Survive Kembali Bersama Kopikuni, Teman Produktif

Puji syukur kepada Allah swt yang mana telah menggerakkan hati ini untuk survive menulis lagi. Akhirnya, saya menyadari bahwa blog ini sudah setengah tahun tidak diisi. Bahkan sejak lama saya membatinkan untuk menulis kembali, aktif kembali sebagai blogger review.

Qadarulllah, Allah mengizinkan saya hadir di tempat ini. Kopikuni, teman produktif melancarkan berbagai inspirasi yang tertunda. Menyelesaikan mimpi-mimpi saya yang belum terwujud. Rasanya tak henti untuk menitikkan air mata saking terharunya. Momen berharga, begituh yang saya detakkan ketika menginjakkan kaki ke ruangan barista Kopikuni.

Hari Senin adalah masanya kebanyakan orang beraktivitas bermula. Mau tak mau harus bertarung dengan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menjalankan pekerjaan. Tak terkecuali pun saya sebagai penulis yang seharusnya memang tiada hari libur. Memutuskan untuk break dari semua yang mengganggu. Termasuk meninggalkan segala yang berkaitan dengan rumah serta pekerjaan sekolah.

1.       Niat itu harus kuat

Hidup adalah pilihan. Kalau mau suksesnya cepat ya larinya lari sprint dong. Masa jalan seperti kura-kura atau seperti siput yang bawa rumah mulu. Maka yang paling digarisbawahi dan ditekankan adalah punya niat dulu yang utama. Enggak apa awalnya masih hanya terdetak. Semakin lama dengan berjalannya waktu niat itu inyaa Allah akan semakin menguat dengan sendirinya.

When I can survive?

Selama 8 bulan lamanya saya berada di zona down, kalau orang bilang fasenya hidup segan, mati tak mau. Masih bisa bernapas saja sudah sangat beryukur. Hingga membuat bobot tubuh membengkak walaupun tanpa makan yang banyak. Banyak orang yang berspekulasi kalau saya bahagia dengan keadaan tubuh yang lebih gemuk bahkan buncitan. Tak tahunya orientasinya adalah malas, hatinya keras, menolak untuk menangis dan bersedih.

Saya bertanya tentang apa yang terjadi di dalam masa lalu saya. Seolah tidak memaafkan atas apa yang terjadi dan banyak orang yang menyalahkan diri saya sendiri hingga saya sendiri pun berada di fase serendah-rendahnya tidak percaya akan adanya Tuhan dan membeci diri saya sendiri. Nauzubillah, semoga tidak terulang kembali.

Hingga pada akhirnya diam-diam saya memutuskan untuk tidak meminum obat kembali dan saya menemukan sebuah karya Susan Arisanti yang Berjudul Sedang Malaikat Pun Cemburu. Mulai dari situlah saya menangis sejadi-jadinya di waktu senja karena mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam diri saya dan saya memohon ampun kepada Allah swt. karena baru saja mengetahui kebenarannya. Kebenaran yang sesungguhnya bahwa semua hal yang terjadi dalam kehidupan ini adalah takdir Allah dan takdirnya selalu baik.

Lima bulan setelahnya, saya berada di sini. Kopikuni, tempat teman produktif. Menjadi pribadi yang lebih baik dari yang pernah ada dalam benak saya. Setiap hembusan napas, waktu yang berjalan, lingkungan sekitar, dan perkara yang datang saya sangat bahagia dan mensyukurinya. Alhamdulillahirrabbil alamiin … rasanya ingin selalu mengucap segala puji kepada Allah swt. atas segala apa yang terjadi. Begitulah, apabila kita mengetahui dibalik ketetapan takdir yang tengah berjalan.

