Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan

Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan
Gambar 1. Labu Hallowen yang sedang diterpa kerinduan

Bila malam kupeluk bayang dirimu
Dalam tidur pun kau selalu kuimpikan 
Aku takut berteriak memanggilmu 
di tengah malam sunyi sendiri

Begitulah sebuah lirik dalam lagu yang kini bukan hanya sekedar kata, melainkan makna terdalam untuk orang di tengah kerinduan. Perihal membahas tentang kerinduan ini rasanya maju mundur cantik. Secara suami masih otw dipesan. Eh, kerinduan cukup hadir menerpa diri. Banyak jenis rindu memang dalam kehidupan ini. Rindu berjumpa dengan baginda nabi, rindu memakan makanan favorite, atau malah rindu dengan seseorang yang mampu membuat jantung ini berdebar-debar. 

Jujur, di antara semua kerinduan yang mengisi adalah kerinduan pada sesuatu yang mengendap di hati. Rindu adalah sebait doa yang tidak pernah dimengerti seraya berpikir apakah ia baik-baik saja? Namun yang pasti rindu itu hadir sebab ia ada di hati.

Tidak semua kerinduan berbuah pertemuan. Ada yang harus ditahan sedemikian rupa dan setiap kerinduan itu tiba, bait-bait aksara akan selalu berdatangan. Maka jatuh cintalah dengan seseorang, bila saling menemukan akan melahirkan anak-anak yang lucu. Namun jika tidak akan melahirkan kata-kata indah. Begitulah seharusnya yang diungkapkan oleh para penyair.

Enam Cara Mengatasi Rindu yang Berantakan ala Diary Harumpuspita

Enam Cara Mengusir Kerinduan Ala Diary Harumpuspita
Gambar 2. Cara mengusir kerinduan

1. Kenali Kondisi Diri

Hal yang paling diperhatikan ketika rindu menerpa adalah kita sedang dalam kondisi yang bagaimana. Apakah sedang sibuk tidak ketulungan, rumah berantakan, atau malah bengong enggak karuan? Kalau ada yang bilang rindu itu datang karena enggak ada kerjaan. Enggak sepenuhnya benar. Sebab kerinduan seringkali datang tanpa aturan. Apalagi bagi orang baru saja jatuh hati dengan seseorang. Namun yang pasti rindu itu berpotensi membuat segalanya menjadi berantakan. Ingin melakukan sesuatu. Eh, malah kejebak dengan rindu itu sendiri yang pada akhirnya menjadi bergalau ria. Ini khusus rindu dengan si doi ya. 

2. Konversikan Menjadi Energi yang Lain

Seringkali saat rindu itu tiba, kita memiliki energi yang lain berpusat akan ia. Namun ternyata rindu itu bisa dialokasikan menjadi bentuk positif yang lain, seperti semangat untuk membersihkan rumah atau malah melakukan hobi yang lain. Belajar menata barang membuat kita merasa bahwa sesuatu yang berantakan bisa pelan-pelan ditata menjadi indah dan lebih rapih. Rindu yang seperti itu membuat kita belajar tentang arti kesabaran. 

3. Berkarya dengan Kerinduan

Seringkali seorang seniman mengalokasikan kerinduannya melalui sebuah karya. Seperti halnya seorang penyair yang akan menuliskan puisi-puisi indah, seorang pelukis yang akan mengabadikannya di dalam lukisannya, atau malah novelis yang memasukkannya ke dalam ceritanya. Seseorang yang berkarya dengan kerinduan itu seringkali memiliki makna dalam prosesnya. "Tahu nggak aku buat ini karena apa? Ya karena rindu kepadamu." Ouh, romantis sekali. Bahkan ada juga yang tadinya enggak kepikiran berkarya menjadi berkarya karena rindu melanda pada dirinya. 

4. Berdoa semakin khusyuk

Tak ada yang lebih indah dari sebuah kedekatan antara seorang hamba dengan Rabnya. Rindu mampu membuat yang tadinya berdoa dengan tergesa-gesa menjadi lebih lama dalam mengutarakan rasa. Hanya kepada-Nya rindu akan dilemparkan ke langit dan didengar oleh penduduk langit. Selain itu, bukankah kita akan menjadi berpahala karena berdoa? Biasanya kalau orang yang rindu itu selalu mendoakan yang baik-baik.

5. Bercerita dengan Orang yang dipercaya

Bercerita sering kali menjadi pengobat untuk hati yang rindu, tapi tidak bisa disampaikan. Pastikan orang itu adalah orang yang kita percayai. Entah itu salah satu anggota keluarga kita ataupun sahabat dekat. Orang-orang yang pengertian selalu memiliki cara tersendiri dalam mengalokasi kerinduan. Entah itu diajak ke suatu tempat untuk mengusir kerinduan atau melakukan hal-hal kocak lainnya yang tak pernah terlintas di dalam pikiran.

6. Sampaikan kepada orangnya secara langsung

Pengobat paling manjur biasanya dengan mengatakannya secara langsung. Rindu yang tadinya datang, bisa saja datangnya hanya sebentar. Walaupun kerinduan tidak bisa langsung terobati karena tidak memungkinkan bertemu. Setidaknya orangnya tahu bahwa kita tengah merindukannya. Ingat ya, dia itu bukan cenayang yang tahu siapa tengah merindukannya. 

Kesimpulan

Rindu itu selalu menjadi momentum yang unik dan datang di saat yang tak disangka-sangka. Maka alokasikan kerinduan itu menjadi sesuatu yang lebih bermakna dibandingkan alih-alih bergalau ria. 

Harapan di Hari Blogger Nasional

Tahun 2020

Ah, rasanya memang sudah lama sekali saya tidak menulis di blog lagi. Padahal dulu di awal-awal ketika akhir tahun 2019 hingga memiliki top level domain pun lumayan rajinlah. Eh, ketika sudah top level domain malah malas-malasan. Weleh, skip dulu ya kan.

Mari kita lanjut pembahasan tentang masa depan. Heseh, iya nih. Saya lebih suka merancang masa depan yang gemilang di masa sekarang. Sedangkan masa lalu itu bisa dijadikan pelajaran. Yah, anggap sajalah semuanya memang sudah berlalu. Meskipun kenangan itu sayang bila dilupakan, heseh. 

Tahu enggak sih kalau tanggal 27 Oktober itu diperingati sebagai Hari Blogger Nasional? Nah, hari spesial ini ada sejak tahun 2007. Ketika itu pertama kali dicanangkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Harapannya blog bisa menjadi manfaat bagi orang banyak. 

Berbicara perihal manfaat, saat ini saya ingin maju di depan untuk memperjuangkannya. Ya, walaupun dulunya blog merupakan ajang curhatan belaka dan enggak kepikiran bisa bermanfaat bagi orang banyak. Ternyata setelah ditelusuri lagi lebih nyaman dan mengasyikkan. Apalagi sesama blogger saling mendukung. Rasanya ya seperti mendapatkan jackpot gitu. Apalagi bisa mengelolanya secara mandiri. 

Meskipun tanggal pengunggahan cuap-cuap ini tidak bertepatan tanggal 27 Oktober. Bagi saya, hari blogger ini setiap hari. Kapan pun dan di mana pun saya bisa kok menulis blog. Ya tergantung dengan situasi dan kondisi. Palingan perayaannya hanya tanggal 27. Ternyata ada juga kok yang ngucapin, "Selamat hari blogger Nasional." Ah, rasanya menyejukkan sekali. #Jlep. 

Kalau membahas perihal harapan. Setiap orang pasti memiliki harapan di masa depan menjadi lebih baik lagi. Begitu pula saya yang tidak ingin ketinggalan. Hanya saja, harapan di sini memang harus dispesifikkan lagi supaya mudah digapai. Ya, ini seumpama dengan kata sukses. "Semoga sukses ya." Padahal konsep 'sukses' di sini itu ya luas. Sukses menjalankan misi bangun pagi misalnya. Maka ada beberapa kesuksesan yang ingin saya capai untuk ke depannya. 

1. Blog sebagai wadah ternyaman

Bagi saya, blog merupakan rumah saya sendiri. Ya iya dong, kan pemiliknya saya sendiri nih. Hehe, mana tahu kan ada juga yang mau menjadi pengurus rumah saya jika saya sedang sibuk. #plak
Oke kembali ke laptop. 
Ada beberapa alasan kenapa saya mengambil nama Diary Harumpuspita. "Kok enggak Henny saja sih? Kan lebih gampang dapat followersnya. Lagian kalau disebut Harum orang lain malah enggak kenal." 
Saya pun awalnya juga berpikir seperti orang itu. Enggak banyak orang yang tahu tentang Diary Harumpuspita selain di kalangan para penulis. Apalagi penulis lainnya juga sering manggil saya Harum. 
Ya, pertama-tama saya terinspirasi dengan nama panggilan dulu selama SMA. Guru biologi saya waktu itu manggil saya dengan sebutan Henny Puspita Sari harum mewangi sepanjang hari. Seketika saya langsung auto senang dong. Langka banget ada yang mau memuji seperti itu. Ya, walaupun kebetulan nama saya mirip dengan nama orang terdekatnya. Makanya saya dipanggil begitu kadang-kadang. 

