Pengalaman Membuat Aplikasi Android Pemula (Part 1)

diaryharumpuspita.com

Kalau kemarin saya masih mengatakan seru-serunya ngoding bersama dicoding. Kali ini saya ingin mengulas sedikit tentang apa yang saya rasakan ketika belajar pada kelas Menengahnya.

Ternyata kejayaan senangnya berupa langkah awal dalam memahami bahasa Java itu hanya sebentar saja. Selebihnya, ya saya harus merasakan apa yang mereka katakan. Susah tidur karena dibayang-bayangi kode yang membuat saya penasaran. Bahkan kadang sampai lupa tidur dan mandi. #plak. Alhasil, mata panda dan menjadi sipit saking serunya. Hal yang lebih parahnya jika sudah demam datang namun saya tak ingin melewatkan waktu untuk tidak berpikir. Yah, jadi enggak sembuh-sembuh deh. Hoho... untungnya saya masih memiliki kesibukan lain yang membuat saya harus menjedanya dan menyegarkan otak kembali.

Mungkin inilah makna sebenarnya dari ilmu. Mahal dan tidak mudah orang dapat menguasainya. Hanya orang-orang yang tekun dan berada pada garis pertahanan yang mampu melewatinya. Begitupun dengan saya yang dengan mudahnya menulis sekarang ini. Mungkin bagi orang lain mudah saja. Tetapi jika dilalui tak semudah dan selancar ide di awal. Maka orang-orang yang seperti itu memang patut dibayar mahal ketika sudah mahir.

Kali ini saya bisa menulis sebebasnya. Ketika sudah jenuh dan merasa stress. Maka menulis adalah cara saya untuk menurunkan tingkat stress tersebut. Saling berbagi pengalaman bahkan motivasi. Mungkin ada yang bilang. Kok malah nulis sih? Jalan-jalan, nonton, atau lihat pemandangan gitu. Itu sudah saya coba. Hanya saja hati tetap merasa tidak nyaman dan tulisan ini adalah pengobatnya.

Sebenarnya, banyak sih aplikasi yang bisa membuat aplikasi android. Hanya saja yang baru saya pelajari adalah Android Studio dan Adobe Flash. Nah, kalau Android Studio ini kan memang tuntutan dari dicoding untuk menjadi Android Expert. Aplikasi ini memang sangat cocok untuk keperluan bisnis. Seperti pembuatan aplikasi gojek, traveloka, dan lain-lain deh. Saking penasarannya saya ingin mencari literaturnya di perpustakaan daerah. Eh, pas sampai di sana. Tidak ada yang membahas tentang Android Studio yang versi terbarunya. Auto terinspirasi buat buku deh saya. #plak.

Sedangkan Adobe Flash ini ringan dan cocok digunakan sebagai tempat untuk membuat aplikasi game. Saya mempelajari ini bersebab tuntutan skripsi. Namun pembahasan tentang ini akan saya bahas di lain konten.

Gambar 1 . Android Studio
Gambar 1 merupakan penampakan aplikasi saat loading. Ya, membutuhkan beberapa menit untuk membukanya. Aplikasi ini lumayan berat dipakai dan memerlukan minimal RAM 4 GB. Namun disarankan RAM 8 GB. Begitulah ya kan. Pakai dulu seadanya. Ketika saya memakainya sering juga terbengkalai ketika aplikasi ini banyak sekali memakai memori. Bahkan kuota yang baru saya beli sebanyak 15 GB kemarin kini tinggal 2 GB. Langsung deh galau entah gimana. Harus sabar-sabar dan banyak bersabar.
Gambar 2. Tampilan Awal Android Studio
Gambar 2 merupakan tampilan awal Android Studio setelah loading. Pada bagian sebelah kiri itu adalah projek yang pernah saya buat. Biasanya berwana putih semua. Hanya saja karena memori internal terlalu penuh. Jadi, terpaksa projek tersebut saya pindahkan ke memori eksternal. Setelah dibuka malah tidak bisa lagi. Yah, auto kembalikan ke tempatnya semula deh. Setelah dikembalikan tidak juga bisa dibuka lagi projeknya. #hiks.

Oh, iya aslinya itu berwarna putih. Pada postingan sebelumnya kak Nurfaize pernah berbagi ilmu nih. Ternyata jika kita melihat kertas yang berwarna putih cerah akan membuat mata lebih mudah lelah daripada yang hitam. Sebab warna putih itu kan memancarkan spektrumnya. Ketika saya coba, ternyata memang benar. Koding ini kan membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya. Setelah penglihatan saya dari laptop ke luar. Malah menjadi kabur dan tidak jelas. Tetapi ketika saya mencoba dengan tampilan warna hitam. Aman-aman saja. Penglihatan tidak terganggu sama sekali. Justru melihat berjam-jam tidak masalah.

