi saya, ini adalah sebuah pencapaian yang wuaw secara gitu dengan usaha yang nggak dar der dor amat di blog. Alias tanpa sharing di media sosial seperti biasa. Kalau dibilang bulan lalu tuh ya saya punya usaha buat promosiin ini lebih sering. Bulan ini, terpaksa ini dicut dulu karena ada hal yang enggak terduga. Pokoknya saya tuh nggak tahu kalau perjalanan itu ada lika-likunya. Persiapan buat di medan perang dalam menghadapi hal itu enggak ada. Hal yang ada saya terjebak dalam sakit kepala yang nyut-nyutan.
Kecewa?
Kalau ngelihat data dan performa saya memang enggak begitu kecewa. Namun punya sisi kekecewaan yang lain terkait dengan kondisi diri yang awut-awutan. Sampai nih nanti mikir aja deh buat di pembahasan artikel sebelumnya tentang Sisi Tergelapnya Menjadi Penulis. Sekarang kita lanjut ke pembahasan berikutnya.
Pertahanin Update Sebanyak 13 Artikel
Kalau di bulan lalu saya tuh bahagia sekali bisa update sebanyak itu. Kini ngerasa biasa saja karena udah mengalami fase hal itu. Era tengah gempuran kesibukan yang padat sekali dan menguji nyali untuk mengikutinya yah bisa dibilang enggak masalah sih. Namun berdampak yang ambyar abrakadabra gitu.
Gambar 3. Recap Blog Oktober 2025
Lomba Blog
Menyusuri Warisan Budaya Indonesia Membatik Bantengan. Awalnya itu memang di lomba Astra gitu. Lagi pula memang tuh batas waktunya di bulan November. Nah, ini nih sebenarnya awal biang kerok. Waktu tersita. Secara gitu, risetnya pun bukan satu dua hari. Walaupun sudah dikasih kemudahan ya sama si coach Nadira, tetap saja saya mah sulit ngudengnya. Alhasil, masih juga bisa dituliskan walaupun dengan kondisi ala kadarnya. Eh, ternyata cepat juga dong di-acc sama si pihak Astra. Yah, lumayanlah.
Review Buku
Mengenal Trillion Dollar Coach, Bill Campbell. Bacanya kapan, reviewnya juga kapan-kapan. Sudah biasa itu mah. Nama juga nggak tahu kapan yang tepat buat menuliskannya gimana. Yah, menurut komentar yang berdatangan sosok ini termasuk dikenal oleh banyak orang dan termasuk buku yang rekomendasi buat dibaca untuk para pemimpin.
Review Film
Review Film Yakin Nikah. Nggak usah ditanya gimana ekspresi saya sewaktu menuliskan review film ini. Baca aja keseluruhan artikelnya, bakalan disuguhkan momen tergemesnya saya. Nah, karena ini merupakan film Bioskop yang baru tayang. Musti cepat-cepatan di-Up setelah nonton. Biar momen-momennya masih hangat gitu. Pokoknya thanks banget deh buat donatur saya si adek.
Landing Page
Novel: Kopi Anti Galau. Biang kerok kedua yang ngebuat waktu saya habis di situ-situ aja ya ngebuat artikel ini. Ralat, sebelum buat promosi artikel ini. Saya tuh harus buat novel terbaru sebanyak 10 bab dulu di aplikasi KBM App baru beraniin buat promosi. Niatnya bisa tuntas menjelang deadline nanti. Eh, nggak tahulah ya bisa terkejar atau nggaknya. Soalnya kalau dilihat dari tinjauan masa kini, masa depan radar gelap gitu situasinya.
Cerpen
Pejuang Rupiah VS Ikan Pecah Perut.Nulisnya sudah pasti uji nyali kalau dalam prosesnya. Waktu yang mepet dan nggak jadi iikutkan lomba sudah pasti saya nih. Akhirnya dikeluarkan karena ya daripada enggak ada yang diunggah di artikel. Takut bersawang, dikeluarkan juga. Idenya jelas dari hari-hari yang dijalan.
Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh.Masih sama inilah ya, gara-gara nggak berhasil diikutkan kompetisi yang diadakan oleh Pemerintah. Sayang enggak ada yang baca, unggah saja di blog ini. Sebenarnya bisa saja sih mau dikirimkan ke media massa, tapi kok rasa malasnya itu yang kebanyakan.
Event
Harapan di Hari Blogger Nasional. Ini artikel itu sebenarnya enggak murni loh. Cuma kok kayaknya si judul ini emang benar-benar umum sekali. Nah, sewaktu tanggal 27 Oktober kemarin itu terpaksa diperbaruhi dong bar update ini. Jadi, usaha buat nulis ini tuh nggak banyak-banyak amatlah.
Recap September 2025. Berisikan tentang perjalanan nulis sebulan yang nembus 13 artikel terbaru dan pendapatan mendekati Seribu Rupiah di Adsense. Yah, lumayanlah.
Nostalgia Menulis Ala Sinetron di Novelme. Artikel ini tuh bisa keluar karena udah lama aja ternyata menjadi draft di blog. Sayang nggak ada yang baca, relevansi kan saja dengan info terbaru saat ini yang kabarnya si Aplikasi sudah tidak ada lagi.
Pejuang Blog Adsense. Sebenarnya malu juga kalau mau bahas urusan penghasilan, tapi ya karena buat motivasi ke diri sendiri gaskan saja. Mana tahu benaran suatu hari nanti bisa tarik tunai benaran.