Nah, yang kedua faktor dorongang lingkungan juga sih. Ketika saya memiliki keinginan menulis. Namun tidak ada yang mendukung. "Ngapain nulis? Emang mau makan apa dari nulis?" 
Kebetulan saya orangnya memang suka rajin jika menyangkut tentang belajar. Saya tidak ingin menjadi orang yang hanya sekadar rajin saja, tetapi juga ingin memberi kenyamanan bagi orang lain. 
Harum itu identik dengan kenyamanan. Siapa sih yang enggak suka dengan harumnya sesuatu? Bahkan bunga yang harum pun banyak penggemarnya. 
Sedangkan nama Puspita ini saya ambil untuk mengingatkan saya pada saudara saya. Abang saya nama belakangnya Puspito, adiknyanya saya nama belakangnya juga Puspita. Ya, sekalian saja mengharumkan keluarga. Harapannya blog ini bisa menjadi tempat ternyaman untuk disinggahi. Banyak orang yang mengunjunginya dan bermanfaat bagi orang lain. 

2. Rajin posting

Rajin nulis, tetapi enggak rajin posting. Saya juga termasuk di dalamnya. Akhirnya, terlalu banyak draf dan saya bingung melanjutkannya. Sepenggal-penggal mulu. Ketika dilanjutkan tidak relevan dengan suasana hati. Ya, parahnya hanya sekadar judul doang di draf. Kalau rajin posting otomatis tulisan harus selesai ya kan. Harapannya saya ingin membangun kembali kejayaan di masa lalu. Minimal seminggu sekali buat konten, bertahap hingga posting setiap hari. Minimal-minimal berani posting deh. 

3. Semakin Kreatif

Adakalanya, blog akan semakin ciamik jika dilengkapi dengan kode-kode. Seperti blog para senior lainnya. Banyak juga deh yang ingin saya pelajari. Infografis yang memudahkan pembaca juga oke. Rasanya perlu banyak waktu untuk memahami dan mempelajari itu semuanya. Namun akan mengasyikkan jika memang sudah memiliki keinginan dalam diri. Selagi punya keinginan kenapa enggak?


4. Berani ikut lomba blog

Biasanya yang membuat ramai blog salah satunya adalah ikut lomba blog. Kalau para blog senior lainnya biasanya sih kerjasama dengan bisnis lainnya. Kalau saya yang pemula ini sepertinya belajar rajin ikut lomba aja dulu. Mana tahu kan bisa terbiasa mengulas sesuatu dengan kreatif ke depannya. 
Terus dikenal orang dan mendapatkan tawaran kerjasama deh. Insyaa Allah. 
Kalau ikut lomba ini kadang yang membuat gregetan. Bisa nggak ya, mampu nggak ya menyelesaikan tulisan dengan baik. 

5. Wadah silatuhrami

Silatuhrami identik dengan mengunjungi. Jika memungkinkan, saya juga ingin nih rajin blog walking ke blog lainnya. Mengisi kehidupan tulisan blog yang terposting dan menambah pengetahuan seiring berjalannya waktu. Bagi penulis, kehadiran pembaca yang meninggalkan jejak berupa komenan walaupun hanya sekadar bertanya merupakan suatu hal yang berharga. Terkadang bisa menjadi tolak ukur kualitas blog. Saya berharap ke depannya memiliki waktu yang luang sehingga bisa main-main ke blog lainnya. Yah, namanya juga kehidupan. Kadang kesibukannya tidak bisa ditentukan. Namun biasanya kalau orang yang sudah terniat banget. Apa pun pasti diusahakan.

Alhamdulillah, akhirnya selesai juga luahan hati saya tentang blog kali ini. Yeay, setelah sekian lama vakum dari menulis dengan dalih entah apa-apa.  Saya bersyukur bisa tergerak hati untuk memperjuangkan tulisan kembali.

Kalau ada yang nanya, selama pandemi ini ngapain saja sih? Saya bingung sebenarnya ingin mengatakan apa. Soalnya saya malah enggak produktif. Kebanyakan galau bin pusing. Kalau keluar rumah sih iya juga. Palingan kalau ada keperluan, sedangkan keperluannya ngerjain skripsi bareng teman atau belajar hal lainnya. 

Itu saja deh. 

Salam Rindu
Harumpuspita

Harapan di Tahun 2025

Katanya, selagi kita punya harapan dalam hidup. Maka hidup kita akan baik-baik saja. Begitulah, saking pentingnya keberartian sebuah harapan. 
Tak terasa ya, dulu postingan yang awal di tahun 2020. Kini sudah beranjak lima tahun saja. Dulu yang masih amatir, sekarang sudah menjadi profesional aja. Ada banyak perubahan yang datang silih berganti. Termasuk dengan teknologi itu sendiri. 
Harapannya di tahun ini hanya satu di dunia perbloggingan, yaitu Jangan Berhenti menulis dan berkarya. 









































Nostalgia Menulis Ala Sinetron Bersama dengan Novelme

Pernah nggak terpikirkan untuk menulis skenario yang episodenya sampai ratusan? Persamaan yang sering dilihat dalam bentuk nyatanya adalah sinetron. Kalau saya menyebutnya dengan istilah dengan kejar tayang. Tapi tenang, kali ini saya enggak akan membahas bagaimana membuat sinetron yang membutuhkan banyak waktu dan biaya dalam pembuatannya. Hanya penulisnya saja.

Sebenarnya penulis ini banyak istilahnya. Ada yang lagi mood kalau lagi nulis. Ada pula yang setiap kondisi bisa menulis. Pokoknya macam-macam deh. Tergantung versi masing-masing. Kalau sudah masuk dalam posisi bisa menulis dalam setiap kondisi, itu berarti penulis tersebut merupakan kategori penulis profesional. Tapi begitulah kalau yang sudah namanya pekerjaan. Siap atau tidaknya masalah hati sewaktu menulis. Tulisan wajib selesai. Ini pun juga berlaku untuk segala pekerjaan dan kewajiban.

Sebelum rajin menulis blog saat ini. Dulunya saya rajin menulis yang bernuansa puisi, cerpen, dan novel. Tapi enggak terkenal. Hehe …. Jadi kalau melewatkan kesempatan yang berhubungan dengan perihal itu. Rasanya rugi sekali. Apalagi novel yang membuat saya tertantang untuk menjadi apa saja. Ya, kalau hanya asal menulis saja mah gampang. Tapi untuk membuat sebuah novel yang bagus sesuai dengan versi saya malah enggak mudah. Sama seperti dengan karya tulis ilmiah. Perlu riset mendalam. Terutama psikologi.

Novel adalah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan sebuah kisah seseorang. Jumlah kata yang dituliskan lebih dari 35.000 kata. Jadi kalau misalnya buku diary yang ditulis sudah mencapai segitu bisalah dijadikan novel.

Sebenarnya saya sudah mengetahui informasi menulis novel di novelme dari menjelang bulan-bulan akhir tahun 2020. Hanya saja baru bisa menyempatkan menulisnya sekarang (artikel ini pertama kali di-up tahun 2021). Oke, kembali ke laptop.

Waktu itu saya sedang asyik stalking ke beberapa akun penulis lainnya di Instagram. Hingga akhirnya saya menemukan akun resminya Novelme. Saya juga turut likes di beberapa postingan. Beberapa hari kemudian admin novelme japri melalui DM di Instagram dan menawarkan saya untuk menulis di sana. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya hingga rasanya ingin jingkrak-jingkrak setelah mengetahui menulis bisa menghasilkan duit. Tapi itu masih hayalan sepertinya. Kalau ada kabar baiknya segera kabari deh. Mana tahu kan bisa diundang sebagai pengisi materi kisah sukses. #masihmenghayal.

Novelme adalah sebuah platform aplikasi karya DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD yang menyediakan tempat untuk menulis maupun membaca. Novelme ini bisa didownload  di playstore. Genre tulisan bermacam-macam. Ada Fantasi, Roman, Fiksi Ilmiah, Action, Petualangan, Horor, Non Fiksi, Fanfiction, Fiksi Remaja, Fiksi Pria, hingga Ekslusif. Pembaca bisa menikmati novel tersebut dengan membacanya di aplikasi. Sedangkan penulisnya bisa mengirimkan karyanya lewat websitenya.

Platform ini meyakinkan para penulisnya untuk menghasilkan monestasi sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku yang bisa dilihat pada website resminya. Selain itu juga bisa diikutkan kompetisi Next Top Writer. Saat ini (Desember 2021) sudah masuk ke dalam masa Next Top Writer Season 4. Jika dibandingkan dengan peraturan kompetisi season sebelumnya. Saya lebih suka yang sekarang. Sehingga membuat tulisan jauh lebih berkualitas meskipun target akhirnya adalah 300.000 kata. Wuah, jumlah kata yang fenomenal menurut saya. 

Sebelum mendaftar sebagai penulis, saya diarahkan untuk melengkapi kelengkapan data diri. Mulai dari e-mail hingga swa foto. Novelme menjamin keamanan data para penulisnya. Pengalaman berharga saya adalah ketika menandatangi sebuah kontrak sebagai penulis di sana setelah mengirimkan beberapa bab. Hal ini membuat saya yakin bahwa menulis novel dengan karya yang saya daftarkan merupakan sebuah pekerjaan. Ada banyak hal-hal seru lainnya yang saya dapatkan selama menjadi penulis di sana.
5 Hal Seru Menjadi Penulis Novelme

Lima Hal Seru Bersama Novelme

Selama menjadi penulis Novelme, pasti ada hal seru di sana, yuks simak sampai habis ya.

