Showing posts with label resensi. Show all posts
Showing posts with label resensi. Show all posts

Belajar Banyak Hal dari Buya Hamka Ulama Umat Teladan Rakyat

Belajar Banyak Hal dari Buya Hamka Ulama Umat Teladan Rakyat

 Ada seorang penulis dan juga seorang ulama Indonesia.

Namanya semakin terkenal semenjak kemunculan film di bioskop ketika lebaran tahun 2023 atau bertepatan 1444 H. Banyak orang berduyun-duyun bahkan rela para santri untuk menonton film Buya Hamka beramai-ramai. Tak terkecuali saya, nekat mengambil jam malam walaupun tubuh lelah. Apakah saya menikmati menonton filmnya?

Ya, saya sangat menikmatinya. Namun di awal saja, ditambah lagi bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah. Pertengahan hingga akhir, saya pun tertidur pulas. Hingga tersadar bahwa film telah berakhir.

“Berarti ini adalah kode supaya bisa membeli bukunya,” ucap saya kepada teman adik saya. Tak lama setelah ucapan itu, selang seminggu kemudian. Bang Roby yang merupakan salah satu anggota FLP Medan membagikan postikan status WA.

Alhamdulillah, ketika lebaran ini. Walaupun saya sudah bekerja, ada orang baik yang memberikan THR dan uang itu pun saya gunakan kali pertama di tahun ini untuk membeli buku tentang Buya Hamka.

Cover Buya Hamka Ulama UmatTeladan Rakyat

Identitas Buku

Judul  Buku : Buya Hamka Ulama Umat Teladan Rakyat

Penulis : Yusuf Maulana

Jumlah Halaman : 352

Penerbit : Pro-U Media

ISBN : 978-602-782-94-4

“Apa sebabnja maka djadi begini? Mengapa telah tuan pilih djalan jang sepatutnja tidak tuan tempuh, djika dibandingkan dengan riwajat tuan selama ini? Mengapa tuan tiada tahan menderita?”

~Menunggu Beduk Berbunji (1949)~

Masa Kecil Seperti Anak-Anak  Pada Umumnya

Berbeda dari prasangka banyak orang. Orang baik, pasti kecilnya juga baik-baik. Ternyata Hamka adalah orang biasa. Masa kecil pada umumnya yang dekat dengan kata kenakalan. Salah satu kesalahan terbesar hingga ayahnya, Haji Rasul marah besar dan kali pertama sebuah tongkat akan mendarat di kakinya. Hamka berteriak memohon ampun dan orang terdekat melerainya. Kesalahannya adalah berpura-pura menjadi mantri cacar dan mencacar teman-temannya kemarin. Ia menggunakan duri limau sebagai alat cacar. Sehingga teman-temannya meringis kesakitan dan ada pula yang berdarah.

Namun yang namanya kesalahan, tak mungkin pula patut ditiru dan cukuplah menjadi sebuah pelajaran. Ada pula yang menarik hati. Ketika masa anak-anak, Hamka juga kesulitan membaca Al-Quran, terlebih lagi kakaknya, Fathimah yang mengajari. Jika Haji Rusli memberikan hadiah Hamka akan diarak naik kuda. Maka kakaknya akan menghadiahi cubitan jika tidak bisa. Rupanya bukan hadiah yang Hamka tuju. Melainkan karena cubitan dan gigitan yang tak terhitung membuat Hamka lebih takuti.

Hingga suatu hari murid perempuan kakaknya turut mengaji. Tidak diberikan ancaman berupa cubitan dan gigitan, walaupun datangnya dua bulan lebih lambat dari Malik. Alhasil mengaji lebih lebih cepat dan perkembangannya menyamai Malik. Malik yang tadinya hanya mengulang-ulang, menjadi lebih semangat dan berteman baik dengan temannya. Kawannya gembira dengan jawaban Malik yang ingin terus sama-sama dan tamatnya pun sama-sama. Hari-hari berikutnya kedua bocah itu saling tolong menolong saat belajar mengaji hingga akhirnya mereka bisa menuntaskan lembaran Al-Quran bersama.

Isi Buya Hamka Ulama UmatTeladan Rakyat
Cerita Buya Hamka yang belajar ngaji dengan Kakaknya, Fathimah

Kehidupan di usia Dewasa

Tulisan dalam buku ini tidaklah runut dipaparkan saat usia dewasa. Sepintasnya akan saya berikan contoh kehidupan setelahnya. Hamka yang kita tahu ia hanya memiliki satu istri saja di masa muda setelah pulang dari Makkah, yaitu Siti Raham. Rupanya ia karena kehidupannya  di masa kecil. Ibunya diceraikan oleh ayahnya. Sehingga ia tahu bagaimana rasanya menjadi seorang perempuan yang ditinggalkan. Meskipun pernah disuruh ayahnya untuk menikah lagi. Hamka tetap pendirian hanya beristrikan Siti Raham saja. Sampai  istrinya meninggal. Barulah ia menikah lagi.

Hamka memiliki kepribadian yang cerdas dan tenang. Itulah mengapa banyak orang yang menyukainya. Meskipun berbeda agama sekalipun. Ia tetap berperilaku baik kepada mereka seperti saudara sendiri. Bahkan dalam cerita ada yang meninggal  pun mereka datang.