Tips
Cara Custom Tumbnail Biar Tampilan Lebih Ciamik.Artikel ini muncul karena pekara sewaktu submit karya di Astra harus ada Tumbnailnya. Nah, di situlah muter otak sembari nanya sama chat GPT hingga melipir ke YTnya aban-abang India memberikan tutorial dan Yap berhasil.
Perjalanan Rising Stars KBM. Sepertinya artikel ini adalah artikel yang bakalan sering diupdate sering dengan bertambahnya performa atau peningkatan dalam perjalanan menempuh penghasilan 5 juta. Yah, semoga saja bisa.
Bisa-bisanya menulis artikel ini moodnya auto berkurang karena dimarahi. Jadi ada tiga poin yang menjadi semuanya menjadi ambyar, satu si Astra, dua ikutan kompetensi Novel, dan yang ketiga adalah Projek nulis dadakan. Harusnya si yang dadakan itu nggak boleh ada, cuma saya aja yang nulisnya dadakan. Padahal sudah diberikan waktu sebulan loh dalam mengerjakannya. Terus yang lebih kacaunya itu disuruh buat blog baru lagi. Apa nggak bawaanya berasa diare mulu.Artikel saya tuh bertajuk tentang Kepul.
Kesimpulannya
Ternyata saya tuh masih belum siap dalam menghadapi ini semua. Main terjun saja, dan jadinya ntah gimana-gimana enggak karuan. Mari tarik napas dan tenang sedikit.
Setelah bergerumul ria dengan tugas yang numpuk dan bernapas pun hampir lupa. Seperti biasa adik saya ngajakin nonton yang sebelumnya kami tuh sudah ancang-ancang bakalan nontonnya di hari pertama. Harusnya di tanggal 30 yah. Eh, nggak tahunya di hari berikutnya, yaitu hari kedua.
Kali ini saya sengaja buat judul artikelnya bedah dibandingkan alih-alih seperti biasa Review Film. Alasan utamanya karena saya benar-benar tertarik dengan film ini. Jadi, yah sekalian dibedah saja habis-habisan ala Diary Harumpuspita.
Awal ngelihat dia tuh di poster kayak punya pesonanya sendiri. Secara saya tahu dia bermain peran di jodoh 3 Bujang. Itu actingnya keren. Kali ini dia sebagai tokoh utama kembali.
Jujurly, antara trailer sama filmnya sendiri itu benar-benar nggak zonk. Walaupun di sini mau dibedah habis-habisan saya saranin tetap nonton bareng orang-orang kesayangan kalian.
SINOPSIS
Scene dimulai aksi pukul-pukulan, tapi gaya penceritaannya tuh langsung bilang bukan dari situ. Melainkan di fokus sewaktu dia masih kecil. Yah, sewaktu masih kecil dia itu menonton televisi kemudian menirukan peran dan disambut dengan ibunya. Ibunya sangat mendukung ia sekali akan bakatnya untuk menjadi seorang aktor.
Ketika dewasa, ia selalu mencoba ikutan casting dan lagi-lagi selalu menjadi pemain figuran. Bayangin aja sewaktu dia bermain peran yang sebagai tokoh figuran. Improvisasinya melebihi tokoh utama. Sehingga para sutradara paling males kalau sudah bekerja sama dengan dirinya. Ada aja gebrakannya, aktingnya totalitas dan ngebuat kawan mainnya itu pada kualahan. "Ya, aku ngelakuin itu sebagai persiapan aja, kalau sutradara menyuruhnya lebih."
Pada akhirnya, di sepak terjangnya ke sepuluh tahun. Orang yang mau rekomendasikan pun angkat tangan. Dia bilang ini kerja sama yang terakhir kalinya.
Sedih, tentu saja iya. Padahal ibunya sudah mengeluarkan banyak uang dan menjual barang demi mendukung bakatnya dia. Bahkan sewaktu dia ngelamar kerjaan aja nggak jadi karena bela-belain ikutan casting.
Ibunya nggak ngeluh, apapun yang terjadi ibunya tetap dukung. Nah di sini tuh momen-momen paling sedih bagi saya ,ekspresi dia sewaktu sedih di pangkuan ibunda dapat banget.
Katanya kalau 10 tahun kita terjun di dunia itu, tapi tak kunjung meningkat. Maka gantilah ke profesi yang lain.
Alasan si Dia ini diacc sebagai tokoh figuran di film terakhirnya karena si Sutradara Tegas Julius udah disogok gitu pakai minuman sejenis Wine yang banyak. Yah, walaupun cuma dapat 3 scene doang lumayan. Nah di sini peran dia sebagai hantu tentara Jepang. Tahu nggak apa yang dia lakuin? Hanya demi menjadi tentara Jepang aja dia bela-belain riset 400 halaman tentang hantu Jepang. Nah, ketemu di sutradaranya Tegas Julius, "kurang itu, harusnya 800 halaman." Begitu ucapannya sembari memakan makanan rebusan yang katanya buat diet. Sementara si kameramen nyeletuk gini. "Ntar nanti siang juga beli cilok." Pada adegen sebelum ini pun ada juga ditampilkan si Tegas meletakkan hp di dadanya yang katanya resolusinya itu ngelibihin punya si kameramen.
Kebetulan si Rachel nih datang sama pacarnya. Dia nyapa dari jauh. Eh, si Rachel pura-pura nggak tahu karena dia tuh kan secara udah didandani seperti hantu Jepang. Nggak berhenti buat mempersiapkannya, dia tuh mau aja digiring ke sana kemari hanya untuk mendalami perannya sebagai hantu. Sampai orang terakhir bilangnya begini. "Sebenarnya orang-orang pada males kerjasama sama elu. Ntar jadi lama yang tadinya bisa ngambil shoot-nya bentar."