1. Pengakuan

Menjadi seorang novelis dan diakui beberapa orang merupakan suatu kebanggan dalam diri. Kalau saya bilang sih harganya tidak terhingga. Itu merupakan suatu dukungan untuk menyemangati saya menjadi seorang penulis yang berkualitas. Ya, akhirnya setelah sekian lama saya didukung oleh orang-orang terdekat saya. Novelme berbaik hati mengundang saya menjadi seorang penulis di platformnya. 

2. Disiplin

Tulisan kejar tayang yang sempat saya targetkan nyaris berhasil dengan menuliskan minimal 1000 kata perhari selama tiga puluh hari. Itu berarti saya wajib menyisihkan waktu sekurang-kurangnya satu jam untuk menulis. Itu pada saat saya kebanyakan ide dan jari tidak sempat berhenti untuk mengetik. Yah, namanya semakin lama terbiasa. Tapi kalau yang tidak terbiasa ini malah membutuhkan waktu 3-5 jam lamanya. Jika memang sangat diniatkan. Kalau enggak niat ini malah berhari-hari enggak kelar. Pada saat Next Top Writer saya nyaris menuliskan 25.000 kata selama sebulan.

3. Teman Baru

Nah, ini nih serunya. Saya bisa mengenal para penulis lainnya dari berbagai kalangan dengan masuk ke dalam grupWhatsApp Novelme setelah mengonfirmasi pada adminnya. Banyak di antara mereka yang mendapatkan kisah suksesnya selama di novelme dan membagikan pula pengalaman tersebut. Keuntungan dari adanya teman sesama penulis ini adalah saling memotivasi dan menguatkan. Jika ada kedapatan tulisan kita diambil orang lain. Mereka yang akan duluan membela dan bahu membahu memperjuangkan hak kepemilikan atas karya kita dengan cara bantu report

4. Kiat Menulis

Setiap pekan Novelme selalu memberikan kiat menulis ke penulis lainnya yang ada di grub. Bisa dibilang kajian rutin. Mulai dari menentukan ide hingga trik penulisan yang menarik. Kita bisa berdiskusi santuy di mana pun dan kapan pun. Mereka sangat ramah dan menyenangkan saat diajak diskusi. 


5. Berpenghasilan

Kalau sudah mendengar kata berpenghasilan ini yang menyenangkan. Selain menghasilkan sebuah karya yang membuat kita terkenal. Keuntungan lainnya adalah mendapatkan duit. Sebenarnya agak sensitif sih jika menguraikan perihal ini. Kalau bisa dirahasiakan hehe. Kadang menjadi kejutan juga nih bagi penulis. Ada penghasilan dari bab berbayar, ada bonus dari keaktifan, pilihan editor, dan lain sebagainya. Banyak kejutan tak terduga. Kalau dilihat dari posternya saja sudah membuat hati tertarik. Total hadiahnya mencapai 150.000.000++. Siapa tahu bisa bayar uang kuliah dari menulis. Hehe.

ChemisPhy


Saat mendalami hal itu rasanya menyenangkan sekali. Bisa membuat diri saya dan orang lain tersenyum. Saya mengambil tema Fiksi Ilmiah di sana dengan judul ChemisPhy. Kisah seorang gadis yang sedang terperangkap dalam dunia lain ketika terbangun dari tidurnya. Ia merasa kembali pada masa lalu namun waktu yang sedang berlangsung justru bukan di abadnya. Orang-orang yang ia temui juga tidak jauh berbeda dari kehidupan nyata. Ia merasa sekelilingnya terasa asing dan banyak misteri lainnya yang masih membuat dirinya penasaran.

Saat ini (Desember 2021) saya sudah menuliskannya sudah mencapai 60.000 kata. Kalau di dalam word saya yang ukuran kertas A4 sudah mencapai 200 halaman lebih. Jadi ibaratnya kalau berhasil menulis hingga 300.000 halaman bisa mencapai 1000 halaman. Auto keriting jari. Nah, kebetulan di Naskah ini saya stuck di bab 100 pada waktu itu.

Bisa menuliskan novel bagi saya adalah suatu hal yang menyenangkan. Saya bisa belajar menjadi seseorang berdasarkan karakter yang saya tulis. Termasuk memanfaatkan sekeliling sebagai inspirasi dalam menulis. Ya, hati-hati dengan para penulis. Bisa jadi orang-orang terdekatnya akan menjadi abadi dalam karyanya. Sampai di sini saja pembahasan tentang Novelme kali ini. 

Kondisi Novelme Saat Ini

Saat ini (2025) Novelme sudah tidak ada lagi dikarenakan sudah bangkrut. Walaupun begitu, Novelme menjadi sebuah kisah yang paling berharga bagi saya. Selain itu, kisah lainnya ada juga teman saya yang ketemu jodohnya karena jadi penulis Novelme. Kalau saya mah, ketemu jodohnya jalur lain. Heheh, kapan-kapan saya bakalan cerita ya kalau sudah akad beneran. Biar nggak jadi kabar burung mulu. 

Namun yang jelas, saya sempat kecewa di Novelme karena enggak dibayar pada waktu itu tahun 2022 sebelum akhirnya bangkrut di tahun 2023, ya akhirnya memilih cau dari sana. Kemudian melanglang entah ke mana yang pada akhirnya saya memutuskan untuk tetap setia menjadi penulis KBM App

Sampai di sini tentang Novelme kali ini, yang mau diskusi jangan lupa tulis di kolom komentar ya. Sampai juma di artikel selanjutnya. 



Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh

Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh
Ilustrasi Kesenian Debus dari Banten

Aku berusaha menyisir rambut malam ini, sembari mengingat sejenak tentang tetanggaku. Kenapa, kenapa harus tetanggaku dari semua tentang ingatan yang ada episode kehidupan? Karena kak Kholi yang merupakan Pejuang Pemburu Lomba sedang menyelesaikan naskah cerita pendeknya tentang Banten. 

Saat kutahu ia menuliskan daftar tulisan apa yang sedang digarapnya hari ini. Aku merasa bisa ikut menyusulnya dikarenakan selama ini hobiku berkelana dengan hal fiksi. Hanya saja, itu sudah lama sekali. Aku bahkan sempat kehilangan cara bagaimana harus memulainya kembali. Itu fase yang paling sulit setelah sekian lama tidak menulis kembali. Tidak ingin membuang waktu, kupaksakan jariku untuk mengetikkan sesuatu hingga akhirnya terbentuk paragraf tentang kisah yang bertemakan tentang Banten.

Hal yang kutahu dulunya tetanggaku merupakan orang Banten. Tema yang digarap Kak Kholi kali ini sangat menarik. Katanya ia sudah cukup memiliki banyak data untuk menuliskan kisahnya dalam sebuah cerita pendek. Sementara aku sudah demam duluan kalau urusan riset meriset di waktu yang sangat sempit. Sebal, belum juga dimulai sudah kalah duluan. 

Setelah kepikiran menulis artikel tentang pesona budaya Indonesia, semakin besar pula rasa ingin tahuku tentang Budaya lainnya. Nggak usah jauh-jauh, mulai dari tetangga yang dekat dulu.  Budaya setiap orang berbeda-beda. Hingga ingatanku menjejak pada tradisi di masa silam yang pernah kutahu. Salah satunya debus.

"Sedang lihat apa Arumi?" tanya Mama penasaran. Kedua bola matanya memantau layar gawaiku sore ini.

"Ini Ma debus," ucapku gamblang. Padahal dulunya semasa kecil. Kalau ada atraksi debus, bukannya aku malah lari ya? Hanya menikmati keheboan dari pengeras suara belaka. Soalnya kelihatannya seram sekali. Adegan yang berdarah-darah itu membuatku tak berani mendekati sama sekali. 
Mama melihatnya dan aku penasaran dengan bagaimana prosesnya bisa seperti itu. Apa hebatnya dengan debus? Debus juga pernah dimainkan di daerah kami. Jadi, kupikir budaya yang seperti itu sepertinya berkeliling untuk memperkenalkan budaya luar sebenarnya. Hanya saja, namanya anak-anak, "manalah kutahu." Melihat, tanpa memahami dan mempraktikkan tanpa tahu bagaimana resikonya. 
"Ih, serem banget Arumi. Itu pakai endang loh makanya bisa begitu. Kalau orang biasa saja bisa gawat."
Aku pun juga setuju mengangguk, beberapa kesenian yang serupa juga menggunakan energi tak kasat mata dalam atraksinya. Makhluk yang tak kasat mata merasuki diri, tapi apakah benar? Saking penasarannya aku mencari tahu asal-usul debus yang ternyata berasal dari Banten. Banten? Oh, tetanggaku dulunya mah orang Banten.

Ternyata, kesenian debus ini ada sejak abab ke-16, pada masa pemerintahannya Maulana Hasanuddin dari Banten. Tepatnya pada tahun 1532-1570 sebagai sarana dalam menyebarkan Agama Islam. Yah, intinya untuk menjadi pemain debus juga harus melalui beragam ritual. Bedanya mereka itu dengan mantra bahasa Arab seperti selawatan salah satunya. 

Masih penasaran dengan pelaku sang debus. Pencarianku di aplikasi merah sampai pada sebuah judul video "Nyawa Taruhannya! Pengakuan Pelaku Kesenian Debus". Sang Narasumber mulai bercerita pengalamannya selama ini. "Saya tuh, sebelum terjun di dunia debus ya berguru sama Abah dari satu gunung kemudian baca selawat. Setelah itu shalat Hajat."