Pikatan Kata di Mimbar

Pada usia 17 tahun, Hamka menambah terus jam terbangnya sebagai juru siar Islam dan anti-komunis. Ia menjadi pengawal ayahnya berkeliling kampung. Ia pula yang membukukan pidato teman-temannya di surau Padang Panjang dan dicetak kemudian dinamai dengan Khathib Ul-Ummah. Inilah karya pertamanya dalam tulis menulis mengingat pula pidato teman-temannya itu sebenarnya dialah yang membuatkannya.

Hamka memang pandai berkata-kata. Menyadari kemampuan Hamka. Haji Rasul tidak  ingin anaknya besar kepala, berpuas diri. “Pidato-pidato, lezing-lezing saja percuma. Isi dada dahulu dengan pengetahuan, baru ada artinya pidato itu.” Dengan kata lain, Haji Rasul ingin anaknya belajar dan mengingatkan untuk tidak tergelincir dengan filsafat. Setelah berumur 26 tahunlah, saat ia sudah menikah. Ia mau belajar langsung pada ayahanda tercinta tanpa paksaan sebagaimana masa kecilnya.

“Bijak berkata-kata berarti tiga perkara; perasaan yang halus, kefasihan berkata, dan kekayaan bahasa. Lidah yang gagap dan gugup, tidak akan dapat menghasilkan apa-apa.”

Buya Hamka yang Tak Mendendam

Senin, bertepatan 27 Januari 1964, Hamka dibawa polisi yang kemudian diintrogasi dan dituduh masuk dalam gerakan makar pada pemerintah dan rencana pembunuhan Presiden dan Menteri Agama. Sejak saat itu ia mendekam dibuih selama 2 tahun 2 bulan. Sedih nian memang, Buya Hamka difitnah. Padahal Soekarno sendiri adalah sahabatnya. Hingga pada wasiat Soekarno pun, Buya Hamka menjalankannya yaitu menjadi imam dalam solat jenazah.

Walau dengan rasa sepi selama di penjara. Buya Hamka menghabiskan waktunya dengan buku setelah ia usai dari sakit disentri yang menyerang. Kemudian menyelesaikan tulisan yang paling fenomenal, yaitu Tafsir Al-Azhar.

Selama di penjara pun. Biasanya penjagaan ketat, tapi di bulan Ramadan penjagaan tidak begitu ketat lagi. Ternyata, setelah ia bertanya kepada para penjaga. Rupanya mereka pada ketakutan melihat sosok berjubah putih berada di depan penjara. Pengalamannya dituangkan dalam Tafsir Al-Azhar yang ia tulis bahwa setiap orang memiliki peneman.

Kesan Membaca Buku Buya Hamka Teladan Umat

Banyak hal yang belum tersampaikan. Setidaknya mewakili isi buku. Tentang kalimat indah yang tertuang dan kejadian yang menarik untuk diceritakan. Rasanya tak mungkin kalau menceritakannya secara tuntas di sesi Resensi kali ini. Penikmat sejarah akan mudah memahami isi buku. Namun bagi saya yang dulunya paling malas kalau dengan sejarah walaupun bolak-balik dihapal tetap saja tidak memahami. Pada bagian keislamanlah saya bisa menyambungkan pemahaman dari tulisan sebelumnya. Itu pun pada waktu itu sempat terucap ingin belajar sejarah islam.

Begitulah ilmu akan sampai ketika Allah swt mengizinkani. Kita sebagai mana manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Walaupun buku ini termasuk buku yang saya sukai, tapi buku ini juga termasuk buku yang paling lama dibaca. Hampir sebulan juga saya baru selesai membacanya.

Rating personal🌟 : 4,5/5

Tantangan Guru Muslim Abad 21

 

Tantangan Guru Muslim Abad 21

Judul Buku : Guru Muslim Abad 21

Penulis : Intan Irawati

Jumlah Halaman : 234

Penerbit : Elex Media Komputindo

ISBN : 978-602-04-4752-0

Seringkali kita mendengar bahwa jadilah pembelajar sepanjang hayat dan menuntut ilmu bagi seorang muslim hukumnya wajib. Lalu bagaimana dengan menjadi seorang pengajar khususnya di era abad 21?

Untuk mencapai fase tersebut tentu tidak dilakukan secara instan. Selain memliki kualifikasi sebagai guru, guru juga harus memiliki beragam kemampuan, yaitu kemampuan sosial, pedagogi, kepribadian, dan profesional. Maka tidak ada alasan sebagai guru tidak berkembang.

Permasalahan akhlak siswa sering menjadi buah bibir di kalangan para guru. Bagaimana cara mengatasinya dan hal-hal apa yang mendorong siswa untuk berbuat baik. Guru menjadi role model yang bisa ditiru oleh siswanya. Sehingga bukan hanya ilmu pengetahuan saja yang diberikan, tapi bagaima pendidik bisa membentuk karakter siswanya menjadi  lebih baik lagi dari masa ke masa. Sebelum menjadi pendidik untuk generasi berikutnya. Hal yang perlu dididik adalah diri sendiri supaya bisa selalu berperilaku akhlakkul karimah dan juga cerdas.