Scene berganti ke bapak-bapak dari Tiongkok sedang memberikan mandat kepada anak buahnya untuk mencuri si Kevin, pacarnya sih Rachel.
Anak buahnya kan datang nih ke tempat syuting itu. Lumayan banyaklah. Pada adegan ini tuh udah ada adegan kocaknya yang menterjemahin bahasa mereka pakai kamus. Emang di zaman ini masih ada ya pake kamus? Kocak amat bah.
Teringatnya si Rachel kan memang selalu bersama dengan pacarnya. Sementara di ruang ganti, si dia nih ngelihat cermin habis ngilangin makeupnya dia dan Rachel datang langsung nyapa dia. Kirain si Rachel benar-benar lupa. Ternyata nggak ya, dia cuma nggak ngenalin aja sewaktu Gilang nyapa dia tadi. Nah di situlah mereka saling bercerita kalau Opera pertama dengan dirinya si Rachel langsung menjadi pemenang Piala Citra setelah dari situ. Sementara dirinya tetap bermain pemeran figuran.
Lantas di manakah Kevin berada? Yap, dia tengah syuting di sebuah ruangan dan tentunya ada di Tegas Julius itu. Eh, nggak tahunya ada adegan yang nggak disangka. Sebuah penembakan terjadi dan Kevin dengan Sutradaranya diculik.
Sementara anak buah yang lain melihat si Rachel bersama dengan seseorang dikiranya si Kevin. Jadi, mereka berdua wajahnya ditutupin dan diculik dimasukkan ke dalam mobil. Total, ada empat orang di dalam mobil.
Scene apa yang bikin kocak? Si Tegas Julius ini loh, momen-momen sakit perut yang kayaknya program diet dia berhasil kali ya. Satu mobil yang kena getahnya. Ah, pokoknya saksikan sendirilah.
Sampai di markas, nggak tahunya yang disuruh cuma si Kevin doang yang diculik. Yang lainnya enggak, jadi si Bapak Tiongkok itu nyuruh buat membunuh sisanya dengan bahasa Tiongkoklah pastinya.
Gambar 2. Poster momen Si Paling Aktor diculik
Cerita seru dimulai di sini. Adegan aksi pun dimulai. Si tokoh utama ini bisa ngebela dirinya sendiri dan sambil bercerita kalau dia punya kemampuan itu karena ikutan casting figuran. Dia itu sampe ikutan les silat 3 bulan sebelum memerankan tokoh figuran di film-film sebelumnya.
Yah, bayangin aja waktu jadi barista aja di tokoh figuran aja sebelumnya dia tuh udah totalitas banget buatin kopi. Sementara sutradaranya ngamuk karena bukan itu yang dishoot.
Termasuk kemampuannya dalam bahasa Mandarin padahal pemerannya hanya sebagai Zombie Hongkong. Dia bilang nggak mungkin dong dikasih tahu kalau dia itu tahu bahasa mereka. Yang ada nggak dapat informasi apa-apa.
Singkat cerita, mereka bertiga berhasil menyelamatkan diri dan mengendarai mobil. Kemudian sang Sutradara melihat berita bahwa si penculik meminta tebusan untuk si Kevin. Barangsiapa yang berhasil menemukan mereka akan mendapatkan 1 Milyar.
Gilang memberhentikan mobil dan menyuruh mereka ke kantor polisi. Sementara dia yang akan menyelamatkan si Kevin sembari bercerita tentang mimpi-mimpinya selama ini ingin membetulkan atap rumah yang bocor dan membawa ibunya pergi berhaji.
Apakah mereka akan setuju?
Tentu tidak. Mereka akhirnya sepakat untuk sama-sama menyelamatkan si Kevin.
Lalu apakah mereka berhasil menyelamatkan si Kevin yang kini disekap di sebuah pabrik?
Jangan lupa nonton di bioskop kesayangan anda. Sebab keseruannya semakin berlanjut dengan kisah-kisah kocak mereka dalam melalui hal tersebut. Oh, iya ada satu lagi momen kocak si Tegas Julius bilang, "darah suci." Wuah, membuat saya bernostalgia akan Ganteng-Ganteng Srigala nih.
Bedah Film Si Paling Aktor
1. Kesan Setelah Menonton Film ini
Pesannya dapat, tawa ngakaknya lebih dapat lagi. Asli kebanyakan saya tertawa mulu selama di dalam bioskop sampai kulit pipi pada ketarik ke atas lebih ketat. Cemana ya, saya sempat bercerita di pertemuan bareng sutradara. Bahwasannya kelemahan seorang penulis itu ingin menampilkan sebanyak-banyaknya informasi di dalam filmnya itu sendiri. Makanya saya malahan mikir ini film bakalan ditonton ulang saking banyaknya informasi yang disampaikan dari pengalaman si tokoh utama yang hanya mendapatkan tokoh figuran doang.
2. Perpindahan Frame yang Ngebuat Ceritanya semakin Seru dan Humoris
Kalau sudah adegan aksi bawaannya pasti menegangkan sekali. Berbeda di film ini. Perpindahan frame yang jutsru ngebuat film aksinya tak menghilangkan ensensi humor natural. Asli, lucu banget di saya nih.