Deg! Shalat Hajat? Seakan ada ingatan yang lain dalam benakku yang tidak asing. Tentang malam-malam yang dulunya pernah kujalani, tapi ya enggak minta yang aneh-aneh kok. Hanya saja, aku tuh enggak ada gurunya saja. Enggak, enggak. Ingatan itu hanyalah masa lalu yang enggak ada maknanya sama sekali. Yah, intinya kesenian Debus ini merupakan sebuah atraksi Ilmu kebal saja.

Perjalanan ceritanya sangat menarik. Sayang sekali baterai gawaiku sudah sekarat. Harus kuakhiri berselancar di dunia maya kali ini. Mungkin sudah waktunya aku melanjutkan ceritaku yang belum usai. Tentang tetanggaku yang kini sudah tidak tinggal lagi di sebelah rumahku. Rumah itu sudah lama kosong dan aku selalu menunggu. Siapakah tetangga yang beruntung menjadi tetanggaku. Katanya, jika ingin tinggal di suatu tempat. Maka perhatikan tetangganya.  
Aku percaya, tetangga adalah salah satu orang yang terdekat dengan kita. Apalagi tetangga depan rumah. Salah satu penghuni rumah itu dulunya ada yang sebaya denganku. Namanya Iqbal. Sejak kecil kami selalu bermain bersama. Walaupun dia dan aku berbeda jenis kelamin. 

"Ma, dulu Arumi tomboi ya?" tanyaku mengklarifikasi. 

"Enggak kok Arumi."

"Iyalah Ma. Potongan rambut Arumi aja pendek. Hobinya manjat pohon lagi, terus main perang-perangan sama Iqbal." Mana bisa aku melupakan masa-masa indah senyum bahagia. Eh, kok malah jadi mengikuti soundtrack lagu. 

"Oh, yang dulu Mama sering jemputi kalau kamu enggak ada di rumah saat hari Minggu. Sudah pastilah, ke mana lagi kalau bukan ke tetangga sebelah."
"Ma, kenapa sih Mama sering banget bilangi tetangga itu Banten?" Harusnya pertanyaan itu kujawab duluan di mana letaknya Banten itu. 

"Memang tetangga kita itu orang Banten Arumi."

Aku ber-oh ria seketika. Banten yang dalam pikiranku tempatnya sangat jauh sekali. Katanya Iqbal sudah pindah ke Banten sejak aku menginjakkan usia dua belas tahun. Teman masa kecilku. Setahuku letak Banten itu di Ujung Barat Pulau Jawa, Indonesia. Tiada harapan untuk bertemu dengannya, itulah yang tersimpan dalam benakku. Ia sudah jauh sekali dari pandanganku. Apalagi setelah yang punya rumah meninggal dunia. Terus disusul juga anaknya. Rumah itu seakan memiliki misteri tersendiri. Entah mungkin karena memang takdir dunia atau mungkin ada sesuatu yang janggal.

Aku menghela napas dan mengumpulkan energi malam ini. Kulihat postingan populer minggu ini salah satunya adalah Batik Bantengan. Sebuah motif Batik yang terinspirasi dari kesenian Bantengan dari Jawa Timur. Yah, mode atraksi yang mengundang keramaian juga. Seingatku, sewaktu merisetnya. Aku juga nggak bisa tidur memikirkan bagaimana bisa Kesenian ini diaplikasikan ke dalam sebuah batik. Apalagi demam juga ikutan melanda sebelum memulainya. Lagi-lagi ketakutan sebelum memulai selalu menjadi musuh alami bagi diriku sebagai seorang penulis. 

Setelah kucari lagi bentuk motifnya seperti apa. Aku terpukau seketika. Wuah, ternyata begitu indah sekali. Padahal awalnya Kesenian Bantengan ini juga kelihatan seram juga. Eh, kok bisa ya disulap menjadi sesuatu yang lebih indah di pandangan mata dan bisa digunakan sebagai identitas lokal. Apalagi setelah ia mampu membuatnya hingga ke kancah Internasional dan menghasilkan pundi-pundi yang lumayan untuk menyejahterakan warga setempat. 

Penasaran dengan batik ini. Aku segera mengarahkan pencarian ke sumber pencarian dengan kata kunci 'Motif Batik Banten'. Ternyata karakteristiknya yang mode cerah gitu. Menurut ringkasan AI sendiri Batik Banten kaya akan motif yang terinspirasi dari peninggalan Sejarah Kesultanan Banten, seperti Pameranggen, Datulaya, dan Pasepen. Seketika pengetahuanku semakin bertambah dan menarik perhatian menjadikan Sejarah ini sebagai kisah yang patut dikombinasi dengan cerita masa kini. Yah, hitung-hitung menelusuri sejarah lewat cerita.

"Ma, gimana kalau kesenian Debus ini jadi ide Batik Banten. Pasti keren juga?"
Mama mengerutkan dahi. "Ada-ada aja dirimu Arumi. Batik itu kan ada ragamnya sendiri. Masa buat-buat sendiri." 

"Yeh, Mama nih. Kalau berkreasi kan tanpa batas ya. Biasanya orang seni itu idenya memang di luar parkiran. Eh, di luar dugaan maksudnya. Pameran kemarin aja yang cuma abstrak doang bisa jadi terkenal. Soalnya kan setiap seni pasti punya pesannya sendiri dalam menyampaikan makna."

"Biasanya tuh kan Arumi. Kalau yang ngusulin ide, berarti dia sendiri yang bakalan mewujudkannya."

"Enggaklah Ma, enggak harus kok. Sekarang ini ada juga kok yang kerjaannya tukang ngide. Terus yang laksanakan orang lain. Kalau menunggu apa-apa bisa diwujudkan, yah entah sampai kapan. Soalnya keahlian setiap orang itu beda-beda Ma," ucapku percaya diri. Tumben Mama asyik diajakin ngobrol malam ini. 

"Yah, kalau ada yang nampung itu bagus banget Arumi."

"Begitulah Ma."

Baru-baru ini aku baru menyadari. Terkadang ada sebuah tempat yang hanya menjadi sebuah julukan belaka. Kupikir, aku tidak akan pernah menemukan Iqbal di masa depanku. Banten yang dimaksud adalah Jalan Banten. Letaknya tidak jauh dari rumahku jika mengenakan sepeda motor. Sekitar dua puluh menit dari rumah. 

"Ma, ternyata Jalan Banten itu letaknya di Pasar 4 Helvetia. ya."

"Iya Arumi. Kok tahu?"

"Kan Arumi SMA-nya di daerah sana. Teman-teman tinggalnya juga sekitaran sana."
Saat ini, setiap lewat ke arah sana. Aku selalu melirik dagangan keluarga Iqbal yang berjualan Mie Balap. Kadang-kadang dia hadir di sana membantu kedua orangtuanya. Sayang, sampai saat ini aku belum berani untuk menyapanya. Semoga suatu hari nanti kami bisa saling menyapa kembali. 


Glosarium 

Endang : sebutan orang Jawa memiliki makna panggilan roh

Serba-Serbi Drama Menulis

Kalau dilihat dari judulnya saja, sudah jelas banget ini namanya uji nyali kalau di saya. Alih-alih kebiasaan nulis bab novel setiap harinya, malah percobaan nulis cerpen di waktu yang mepet deadline. Pengalaman juga bukan sekali, tapi juga beberapa kali. Tulisan ini tuh awalnya memang diperuntukkan untuk mengikuti lomba cerpen yang diadakan di Pemerintahan kota Banten. 

Menurut pengalaman kalau hari terakhir tanggal 10 misalnya. Maka bukan berarti jam 23:59 WIB penutupannya seperti yang biasa kita lalui. Bisa saja di mereka jam 10 pagi, jam dua siang. Pokoknya ya suka-suka merekalah. Belum lagi harus beli materai dan yap harga materai udah bisa beli semangkok bakso atau sebungkus nasi padang yang lauknya telur. Jadi, sebelum masuk ke proses itu. Lihat dulu di Instagram peyelenggara, rupanya banyak yang protes nggak bisa ngirim. Alias ditutup. Selamat deh, nggak jadi beli materai dan akhirnya saya putuskan untuk mengunggahnya di sini. 
Sebenarnya ada juga yang unik saat saya meriset sebelum menulis cerpen ini, tapi nggak jadi dimasukan dalam cerita, yaitu tanggapan dari si Pesulap Merah, dia sempat bilang Kenapa ada orang tuh lidahnya dikasih pedang, kok enggak berdarah? Ya, karena itu dia mau ngasih tahu kalau lidah itu lebih tajam daripada pedang. 
Yah, kalau dipikir-pikir iya juga sih. 

Perjalanan Rising Stars KBM App

Perjalanan Rising Stars KBM App
Gambar 1. Perjalanan Rising Stars KBM App

 Orang-orang tuh kalau main di KBM App auto jadi milyader. Sementara saya sudah lama mendekam di sana, belum kunjung juga menjadi Milyader. Padahal momennya enggak tinggal. Bahkan belajar dari Bintang setiap Minggunya juga enggak pernah tinggal. Sedih? Enggak juga sih, cuma ya pasrah aja sama keadaan dan enggak ada ngilernya sama pencapaian orang lain. Ini parah sebenarnya. 

