Kiat Melejitkan Prestasi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri ilmu yang bermanfaat dari perpustakaan daerah di kota Medan. Kalau dari judulnya menurut saya menarik nih. Maka itu saya mengusahakan datang walaupun melalui proses dramatis untuk sampai ke sana.

Gambar : Sedang berlangsung pembelajaran

Materi yang di sampaikan oleh Ibunda Gemala Widiyanti yang merupakan sosok yang luar biasa. Beliau sangat menginspiratif sekali. Kalau tidak salah saat ini sedang proses S3. Eh, saya malah jadi ikutan termotivasi ingin seperti beliau nih. Hihi …

Sepertinya pembahasan kali ini sengaja agak panjang sebab ingin sebuah perbandingan saja dengan pengalaman yang saya alami. Tapi, kalau kalian pada ingin ikutan menceritakan pengalamannya juga. Mana tahu sebagai tambahan motivasi, bisa juga dong tuliskan di kolom komentar.

Apa yang terlintas di pikiran setelah bangun tidur pada kebanyakan para milenial saat ini?

Gawai atau malah teringat tadi malam mimpi apa?

Kalau saya sih sebenarnya enggak jauh beda dengan hal tersebut. Namun akhir-akhir ini saya lebih cenderung langsung berdoa, yaitu menunaikan hal yang paling ditunggu saat sepertiga malam.

Hal ini juga tak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan beliau bahwa Marry Riana sendiri mengawali harinya dengan bangun, berdoa, dan bersyukur.

Kalau mungkin saya setelah itu akan mengecek aplikasi atau hal-hal yang lain. Malahan beliau memberikan sebuah tips untuk memberikan ruang pada diri dengan mengatur mood atau perasaan apa yang akan ingin dijalani pada hari tersebut. Pilih menjalani kehidupan dengan bahagia atau kesedihan? Semuanya itu sudah diatur dengan manajemen waktu.

Manajemen waktu itu adalah hal yang selalu menjadi tolak ukur orang-orang sukses. Ada waktu-waktu tertentu yang tidak bisa diganggu dan ada pula diluangkan. Hal ini justru malah membuat saya berpikir dan merasakan lagi tentang manajemen waktu yang buruk.

Saya malah sering diledeki dengan hal yang demikian. Ngapai juga nulis di kertas terus ujung-ujungnya enggak terealisasikan? Belum lagi setelah melihat catatan sendiri rasanya juga ikutan rendah diri bahkan seperti merasa terkucilkan sendiri. Kucel dan tulisannya malah seperti cacing. 

Namun, setelah saya mengetahui sisi kekuatan yaitu berupa tulisan. Sampai akhir ini terealisasikan walaupun terkadang. #Plak. Palingan hanya mengingat bagian terpenting saja yang enggak boleh dilewati. Sedangkan hari-hari yang saya lalui itu mengalir saja seperti arus air atau malah angin. Tahu sendirilah arah angin itu enggak menentu. Syukur kalau bisa ke dataran tinggi, jika pada titik rendah bisa-bisa menggalau. Itu berarti letak kesalahan saya adalah berupa nyali. Maka dengan menghadiri kegiatan ini membuat saya lebih berani tegas pada diri.

Ada dua hal yang bisa memengaruhi prestasi, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal atau luar bisa berupa kondisi keluarga; kondisi sekolah ; sarana dan prasarana; tingkat sosial ekonomi; dan kesempatan. Sebenarnya ingin saya bahas satu per satu. Entar kepanjangan dan jadi buku malah. Hihi… Jadi, hanya garis besarnya saja. Sedangkan faktor internalnya berupa bakat/potensi; intelektual; minat; kebiasaan; motivasi; pengalaman; kesehatan; dan emosi.

Beberapa perilaku baik yang sebaiknya orang-orang sukses punya di antaranya sebagai berikut:

      1. Disiplin

Sudah pastilah ini ya kan. Kalau disiplin manajemen waktunya juga baik. Misalnya nih saya lagi mengisi blogger. Eh, ada notifikasi gawai yang bikin kedua tangan enggak sabar beranjak ke sana. Biasanya orang-orang yang seperti ini wajib fokus dalam mengerjakan sesuatu. Kalau yang muslim sudah pasti tips mempraktikkannya bisa diawali dengan solat tepat waktu. Kalau Allah swt didahulukan dalam mengerjakan sesuatu. Semua urusan pasti akan dipermudah.