3. Ceritanya Berbobot
Kalau dipikir-pikir pengetahuan si penulis ini tuh wawasannya luas banget ya. Sampe saya penasaran nih dengan cara dia mengendalikan si ular Cobra sewaktu di hutan. Ketika si Sutradara lagi boker pakai boxer warnanya hijau terang. Nanti kita cek kembali ya akan hal itu.
4. Melibatkan warga setempat
Meskipun scene warga di sini tuh singkat. Setidaknya ada juga momen hangatnya selain daripada dari sang Ibu. Jadi, di film ini tuh nggak hanya kekocakan antara si tokoh utama, tetapi juga tokoh-tokoh pendamping lainnya.
5. Pesan Cerita
"Kesuksaan itu ketika kerja keras bertemu dengan peluang." Begitu pesan yang paling saya ingat dari si Gilang. Ketika dicaci dia enggak ciut, semangatnya terus-terusan 45 gitu. Beda nih sama saya, baru dikritisin saja ciutnya minta ampun. Eh, tapi sekarang enggak gitu deh. Terus ada lagi nih kalimat motivasi dari sang ibu. "Ingat ya Gilang, kamu itu adalah Pejuang, bukannya Pencundang." Wuah, benar-benar kalimat yang Powerful sekali ya untuk para lelaki.
6. Adaptasi dari Novel Si Paling Aktor karya Adhitya Mulya
Mari kita bedah sedikit siapa di balik penulisan cerita si Paling Aktor ini, yaitu Adhitya Mulya. Ternyata dia sudah memulai kariernya sejak tahun 2001, ini menurut data 1 Maret 2025 di Podcastnya Reisa Broto Asmoro. Sudah menulis novel sebanyak 9 Judul, 2 buku nonfiksi, 4 Skrip layar lebar, dan 4 Skrip serial.
Hal yang Menjadi Pertanyaan Bagi Diary Sendiri sebagai Refleksi.
1. Gilang aja yang didukung ibunya selalu gagal apalagi saya?
Sepuluh tahun Gilang berkiprah di dunia aktor itu pun didukung ibunya penuh. Eh, selalu gagal mulu. Apalagi saya toh yang sebenarnya orang tua nggak suka amat kalau saya nih menjadi penulis? Pernah suatu ketika saya punya azam ke diri sendiri. Kalau sampai 30 novel saya sudah selesai semua. Tapi saya nggak mendapatkan 10 juta dari hasill menulis. Kayaknya saya pensiun aja deh. Mungkin bukan di situ lumbung rezekinya. Duh, ciut amat ya. Apalagi setelah dipikir-pikir ini adalah tahun ke sembilan saya menjadi seorang penulis. Pertama kali mulai karier itu di tahun 2016. Itu berarti masih ada satu tahun lagi untuk ngebuktiin bisa nggak nih ya di sini.
2. Gilang itu walaupun gagal, dia selalu giat untuk belajar lebih banyak
Setelah dipikir-pikir malah semakin banyak deh buat refleksi diri sendiri. Ah, lihat cermin besar-besar dan flashback deh bahwa di masa lalu toh saya juga nggak belajar dari kesalahan. Kalau di Gilang ini tuh udah bener banget untuk belajar banyak hal hanya dari pemeran figuran belaka. Hanya saja, minusnya di satu, yaitu Karakternya dia yang suka banget komentar. Makanya buat orang tuh sampai malas. Jadi, yang perlu digarisbawahi di sini adalah ketika kepintaran, kegigihan, berbanding lurus dengan karakternya ilmu padi.
Gambar 1. Labu Hallowen yang sedang diterpa kerinduan
Bila malam kupeluk bayang dirimu Dalam tidur pun kau selalu kuimpikan Aku takut berteriak memanggilmu di tengah malam sunyi sendiri
Begitulah sebuah lirik dalam lagu yang kini bukan hanya sekedar kata, melainkan makna terdalam untuk orang di tengah kerinduan. Perihal membahas tentang kerinduan ini rasanya maju mundur cantik. Secara suami masih otw dipesan. Eh, kerinduan cukup hadir menerpa diri. Banyak jenis rindu memang dalam kehidupan ini. Rindu berjumpa dengan baginda nabi, rindu memakan makanan favorite, atau malah rindu dengan seseorang yang mampu membuat jantung ini berdebar-debar.
Jujur, di antara semua kerinduan yang mengisi adalah kerinduan pada sesuatu yang mengendap di hati. Rindu adalah sebait doa yang tidak pernah dimengerti seraya berpikir apakah ia baik-baik saja? Namun yang pasti rindu itu hadir sebab ia ada di hati.
Tidak semua kerinduan berbuah pertemuan. Ada yang harus ditahan sedemikian rupa dan setiap kerinduan itu tiba, bait-bait aksara akan selalu berdatangan. Maka jatuh cintalah dengan seseorang, bila saling menemukan akan melahirkan anak-anak yang lucu. Namun jika tidak akan melahirkan kata-kata indah. Begitulah seharusnya yang diungkapkan oleh para penyair.
Enam Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan ala Diary Harumpuspita
Gambar 2. Cara mengusir kerinduan
1. Kenali Kondisi Diri
Hal yang paling diperhatikan ketika rindu menerpa adalah kita sedang dalam kondisi yang bagaimana. Apakah sedang sibuk tidak ketulungan, rumah berantakan, atau malah bengong enggak karuan? Kalau ada yang bilang rindu itu datang karena enggak ada kerjaan. Enggak sepenuhnya benar. Sebab kerinduan seringkali datang tanpa aturan. Apalagi bagi orang baru saja jatuh hati dengan seseorang. Namun yang pasti rindu itu berpotensi membuat segalanya menjadi berantakan. Ingin melakukan sesuatu. Eh, malah kejebak dengan rindu itu sendiri yang pada akhirnya menjadi bergalau ria. Ini khusus rindu dengan si doi ya.