Aelah, hidup mah kagak asyik kalau selalu berada di zona nyaman doang. Kali ini saya ingin berbagi tentang kilas perjalanan yang katanya Rising Stars loh bukannya yang sudah Stars. Yah, kita mah sudah tidak asing lagi dengan istilah Stars yang berpenghasilan mencapai 5 juta rupiah. Wuaw, lumayan ngiler sekali bestie. Harusnya bagi saya mah gitu, tapi emang dasarnya enggak peduli sama duit mah yahsudah. 

Semangat Nulis yang Kembang Kempis

Nulis saja, riset pun tidak. Ini nih yang menjadi masalah sebenarnya. Saya dulu sempat vakum di dunia tulis menulis artikel itu karena nulis novel di KBM App. Padahal kalau mau dipost di sini juga enggak apa sih. Hanya saja, bagi saya tuh ranahnya saja yang berbeda. 
Ternyata, sekali lagi. Kalau di KBM App tidak bisa hanya bermodal tulis doang. Kudu wajib promo. Kalau penghasilan meledak. Kudu ada strateginya. Yah, nanti di lain waktu kita belajar Strategi menulis di KBM App hingga berpenghasilan milyader seperti Mbak Bung BTP, Mbak Majarani, dan yang lain. Jadi, harus dibatasin dulu nih kalau di part ini asli. Semangat nulis itu kembang kempis banget. Nulisnya kagak, ngendepnya iya. Kayak orang hidup segan, mati nggak mau. 
Jadi, pas momen-momen itu saya masih berusaha untuk maksain diri loh dengan membaca komentar lainnya. Nimbrung di grup kepenulisan. Sampai-sampai ini urat malunya kayak udah ngilang gitu aja. Komentar dengan terang-terangan di grup yang ada CEO KBM Appnya cuma bilang, asli semangat nulis udah kembang kempis banget. Bahkan berniat untuk, apa pensiun aja ya dari dunia novelis? Entahlah, saya juga enggak tahu bagian keterpurukan mana yang membuat saya tuh berpikiran seperti itu pada waktu itu. Ngalir saja gitu, lihat-lihat dunia bekerja. Saking tidak inginnya nulis novel. Saya malah menghabiskan waktu dengan menulis artikel doang sampai capek. Capeknya enggak. Eh, malah ketagihan terus-terusan menulis artikel yang enggak ada capeknya. Ada aja yang mau dibahas, ada aja yang buat penasaran.

Pertama Kali Nyobain Tupos di Tiktok, tapi Insight Masih Rendah

Hal yang fatal tapi modenya enggak tahu diri itu ya ini. Entah kenapa kalau promosi itu bakalan percaya diri nih pasti bakalan banyak peningkatan datang. Sudah gitu, proses pembuatan promosi di tiktok juga enggak sebentar gitu loh. Saya terjebak di promosinya doang dan berharap besar dengan seringnya promosi hanya di dua akun doang. Apalagi setelah mengagumi postingan sendiri yang kelihatannya cakep. Eh, nggak tahunya malah zonk. Jadi, sekali lagi promosi itu nggak harus tentang meningkatnya penjualan, tapi seberapa ingat mereka tentang diri kita. 

Tukaran Unlock : Mejeng di Ranah Today Best Seller sebulan dua kali

Dulu pertama kali unlock itu hanya lima bab doang. Ternyata ada teman yang minta tukaran sampai dua puluh bab. Nah, awalnya yang saya masih belum bisa nulis, bisa-bisanya tergerak buat menulis. Kok malah seru ya. Ternyata begini ya caranya mengikuti perjalanan kisah sampai akhir novelnya. Sejak saat itu saya mulai untuk menulis lagi. Nggak berharap sih buat mejeng di rak best seller soalnya belum pernah juga kan. 

Iseng lihat status sesama penulis KBM App. Eh, karya saya masuk nih dalam kategori rising Stars. Wuah, ternyata itu merupakan suatu pencapaian yang membanggakan ya ternyata. Sekarang ini saya tahu konsepnya. Kalau ada yang unlock sampai 15 bab berarti sudah pastilah ya masuk TBS. 

Jadi, sebenarnya intinya di sini tuh masih perjalanan menuju Stars dan mungkin artikel ini bakalan diperbaruhi lagi. FYI, saat saya menuliskan ini penghasilan saya masih seratus ribuan gitu.

Gimana, pengalaman kamu dalam menggapai Stars di KBM App? Yuks diskusi di kolom komentar. 

Review Film Yakin Nikah : Tutorial Pusing Memilih Pasangan Hidup

Review Film Yakin Nikah : Tutorial Pusing Memilih Pasangan Hidup
Gambar 1. Poster Yakin Nikah
Lihat posternya sih biasa aja bagi saya. Mentang-mentang usia udah cukup matang dan harusnya menuju jenjang itu. Eh, si adik langsung pesankan tiket film. Sebenarnya enggak apa-apa sih, cuma kok kayaknya kebanyakan konten yang serupa rasanya adudu. 
Mari kita bedah perjalanan menonton film kali ini di XXI. 
Setelah sekian lama, akhirnya kami dapat juga tiket murah di bioskop dekat rumah, yaitu Suzuya Marelan Plaza. Biasanya juga jauh banget malahan di tengah kota dan pulang mesti tengah malam. 

Cast of Film Yakin Nikah

  • Enzy Storia sebagai Niken.
  • Maxime Bouttier sebagai Arya.
  • ⁠Jourdy Pranata sebagai Gerry.
  • ⁠Tora Sudiro sebagai Ayah Hendar.
  • ⁠Ersa Mayori sebagai Ibu Ratna.
  • ⁠⁠Amanda Rigby sebagai Anggi.
  • ⁠Agnes Naomi sebagai Pritta.
  • Lukman Sardi sebagai Bembi.

Sinopsis Lengkap

Pengenalan cast kali ini cukup menarik sekali. Mereka berani menampilkan siapa saja yang terlibat dengan rangkaian cerita yang ujung-ujungnya tertulis di dalam merek, nama jalan, rambu-rambu, dan lain-lain. Awalnya saya kira ini tuh sebuah iklan loh, ternyata bukan. Apalagi pas pertama kali ada orang yang bercermin dengan bedak bermerek Maxime Bouttier. Serius, itu enggak kentara bagi saya kalau mereka sedang mengenalkan castnya, 

Cerita dimulai ketika si Niken nggak jadi pergi karena kekasihnya sibuk banget. Padahal udah bela-belain pulang cepat. Eh, malahan dianya berusaha untuk memahami. Belum apa-apa sudah dikasih konflik di awal. Niken yang baru aja pulang kerja ketemu sama teman dan adiknya si Anggi. Temannya nyibirin si Niken kalau dia itu kalah banget sama adiknya yang karirnya melesat gitu. Namun karena si adiknya khawatir jadi bahan cibiran, dia beralasan untuk pergi ke toilet. 

Malamnya, si Niken pergi dengan adiknya ke sebuah restoran mewah untuk bertemu pacarnya si adiknya. Sampai di sana si Angginya bilang, "Maaf ya aku bawa kakakku." Nah, ternyata di malam itu adiknya itu dilamar sama pacarnya. Si Niken ini menyaksikan sendiri gimana keuwuan mereka dalam momen lamaran. Katanya sih setelah pacarnya si Anggi selesai S2, mereka nikah. Nah, setelah dari sinilah scene masalah berikutnya muncul di mana orang tuanya Niken tanya gimana kapan nikah padahal udah tiga tahun pacaran loh. Si Niken malah bilang, "Akhir tahun ini." Padahal dia itu belum bilang sama kekasihnya. 

Kekasihnya ini sih Arya (Maxime Bouttier) tipekal kulkas dua pintu, sibuk kerja, dan enggak peka banget. Si Niken ngajakin dia buat jogging dan ternyata kode-kodein gitu. "Adikku baru dilamar nih sama pacarnya atau lihat deh anaknya lucu-lucu banget kan?" Eh si Arya malah sudut pandangan yang beda, dia malah nunjukkin kalau orang tuanya anak-anak malah sibuk main handphone. Si Anggi mah kesal, dia malah lari sambil bilang biar nanti bisa kurusan sewaktu pakai Wedding dress. Padahal dia mah udah kurus ya. 

Scene berikutnya si Anggi dapat sebuah pesan kalau guru SMAnya ada yang meninggal dunia. Dia memutuskan untuk melayat dan di situlah ia bertemu kembali dengan si Gerry, mantan pacarnya dia yang dulu. Teman-teman SMAnya malahan menyangka kalau mereka itu udah nikah. Padahal itulah kali pertama mereka bertemu setelah sekian lama ada lah sekitar tujuh tahunan. Apalagi setelah tahu kalau kantor mereka itu ternyata bersebelahan. Mulai deh si Gerry memulai hubungan kembali dengan melakukan segala cara gimana caranya selalu ketemu sama Niken. Seperti pulang barenglah, sampe makan siang juga bareng. Sampai suatu ketika Gerry ngajakin ke museum dan di sana ia ngajakin Niken nikah. Dia bilang, selama ini dia itu menghilang karena sedang ada masalah berat. Yah, Niken belum bisa jawab pertanyaan itu saat itu jugalah. 

Niken pikir dia nggak bakalan ketemu sama kekasihnya karena sudah bilang sibuk banget. Eh, enggak tahu-tahunya malah datang ke kantornya ngajak makan di sebuah restoran mewah. Ternyata si Arya ngajakin nikah juga karena dia baru paham kode-kode yang Niken kasih ke dia sewaktu jogging. Itu pun katanya karena dikasih tahu bosnya. 