       2. Bertanggung Jawab

Tanggung jawab itu adalah suatu amanah yang beratnya tak terdefinisi. Tanggung jawab semua orang berbeda-beda. Tergantung orang tersebut bagaimana menyikapinya. Contoh tanggung jawab yang sederhana adalalah saya yang harus menyelesaikan tulisan ini untuk dipost.

3. Menggunakan Waktu Sebaik-Baiknya

Hal ini juga berhubungan dengan kesempatan yang dihadirkan dalam kehidupan. Misalnya hari sabtu atau minggu waktunya untuk main-main. Bersebab ada brosur tentang seminar gratis ini. Saya menggunakan waktu tersebut. Sebenarnya sekaligus sih. Jalan-jalan lihat pemandangan kota Medan eh dapat ilmunya juga. Tjakep.

4. Tekun Belajar dan Berlatih

Jadi, kalau ingin segera sukses. Segera tuh menekuni bidang tersebut dan terus berlatih. Insyaa Allah pasti berhasil. Jangan kasih kendor ya kan. Beberapa tips yang bisa dipraktikkan agar bisa tekun adalah dengan jaga keikhlasan. Contoh sederhananya adalah mungkin niat awalnya untuk membuka sosial media. Justru bersebab tekun itu sendiri malah berubah menjadi belajar dan sedikit bermain atau bahkan tidak bermain. Tips yang kedua adalah bakar ‘perahu’ Anda. Hayo, pasti bingung kan maksudnya apa. Misalnya kita ingin menaklukkan sebuah pulau. Nah, setelah sampai sana bakar perahunya. Jangan sampai bisa pulang sebelum pulau tersebut ditaklukkan. Sama juga belajar, jangan menyerah sebelum kita memang benar-benar menguasainya. Tips yang terakhir adalah yakini Anda sudah tertinggal. Jika begitu pasti kita akan merasa harus mempelajarinya dan tidak ingin tertinggal. Karena percuma saja orang yang merasa diri sudah berada di depan. Pasti akan menimbulkan kesombongan yang membuat diri tidak ingin mempelajarinya. Oh, sudah tahu kok. Padahal, mungkin kalau diperdalami lagi pasti akan menyadari bahwa sebenarnya belum tahu apa-apa.

       5. Memiliki Gaya Hidup yang Sehat

Hal ini wajib dimiliki semua orang. Sebab, sehat adalah suatu anugerah yang luar biasa. Seperti kandungan surah Ar-Rahman. Maka nikmat manakah yang engkau dustakan. Jika tubuh sehat. Semuanya akan terasa nikmat dengan segala syukur. Meskipun itu bentuknya sederhana. Terlebih lagi jangan suka begadang ya. Sebab pada saat tidur di malam hari merupakan suatu proses untuk mengeluarkan racun dalam tubuh. Kalau enggak percaya bisa tanya sama Mbah Google.

      6. Membatasi Diri dalam Pergaulan Malam

Hayo, kalau misalnya masih ada yang sering keluar malam atau sekadar nongkrong menghabiskan waktu enggak jelas, batasi saja. Sebab masih ada waktu yang lebih baik digunakan untuk kegiatan positif lainnya. Segera belajar dan berlatih.

      7. Mengubah Hambatan dan Tantangan Menjadi Peluang

Ini juga sering sekali terjadi sama saya. Sering diremehin. Walaupun terkadang merasa sejatuh-jatuhnya. Enggak apa-apa. Kemudian segeralah bangkit lagi dan jadikan hal tersebut menjadi sebuah cambuk untuk menjadi lebih baik lagi. Keterbatasan tidaklah menjadi kita tertinggal. Melainkan semakin kreatif dengan mencari solusi jalan keluar sebagai peluang keberhasilan. Kalau kalian bagaimana? Apakah sering mengalami masalah yang serupa?
Oke, ini saja yang bisa diperbincangkan kali ini. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua. Sampai jumpa di artikel berikutnya.