1.       Tingkatkan Kualitas Hidup dengan Membaca

Kegiatan membaca harusnya menjadi kebutuhan bagi seorang guru. Terlebih lagi ayat pertama Al-quran yang diturunkan tentang Iqra’ yang artinya membaca. Sehingga membaca buku bukanlah sekedar hobi, tetapi kebutuhan bisa ditularkan ke sesama guru juga siswa. Pilihan bacaan bukan hanya sekadar membaca, tetapi bagaimana bacaan itu bisa bermanfaat, bersifat membangun, dan membawa perubahan.

“Perumpamaan orang mukmin yang suka membaca Al-quran seperti buah utrujjah. Baunya harum dan rasanya lezat. Dan orang mukmin yang tidak suka membaca Alquran seperti buah kurma, baunya tidak ada dan rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang suka membaca Alquran seperti buah raihanah, baunya lumayan dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca Alquran seperti buah hanzholah, tidak memiliki bau dan rasanya pahit.” (HR Muttafaq alahi)

2.       Jadilah Idola Bagi Mereka

Sebelum menjadi guru, semua orang pasti pernah menjadi murid dan biasanya kehadirannya selalu menjadi dua kemungkinan. Kehadiran yang ditunggu dan tak ingin ditunggu. Kalau kehadirannya ditunggu oleh siswa, bisa jadi karena mengajarkan keren, asyik, tidak membosankan. Sedangkan alasan untuk kehadiran guru yang tidak ditunggu adalah bosan atau bahkan melihat wajahnya saja sudah membuat malas.

Menjadi idola juga bukan sembarang idola modal terkenal. Namun memang memberikan teladan yang baik. Seperti datang lebih awal, sudah melakukan ibadah harian, dan bertutur kata yang baik. Guru yang ramah, murah senyum selalu menjadi pusat perhatian banyak orang. Tidak hanya di kalangan para siswa, tapi juga di kalangan para guru. Sekilas, setelah melihat kompetensi guru begitu banyak. Ada kecemburuan yang menghampiri. Mampukan menjadi guru yang terbaik sesuai dengan versi terbaiknya diri atau bertahan dengan karakter yang seperti sekarang?

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada makruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang berutung.” (QS. Ali Imran : 104)

3.       Menyajikan Pembelajaran Bermutu

Bercerita tidak hanya disenangi oleh anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Pada sela-sela pelajaran, guru bisa menceritakan kisah perjalanan Rasul atau tentang sejarah islam. Sehingga kisah yang diingat anak-anak tidak hanya tentang dongeng dan cerita rakyat saja. Biasanya kisah selalu memiliki hikmah yang bisa dipetik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ice Breaking di saat pembelajaran mulai bosan. Pada halaman 135 disebutkan bahwa ada banyak ice breaking yang bisa diterapkan di dalam kelas, seperti games, menyanyi, senam, kalimat pembangkit semangat, story telling, tepuk tangan, senam otak, humor, dan tebak-tebakan.

Praktik, belajar, dan bermain selalu memberikan kenangan lama yang membekas dibandingkan hanya sekedar membaca, menulis, dan mengerjakan soal di kelas. Bahkan dalam pemahaman, praktik selalu menjadi metode yang efektif. Hanya saja kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang lebih lama.

Analogi dan perumpamaan. Bagi guru, kemampuan membuat analogi dan perumpamaan sangat diperlukan untuk mengukur pemahaman konsep dengan cara membentuk persamaan. Analogi mengakibatkan adanya hubugan kesamaan antara konsep sehingga menurut Chotib, 2011 bisa memecahkan masalah yang dihadapi berikutnya.

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Penggunakan tiga bahasa tentulah akan menjadi bermanfaat untuk peserta didik. Mereka disiapkan untuk menghadapi tantangan di era abad ke 21. Penggunaan Bahasa Inggris karena Bahasa tersebut merupakan bahasa Internasional. Sementara bahasa Arab karena Al-quran sendiri merupakan bahasa Arab.

Internet, pisau bermata dua. Berpegang kepada Alquran sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim maka aplikasi ICT (TIK) dalam dunia pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas pribadi muslim dan hasil pendidikan islam itu sendiri. Guru seyogyanya memberikan arahan bagaiaman memanfaatkannya dengan baik. 

Tantangan Guru Muslim Abad 21 Sesungguhnya

Penutup

Pada bagian ini, yang menjadi insight tersendiri adalah bagaimana Intan Irawati memberikan sebuah penekanan bahwa anak tidak boleh dilabelin. Misalnya mengucapkan bahwa anak tidak pintar atau tidak akan sukses di kemudian hari. Adanya ketidakbolehan melabeli siswa membuat guru memperlakukan siswa sama dengan siswa yang lainnya.

Pemaparan yang disajikan buku Guru Muslim Abad 21 menggunakan bahasa ringan sehingga lebih mudah menelusurinya hingga akhir. Walaupun tidak disajikan penulisan Bahasa Arab sebagaimana buku-buku yang lain. Makna dan kandungannya menjadi pokok utama dalam pembasan. Ada kisah dan motivasi untuk terus berkembang.

Selain itu, yang menjadi ketertarikannya adalah cover buku yang menarik serta jumlah halaman yang tidak terlalu banyak membuat buku ini ringan dibawa ke mana-mana. Liburan sembari membaca buku menikmati pemandangan teduh sangat menyenangkan.