2. Konversikan Menjadi Energi yang Lain
Seringkali saat rindu itu tiba, kita memiliki energi yang lain berpusat akan ia. Namun ternyata rindu itu bisa dialokasikan menjadi bentuk positif yang lain, seperti semangat untuk membersihkan rumah atau malah melakukan hobi yang lain. Belajar menata barang membuat kita merasa bahwa sesuatu yang berantakan bisa pelan-pelan ditata menjadi indah dan lebih rapih. Rindu yang seperti itu membuat kita belajar tentang arti kesabaran.
3. Berkarya dengan Kerinduan
Seringkali seorang seniman mengalokasikan kerinduannya melalui sebuah karya. Seperti halnya seorang penyair yang akan menuliskan puisi-puisi indah, seorang pelukis yang akan mengabadikannya di dalam lukisannya, atau malah novelis yang memasukkannya ke dalam ceritanya. Seseorang yang berkarya dengan kerinduan itu seringkali memiliki makna dalam prosesnya. "Tahu nggak aku buat ini karena apa? Ya karena rindu kepadamu." Ouh, romantis sekali. Bahkan ada juga yang tadinya enggak kepikiran berkarya menjadi berkarya karena rindu melanda pada dirinya.
4. Berdoa semakin khusyuk
Tak ada yang lebih indah dari sebuah kedekatan antara seorang hamba dengan Rabnya. Rindu mampu membuat yang tadinya berdoa dengan tergesa-gesa menjadi lebih lama dalam mengutarakan rasa. Hanya kepada-Nya rindu akan dilemparkan ke langit dan didengar oleh penduduk langit. Selain itu, bukankah kita akan menjadi berpahala karena berdoa? Biasanya kalau orang yang rindu itu selalu mendoakan yang baik-baik.
5. Bercerita dengan Orang yang dipercaya
Bercerita sering kali menjadi pengobat untuk hati yang rindu, tapi tidak bisa disampaikan. Pastikan orang itu adalah orang yang kita percayai. Entah itu salah satu anggota keluarga kita ataupun sahabat dekat. Orang-orang yang pengertian selalu memiliki cara tersendiri dalam mengalokasi kerinduan. Entah itu diajak ke suatu tempat untuk mengusir kerinduan atau melakukan hal-hal kocak lainnya yang tak pernah terlintas di dalam pikiran.
6. Sampaikan kepada orangnya secara langsung
Pengobat paling manjur biasanya dengan mengatakannya secara langsung. Rindu yang tadinya datang, bisa saja datangnya hanya sebentar. Walaupun kerinduan tidak bisa langsung terobati karena tidak memungkinkan bertemu. Setidaknya orangnya tahu bahwa kita tengah merindukannya. Ingat ya, dia itu bukan cenayang yang tahu siapa tengah merindukannya.
Kesimpulan
Rindu itu selalu menjadi momentum yang unik dan datang di saat yang tak disangka-sangka. Maka alokasikan kerinduan itu menjadi sesuatu yang lebih bermakna dibandingkan alih-alih bergalau ria.
Ah, rasanya memang sudah lama sekali saya tidak menulis di blog lagi. Padahal dulu di awal-awal ketika akhir tahun 2019 hingga memiliki top level domain pun lumayan rajinlah. Eh, ketika sudah top level domain malah malas-malasan. Weleh, skip dulu ya kan.
Mari kita lanjut pembahasan tentang masa depan. Heseh, iya nih. Saya lebih suka merancang masa depan yang gemilang di masa sekarang. Sedangkan masa lalu itu bisa dijadikan pelajaran. Yah, anggap sajalah semuanya memang sudah berlalu. Meskipun kenangan itu sayang bila dilupakan, heseh.
Tahu enggak sih kalau tanggal 27 Oktober itu diperingati sebagai Hari Blogger Nasional? Nah, hari spesial ini ada sejak tahun 2007. Ketika itu pertama kali dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Harapannya blog bisa menjadi manfaat bagi orang banyak.
Berbicara perihal manfaat, saat ini saya ingin maju di depan untuk memperjuangkannya. Ya, walaupun dulunya blog merupakan ajang curhatan belaka dan enggak kepikiran bisa bermanfaat bagi orang banyak. Ternyata setelah ditelusuri lagi lebih nyaman dan mengasyikkan. Apalagi sesama blogger saling mendukung. Rasanya ya seperti mendapatkan jackpot gitu. Apalagi bisa mengelolanya secara mandiri.
Meskipun tanggal pengunggahan cuap-cuap ini tidak bertepatan tanggal 27 Oktober. Bagi saya, hari blogger ini setiap hari. Kapan pun dan di mana pun saya bisa kok menulis blog. Ya tergantung dengan situasi dan kondisi. Palingan perayaannya hanya tanggal 27. Ternyata ada juga kok yang ngucapin, "Selamat hari blogger Nasional." Ah, rasanya menyejukkan sekali. #Jlep.
Kalau membahas perihal harapan. Setiap orang pasti memiliki harapan di masa depan menjadi lebih baik lagi. Begitu pula saya yang tidak ingin ketinggalan. Hanya saja, harapan di sini memang harus dispesifikkan lagi supaya mudah digapai. Ya, ini seumpama dengan kata sukses. "Semoga sukses ya." Padahal konsep 'sukses' di sini itu ya luas. Sukses menjalankan misi bangun pagi misalnya. Maka ada beberapa kesuksesan yang ingin saya capai untuk ke depannya.