Jadi, gimana, Niken pilih Arya yang tipekal kaya, tapi nggak punya waktu atau si Gerry yang sikapnya hangat selalu punya waktu, tapi sederhana? 

Hal yang Menarik di Film Yakin Nikah

Walaupun bagi saya terbilang biasa, seenggaknya ada hal menarik yang bisa diulik. 

1. Karakter Ayahnya Niken

Berbeda dengan kisah yang lainnya di mana karakter ibu selalu memberikan makna dominan. Kisah ini jutsru menyoroti karakter sang ayah yang tampaknya sempurna di mata Niken. Sampai-sampai nih, si Niken bilang sama sahabatnya dia itu mau memilih yang terbaik untuk masa depannya dan kalau bisa yang modenya seperti ayahnya gitu. Bisa diajak bertukar pikiran, dermawan, penyabar, dan paling penting dia itu sebagai tour guidenya kehidupan si Niken. Jadi, enggak ngejudge gitu loh seperti ayah pada umumnya. Kamu harus ini dan itu. Nah, ujung-ujungnya segala keputusan itu diserahkan kepada Nikennya sendiri. Kata-kata mutiaranya begini.
Nggak ada yang sempurna di dunia ini. Sate aja ada yang mateng dan gosong, toh masih bisa dinikmati dengan nikmat. Begitupula menyatukan dua kepala itu memang enggak muda, apalagi menyatukan keluarga. 
Persiapan pernikahan itu memang nggak sebentar, makanya itu kudu sabar. 

2. Keterlibatan Kedua Orang Tua Niken dalam Menyeleksi Calon Mantu

Nah, yang lucunya itu di bagian ini sih. Lucunya natural banget, enggak yang dibuat-buat gitu. Apalagi ketika ayahnya Niken ketemu si Arya dan pura-pura keram sewaktu jogging. Itu lucunya enggak kepalang tanggung. Si Arya justru memperlakukan ayahnya Niken dengan bar-bar saking paniknya. Ini mau di kemanain ya. Sementara kalau si Gerry sih menghadapinya dengan sabar gitu loh ke ayahnya Niken. Nah, gara-gara ini membuat saya dan adik jadi semakin pusing mikirnya? Nonton bertujuan buat happy dan rileks. Auto pusing, pilih siapa ya. Soalnya keduanya punya plus dan minusnya. 

3. Plot Twist yang Membagongkan

Salah satu film yang banyak plot Twistnya itu ya film ini. Walaupun masih masuk akal juga. Saking banyaknya Plot Twist jadi ngebuat saya kesal banget ngelihatnya. Kayak contohnya gini, udah dibuat nyaman sama kubunya si Gerry. Eh, tiba-tiba si Arya juga dibuat nyaman. Kemudian dibuat kesal dengan karakternya Gerry. Eh, gitu juga ke Arya. Asli roller coasternya soalnya bikin kesel film ini jago banget deh. Cuma yang nggak dapat feel sedih dan kesalnya dari sudut pandang karakter utama aja. Sayang banget kan. 

4. Akhir Kisah yang Sweet Ending

Kalau soal penutupan kisah secara bijaksana. Saya baru setuju nih sama film ini. Sekali lagi, dalam hidup ini memang enggak ada kepastian. Orang yang sudah dilamar saja, bisa saja nggak jadi. Begitulah yang sebenarnya dirasakan oleh Niken. Dia itu bolak-balik dilamar loh. Awalnya si Gerry yang mau ngelamar. Eh, enggak jadi karena Gerry ada masalah. Terus gitu lagi dilamar Arya, dilamar Gerry lagi. Gitu aja seterusnya. Jujur salah, enggak jujur juga salah. Serba salah tah.
Momen adik saya berfoto dengan poster Yakin Nikah
Gambar 2. Berfoto dengan poster Yakin Nikah

Bedah Karakter Dua Pilihan (Choose The One, Kalau Saya Jadi Niken)

Sebenarnya di part ini yang paling ditunggu-tunggu sih Sist. Saya juga percaya bahwa setiap orang memang enggak ada yang sempurna. Dalam hidup ini ada hal yang paling membagongkan dalam hidup. Cinta itu enggak harus memiliki. Kalau bagi saya sih, kalau bisa dimiliki, dimilikilah. Soalnya ribet amat melalui drama A-Z. Terus kalau di saya sih memang paling nggak suka yang namanya pilihan. Modenya auto tujuan aja gitu, jadi biar langsung ketemu jalannya. Oke, daripada banyak cincong lanjut kita bedah ya. 

Arya, si Kulkas Dua Pintu 

Kalau kalian mikirnya si Arya, bayangin aja si Maxime itu gimana. Segi fisik amanlah, segi finansial apalagi. Seleranya tinggi banget, tapi sesuai dengan finansial juga enggak apa-apa sih. Hobinya adalah kerja-kerja dan kerja. Tenang, dia nggak bakalan selingkuh sama orang kok. Selingkuhannya adalah kerjaan. Si Arya ini paling jago dalam urusan memperlakukan orang tua dengan begitu ramah dan enggak tanggung-tanggung effortnya. Terus, dia bakalan kelarin kerjaannya dulu dibandingkan urusan pribadinya. Fix, saya bakalan pilih dia. Soalnya dia nggak bakalan tebar pesona sama perempuan lain. Cuma. Eh, cuma. Sebagai perempuan, kayaknya saya tuh kesepian. Dia itu pasti bakalan jago ngasih nafkah materi, tapi nafkah batinnya isteri gimana? Pikirin sendirilah. Terus yang paling menikamnya, walaupun dia sibuk banget. Bisa-bisanya tahu segalanya dengan cepat. Kontrol emosionalnya meledak kalau urusan pekerjaannya diganggu. Walaupun enggak sampai temperamental. Kata-katanya itu loh nyakitin banget. Kalau jadi isterinya. Hal yang harus disiapin adalah stok sabarnya. 

Gerry, Sehangat Mentari

Saya enggak munafik ya. Walaupun demen se demennya kulkas dua pintu. Bakalan luluh juga sama si sehangat Mentari, yaitu Gerry. Gerry itu paling jago membuat kita sebagai perempuan layaknya Ratu satu-satunya di muka Bumi. Gerry memang orang yang sederhana, tapi modenya bucin nggak ketulungan. Si paling jago buat hati orang yang dicintainya bahagia poll. Udah gitu modenya plek ketiplek seperti ayahnya si Niken. Nah, kurang apalagi kan? Hanya saja, soal menyelesaikan masalah. Gerry yang gawatan. Bisanya dia kabur ke naik gunung dan enggak menjelaskan apa permasalahannya. Si tipenya gerry itu alih-alih bagi dia menghilangkan masalah. Justru memperbesar masalah di tempat lain. Kayaknya ini tipekal yang paling nyebelin banget deh. Soal kerjaan lagi, dia malahan mendahulukan kepentingan pribadinya untuk orang yang dicintainya, sampai-sampai kerjaannya itu kagak kelar sist. Sekali lagi, kagak kelar. Kalau jadi isterinya yang kudu dipersiapkan adalah selalu berpikiran positif dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Soalnya di ranah yang genting, di Gerry seringnya ngilang tanpa kabar.

Kesimpulan

Setiap orang yang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tergantung kitanya, tahan apa enggak dengan si dia. Kalau carinya yang sempurna. Hal yang ada malah nggak nikah-nikah jadinya. Kalau saya sih, memang tipekalnya yang penting saya mau dan dianya juga mau. Terus yang nggak KDRT ajalah. Itu udah mantap banget. Kalau bisa agamanya bagus, itu lebih mantap lagi. Penasaran dengan kisah selengkapnya, yuks nonton di Bioskop kesayangan.

HYB

Kali ini kita mau ngobrolin yang masih relevan dengan pemerannya, yaitu ayahnya Niken. Kan dia itu hobinya ngelawak. Kalau di film Kang Solah itu feelnya dapat banget. Nah, di film ini malahan kayaknya jangkrik. Terkesan dipaksakan ngelawak jadinya. Soalnya teman mainnya pada serius semua. 

Informasi Film

Genre : Romance
Rating Usia : 13+
Durasi : 108 menit
Tanggal tayang : 9 Oktober 2025

Mengenal Trillion Dollar Coach : Revolusi Kepimpinan Ala Bill Campbell

Mengenal Trilion Dollar Coach : Revolusi Kepimpinan Ala Bill Campbell
Cover Depan Buku Trilion Dollar Coach


 Punya buku ini tuh setahun yang lalu. Tepatnya di tahun 2024. Sewaktu aktif-aktifnya menjadi Bookstagram. Semenjak itu kalau mau punya buku tuh, mikir-mikir lagi. Sudah dibaca atau belum ya bukunya? Jangan sampai numpuk. Eh, enggak kunjung dibaca. Total dua hari saya menyelesaikan buku ini kebetulan lagi masa-masa menunggu ayahanda yang tengah di ranap di RS Sinar Husni. 

Review buku kali ini masih sekitar tentang Biografi tokoh terkenal dan diakui oleh dunia, yaitu Bill Campbell. Katanya sih, banyak orang yang telah mengenalnya. Eh, malahan saya belum mengenalnya sama sekali. Yuks kita mengenal lebih lanjut.