Nostalgia Karangan Dedy Dahlan

Nostalgia Karangan Dedy Dahlan

Aku sedang mengincar tanda tangan yang ada di barisan sebuah kolom dalam kertas menuju pemberkasan wisuda bulan Agustus nanti. Sementara tanda tangan yang sedang diincar sudah kudapatkan dan tanda tangan kolom berikutnya mungkin bisa kudapatkan di kemudian hari.

Sejam lagi perpustakaan UNIMED akan ditutup. Bagiku kesempatan ini sayang sekali apabila dilewatkan begitu saja. Sejam, bagi seorang penulis sepertiku bisa mendapatkan 1000 kata yang setara dengan satu bab novel. Sedikit waktu, itu sangat berarti. Apalagi berada di tempat yang tepat dengan beragam inspirasi. Yap, tempat ini dulunya menjadi tempat paling indah dalam menyuarakan ketenangan dan kedamaian hati. Lagi pula, relung hatiku tiba-tiba kepikiran tentang sebuah outline novel.

Aku memasukkan tas ke dalam loker terlebih dahulu, membiarkan barangku tersimpan dengan aman di sana dijagakan oleh mesin penyimpanan loker digital. Tidak perlu kunci, hanya menekan tombol dan keluarlah barkot penyimpanan yang wajib disimpan. Setelah itu, tidak lupa pula membawa kartu perpustakaan sebagai tiket masuk ketika berada di pintu masuk.

Ruangan bawah perpustakaan merupakan ruangan terbatas bagi buku yang hanya bisa dipinjam selama tiga hari. Buku-buku yang berada di sana ditandai warna merah yang menandakan buku ini hanya sedikit jumlahnya di dalam ruangan. Bisa dijadikan sebagai senjata untuk sidang atau seminar proposal mahasiswa di saat genting. Makanya, tak banyak orang memilih tempat ini sebagai tempat peristirahatan dalam membaca buku. Kebanyakan berada di lantai dua ataupun di lantai tiga, khusus edisi skripsi dan tesis.

“Aku tak butuh buku,” pikirku seketika dan melihat deretan bangku yang masih kosong. Suasana dingin biasanya memberikan inspirasi lebih banyak dengan kepala dingin dibandingkan suasana panas dan terang benderang. Hanya saja, keberanianku masih sangat cemen. Bisa-bisanya aku merasa horor ketika kulihat deretan bangku dekat komputer begitu sayu. Jelas, tidak ada siapa pun. Yap, daripada aku ketakutan sendirian. Akhirnya aku memilih bangku yang terkena sinar Matahari.

Alhamdulillah, aku masih bisa membuka sebuah aplikasi Wattpad yang menjadi andalanku saat menulis. Aplikasi ini dengan sendirinya akan menghitung jumlah kata secara otomatis. Jadi, aku bisa menghitung kemampuanku dalam menulis. Menulis itu gampang, yang susah itu mencari inspirasi.

Inspirasi juga enggak bisa didatangkan secara tiba-tiba. Hanya saja, tiba-tiba bisa datang tanpa diundang dan menyelamatkan ide itu adalah ide yang terbaik. Momen yang sangat langka bagi penulis random sepertiku dan tidak membatasi ide yang tiba-tiba datang.

Aku baru mengetikkan dua ratus kata di dalam draft. Kemudian menyimpannya terlebih dahulu. Akan tetapi, setelah ideku datang lagi aku mencoba untuk menuliskannya lagi. “Yah, susah sinyal,” keluhku saat kutekan tombol menulis yang keluar hanyalah sebuah kanvas putih dan tidak bisa diketik sama sekali. Seakan tidak berhenti dengan ide, aku memandang ke depan dan netraku menangkap sebuah pemandangan dari buku yang berada di bawah pembatas meja.

Buku yang bersampul putih kuning itu tanpa tidak asing bagiku. Seketika ingatanku kembali ke masa zaman kuliah dulu. Aku pernah habis membacanya dan menuliskan reviewnya di dalam Wattpad. Kini, tentu saja aku lupa dengan apa yang kubaca. Maka dalam kesempatan ini kureview sekali lagi tentang poin penting apa yang dituliskan oleh pengarangnya. Ya, Dedy Dahlan merupakan seorang penulis buku best seller dengan karya populernya ‘Passion! –Ubah Hobi Jadi Duit.”

lakukan dengan hati karya Dedy Dahlan

Identitas

Judul Buku            : Lakukan dengan Hati

Penulis                  : Dedy Dahlan

Penerbit                : PT Elex Media Komputindo

Jumlah halaman : 214

Seperti yang terlihat dari cover depannya. Buku ini terdiri dari komposisi dua warna, yaitu jingga dan putih kekuningan. Jingga itu mengisyaratkan sebuah kreativitas. Yap, ia menguraikannya dengan konsep per konsep seperti halnya membangun konsep kreativitas tanpa batas.

Siapa sih yang tidak suka dengan melakukan sesuatu yang sesuai dengan hati kemudian dibayar pula? Tagline terdepannya adalah Sepuluh cara selalu enjoy dalam hidup dan berkarir. Maka dalam kesempatan ini akan kita bahas bersama.

