Topik Spesial Hari Merdeka ke-80 ala Harumpuspita, Kemerdekaan Finansial

Topik Spesial Hari Merdeka ke-80 ala Harumpuspita, Kemerdekaan Finansial
Gambar 1. Topik Spesial Hari Merdeka ke-80 ala Harumpuspita, Kemerdekaan Finansial

Akhir-akhir ini kalau lihat Instagram bawaannya overthinking mulu. Mulai dari tabungan yang diblokir karena tidak ada aktivitas selama tiga bulan, sound Hongreng, kasus pajak bangunan naik gila-gilaan, kasus pinjol yang marak di kalangan muda, hingga royalti yang harus dibayar oleh para pengusaha. Heh, heh, kok malah saya yang jadi stress. Malas buka media sosial, akhirnya saya merenung singkat hingga merasa nggak tahu harus apa. Lengah sikit, Mama saya ngomel. “Kita lagi susah, tapi nih semua pada menyeluruh.”

Hidup Memang Bukan Ajang Perlombaan, Tapi Tentang Perjuangan

Saat kita lahir ke dunia saja, kita memang merupakan pemenang. Bayangin saja, dari sekian juta sel sperma. Kita yang beruntung menjadi embrio dalam rahim setelah bertemu ovum di tuba Falofi. Catat ya sist, bukan di rahim ketemunya. Perjalanan masih jauh soalnya. Itu pun sebenarnya bukan hanya karena siapa cepat dia dapat, tapi karena kecocokan antara si ovum dengan sperma. Makanya sperma bisa goal bersatu dengan ovum.

Setelah kita lahir barulah kita berjuang dengan segala kemungkinan yang ada. Termasuk berjuang melawan diri sendiri, yaitu melawan hawa nafsu. Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata, “Dulu dikatakan bahwasannya jihad itu ada 10 bagian. Jihad melawan musuh adalah satu bagian, sementara jihadmu melawan hawa nafsumu merupakan 9 bagian darinya.”

Sebagai contoh, nggak usah jauh-jauh. Sehari dalam dua puluh empat jam berapa waktu sih kita bisa memanfaatkannya dengan sebaik mungkin? Misalnya sudah menyelesaikan ini itu. Bagi yang fase hidupnya penuh dengan timeline kehidupan pastilah dapat melaluinya dengan baik. Bagi yang tidak? Ya wassalam saja deh. Niat hati mau nulis banyak. Eh, nggak tahunya scralling tanpa jeda sampai gumoh.

Pejuang Finansial, Perjuangan Paling Aduhai

Setelah dewasa barulah saya menyadari bahwa perjuangan yang mau nggak mau harus dijalani adalah pejuang finansial. Bagaimana caranya mendapatkan uang yang banyak halal lagi berkah? Kalau berjuang mendapatkan uang sedikit, halal, dan berkah mah sudah biasa ya.

Sebenarnya bukan mendapatkan uang banyak sih, tapi bagaimana bisa mengatur keuangan dengan catatan kebutuhan hidup terpenuhi dan punya simpanan sebagai persiapan masa depan. Sekarang ini mah kebanyakan nggak bisa nabung. Boro-boro bisa nabung, kebutuhan hidup bisa terpenuhi itu rasanya sudah syukur sekali. Bukan hanya sekedar makan, tapi makan-makanan yang bergizi.

Terkadang yang mahal belum tentu bergizi, tapi yang bergizi pastilah ada harga menyesuaikan. Itulah mengapa kita memang harus bijak dalam mengolah keuangan. Padahal yang nulis belum tentu jago ngatur keuangan. Soalnya belum terbukti. Namun memang, sebelum merujuk kepada kita bisa ngatur keuangan. Poin pertamanya adalah berapa dulu nih yang masuk ke dalam kantong kita. Apanya yang mau diatur. Wong yang masuk saja enggak ada. Yah, wassalam deh.

Spill Sedikit Gaya Hidup Diary Harumpuspita

Saya percaya bahwa gaya hidup mempengaruhi sikap, sifat, dan cara pandang kita pada orang lain maupun yang lainnya. Kalau kalian nyari yang glamour dan penuh gaya. Kayaknya bukan saya deh, tapi kalau yang sederhana dan menjelajahi kehidupan orang kaya. Saya termasuk ke dalamnya.

Kalau nggak tahu pasti pada fitnah nih anak orangnya banyak duit banget dan foya-foya. Padahal mah, kalau saya bisa ini itu karena seringnya gratis ajanya. Arab maklum, reviewer seperti saya mah biasanya diundang secara gratis buat ngulas produk mereka di tempat-tempat yang oke. Kan, apa nggak disangka horang kaya. Nggak sering kok dapat undangan sepesial. Sesekali aja. Pas lagi beruntung gitu.

Saking Sederhananya Sampai Nggak Punya Keinginan

Nggak punya keinginan itu kayak nggak punya selera. Ada Alhamdulillah, kalau nggak ada ya enggak jadi masalah. Akhir-akhir ini saya malahan merasakan nggak ingin beli ini itu. Sebenarnya kayak enggak asyik gitu. Nggak tahu ya kalau kedepannya gimana. Namun memang yang saya rasakan dan tanya-tanya ke Mama saya. Si paling nggak neko-neko tuh saya. Waduh gawat nih malah menjadi si paling merasa.

Sesuatu yang tidak diperjuangkan maka tidak akan dimenangkan.

Inti dari Quotes ini adalah siapa yang berjuang pasti akan menang. Minimal menang melawan diri sendiri. Ada suatu kalimat yang hei, kenapa baru tahu sekarang nih? Ketika kemarin abang saya bilang begini. “Kamu tuh kalau memprediksi masa depan itu nggak bisa diandalkan. Percuma aja pinter akademik.”

Seketika saya malahan terngangok badai. Kedua kelopak mata auto menyipit. Boleh nggak sih, masa lalu nggak usah diungkit? Anggap aja orang biasa pada umumnya. Heh, mulai curhat lagi. Jatuhnya nulis novel. Nggak asyik ntar.

Punya Barang Kalau Nggak Tertolong, ya Enggak Ganti

Punya banyak barang buat dijadikan sebagai koleksi. Big No. Ngerasa bosan dengan barang, auto ganti. Big No. Kalau rusak parah dan enggak tertolong lagi. Baru dah saya ganti yang baru. Seperti tas yang dipakai itu itu saja sampai rusak. Sepatu juga gitu, bahkan HP yang saya gunakan juga sama kasusnya.

Godaan diskon, promo? Nggak juga sih. Nah, itu. Kalau butuh mah, mau itu nggak ada promo maupun diskon tetap beli. Karena saya mikirnya anggap aja sekalian sedekah. Kan mereka jualan buat menghidupi diri.

Peluang Merdeka Finansial Berapa Persen?

Kalau ditanya berapa peluangnya. Masih tidak terdefenisi sih. Soalnya masih berjuang terus nyari duit dari menulis biar bisa nabung. Dapatnya pun ntah kapan-kapan. Hahah … Cuma satu nih, katanya kondisi finansial itu adalah kondisi paling privasi oleh setiap orang. Punya duit banyak jadi incaran para, punya banyak utang, tercemar nama baik.

Previous
Next Post »