Cover Belakang Trilion Dollar Coach : Revolusi Kepimpinan Ala Bill Campbell
Gambar 2. Cover Belakang Trilion Dollar Coach 

Identitas Buku

Judul Buku           : Trillion Dollar Coach : Revolusi Kepemimpinan ala Bil Campbella

Penulis                 : Eric Schmidt, Jonathan Rosenberg, dan Alan Eagle

Penerjemah         : Reni Indardini

Tahun Terbit        : Cetakan Pertama, Januari 2020

Penerbit               : Bentang Pustaka

Jumlah Halaman : 267

Sinopsis

Bill Campbell sendiri sebenarnya tidak ingin membuat biografi tentang kisah kehidupannya. Pada pembahasan buku ini dipaparkan bagaimana pula Bill menjadi sosok pelatih orang terkaya di dunia, yaitu Steve Jobs. Si pendiri Apple hingga kini produknya menjadi produk paling bergengsi. 

Awalnya sebelum menjadi pelatih di bidang bisnis. Bill Campbell adalah pelatih pesepak bola dan yap bagaimana si pelatih ini harus membuat siapa yang dilatihnya penuh dengan motivasi supaya berhasil. Walaupun enggak bisa dipungkiri bahwasannya pasti adanya kekalahan. Adanya kemenangan itu membuat orang lain menjadi percaya. Buku ini menceritakan sudut pandang orang-orang yang berkaitan dengan beliau. Sama seperti review buku sebelumnya tentang Dahlan Iskan. Bedanya, sudut pandangnya lebih banyak. 

Bagian Isi Trilion Dollar Coach : Revolusi Kepimpinan Ala Bill Campbell
Gambar 3. Bagian Isi Trilion Dollar Coach 

Produk adalah Jantungnya Perusahaan

Saya percaya bahwa produk memanglah jantungnya perusahaan. Kalau produknya bagus, itu berarti yang lain tinggal gampang. Apalagi si Apple ini bakalan terus menjadi incaran orang-orang yang bergengsi. Walaupun harganya terbilang lumayan mahal, tapi ada saja yang beli. 

Meraih Kemenangan dengan Cara yang Jujur

Salah satu motivasi yang membuat saya semakin semangat membaca buku ini adalah prinsipnya Bill untuk menang dengan cara yang benar. Seperti halnya tertuang dalam halaman 171. 

Berjuanglah untuk menang, tetapi menanglah dengan cara yang benar, yaitu disertai kesungguhan. Kerja sama tim dan integritas. 

Menanyakan Hal yang Tak Penting Sebelum Rapat

Kebanyakan sebuah kepimpinan hanya membahas hal-hal yang berkaitan dengan projek berjalan. Namun Bill sendiri membuat sebuah gaya kepemimpinan yang berbeda. Seperti halnya menanyakan kabar bahkan bagaimana dengan suasana hari ini. Tampak sepele memang, tetapi itu kadangkala bermakna. Ia peduli dengan yang lain. Sehingga terkadang sesuatu yang bermakna itu adalah menanyakan hal yang tak penting dibandingkan isi rapatnya itu sendiri. Walaupun di dalam rapat, ia sudah memiliki daftar apa saja yang bakalan dibahas di dalam rapatnya. 

Para Anggota yang Mendahulukan Perusahaan dibandingkan Kepentingan Pribadi

Kita tahu bahwa tipe-tipe orang seperti ini adalah tipe yang sangat royal bagi perusahaan. Bersebab Bill selalu membawa bagian kehidupan pribadi dalam urusan rapatnya. Membuat mereka merasa lebih baik untuk mendahulukan rapat. Toh, dalam rapat sendiri akan menemukan sebuah solusi dari kepentingan pribadinya yang tertunda.

Jika Terpaksa Memberhentikan Setidaknya Mengapresiasi Hasil Pekerjaan Selama Ini

Cara ini merupakan cara yang paling mendalam sebenarnya. Bill seperti sosok yang penuh cinta dan mampu menghargai siapapun yang bekerja sama dengannya. Bahkan jika terpaksa memberhentikan orang lain sekalipun. 

Berani Menunjukkan Rasa Cintanya di Depan Orang Lain

Bill ketika ia memiliki seseorang paling spesial di hatinya. Ia pun tak segan untuk menunjukkan sikap pedulinya kepada orang yang ia cintai. Hingga orang lain pun menyadari bahwa ialah sosok orang yang dicintai oleh Bill. Contohnya saja isterinya. 

Suka Berbagi, Tanpa Mengharap Imbalan

Bill memang orang kaya. Itulah mengapa ia memastikan semuanya mendapatkan jatah gratis untuk karyawannya. Apalagi dalam perjalanan bisnis. Semuanya sama rata mendapatkan bagian dalam jumlah serupa. Apalagi Bill yang tidak suka ketika diberikan imbalan di saat dia sudah memberikan sumbangsihnya dalam memberikan pelatihan. Walaupun begitu, saham yang ia miliki selama ini dirasa cukup. 

Bagaimana gaya penulisan di dalam buku ini?

Meskipun buku ini merupakan buku terjemahan. Cara penulis bertutur membuat tidak bosan. Sebab ada jeda kata-kata yang perlu kita ingat tentang Bill. Masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan Bill. Tertarik untuk baca? Bisa pinjam sama saya atau segera dapatkan di penerbit bentang Pustaka. 

Cara Custom Tumbnail di Blogspot Supaya Tampilan Semakin Ciamik

Cara Custom Tumbnail di Blogspot Supaya Tampilan Semakin Ciamik
Gambar 1. Cover Custom Tumbnail Blogspot

Asyik-asyik cerita sana-sini ngebuat artikel. Eh, harus dihadapkan bahwa gambar di artikel bakalan muncul secara otomatis saat pengunggahan pertama. Malah unggahan pertama itu rasanya enggak menarik. Padahal salah satu yang menarik perhatian orang adalah gambar ya.

Biasanya sih saya abai banget dengan persoalan ini, makanya tuh ketika di postingan awal. Unggahan gambar diusahakan secakep mungkin. Namun ternyata, hari itu pun terjadi. Gara-gara menulis artikel Anugerah Pewarta Astra. Mau nggak mau saya enggak bisa membuat unggahan pertama sebagai tumbnail. Alhasil saya minta bantuan Chat GPT buat tanya-tanya itu. Ternyata enggak ngerti juga, hingga akhirnya saya menemukan tutorialnya di Youtube. Itu pun pakai bahasa luar negeri. Mau nggak mau kan, harus paham. Setelah diaplikasikan. Alhamdulillah, hasilnya berhasil diaplikasikan di blog saya. Yeay ... mantap. 

Tutorial Custom Tumbnail di Blogspot

  • Upload gambar di paling atas tampilan menulis yang akan dijadikan sebagai tumbnail artikel kita.
  • Kemudian, klik kanan dan salin alamat gambarnya. 
  • Setelah dapat kode alamatnya. Masukkan urlnya ke dalam kode berikut sebelum ditanamkan ke dalam mode HTML. <img src="Ganti dengan Url artikel blog" style="display:none;">
  • Kemudian ganti ke dalam versi 'Tampilan HTML'.
  • Letakkan kode yang sudah kita masukkan Urlnya ke bagian paling atas di tampilan HTML
  • Setelah itu ubah kembali ke versi 'Tampilan menulis' 
  • Hapus gambarnya, kita nggak perlu khawatir kodenya bakalan hilang.
  • Kemudian perbaruhi. Setelah itu jangan lupa cek kembali, apakah tumbnail sudah berubah sesuai dengan apa yang kita mau. 

HYB

Sebenarnya tuh kalau di tutorial aslinya yang berjudul Cara Custom Tumbnail. Ia malahan merujuk ke format HTML dibandingkan hanya versi HTMLnya. Sudah saya ikutin, ternyata tampilannya menjadi berantakan. Nah, makanya saya coba di tampilan 'versi HTML'. Alhamdulillah cakep banget. 
Artikel ini saya buat dengan tujuan supaya ingat kembali dengan trik dan tips alih-alih asyik nanya mulu sama sumber yang lainnya.  Gimana, ingin berdiskusi, silakan menjejak di kolom komentar ya.

Menyusuri Warisan Budaya Indonesia Membatik Bantengan dari Jawa Timur


Warisan budaya Indonesia salah satunya adalah batik. Sebuah corak yang memiliki cerita sendiri di balik lukasin yang terjejak. Beberapa bulan yang lalu saya sempat belajar bagaimana membuatnya dari awal hingga bisa digunakan. Meskipun perjalanannya jauh, tak membuat saya henti semangat untuk mengikutinya. Sebuah kisah termahal yang sempat saya bagikan dalam jejak pengalaman membuat batik. 


Belajar membatik pertama kali dengan JShibori Binjai awal tahun 2025
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Gambar 1. Belajar membatik pertama kali dengan JShibori Binjai awal tahun 2025

Beberapa komentar berdatangan. Sayang, minat pembuatan batik tulis ternyata sedikit sekali yang menekuni. Bahkan teman saya belajar salah satunya usia yang sudah berusia lanjut. Begitupula dengan komentar teman saya yang merupakan ibu rumah tangga. Katanya, ibu mertuanya dulu suka membuat batik. Setelah ditelisik kembali, ternyata peminatnya memang sedikit. 