1.      Meaning/Makna

Pemenuhan makna dalam hidup inilah yang paling utama. Seakan Dedy menanyakan sebuah pertanyaan, “apa makna menulis bagi Diary Harumpuspita?” Efek enjoy ini akan memberikan sebuah makna bahwa akan ada kepuasan dalam aktualisasi diri ke depannya. Sehingga yang melakukannya akan terus menerus meningkatkan kemampuan pada diri.

2.       Money/Uang

Kemarin abang yang kedua bertanya Henny. “Oh, Henny. Sampai kapan kamu akan terus begitu saja? Nggak ada hasilnya sama sekali apa yang telah kamu kerjakan. Kalau enggak bisa menghasilkan ya hijrahlah,” ujarnya berusaha meyakinkanku. Inilah definisi nyaman, tapi tidak aman. “Baiklah Bang, kalau sampai dalam tiga bulan ke depan enggak menghasilkan, Henny akan berhenti menulis.” Aku sudah menemukan makna menulis menjadi terapi paling mujarab tentang segala perihal yang tidak terucapkan. Sekali lagi, setelah kubaca kembali tentang langkah kedua ini, Dedy seakan mengabarkan bahwa pemenuhannya akan memberikan efek enjoy berupa pilihan dan ketenangan rasa aman.

3.       Goals/Tujuan

Hidup ini akan asyik kalau kita punya tujuan hidup. Itulah yang membuat diri berkembang dari hari ke hari. Penentuan tujuan yang diuraikan oleh Dedy Dahlan sama dengan penentuan RA Planner dengan metode SMART. Dampak dari tujuan yang emang benar sudah ditentukan adalah memberikan rasa kuat dari yang namanya Pencapaian.

4.       Flow/Mengalir

Hidup ini akan indah kalau rutenya mengalir. Ibarat sebuah motor berkendara di jalan tol, tanpa terasa eh, tahunya sudah sampai tujuan aja. Begitulah kalau seseorang sudah nyaman dengan apa yang ia kerjakan. Setiap prosesnya dinikmati dan membangkitkan fokus dan rasa nyaman.

5.       Variation/Variasi

Langkah yang kelima ini memberikan inspirasi baru apabila dilaksanakan. Sehingga pemikiran pun akan terus berkembang menyesuaikan lingkungan. Variasi di sini bisa dari rutinitas yang dilakukan, bisa juga dengan tempat yang sedang ditempati. Efek dari variasi ini ketika dijalani akan memberikan energi dan antusiasme.

6.       Rest and Recreation/Istirahat dan rekreasi

Istirahat itu perlu. Supaya mengumpulkan energi baru. Ibaratnya sebuah ponsel pintar yang perlu diisi dayanya. Begitupula rekreasi, akan memberikan rasa senang dan energi baru. Jadi, tak ada salahnya untuk memberi jeda pada diri ketika penat melanda dengan rekreasi datang ke tempat yang disukai.

7.       Love and Connection/Cinta dan Relasi

Cinta itu memberikan sebuah rasa tenang dan kebahagiaan. Alangkah indahnya apabila hidup dipenui dengan perasaan saling mencintai. Oke siip, sepertinya Diary Harumpuspita belum tamat tentang langkah yang ketujuh ini.

8.       Giving Back/Memberi Kembali

Saling berbagi itu menyenangkan. Apalagi berbagi kepada orang yang membutuhkan dalam bentuk apapun. Dampak dari giving back ini adalah memberikan rasa penting, tercukupi, bahkan berlebih.

9.       Faith/Keyakinan

Tak ada yang bisa menggoyahkan namanya keyakinan. Keyakinan kepada Sang Pemilik, bahwa hidup ini akan baik-baik saja. Dampak dari orang-orang yang keyakinannya kuat akan membangkitkan rasa tenang dan damai.

10.   Present/Kehadiran Penuh

Langkah yang kesepuluh ini memberikan artian kemampuan memusatkan diri pada apa yang ada saat ini. Bukan hanya hati saja, tetapi ke semua indera yang ada pada diri dimaksimalkan. Sehingga menghindari rasa galau.

Begitulah ke sepuluh langkah yang diberikan oleh Dedy Dahlan dalam bukunya. Hanya dengan membaca lebih lanjut, tentu akan memberikan dampak pengertian lebih dalam. Dedy merupakan orang yang konseptual kalau dilihat dari caranya menyajikan diagram. Sehingga buku ini termasuk inovatif. Berbeda dari buku yang hanya sekadar tulisan panjang lebar.

Belajar Ngeblog Melalui Ngeblog dari Nol

 Sebuah buku yang berdesain merah putih itu tergeletak di atas meja. Terlipat sedikit di ujung kanan atas. Aku mengamati sejenak, mengingat telah melahap lembaran tulisannya dalam satu hari. Hanya dalam rentang waktu tiga jam lamanya.

Seingatku, tak banyak daftar buku habis kubaca dalam sekejab. Lebih dari sepuluh menit biasanya aku tertidur, merasa lelah, dan masuk ke alam mimpi. Namun kali ini berbeda, rasanya seperti membaca novel dengan alur yang mengalir. Hingga tanpa terasa telah habis dibaca hingga halaman terakhir.

Waktu itu tepatnya hari Jumat. Aku ke kantor bersama dengan teman berencana mengisi rapor. Sementara anak-anak sudah pulang sekolah. Kak Dwi Ayu mengisi rapor dan Miranda menatap layar perseginya.