Keuntungannya banyak sebenarnya. Aplikasi ini didukung oleh bahasa Java, Kotlin, C++, dan XML. Saya sendiri belajar bahasa Java. Maka untuk memudahkannya adalah dengan menginstal dulu aplikasi Java. Maka pantas saja disarankan RAMnya 8 GB. Pada Java ini serunya aplikasi tersebut akan otomatis memberitahu kesalahan kode apabila tidak berjalan. 
Gambar 3. Ikon Java
Kali ini saya hanya bisa menampilkan ikon javanya saja. Entah kenapa bersebab memori penuh itu. Javanya tidak bisa dibuka. Maka dari situ pula saya belajar bahwa ketika memori penuh. Maka sistem dengan sendirinya akan merusak file yang lain agar aplikasi tersebut bisa berjalan. Jadi, kalau kalian menemukan kondisi memori sudah penuh. Jangan dibiarkan begitu saja. Segeralah selamatkan datanya. Namun ketika data-data yang kita miliki tersimpan oleh google drive. Maka masih ada kemungkinan data aman-aman saja. Ini saja yang bisa saya bagi kali ini. 

Saya ingin melambaikan tangan dan istirahat sejenak dan menjernihkan otak dengan hal yang lain dulu. Apalagi saya sudah berada pada status drop out
Gambar 4. Pemberitahuan Terkini dari tim Dicoding

Hm, kode keras itu untuk beranjak dan segera membuat aplikasi untuk skripsian. #plak.
Saya akhiri dengan Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam Rindu
Harumpuspita 



Previous
Next Post »

22 comments

  1. Keren belajar koding, mantap dek yuk seriuskan biar bisa jadi aplikasi & startup yg berguna suatu hari nanti :)

    ReplyDelete
  2. Semoga semakin Mantap nanti belajar nya ya de. Dan akhirnya bisa buat aplikasi yang berguna bagi banyak orang.
    Kakak gak terlalu ngerti koding kodingan. Kalo kode kodean sudah paham..
    #Eeaaaak

    ReplyDelete
  3. Senang liat org² yg gak henti²nya belajar. Insyaallah belajar apapun akan selalu ada faedahnya, termasuk aplikasi di android ini. Semangatt

    ReplyDelete
  4. Cespleng yaa belajar coding.. Semoga bermanfaat ilmunya..

    ReplyDelete
  5. Semoga aplikasi untuk skripsinya cepet jdi kak. Sy tunggu aplikasi" lainnya

    ReplyDelete
  6. Moga lancar skripsinya. Adek iparku juga sedang berjuang nyelesain skripsi yang mengharuskannya bikin web dan aplikasi. Konon katanya ribet.

    ReplyDelete
  7. Berat ya pembahasan,, makasi lo ilmu mahal nih

    ReplyDelete
  8. Wah buat seperti ini yang kadang saya enggak sanggup. Tapi memang butuh spesifikasi handphone yang mumpuni ya.

    ReplyDelete
  9. Teruskanlah... Nanti aku biar bisa belajar. Keren banget ini.

    ReplyDelete
  10. Saya suport blog ini, coding adalah new trand pembalajaran di era serba teknologi

    ReplyDelete
  11. akak dulu juga tugas skripsi begini dek, lemas jiwa raga kalau dah salah sbijik. btw akak dulu belajar C# sekarang dah lupa padahal konsep sistem yang akak mau buat tentang inventory document. semoga berhasil ya apps yang mau dibuat,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Konsepnya sama dengan barisan orang-orang yang tangguh. Kalau gagal pasti bawaannya langsung lemas. Hiks, tapi saya mengingat kembali ketangguhan orang-orang terdahulu yang pantang menyerah. Jangan pulang sebelum mendapatkan suatu pencapaian.

      Aamiin ya rabbal alamiin

      Delete
  12. Kalau belajar koding akak mendadak lier dek...mungkin faktor u yak...hahahaha...tapi anak kakak, dah mulai punya ketertarikan dengan ini. Emaknya gagap setidaknya anaknya lah ya...hehehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga nyaris angkat tangan dan mengibar bendera. Hehe ...
      Wuah, support terus selagi anak-anak belajar yang baik.

      Delete
  13. Biaya belajar di dicoding berapa ya? Udah berapa banyak ikut kelas?

    ReplyDelete
  14. Sayangnya saya gak ikut. Waktunya gak pas karena saya masi kerja. Makasih dah di ulas dan jd pengen baca bukunya bg Kinantan ini hehe

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete