Review Film Sukma : Penukar Jiwa Saat Gerhana Tiba

Review Film Sukma
Gambar 1. Review Film Sukma


Cerita Sukma ini dikemas sebagai kisah misteri. Alih-alih mengarah kepada film horor. Kisah dibuka  oleh seorang laki-laki yang sedang ketakutan dengan Arini (Luna Maya). Apakah ia merupakan suaminya?

Scene menuju ke latar waktu 2 tahun sebelumnya.

Sinopsis

Arini (Luna Maya) dan keluarganya baru saja pindah ke sebuah rumah tua yang tidak berpenghuni.

Saat pertama kali pindah justru anaknya Iyan bermain petak umpet bersama temannya yang lain. Iyan masuk ke sebuah ruangan yang ada cerminnya dan di situlah efek jump scare diperlihatkan. Ia menyebutkan nama, “Mas Pram” dalam memanggil anaknya Iyan. Malahan saya pikir anaknya beliau itu dua orang, ternyata hanya Iyan.

Pram yang merupakan ayah sambungnya Iyan berhasil menemukan Iyan yang sudah pingsan di dalam ruangan bawah tanah. Arini mengamati sekitar dan melihat ada sebuah cermin besar yang memiliki motif di pinggirannya.

Pram segera menaikkan cermin ke atas. Pada saat pemindahannya, seorang Ibu yang merupakan penjaga rumah itu lantas mengatakan, "ini masih bagus." Seakan memberikan nuansa tanda tanya tentang kenapa Ibu Sri justru menyukai keberadaan sang cermin. Auranya mistis, seperti ada yang disembunyikan

Arini merasakan ada hal yang janggal dengan cermin. Suatu ketika mantan suami datang untuk menemui Iyan dan mengajaknya untuk jalan-jalan. Arini masih menyayangi Hendra. Sehingga anaknya masih diperbolehkan untuk pergi bersama. Namun yang terjadi Hendra tidak mengabari Arini dan pulang malam dalam keadaan hujan.

Suaminya Arini (Pram) pun menolong Arini supaya tidak diganggu oleh Hendra. Tak hanya itu saja, pada kesempatan lain Hendra datang ke rumah Arini lagi untuk meminta Iyan bermain lagi dengannya. Ia memaksa masuk dan melihat cermin. Pada saat itu Iyan memang ingin bermain dengan Papa kandungnya. Kemudian Pram datang dan Hendra akhirnya pergi dari rumah Arini kemudian mendengar sesuatu yang janggal pula. Iyan kecewa dengan ibunya dan marah.

Arini bercerita bahwa alasannya bercerai dengan Hendra karena Hendra memiliki penyakit Schizoprenia dan ia teramat takut kalau Iyan kenapa-kenapa. Setiap kali bertemu dengan Hendra ia selalu bertanya, apakah ia membawa obat?

Pada film ini karakter Pram tidak kelihatan seperti apa. Hanya sebagai sebuah perlindungan di kala Arini diganggu oleh Hendra.

Suatu ketika, Arini datang ke sebuah tempat yang menjual barang-barang antik dan ia melihat sebuah simbol yang serupa di pinggiran cermin dan melihat sebuah buku yang memiliki sampul simbol serupa. Ia pun mengikuti wanita yang membeli buku itu. Hingga akhirnya mereka saling berbincang dan menemukan sebuah misteri yang belum terpecahkan. Ternyata sebelum Arini tinggal di sana. Keluarga sang wanita itu tinggal di sana dan berakhir meninggal dunia. Setelah mendengar suara dari telepon ada teror   di rumahnya. Sang wanita pun menunjukkan bukti-bukti foto yang ia miliki. Hingga akhirnya ia menyadari bahwa ada keberadaan Ibu Sri di dalam foto.

Begitu pula dengan Hendra yang masih belum jera menemui anaknya. Ia menjemputnya di sekolah dan bertemu pula dengan Arini yang baru saja diteror lewat cermin. Kemudian ia bercerita bahwa ada sebuah tulisan yang akhirnya Hendra tulis di dinding. Ia menemukan sebuah nama Sukma.