1. Blog sebagai wadah ternyaman
Bagi saya, blog merupakan rumah saya sendiri. Ya iya dong, kan pemiliknya saya sendiri nih. Hehe, mana tahu kan ada juga yang mau menjadi pengurus rumah saya jika saya sedang sibuk. #plak
Oke kembali ke laptop.
Ada beberapa alasan kenapa saya mengambil nama Diary Harumpuspita. "Kok enggak Henny saja sih? Kan lebih gampang dapat followersnya. Lagian kalau disebut Harum orang lain malah enggak kenal."
Saya pun awalnya juga berpikir seperti orang itu. Enggak banyak orang yang tahu tentang Diary Harumpuspita selain di kalangan para penulis. Apalagi penulis lainnya juga sering manggil saya Harum.
Ya, pertama-tama saya terinspirasi dengan nama panggilan dulu selama SMA. Guru biologi saya waktu itu manggil saya dengan sebutan Henny Puspita Sari harum mewangi sepanjang hari. Seketika saya langsung auto senang dong. Langka banget ada yang mau memuji seperti itu. Ya, walaupun kebetulan nama saya mirip dengan nama orang terdekatnya. Makanya saya dipanggil begitu kadang-kadang.
Nah, yang kedua faktor dorongang lingkungan juga sih. Ketika saya memiliki keinginan menulis. Namun tidak ada yang mendukung. "Ngapain nulis? Emang mau makan apa dari nulis?"
Kebetulan saya orangnya memang suka rajin jika menyangkut tentang belajar. Saya tidak ingin menjadi orang yang hanya sekadar rajin saja, tetapi juga ingin memberi kenyamanan bagi orang lain.
Harum itu identik dengan kenyamanan. Siapa sih yang enggak suka dengan harumnya sesuatu? Bahkan bunga yang harum pun banyak penggemarnya.
Sedangkan nama Puspita ini saya ambil untuk mengingatkan saya pada saudara saya. Abang saya nama belakangnya Puspito, adiknyanya saya nama belakangnya juga Puspita. Ya, sekalian saja mengharumkan keluarga. Harapannya blog ini bisa menjadi tempat ternyaman untuk disinggahi. Banyak orang yang mengunjunginya dan bermanfaat bagi orang lain.
2. Rajin posting
Rajin nulis, tetapi enggak rajin posting. Saya juga termasuk di dalamnya. Akhirnya, terlalu banyak draf dan saya bingung melanjutkannya. Sepenggal-penggal mulu. Ketika dilanjutkan tidak relevan dengan suasana hati. Ya, parahnya hanya sekadar judul doang di draf. Kalau rajin posting otomatis tulisan harus selesai ya kan. Harapannya saya ingin membangun kembali kejayaan di masa lalu. Minimal seminggu sekali buat konten, bertahap hingga posting setiap hari. Minimal-minimal berani posting deh.
3. Semakin Kreatif
Adakalanya, blog akan semakin ciamik jika dilengkapi dengan kode-kode. Seperti blog para senior lainnya. Banyak juga deh yang ingin saya pelajari. Infografis yang memudahkan pembaca juga oke. Rasanya perlu banyak waktu untuk memahami dan mempelajari itu semuanya. Namun akan mengasyikkan jika memang sudah memiliki keinginan dalam diri. Selagi punya keinginan kenapa enggak?
4. Berani ikut lomba blog
Biasanya yang membuat ramai blog salah satunya adalah ikut lomba blog. Kalau para blog senior lainnya biasanya sih kerjasama dengan bisnis lainnya. Kalau saya yang pemula ini sepertinya belajar rajin ikut lomba aja dulu. Mana tahu kan bisa terbiasa mengulas sesuatu dengan kreatif ke depannya.
Terus dikenal orang dan mendapatkan tawaran kerjasama deh. Insyaa Allah.
Kalau ikut lomba ini kadang yang membuat gregetan. Bisa nggak ya, mampu nggak ya menyelesaikan tulisan dengan baik.
5. Wadah silatuhrami
Silatuhrami identik dengan mengunjungi. Jika memungkinkan, saya juga ingin nih rajin blog walking ke blog lainnya. Mengisi kehidupan tulisan blog yang terposting dan menambah pengetahuan seiring berjalannya waktu. Bagi penulis, kehadiran pembaca yang meninggalkan jejak berupa komenan walaupun hanya sekadar bertanya merupakan suatu hal yang berharga. Terkadang bisa menjadi tolak ukur kualitas blog. Saya berharap ke depannya memiliki waktu yang luang sehingga bisa main-main ke blog lainnya. Yah, namanya juga kehidupan. Kadang kesibukannya tidak bisa ditentukan. Namun biasanya kalau orang yang sudah terniat banget. Apa pun pasti diusahakan.
Alhamdulillah, akhirnya selesai juga luahan hati saya tentang blog kali ini. Yeay, setelah sekian lama vakum dari menulis dengan dalih entah apa-apa. Saya bersyukur bisa tergerak hati untuk memperjuangkan tulisan kembali.
Kalau ada yang nanya, selama pandemi ini ngapain saja sih? Saya bingung sebenarnya ingin mengatakan apa. Soalnya saya malah enggak produktif. Kebanyakan galau bin pusing. Kalau keluar rumah sih iya juga. Palingan kalau ada keperluan, sedangkan keperluannya ngerjain skripsi bareng teman atau belajar hal lainnya.