2.       Tahu kapasitas diri

Para ulama mengatakan bahwa hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kepasitas dirinya. Pikiran dan hati terbawa angan hingga pada akhirnya tidak mengetahui berapa kapasitas yang diri ini punyai. Hal yang terekam dalam ingatan adalah mengejar target. Alih-alih secara logika dapat, tak tahunya malah ambyar abrakadabra dan saya sadari dulunya saya memang seperti itu. Sempat ada yang bilang, “Eh itu kebanyakan targetnya, enggak usah dipaksa kali, jadinya sakit. Seperti aku dulu.” Begitu kata teman saya yang dulunya selalu menjadi juara umum tak terkalahkan ketika Sekolah Menengah Pertama.

Kalau tidak mengalami, tidak akan tahu. Kalau tidak merasakan, tidak akan memahami.

Ungkapan ini menjadi kata ajaib bagi saya dalam melangkahkan langkah yang insyaa Allah tak terkalahkan. Jadi, kalau seandainya ada orang yang suka nyinyirin. Eh, kamu tidur sajalah, enggak usah bekerja. Padahal saya lihat masih jam 9 pagi. Cuekin saja.

Kalau sudah tahu kapasitas diri, maka selamat anda berada di zona nyaman.

Contoh mengetahui kapasitas diri :

Kenapa ya saya kalau baca tidur tuh, bacanya 20 menit habis itu tidurnya 2 jam? Padahal dalam waktu 2 jam itu bisa saya lakukan nyapu ngepel, ngelap, bersihkan, kamar mandi, dan yang lain bermaanfaatlah.

Ternyata setelah saya perhatikan, saya tidak bisa membaca lebih dari lima belas menit untuk bacaan yang berat untuk nonfiksi. Sementara bacaan fiksi, saya mampu untuk membacanya selama satu jam. Lebih dari situ, saya bisa saja kehilangan kesadaraan alias tidur tanpa obat bius sekalipun. Yap, bisa-bisanya buku menjadi obat mujarab sebelum tidur. Tanpa harus mengonsumsi obat ke dalam tubuh.

Sehingga saya memutuskan setiap sepuluh atau lima belas menit sekali. Bukunya harus ditutup. Seru enggak seru tutup buku. Kalau tidak ya bakalan ambyar lagi rencana yang sudah dirancang dari jauh-jauh hari. Alhamdulillah, setelah dipraktikkan. Sejauh ini aman-aman saja dan lebih bahagia tentunya.

3.       Rencanakan dan Jadwalkan Perjalanan Aktivitas

Dulu pendiri Blogsum pernah mengatakan sesuatu yang nyentrik dalam benak saya. Punya Planner kok masa nggak bisa dijalankan. Rasa awalnya nyes, nyes, nyes gitu. Ternyata saya sekarang ini baru menyadari kalau saya belum mengetahui bagaimana cara penggunaannya. Pokoknya modal suka aja dulu sama bukunya, dibawa ke mana-mana bahkan dipromosiin juga. Auto gagal nih jadi sales. Sudah bertahun-tahun jadi Reseller buku planner. Masih aja enggak ngerti cara makainya. Bahkan sempat buat tutorial juga pun di titok.

Perencanaan tempat yang nyaman

Bagi seorang yang profesional. Tempat apapun bisa menjadi tempat yang nyaman bagi dirinya untuk mengerjakan pekerjaan. Namun bagi seorang pemula atau yang sudah lama enggak beraktivitas lagi dan butuh batu loncatan supaya lebih semangat untuk bertumbuh. Tempat menjadi langkah awal dalam menghadirkan mood dan inspirasi.

Kalau rumah kita tidak betah, maka betahkanlah diri di rumah?

Kalau memang enggak bisa di rumah, kita memang harus pergi ke tempat yang bisa mendatang inspirasi dan motivasi untuk menyelesaikan tugas.

