Titik Persimpangan Jalan



Judul buku        : Di Simpang Jalan Dody dan Rhe
Penulis              : Titi Sanaria
ISBN                 : 978-602-04-7257-7
EISBN              : 978-602-04-7258-4
Penerbit            : PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit      : 2018
Tebal/ukuran    : 346 hlm

Kisah ini memberikan tema yang sama dari Novel Sebelumnya, Mignight Prince. Ketika tokoh utama lebih memilih melarikan diri untuk menyelesaikan masalah dan tidak bertanya tentang kebenaran yang sesungguhnya. Lagi-lagi tokoh utama lebih memilih memendam seorang diri.

Pada setiap permulaan Bab juga dibumbukan sebuah kutipan seperti novel sebelumnya. Pemilihan latar belakang berupa dua cincin menggabarkan keterikatan yang sangat kuat. Tentang kisah cinta yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang. Hanya saja kisah cinta di sini lebih berdasarkan kepada logika.

Begitu juga dengan tokoh lelakinya yang harus mempertahankan hubungan dan memperjelas keadaan. Hanya saja perbedaan yang signifikan dari novel sebelumnya adalah kehalalan dalam hubungan dan tidak ada dosa untuk mempertahankannya.

Kehadiran Becca sebagai sahabat karibnya membuat permasalahan tidak begitu berat untuk dinikmati sendirian. Ben yang merupakan seorang pengacara juga turut andil di dalam pertemanan Rhe dan Becca. Ia akan menjadi sosok paling cerewet untuk Rhe. Pada pertemuan mereka membuat kisah ini tidak terlalu menyedihkan. 

Pada permulaan cerita. Penulisnya memberikan sebuah permasalahan yang membuat pembaca bertanya-tanya tentang kerenggangan sebuah hubungan. Seolah tidak ada jalan lain selain berpisah.
Seandainya aku bisa mengepak hati dan memasukkannya ke dalam koper saat berkemas, pergi tidak akan sesulit ini. (Prolog)
Andai saja ada alat untuk menebak jalan takdir, akan ada banyak air mata yang bisa terselamatkan. (Bagian lima)

Dody dan Rhe dipertemukan oleh kehendak orang tua. Awalnya Rhe menolak. Ia pikir akan menjadi pertemuan pertama dan terakhir dengan Dody. Namun Dody menyuruh Rhe untuk mengatakan langsung kepada orangtuanya jika Rhe yang menolak.

Rhe datang ke rumah Dody dan ternyata bertemu dengan Ray. Mantan pacarnya yang lebih memilih Celine. Ternyata Dody merupakan saudaranya Celine. Rhe naik pitam karena merasa dianggap rendah oleh Ray hingga akhirnya ia mengucapkan kata keramat bahwa ia menerima Dody sebagai bagian dari hidupnya. Pada saat itu Mama Dody mendengarkannya dan langsung mengumumkan kepada semua orang.
Aku seperti meletakkan hatiku sebagai taruhan di meja judi saat menerima dia sebagai pendamping. Dan aku kalah. Telak, karena aku tak punya lagi koin tersisa untuk memenangkannya kembali. (Bagian Sebelas)

Rhe menyuruh Dody untuk mengatakan kebenarannya. Namun Dody tidak bisa. Ibunya memiliki riwayat penyakit jantung dan jika Rhe ingin bersikeras. Maka Rhe yang harus mengatakannya,
Rhe dan Dody menikah bukan dengan dasar cinta. Tetapi kejujuran dan komitmen. Hingga beberapa bulan setelah mereka menikah. Rhe mengetahui sesuatu yang berbeda ketika kehadiran teman Dody yang baru saja bercerai dan pulang dari Amerika, Nana. Dody berubah dan Rhe sebenarnya cemburu. Hingga ia memutuskan untuk keluar dari rumah dan kembali ke apartemen. Rhe selalu meminta perpisahan. Namun Dody tidak mengatakan apa-apa.

Novel ini memberikan makna bahwa cinta itu tidaklah harus diucapkan. Tetapi memang harus diungkapkan melalui perbuatan. Sikapnya Dody merupakan sebuah cinta. Namun Rhe sendiri yang tidak mengerti. Ia hanya berasumsi bahwa hatinya Dody milik orang lain. Mungkin julukan lelaki sempurna cocok untuk Dody. Rhe tidak bisa memasak. Dody yang merupakan orang pendiam ini selalu menyiapkan sarapan dan rajin memasak ketika berada di rumah.

Novel ini lebih cocok dibaca oleh orang dewasa. Apalagi yang sudah menikah. Ada makna tersirat tentang mempertahankan sebuah hubungan. Apalagi penyelesaian masalah dengan cara yang unik.