Aku melihat isi tas. Ada sebuah buku yang baru kemarin datang ke rumah. Kubuka perlahan plastik yang membungkusnya. Kemudian membuka lembaran awal. Ternyata sudah ada pembatas bukunya. “Wuah asyik dong,” ucapku kegirangan saat itu. Tidak perlu repot menandai dengan lipatan kecil di akhir bacaan. Tinggal meletakkannya di mana pun tulisan yang telah dibaca.

belajar ngeblog melalui ngeblog dari nol

Identitas Buku

Judul Buku           : Ngeblog dari Nol

Penulis                   : Widya Yulandari, dkk

Penerbit                 : Wonderland Publisher

Jumlah halaman : 181

Perjalanan ngeblog itu memang panjang ceritanya. Ia tidak bisa didapatkan hanya dalam satu malam menjadi blogger yang professional. Namun didapatkan dari hasil yang konsisten dan pantang menyerah. Begitulah yang disampaikan oleh Widya Yulandari yang sudah 12 tahun lamanya berkecimpung di dunia perbloggingan di halaman 90. Setiap orang menempuh jalur suksesnya sendiri. Tak ada yang terlalu cepat dan tak ada yang terlalu terlambat.

Buku ini seakan berbicara, mengabarkan dalam prakatanya bahwa, “pemula bisa Nge-Blog dengan sukses jika jalannya benar.” Ya, kita memang membutuhkan arah untuk berjalan dan menjadi blogger professional suatu hari nanti. Itulah yang saya tuliskan dan terpajang di dinding kamar tidur sebelum saya sakit. Berharap suatu hari nanti akan menjadi blogger profesional. Harapan itu, kini sudah saya ubah menjadi sebuah lembaran dan saya selipkan di buku catatan pribadi. Bukan lagi menemukannya ketika hendak berkaca, tetapi saat mengevaluasi diri.

Sambutan Para Penulis

Tiga prakarta awal sebelum memulai pelajaran ngeblog dari awal ini sungguh membuat saya termotivasi dalam menekuni dunia perblogingan. Seakan mereka bertiga mengatakan ‘ayo berjuang terus ngeblognya’ melalui rangkaian prakata masing-masing. Ketiga penulis itu tampaknya apik membawakan perjalanan ngeblog dari nol hingga ke titik puncak artikel yang bagaimana sih memikat para juri.

Sajian Pembuka Bab

Begitupula dengan sajian awal dalam bab pembuka dimulai dengan Kenapa. Kenapa menulis blog? Maka jawabannya pun sederhana. Pertama ngeblog supaya bahagia atau merasa senang dan kedua ngeblog karena pekerjaan, yaitu mendapatkan uang dari hasil menulis. Bagi saya, keduanya baik. Kalau bisa keduanya kenapa enggak?

Setelah melalui serangkaian kenapa barulah pada bab selanjutnya seakan diajak bersama membuat blog dari awal. Ada yang dari Blogspot dan ada pula yang dari Wordpress. Kita bisa memilih mau memulainya dari mana dan dijelaskan juga kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga pembaca yang merupakan newbie ini bisa menimbang ulang hendak memilih yang mana.

Bab Paling Penting

Tak hanya sekadar memilih tempat untuk ngeblog, buku ini mengajak pembacanya untuk membangun konten. Termasuk memberi judul yang asyik hingga garnish. Ya, garnish adalah pelengkap postingan supaya konten yang kita buat menjadi lebih menarik dan membuat orang betah berlama-lama membaca blog. Sehingga blog itu ibarat rumah yang nantinya akan didatangi orang-orang penting, yaitu pembaca.

Penulis juga menyertakan sebuah tips ngeblog untuk pemula pada bab selanjutnya. Mulai dari mengundang pembaca pertama. Kemudian merawat konsistensi dengan visi, planning, keasyikan, hingga menyadari tahapan proses. Pada bab ini pulalah saya baru mengerti dengan sebuah buku kosong lainnya yang bertuliskan blog planner. Ya, ternyata asyiknya ngeblog ini bisa dirancang sejak awal. Bisa dengan mengacu kalender yang menandai hari-hari penting lainnya.

Seakan tak hanya berhenti di situ saja. Cerita inspirasi lainnya dari niche yang berbeda juga disajikan. Seakan begitu mengalir kisah para blogger prosesional lainnya yang mengajarkan bahwa blogger itu tidak sendirian. Ada banyak yang sedang berjuang belajar menjadi blogger profesional juga.

Buku ini memang layak dimiliki oleh siapa saja yang ingin menekuni dunia perbloggingan. Saya sangat senang bisa memilikinya. Kalau butuh motivasi dan buntu ide bisa membaca ulang tahapan yang tersemat di dalamnya. “Kalau mau terjun menjadi blogger professional, harus berani berkorban waktu, pikiran, tenaga, dan materi.” Itulah yang disampaikan Ihwan Hariyanto di halaman 114 yang memberikan sebuah alasan tentang kenapa ia beralih ke top level domain. Alamat yang terkesan sungguh-sungguh dalam perbloggingan.