Sebagai seorang perempuan. Jelas, rumah seharusnya menjadi sandaran utama dalam kenyamanan. Namun kalau memang tidak ada pilihan lain dan setelah dicoba juga tidak kunjung terlaksana. Maka keluar rumah mencari tempat yang cocok tidak ada masalah selagi pulangnya tepat waktu. Ketika saya mempraktekkannya. Rutinitas menulis itu hadir kembali, rasanya menemukan sebuah cahaya yang menerangi jalan menuju kesuksesan. Tempat itu adalah Kopikuni yang terletak di Jl. Rezeki No. 3, Sei Kambing D, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara 20119, Medan, Indonesia.

4.       Realiasasikan

Kopikuni Bukan Hanya Sekedar Estetik

Nyaman, adem, teduh, menenangkan, produktif. Begitulah kata yang terpatri dalam benak saya ketika menginjakkan kaki ke dalam ruangan barista Kopikuni. Ada aktivitas, tapi tak riuh yang membuat suasana gaduh, melainkan tenang. Barista menyiapkan hidangan, sementara pengunjug menikmati mengerjakaan pekerjaan sembari menikmati minuman dan makanan.

Peta perjalanan yang ditujukan oleh google maps kali ini mampu mengantarkan saya berjalan lancar di pagi hari. Kelihatan dari samping memang tidak kelihatan seperti Café biasa, tetapi sebuah rumah mewah. Saya memarkirkan sepeda motor dan begitu takjub bahwa parkirannya luas. Senang beriring lahkah mantap hendak ke dalam dan menyapa satpam yang berjaga. Ia tersenyum dan bertanya, “mau ke Kopikuni Kak?” Saya mengangguk dan ia memberikan sebuah karcis yang terlaminating.

Tanpa melihatnya, saya segera memasukkan ke dalam tas dan bergegas mengambil posisi di bawah bayangan pohon untuk memotret dari jauh keindahan Kopikuni. Tjakep, setelah memotretnya sekali dan langkah kaki berjalan menuju pintu masuk. Tertulis dengan jelas Free Wifi. Mantap, mantap. Eh, setelah melihat sekeliling ternyata bikin meleleh karena pemandangannya sungguh Masyaa Allah. Seolah menggambarkan ‘nikmat manakah yang kamu dustakan?’ berulang-ulang di dalam surah Al-Waqiah. Ada ayunan, meja, kursi, dan sekelilingnya diisi oleh tanaman. Oksigen jelas banyak mengitari Café Kopikuni.



Pintu kaca terdorong dengan mantap. Para barista tengah menyiapkan sajian yang akan diberikan kepada pelanggan. Seorang wanita yang berkerudung putih sedang bercakap-cakap kepada orang yang hikmat mendengarkan di depannya. Hm, sungguh menarik. Pasti ngobrolin masa depan nih dari gesturnya berbicara.

Saya mengambil tempat tepat berada di bangku kosong hadap-hadapan di depan barista. Walaupun di depan barista. Pemandangan tetap tjakep kok. Sebab tumbuhannya juga berada di dalam ruangan. Desain interior yang menyejukkan hati. Yah, walaupun kalau di mana-mana saya nyarinya yang dekat jendela karena pemandangan hijau. Tak ingin kelihatan mati kutu, saya segera melayangkan SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) kepada barista. Netra mengabsen sekeliling dan memerhatikan. Wow, mantap nih. Tersedia dessert ala bolu dan botolan kaca bening kopi siap saji. “Bang, ini cara pesannya gimana sih? Soalnya saya pertama kali kemari.”

“Oh, datang saja kemari Kak. Nanti kami yang buatkan pesanannya. Daftar menunya ada juga.” Lelaki berkulit putih, berwajah oval itu segera mengambilkan sebuah buku, pena, dan selembar kertas pesanan.

“Ini tulis sendiri ya?” tanya saya memastikan. Lelaki itu mengangguk. “Terus kalau misalnya mau ngadain acara itu gimana ya ketentuannya di sini?”

“Kami ada ruangannya juga kak khusus, bisa pakai in focus dan ada papan tulisanya. kakak tinggal datang aja. Kalau mau pesan nanti kami siapkan. Kalau kakak mau menggunakannya tinggal hubungi aja dari Instagram.”