Menurut Asosiasi Perajin & Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) melaporkan bahwa usaha perajin batik di 10 sentra produksi nasional turun 4.171 usaha di tahun 2020 menjadi 2.503 usaha di 2024. Sementara di Ciwaringin juga disebutkan bahwa regenerasi menjadi tantangan dikarenakan usia mayoritas pengrajin 40-60 tahun. Sementara anak muda lebih tertarik ke pekerjaan lain. 


Tak bisa dipungkiri lagi bahwa di kehidupan yang serba cepat dan mahal membuat anak muda mencari pekerjaan lain yang dirasa lebih mudah didapatkan dan lebih menguntungkan. Padahal di batik sendiri saya menemukan sesuatu yang berbeda. Bukan hasilnya yang mahal, tapi cerita di balik proses pembuatannya. Saya bangga bisa mempelajarinya dan bangga pula dengan warisan budaya Indonesia kali ini. 


Kami sempat bercerita, bahwa di setiap daerah memiliki batik khasnya tersendiri. Sayang, saya baru tahu ini sekarang. Ternyata sungguh sangat menarik dan saya pun mencari-cari sebuah kisah perjalanan yang bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam dunia perbatikan. 


Berkenalan dengan Anjani Sekar Arum, Pengusaha Muda Bantengan 

Namanya Anjani Sekar Arum, seorang pengusaha muda dari Batu, Jawa Timur yang terkenal di dunia perbatikan karena menghidupkan motif Batik Bantengan. Sebuah motif batik yang terinspirasi dari kesenian Bantengan. Kita tahu bahwa kesenian itu tentang adegan kesurupan dan kisah magis di dalamnya. Lantas bagaimana inovasi Anjani dalam menuangkan inspirasinya di batik Bantengan?

Sebuah motif Bentengan yang dituangkan ke dalam batik
Gambar 2. Sebuah motif Bantengan yang dituangkan ke dalam batik

Wuaw, kita akan melihat betapa ilustrasinya sangat menarik. Biasanya kita akan selalu melihat corak batik tumbuhan biasa. Kali ini Anjani benar-benar mengabadikannya dalam sebuah batik yang bisa digunakan untuk identitas nasional. 

Latar Belakang Keluarga Anjani Sekar Arum 


Tampilan dari Kesenian Bentegan yang ada di Jawa Timur
Gambar 3. Tampilan dari Kesenian Bentegan yang ada di Jawa Timur

Kita akan selalu melihat apabila seseorang memiliki usaha tertentu. Apalagi tradisi, biasanya diturunkan turun temurun melalui keluarga. Namun berbeda dengan Anjani, ayahnya yang bernama Agus Trubun, merupakan pendiri komunitas budaya Bentengan Nuswantara dan ibunya seorang penari. Neneknya adalah penari, pamannya seorang pelukis, dan buyutnya merupakan pembatik ahli. Walaupun warisan batik keluarganya tidak diwariskan secara langsung kepadanya. Hal itu membuatnya lekat dengan kehidupan bernuansa seni. 

Perjalanan Anjani Menghidupkan Batik Bantengan

Semua itu berawal ketika Anjani menempuh pendidikan di Studi Seni dan Desain di Universitas Negeri Malang. Ia secara konsisten selalu memasukkan elemen Bantengan ke dalam karya akademisnya. Hingga pada dosen di sana memberikannya sebuah julukan “Anjani Bantengan” karena ia begitu mendedikasikannya dalam menampilkan bentuk seni budaya ini. Ia begitu yakin bahwa seni tersebut adalah warisan berharga yang perlu dilindungi dan dirayakan. 

Momen Anjani sedang mencanting Batik Bentengan dengan malam
Gambar 4. Momen Anjani sedang mencanting Batik Bantengan dengan malam

Perjalanannya dalam menciptakan batik Bantengan tidak terlepas dari yang namanya tantangan. Ia memulai membatik pada tahun 2010. Meskipun memiliki pemahaman mendalam tentang bentuk seni Bantengan. Ia belum memiliki pelatihan formal dalam pembuatan batik itu sendiri. Bermodal semangat juang yang gigih ia pun memulai perjalanannya belajar, yaitu bepergian ke Yogyakarta dan Solo, merupakan dua kota yang terkenal akan tradisi batiknya dengan bertujuan untuk menguasai teknik pewarnaan batik. Kunci dari keindahan batik itu sendiri adalah bagaimana kita bisa menghidupkan warna setelah proses mencanting selesai dibuat. 


Setelah lulus kuliah. Ia berkomitmen untuk meneruskannya di kemudian hari. Hingga pada tahun 2014, ia mendirikan studio dan galeri batik sendiri bernama Sanggar Batik Tulis Andhaka di Baru. Sebuah langkah awal jejak perjalanannya dalam di dunia bisnis yang melibatkan tradisi budaya. 


Pada tahun yang sama awal Agustus, ia mencapai tonggak perubahan penting dalam hidupnya dengan berinisiatif menggelar pameran tunggal pertama di Galeri Raos, Batu. Pameran tersebut terbilang sukses besar. Karya-karya batiknya mendapatkan pujian kritis dan ludes terjual dalam waktu cepat. Tentunya keberhasilan ini menarik perhatian Dewanti Rumpoko yang merupakan istri Walikota Batu saat itu, Eddy Rumpoko. Dorongan pengakuan yang signifikan membuat Anjani terdorong untuk lebih mengembangkan dan mempromosikan Batik Bandengan. Sejak saat itu dua bulan setelah pamerian ia diperintahkan walikota untuk pameran ke luar negeri di Praha (Republik Ceko). Kemudian berlanjut hingga ke Taiwan bahkan India


Mengembangkan Batik Bantengan dengan Pelatihan ke Anak Muda

Pada tahun 2015, ia bertemu dengan Aliya yang berumur 9 tahun yang kebetulan juga tertarik dalam mempelajari batik. “Saya lebih memilih anak-anak, karena ide mereka lebih kaya dan ekspresif. Selain itu, anak-anak juga termasuk golongan yang santai dalam mengerjakan dan menjual batik. Mereka tidak membutuhkan hasil yang cepat. Berbeda dengan ibu-ibu. Selain itu, mengapa anak dengan ekonomi lemah? Karena saya memiliki cita-cita untuk meratakan kesejahteraan masyarakat Kota Batu,” ucap Anjani pada wawancara dengan wartawan Anastasia tahun 2018.

Pemenang Satu Indonesia Awards 2017

Anjani mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards 2017
Gambar 5. Anjani mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Awards 2017

Pada tahun 2017, Anjani menjadi pemenang ajang Satu Indonesia Awards. Ia mendapatkan dana bantuan senilai Rp75 juta dari Astra. Setelah itu, ia mencoba untuk mengadvokasi pemerintah kota dalam mendukung usahanya melestarikan Batik Bandengan yang merupakan ciri khas kota Malang. Ia juga meluaskan sanggar dan geleri miliknya. Ia juga meminta kepada Walikota Batu untuk menyiapkan dan menyuplai peralatan membatik ke setiap sekolah SD hingga SMA di Kota Batu. Pelestariannya tidak hanya berhenti pada diri Anjani dan juga pengrajin Batik Bandengan. Ia juga menularkannya ke sekolah dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk diajarkan kembali ke anak-anak.


Pada tahun 2018, ia memiliki 36 pembatik cilik yang sudah tersebar di SD hingga SMA di kota batu. Para pembatik itulah nanti yang akan menjadi tutor di sekolah-sekolah. Saat itu, Anjani berhasil mendapatkan omset hingga Rp40 juta per bulan dengan produksi setiap bulannya mencapai 200 potong. Setiap anak biasanya menghasilkan 4-5 lembar per bulan, dengan pengerjaan maksimal 1 minggu. 

Proses pemberian warna pada Batik Bantengan
Gambar 6. Proses pemberian warna pada Batik Bantengan


Pada tahun yang sama ia mengambil keputusan penting untuk memindahkan studio dan galerinya ke Bumiaji desa asalnya Bantengan. Langkah ini bersifat simbolik yang menjadikan Bantengan pulang dalam bentuk seni yang dihormati. 


Kesimpulan

Anjani Sekar Arum memberikan sebuah contoh bahwa bisnis dan melestarikan budaya bukan hanya kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan berdampak ke depannya daam melestarikan seni tradisional, memberdayakan generasi muda, dan mengangkat ekonomi lokal. Sukses tidak hanya dimulai dari perkotaan saja, tetapi juga dimulai dari tempat kita tinggal. #APAXKBN2025

Referensi

Pengalaman Pribadi

Youtube SATU Indonesia

FB Semangat Astra Terpadu

https://kumparan.com/kumparannews/mengenal-anjani-sekar-arum-dan-usaha-pelestarian-batik-bantengan-1r4q4BgnIrm/2 diakses 4 Oktober 2025

https://www.visitlumajang.com/pesona-kesenian-bantengan-yang-dapat-ditemukan-di-kawasan-tengger/4103 diakses 4 Oktober 2025

https://travelgalau.com/bantengan-batik-more-than-just-fabric-a-living-legacy/ diakses 4 Oktober 2025

https://swa.co.id/read/188377/jual-200-potong-per-bulan-anjani-lestarikan-batik-bantengan diakses 4 Oktober 2025

https://ekonomi.bisnis.com/read/20250526/257/1879990/marak-impor-batik-tiruan-perajin-berkurang-40-dalam-4-tahun-terakhir diakses 4 Oktober 2025