Sajian Akhir Bab

Lantas bagaimana dengan tulisan yang memikat para juri? Jawabannya bisa dibaca dan ditelaah sendiri bagaimana mereka menyajikan konten tulisan yang mengalir dibaca. Seakan sang pembaca memang harus membaca hingga akhir karena sangking mengalirnya.

Meskipun buku ini agak terkesan mahal karena ukuran A5, tetapi sesuai dengan kualitas kertas putih yang digunakan enggak gampang buram. Hal yang lebih pentingnya lagi adalah ilmu di dunia bloggingnya sampai ke hati.

**

“Yeay … akhirnya selesai juga,” ucap kak Dwi merasa kegirangan setelah ia mengisi rapor yang terakhir.

Sementera aku hampir selesai membaca buku di detik-detik terakhir. “We … terima kasih ya, aku jadi habis menamatkan satu buku juga nih.”

Tak ada yang sia-sia bukan? Bersyukur, buku ini menjadi peneman paling serius dalam menunggu. Aku pun tidak perlu mengantuk saat membacanya.


Di Balik Tulisan yang Memikat Juri Lomba Blog

Di balik tulisan yang memikat juri lomba blog

Jatuh cinta pada pandangan pertama. Seolah ini merupakan kisah cinta yang sangat berarti dan berkesan di mata orang memandang. Begitulah sebuah buku Blog At First Sight tentang sebuah tulisan yang memikat pembaca pertama, termasuk penulisnya sendiri dan para juri.

Buku ini merupakan buku yang paling ditunggu banyak orang. Meskipun berasal dari antalogi beberapa penulis yang beken (terkenal). Kisah-kisah mereka tersemat dalam harapan paling dalam. Semoga bermanfaat bagi banyak orang. Maka dalam rentang waktu seminggu pembeliannya melalui pengarahan Instagram, buku ini sampai kepada pemiliknya yang baru, yaitu saya (Diary Harumpuspita).

Judul                     : Blog At Firs Sight

Penulis                  : Janu muhammad, dkk

Penerbit                : Dandelion Publisher

Jumlah Halaman : 142

Pekara tujuan, kadangkala banyak orang yang tidak mengerti bahwa tujuan masing-masing hanya diri yang tahu seberapa lama akan tercapai. Namun yang paling utama adalah restu dari orang-orang terdekat. Betapa hal itu bisa menjadi kekuatan penuh bagi seorang pejuang. Terutama dalam menulis. Sama yang dikatakan oleh Nabila Ghaida Zia.

“Agar tujuan kita bisa tercapai, selaraskan doa kita dengan orang-orang yang memberi restu pada kita.” (Halaman 73)

Semoga suatu hari nanti Diary Harumpuspita menemukan seseorang yang bersedia menjadi pundak utama dalam pemberi semangat dalam berjuang. Begitu pun bila tidak, orang-orang paling dekat bisa menjadi support system dengan keterbukaan hati. Begitulah harapannya, saya menjadi tahu bahwa menulis itu seperti cinta. Cinta yang direstui akan berjalan seperti jalan tol. Apabila tidak direstui akan berliku.

Hal yang lebih menarik dari salah satu sosok yang pernah saya kagumi tulisannya adalah kutipan kata mutiara dari Adhi Nugroho. Selain rutinitasnya dengan segudang kesibukan kantor. Ia juga sering memenangkan lomba blog. Bukan hanya tulisannya yang memikat hati melalui pembawaan yang menarik dengan diksi ala novel yang sering saya baca. Namun juga disematkan infografis yang menarik hati hingga membuat orang betah berlama-lama membaca tulisannya.

Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak berkompetisi dengan siapa pun, kecuali diriku sendiri. Bukankah kita dituntut untuk selalu berupaya agar hari esok lebih baik daripada hari ini? (Halaman 84)

Menarik ya … ia tidak menjadikan orang lain sebagai rival. Namun dirinya sendiri, menyajikan sesuatu yang begitu luar biasa menarik hati melalui tulisannya. Ternyata, ia sedang berkompetisi dengan diri sendiri. Berusaha menjadikan tulisannya dari hari ke hari menjadi lebih baik dan tentunya bermanfaat. Kalau begitu, Diary Harumpuspita bisa menemukan berkompetisi juga dengan diri sendiri. Yap, harus bisa menjadi  yang terbaik dari hari ke hari.

Setuju nggak kalau sebuah perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah, yaitu keinginan berjuang dengan denyut nadi passion? Firmansyah mengadopsi kutipan pribahasa dari Bahasa Inggris, yaitu A journey of thousand miles begins with a single step. (Halaman 88) Menariknya ia bukan hanya seorang blogger, tetapi juga seorang guru di sekolah Pesantren Daar e-Qolam 2, Tangerang. Betapa guru ini menjadi role model terbaik untuk anak didiknya.

Ada lagi kisah menarik lainnya dari Ferry Aldina yang berkeinginan menikah dengan mahar sebuah buku yang ia sebut dengan Jomlogger. “Ketika kita yakin dengan menulis bisa membahagiakan diri sendiri dan orang lain, lanjutkan menulismu. Niscaya keinginanmu bisa terwujud dengan izin-Nya.” (Halaman 116) Aamiin ya rabbal alamiin.