Saya sekali lagi mengangguk kagum mendengar jawaban barista. Ehem, berarti enggak pakai biaya panjar dong untuk kemari. Emang beneran mantap ini mah. Instagramnya sungguh terpercaya. Saya bisa kemari pun karena alamat yang tertera di profilnya. Alhamdulillah, enggak nyasar. Tak ingin berlama-lama mengganggu tugas barita, saya segera kembali ke tempat duduk dan melihat daftar menu yang tersedia. Terjangkaulah untuk kalangan menengah ke atas. Tanggal gajian bisa nih jadwalkan lagi mampir kemari. Enggak mesti juga sih, kalau sudah dibajetin. Akhir bulan kok juga oke. Tinggal direncanain, direalisasikan beres.

Pilihan jatuh kepada nasi goreng Kuni. Yeay, menu kesukaan dan kebetulan jamnya sebentar lagi makan siang. Ini saja sudah cukup deh dan ternyata menu ini juga merupakan best sellernya. Untuk minumnya, saya memutuskan untuk air putih yang biasanya saya bawa ke mana-mana.

Desain Interior dan Eksterior Estetik menyejukkan



Selain desain interiornya sungguh dibuat takjub dan dipenuhi mesin pendingin. Desain eksteriornya juga tjakep dari luar tadi. Nah, yang lebih meyenangkan adalah ketika melihat pemandangan untuk menuju lantai kedua. Wow, ini mah taman rasa nyaman. Ada kolam ikan mas dan air yang mengalir. Baca buku di sini pasti betah, auto menyelami imajinasi isi buku. Tak lupa pula saya mengabadikan momen dengan buku, karena seorang diri jadi yang memotret sendiri.

Lantai 2 tempatnya diskusi asyik

Seperti yang dikatakan barista tadi, bahwa lantai dua memang didesain untuk kegiatan meeting, belajar, dan yang berkaitan dengan ilmu. Jadi yang ingin mengadakan acara tempat ini sangat saya rekomendasikan.

Menikmati Sajian Nasi Goreng Kuni

Porsi dan harganya sangat cocok. Untungnya, saya hanya pesan satu menu saja. Jadi bisa dihabiskan. Maklumlah, saya tipe orang yang kalau makan enggak terlalu banyak. Nasi goreng Kuni adalah nasi goreng telur, baik telur orak-arik yang dimasak bersamaan dengan nasi dan ada telur mata sapinya. Untuk penyajiannya ada potongan daging ayam yang sudah dibumbui ala fried chicken dan diberikan saus korea. Kemudian tak lupa pula selada, potongan timun, dan tomat. Nah, yang paling saya makan duluan adalah buahnya dulu.

Rasanya enak, bisa dimakan dalam porsi banyak karena rasa di lidah lebih ringan. Sehingga enggak keasinan atau kemanisan. Bagi saya yang rindu dengan masakan tidak pekat akan rasa, nasi goreng Kuni ini adalah pengobatnya.

Sesuai dengan perkiraan, saya pun membaginya dalam dua tahapan. Separuh dulu dihabiskan, setelah makanan sudah ada yang dicerna, ya makan lagi hingga habis. Bahkan sampai sorenya saya masih juga belum lapar. Masih cukup tenaga untuk melakukan banyak aktivitas.

Next, di kesempatan lain. Saya ingin mencoba menu lain ah. Kisaran harga mulai dari Rp20.000-Rp40.000

Mudahnya transaksi di Kopikuni

Setelah melihat jumlah tagihan sebesar Rp33.000 saya melihat isi dompet yang tinggal separuhnya. Sementara buku agenda beserta uang saya ketinggalan di jok kereta. Malah malas lagi balik lagi, durasi waktu dan tenaganya sayang kalau balik ke parkiran. “Kak, ini bayarnya bisa secara apa saja ya?”