Itu saja deh.
Salam Rindu
Harumpuspita
Harapan di Tahun 2025
Katanya, selagi kita punya harapan dalam hidup. Maka hidup kita akan baik-baik saja. Begitulah, saking pentingnya keberartian sebuah harapan.
Tak terasa ya, dulu postingan yang awal di tahun 2020. Kini sudah beranjak lima tahun saja. Dulu yang masih amatir, sekarang sudah menjadi profesional aja. Ada banyak perubahan yang datang silih berganti. Termasuk dengan teknologi itu sendiri.
Harapannya di tahun ini hanya satu di dunia perbloggingan, yaitu Jangan Berhentimenulis dan berkarya.
Pernah
nggak terpikirkan untuk menulis skenario yang episodenya sampai ratusan?
Persamaan yang sering dilihat dalam bentuk nyatanya adalah sinetron. Kalau saya
menyebutnya dengan istilah dengan kejar tayang. Tapi tenang, kali ini saya
enggak akan membahas bagaimana membuat sinetron yang membutuhkan banyak waktu
dan biaya dalam pembuatannya. Hanya penulisnya saja.
Sebenarnya
penulis ini banyak istilahnya. Ada yang lagi mood kalau lagi nulis. Ada pula yang setiap kondisi bisa menulis.
Pokoknya macam-macam deh. Tergantung versi masing-masing. Kalau sudah masuk
dalam posisi bisa menulis dalam setiap kondisi, itu berarti penulis tersebut
merupakan kategori penulis profesional. Tapi begitulah kalau yang sudah
namanya pekerjaan. Siap atau tidaknya masalah hati sewaktu menulis. Tulisan
wajib selesai. Ini pun juga berlaku untuk segala pekerjaan dan kewajiban.
Sebelum
rajin menulis blog saat ini. Dulunya saya rajin menulis yang bernuansa puisi,
cerpen, dan novel. Tapi enggak terkenal. Hehe …. Jadi kalau melewatkan
kesempatan yang berhubungan dengan perihal itu. Rasanya rugi sekali. Apalagi
novel yang membuat saya tertantang untuk menjadi apa saja. Ya, kalau hanya
asal menulis saja mah gampang. Tapi untuk membuat sebuah novel yang bagus
sesuai dengan versi saya malah enggak mudah. Sama seperti dengan karya tulis
ilmiah. Perlu riset mendalam. Terutama psikologi.
Novel adalah
karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan sebuah kisah seseorang. Jumlah
kata yang dituliskan lebih dari 35.000 kata. Jadi kalau misalnya buku diary
yang ditulis sudah mencapai segitu bisalah dijadikan novel.
Sebenarnya
saya sudah mengetahui informasi menulis novel di novelme dari menjelang
bulan-bulan akhir tahun 2020. Hanya saja baru bisa menyempatkan menulisnya
sekarang (artikel ini pertama kali di-up tahun 2021). Oke, kembali ke laptop.
Waktu itu
saya sedang asyik stalking ke
beberapa akun penulis lainnya di Instagram.
Hingga akhirnya saya menemukan akun resminya Novelme. Saya juga turut likes
di beberapa postingan. Beberapa hari kemudian admin novelme japri melalui DM di
Instagram dan menawarkan saya untuk menulis di sana. Sebuah kebahagiaan
tersendiri bagi saya hingga rasanya ingin jingkrak-jingkrak setelah mengetahui
menulis bisa menghasilkan duit. Tapi itu masih hayalan sepertinya. Kalau ada
kabar baiknya segera kabari deh. Mana tahu kan bisa diundang sebagai pengisi
materi kisah sukses. #masihmenghayal.
Novelme
adalah sebuah platform aplikasi karya DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD yang menyediakan tempat untuk menulis maupun membaca. Novelme ini bisa didownload di playstore. Genre tulisan bermacam-macam. Ada Fantasi, Roman, Fiksi Ilmiah, Action, Petualangan, Horor, Non Fiksi, Fanfiction, Fiksi Remaja, Fiksi Pria, hingga Ekslusif. Pembaca bisa menikmati novel tersebut dengan membacanya di aplikasi. Sedangkan penulisnya bisa mengirimkan karyanya lewat websitenya.
Platform ini meyakinkan para penulisnya untuk menghasilkan monestasi sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku yang bisa dilihat pada website resminya. Selain itu juga bisa diikutkan kompetisi Next Top Writer. Saat ini (Desember 2021) sudah masuk ke dalam masa Next Top Writer Season 4. Jika dibandingkan dengan peraturan kompetisi season sebelumnya. Saya lebih suka yang sekarang. Sehingga membuat tulisan jauh lebih berkualitas meskipun target akhirnya adalah 300.000 kata. Wuah, jumlah kata yang fenomenal menurut saya.
Sebelum mendaftar sebagai penulis, saya diarahkan untuk melengkapi kelengkapan data diri. Mulai dari e-mail hingga swa foto. Novelme menjamin keamanan data para penulisnya. Pengalaman berharga saya adalah ketika menandatangi sebuah kontrak sebagai penulis di sana setelah mengirimkan beberapa bab. Hal ini membuat saya yakin bahwa menulis novel dengan karya yang saya daftarkan merupakan sebuah pekerjaan. Ada banyak hal-hal seru lainnya yang saya dapatkan selama menjadi penulis di sana.
Lima Hal Seru Bersama Novelme
Selama menjadi penulis Novelme, pasti ada hal seru di sana, yuks simak sampai habis ya.