Diam-diam Arini mendatangi rumanhnya Ibu Sri lewat jendela dan menggeledah barang-barang di sana. Ia menemukan sesuatu, yaitu sebuah potongan kertas yang ada di dalam buku itu.

Konflik berikutnya semakin seru, kita akan mendapatkan jawaban tentang penampakan yang ada di dalam cermin. Apakah cermin itu berbohong kepada Arini?

Akankah Arini selamat dari kisah teror di rumahnya? Kisah lengkapnya saksikan di bioskop kesayangan anda ya. Oh, iya. Sebagai informasi. Cerita ini disutradarai oleh Baim Wong. 

Hal yang menarik dari kisah ini: 

1. Gerhana dijadikan sebagai tempat pertukaran jiwa

Kisah ini seakan memiliki tema serupa pada drama Korea Moonlovers ataupun Boon Apetit Your Majesti.  Ada gerhana yang menjadi sebagai tempat pertukaran sesuatu. Bedanya kalau drama itu pindah raga ke zaman sebelumnya sementara di kisah ini pertukaran jiwa yang menginginkan keabadian. Cerita ini justru membuat saya penasaran terkait dengan gerhana. Kenapa pula dengan gerhana.

2. Aksara Jawa yang dijadikan sebagai mantra keabadian. Uniknya dalam kisah ini buku yang memiliki simbol serupa dengan cermin memiliki tulisan jawan dan juga ilustrasi cermin.

3. Schizoprenia yang dialami oleh Hendri. Schzoprenia merupakan sebuah penyakit yang orang sebuat sebagai kemampuan seseorang dalam berhalusinasi. Sebenarnya kalau kisah ini diulik lebih lagi, pasti asyik. Hanya saja, diending justru membuat ending yang menggantung seakan bukan Hendra lagi. Kalau ini mah, bisa jadi beda cerita.

OOT

Kisah ini justru membuat saya penasaran akan sesuatu. Selain gerhana yang menurut mitos merupakan momen amat ditakuti. Hingga cermin itu sendiri. Kenapa dengan cermin? Seingat saya kalau di film Kuntilanak juga melibatkan cermin.

Konon katanya cermin itu sebenarnya bisa mengundang keberadaan kunti, tapi justru ditakuti oleh kunti itu sendiri. Karena kunti akan memantulkan bayangan yang sebenarnya. Sehingga cermin adalah benda yang paling tidak disukai kunti.

Duh, justru saya dulu malah takut sama cermin. Hingga seringnya tuh cermin ditutupi pakai kain. Atau jangan-jangan? Heheh …

Pengalaman Sebelum Nonton

Sebenarnya saya bukan tipe orang yang suka nonton horor. Karena khawatirnya hidup jadi serba was was gitu kan. Alih-alih harusnya menjadi lebih berani lagi. Seringnya sih di film Indonesia, efek Jump Scarenya lebih banyak dibandingkan dengan kisah horor itu sendiri. Yah, dibandingkan sayanya yang jantungan.

Nah, kebetulan nobarnya malahan di Hermes. Yah, kalian tahulah, Hermes di Medan sekarang ini hanya ada bioskopnya doang yang beroperasi. Hal yang ada di pikiran saya tuh gimana nanti ya kalau seram gitu tuh. Eh, sampai sana ternyata ramai sekali orang-orang yang datang. Sayangnya tiket belum ada nih. Segera saya menghubungi nomor yang mengajak nobar. Nggak dikasih kontaknya, justru disuruh menemui orang dalam foto. Bayanging, enggak tahu namanya. Eh, disuruh nyari muka orang yang belum pernah ditemui. Yah, walaupun akhirnya saya menemukannya juga, untungnya mudah ditandai dengan adanya tahi lalat di dagu. Kalau enggak ya bakalan bingung banget. 
Itulah momen terlucu yang saya alami. Bahkan sampai di sana, malah dapat kursi paling depan. Kan auto dengak. Semakin was was nontonnya. Film horor sist.

Previous
Next Post »