Sang barista memperlihatkan barcode yang ada di meja kasir. “Bisa bayar pakai secara tunai dan nontunai. Kalau nontunai pakai Qris aja kak. Kakak tinggal scan saja.”

Lagi-lagi ini adalah kali pertama dan saya pun segera men-scannya dengan e-wallet OVO dan ternyata berhasil. Saya mengetikkan nominalnya dan mengklarifikasinya kepada barista. Kemudian keluarlah struck pembayarannya.

Kesan

Suasananya sangat kondusif sekali ketika pagi begini. Jadi, kalau emang benaran mau inspirasi berhamburan. Datang kemari bisa nih. Baik yang ada di luar maupun di dalam. Tergantung selera. Halamannya juga bisa. Ada banyak waktu, shooting video auto kelar. Saya saja bisa menyelesaikan 700 kata dalam rentang waktu 30 menit. Seolah mendapatkan jackpot ini. Sebab biasanya untuk penulis yang sudah lama tidak menulis lagi butuh waktu lebih untuk bisa lancar menulis. Rasanya seperti kemarin saja saya tidak menulis. Padahal rentang waktunya sudah satu semester.

Oh, iya ada satu lagi nih. Kebetulan Kopikuni juga menyediakan alat tulis di sana. Bagi yang membutuhkan, barista akan memberikannya. Alhamdulillah bisa buat kenang-kenangan kalau pernah datang berupa handbag, pena, dan buku nota desain Kopikuni secara gratis.

Ruang Sholat

Kalau ke mana-mana. Tak ketinggalan yang selalu ingin ditempati dulu kalau bisa ya ruangan solatnya. Nah, kalau di sini para ukhti shaleha tidak usah cemas karena tempat wudhunya insyaa Allah aman. Tersendiri dari bagian laki-laki dan ini memang yang paling banyak diinginkan dari muslimah. Sehingga, tidak usah khawatir aurat akan terlihat oleh laki-laki yang bukan mahram.

Mukena dan sajadah juga tersedia. Nah, untuk ruangan solat bagian laki-laki tuh bedanya lebih luas daripada perempuan. Sehingga lebih memudahkan untuk solat berjamaah.

Tempat Parkir

Seusai solat zuhur saya bergegas pulang untuk kembali ke dunia sebenarnya, yaitu bekerja di pandangan banyak orang. Kemudian mengeluarkan karcis ternyata sudah tertulis bahwa baik parkiran mobil dan sepeda motor biayanya hanya Rp2000.

Toilet

Pemilihan toilet lebih tersembunyi memang lebih nyaman. Sehingga kita enggak usah khawatir kalau mencari pemandangan tanpa harus memalingkan wajah. Letak toilet yang ada di kopikuni berada pada lorong barista. Jadi ketika ketemu toilet, eh bisa lihat baristanya juga. Baristanya lumayan ramah, jadi nyaman saja mengamati aktivitas mereka.

5.       Evaluasi

Setiap pekerjaan, usahakan untuk mengevaluasinya. Supaya kita bisa belajar dari pengalaman yang ada dan lebih meyakinkan apa sih yang akan dilakukan ke depannya. Seperti saya jadi dengan kesan yang menyenangkan. Maka pada kesempatan lain datang lebih awal. Pas ketika Café Kopikuni di buka saya seharusnya sudah di sana. Kalau belum buka, ya nunggu aja dulu sambil baca buku. Heheh …. Manajemen waktu itu emang butuh komitmen, sementara menajemen diri butuh ketegasan.

6.       Ulangi Kegiatan

Alhamdulillah, dampak dari saya datang ke sana. Pada akhirnya saya berhasil memberanikan diri untuk menyelesaikan artikel ini. Nah, kalau tadi hanya inspirasi dan semangat motivasinya yang didatangkan. Maka pekerjaannya pun pada akhirnya tetap di jalankan walau di mana dan apa pun kondisinya. Hal yang terpenting adalah modal berani saja. Insyaa Allah, jalan.

Previous
Next Post »