Begitupula dengan Diary Harumpuspita. Tetap gigih, walau orang lain yang di sekeliling memandang berbeda dari kacamata mereka. Yap, Diary Harumpuspita sangat suka menulis. Maka menulis adalah sebuah terapi rasa hati yang tak kesampaian. Rasa hati paling dalam dengan kebebasan pendapat yang tersalurkan dengan gayanya masing-masing. Itulah mengapa seorang blogger tidak hanya memiliki satu talenta saja berupa tulisan, tetapi banyak sisi. Harus bisa memposisikan sebagai pembaca yang akan betah berlama-lama datang ke rumah seseorang. Maka penulis pun harus menyajikan hal yang berbeda pula kepada pembacanya. Bisa itu dengan menyajikan tulisan yang menarik hati dan juga pendukung lainnya.

Alhamdulillah, telah sekian lama sudah terbaca buku ini dan baru bisa diresensi. Buku ini ringan dibawa dan sangat asyik jika dibaca saat waktu luang dengan memilih topik mereka secara acak maupun berurutan. Semoga suatu hari nanti, Diary Harumpuspita bisa bertemu dengan mereka di masa yang akan datang. Aamiin ya rabbal alamiin.

Belajar Bersahabat dengan Orang Tua

Judul Buku         : Solusi Galau dengan Keluarga  Penulis                : Ave Ry

Judul Buku         : Solusi Galau dengan Keluarga

Penulis                : Ave Ry

Penerbit              : Zikrul Hakim

Jumlah halaman : 64

Keluarga adalah tempat bertumbuh seseorang pertama kali dalam hidup. Itulah mengapa, kehidupan seseorang itu bisa terbentuk dengan yang namanya keluarga. Keluarga adalah lingkungan yang paling dekat setelah diri sendiri.

Suatu hari engkau akan menemui keluarga sebagai pengobat rasa sakit dan resah yang menggelisakan. Nuansanya indah dan membuat engkau akan terus berprestasi, semangat, optimis, dan tidak mudah menyerah.

Suatu hari engkau juga akan menemui keluarga yang kepulangannya tidak ingin ditunggu. Takut akan berhadapan yang punya terlalu cemburu padamu. Kenapa? Tentang sesuatu yang tidak diterima oleh hati. Hatimu pergi entah ke mana, tapi yang jelas hatimu sedang tidak ada di rumah. Itulah mengapa, pulang ke rumah bukanlah jawaban yang tepat dari serangkaian masalah terpendam, menumpuk, dan tak tahu apa lagi.

Berbeda dengan buku yang satu ini Solusi Galau dengan keluarga. Walaupun tidak banyak, tapi cukup menarik untuk diperbincangkan dan dicari solusi bagaimana sebenarnya yang terjadi. Mengapa dan seperti apa mengatasinya. Terlebih lagi dalam berkomunikasi dan berakhlak kepada orang tua.

Sebaik apa pun materi komunikasi, bila tidak dilandasi kepercayaan, maka komunikasi bakalan sulit, dan cenderung nggak efektif.  (halaman 50 ) Kunci komunikasi adalah kepercayaan, dan kunci kepercayaan adalah layak dipercaya.

Begitu pula penulis buku ini menyajikannya dengan singkat dan padat. Sehingga didapatlah sebuah kesimpulan perihal tugas dan kewajiban seorang anak kepada orang tua, yaitu :

1.     Sayang kepada orang tua

2.     Patuh terhadap perintah orang tua

3.     Menjadi anak yang baik

4.     Rajin belajar

5.     Rajin ibadah dan mendoakan orang tua

6.     Selalu siap membantu orang tua

7.     Tidak membuat marah orang tua

8.     Berupaya menjadi orang yang mandiri dan mapan

9.     Menjaga nama baik keluarga dan orangtua

Ketika diri mulai beranjak dewasa, bukan lagi saatnya disuruh-suruh, tetapi pemikiran yang mulai sejalan atau disesuaikan dengan situasi. Kepribadian sang anak pun sudah terbentuk, sehingga kadangkala ditemukan pula ketimpangan dalam berkomunikasi. Cara berkomukasi pun mulai berbeda. Umur yang sudah dewasa itu seharusnya menjadi sahabat bagi orang tua. Buku ini pun membagi kiat-kiat bagaimana caranya bersahabat dengan orang tua.

1.     Sadari peredaan

2.     Minta penjelasan apa yang sebenarnya mereka inginkan

3.     Dengarkan mereka

4.     Pahami perasaan orangtuamu

5.     Mereka juga mengalami perubahan

6.     Mintalah dukungan untuk segala tindakanmu

7.     Yakinlah mereka bahwa kamu bisa dipercaya

8.     Berkomunikasilah dalam segala hal

Selain kepada orang tua, buku ini juga membahas interaksi kepada saudara, yaitu adik dan kakak. Lalu bagaimana sikap kakak kepada adiknya?

“hak adik kepada kakak seperti hak anak kepada orangtua.”

“bukan termasuk golongan kita (umat Nabi) orang yang tidak punya kasih sayang kepada adik (anak kecil), dan tidak tahu hak terhadap orang besar (kakak).” (halaman 57)

Sekali lagi, buku ini ringan dibaca karena memiliki kelebihan halaman sedikit, ilustrasi menarik, dan tentunya berwarna. Sehingga buku ini bukan hanya cocok untuk dibaca oleh para remaja, tetapi juga para orang tua.