1. Pengakuan
Menjadi seorang novelis dan diakui beberapa orang merupakan suatu kebanggan dalam diri. Kalau saya bilang sih harganya tidak terhingga. Itu merupakan suatu dukungan untuk menyemangati saya menjadi seorang penulis yang berkualitas. Ya, akhirnya setelah sekian lama saya didukung oleh orang-orang terdekat saya. Novelme berbaik hati mengundang saya menjadi seorang penulis di platformnya.
2. Disiplin
Tulisan kejar tayang yang sempat saya targetkan nyaris berhasil dengan menuliskan minimal 1000 kata perhari selama tiga puluh hari. Itu berarti saya wajib menyisihkan waktu sekurang-kurangnya satu jam untuk menulis. Itu pada saat saya kebanyakan ide dan jari tidak sempat berhenti untuk mengetik. Yah, namanya semakin lama terbiasa. Tapi kalau yang tidak terbiasa ini malah membutuhkan waktu 3-5 jam lamanya. Jika memang sangat diniatkan. Kalau enggak niat ini malah berhari-hari enggak kelar. Pada saat Next Top Writer saya nyaris menuliskan 25.000 kata selama sebulan.
3. Teman Baru
Nah, ini nih serunya. Saya bisa mengenal para penulis lainnya dari berbagai kalangan dengan masuk ke dalam grupWhatsApp Novelme setelah mengonfirmasi pada adminnya. Banyak di antara mereka yang mendapatkan kisah suksesnya selama di novelme dan membagikan pula pengalaman tersebut. Keuntungan dari adanya teman sesama penulis ini adalah saling memotivasi dan menguatkan. Jika ada kedapatan tulisan kita diambil orang lain. Mereka yang akan duluan membela dan bahu membahu memperjuangkan hak kepemilikan atas karya kita dengan cara bantu report.
4. Kiat Menulis
Setiap pekan Novelme selalu memberikan kiat menulis ke penulis lainnya yang ada di grub. Bisa dibilang kajian rutin. Mulai dari menentukan ide hingga trik penulisan yang menarik. Kita bisa berdiskusi santuy di mana pun dan kapan pun. Mereka sangat ramah dan menyenangkan saat diajak diskusi.
5. Berpenghasilan
Kalau sudah mendengar kata berpenghasilan ini yang menyenangkan. Selain menghasilkan sebuah karya yang membuat kita terkenal. Keuntungan lainnya adalah mendapatkan duit. Sebenarnya agak sensitif sih jika menguraikan perihal ini. Kalau bisa dirahasiakan hehe. Kadang menjadi kejutan juga nih bagi penulis. Ada penghasilan dari bab berbayar, ada bonus dari keaktifan, pilihan editor, dan lain sebagainya. Banyak kejutan tak terduga. Kalau dilihat dari posternya saja sudah membuat hati tertarik. Total hadiahnya mencapai 150.000.000++. Siapa tahu bisa bayar uang kuliah dari menulis. Hehe.
Saat mendalami hal itu rasanya menyenangkan sekali. Bisa membuat diri saya dan orang lain tersenyum. Saya mengambil tema Fiksi Ilmiah di sana dengan judul ChemisPhy. Kisah seorang gadis yang sedang terperangkap dalam dunia lain ketika terbangun dari tidurnya. Ia merasa kembali pada masa lalu namun waktu yang sedang berlangsung justru bukan di abadnya. Orang-orang yang ia temui juga tidak jauh berbeda dari kehidupan nyata. Ia merasa sekelilingnya terasa asing dan banyak misteri lainnya yang masih membuat dirinya penasaran.
Saat ini (Desember 2021) saya sudah menuliskannya sudah mencapai 60.000 kata. Kalau di dalam word saya yang ukuran kertas A4 sudah mencapai 200 halaman lebih. Jadi ibaratnya kalau berhasil menulis hingga 300.000 halaman bisa mencapai 1000 halaman. Auto keriting jari. Nah, kebetulan di Naskah ini saya stuck di bab 100 pada waktu itu.
Bisa menuliskan novel bagi saya adalah suatu hal yang menyenangkan. Saya bisa belajar menjadi seseorang berdasarkan karakter yang saya tulis. Termasuk memanfaatkan sekeliling sebagai inspirasi dalam menulis. Ya, hati-hati dengan para penulis. Bisa jadi orang-orang terdekatnya akan menjadi abadi dalam karyanya. Sampai di sini saja pembahasan tentang Novelme kali ini.
Kondisi Novelme Saat Ini
Saat ini (2025) Novelme sudah tidak ada lagi dikarenakan sudah bangkrut. Walaupun begitu, Novelme menjadi sebuah kisah yang paling berharga bagi saya. Selain itu, kisah lainnya ada juga teman saya yang ketemu jodohnya karena jadi penulis Novelme. Kalau saya mah, ketemu jodohnya jalur lain. Heheh, kapan-kapan saya bakalan cerita ya kalau sudah akad beneran. Biar nggak jadi kabar burung mulu.
Namun yang jelas, saya sempat kecewa di Novelme karena enggak dibayar pada waktu itu tahun 2022 sebelum akhirnya bangkrut di tahun 2023, ya akhirnya memilih cau dari sana. Kemudian melanglang entah ke mana yang pada akhirnya saya memutuskan untuk tetap setia menjadi penulis KBM App
Sampai di sini tentang Novelme kali ini, yang mau diskusi jangan lupa tulis di kolom komentar ya. Sampai juma di artikel selanjutnya.