Salam Rindu
Harumpuspita

BBW September 2019 Awal dibuka

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hai sahabat blogger,
    Kali ini saya ingin berbagi tentang pengalaman selama di BBW bulan September tahun 2019. Pasti pada bingung kan. Apa itu BBW? Nah, BBW itu singkatan dari Big Bad Wolfies. Kalau dari penampakan logo yang kelihatan seperti serigala berbulu domba. Eh, bukan. Tetap serigala kok. Nah, serigala ini seperti pengunjung yang sedang berburu buku. Wuah, mantap sekali. Bukunya banyak pilihan. Kalau pecinta buku pada tahulah ya. Gimana tuh rasanya kalau ketemu buku pasti kelihatan surgawi. Apalagi penulis ketemu penulis. Rasanya ada nuansa bangga gitu. Hal yang membuat semakin enggak beranjak itu adalah bukunya diskon besar besaran.
    Kira-kira bisa dapat jodoh penulis juga nggak ya? #Plak
    Ye, asyik mikirin jodoh dulu. Berusaha memantaskan diri dulu dong. Heheh…
    Awalnya sih ingin saya tuliskan seperti cerita perjalanan. Setiap sampai sana eh enggak tahunya baterai ponsel habis. Kebetulan ketemu teman di hari terakhir jadinya selfie mulu nih. #Plak. Mau sekalian ngepost foto selfie enggak PD gitu. Tapi, nanti deh saya selipkan foto selfienya. Hihi…
    Pertama sekali pergi ke BBW ini pada tanggal 5 September 2019. Pada saat BBW masih dipersiapkan dan belum dibuka untuk pengunjung umum. Konon, BBW ini rutin lo diadakan setiap tahunnya. Tidak hanya itu saja. Mereka bergilir dari kota ke kota. Makanya pas tahu kalau BBW ini dulu diadakan di pulau Jawa. Ada teman yang ngepost dari sana. Radar ngiler gitu. Kalau mau ikutan takutnya sayang ongkos kirimnya kemahalan. Apalagi mahasiswa yang enggak punya duit. Tahunya belajar mulu. BBW kali ini khusus saya ceritakan di kota Medan ya. Letaknya di Polonia. Bandara lama yang sudah enggak digunakan lagi. Jangan mikirin seremnya ya tapi serunya.
    Oke, kita kembali ke topik ya. Pada penasaran nggak kenapa saya bisa masuk di tanggal 5 September? Padahal BBW itu baru bisa masuk secara bebas dari tanggal 6-16 September 2019. Alhamdulillah, saya baru juga bergabung di Blogger Sumut tahun ini. Otomatiskan, dulunya yang nulis blogger itu tinggal hayalan kini menjadi hal lain, yaitu menggebu bahagianya luar biasa. Nah, pada saat BBW itu masih dipersiapkan. Mereka membuka pertama kali untuk orang-orang tertentu saja. Seperti yang punya rekening BCA. Sebab BBW ini bekerja sama dengan rekening tersebut. Mereka juga menjanjikan Cashback setiap pembelian yang lebih dari satu juta ke atas. Cashbacknya palingan beberapa persen saja. Mantap betul deh. So, para pecinta buku yang awalnya enggak punya rekening akhirnya buka juga kan. Apalagi pas buka rekening diberikan voucher IDR50K. Makanya hari pertama saya bisa membeli buku sebanyak empat buah. Hanya dengan menambah IDR 6K saja. Kebetulan buku yang saya sikat total harganya IDR 56K.
Gambar : Belanja Buku di BBW
    Selain itu,BBW ini membuka pengunjung pertamanya selain BCA adalah orang-orang yang sudah daftar duluan via Website dan komunitas tertentu. Nah, saya bisa masuk sebagai anggota blogger yang bekerja sebagai konten creator di sana. Pada saat itu, saya yang pergi ke sana hanya modal nekat doang dan uang hanya pas-pasan doang. Akhirnya kalap juga sih. Bisa beli buku tapi enggak bisa pulang. #Plak. Jangan sampai ini kejadian ke kalian ya dan saya juga di masa depan. Semua itu harus bisa diperhitungkan bagaimana situasinya. Apa pun itu jangan mengharapkan keberuntungan yang menghampiri. Tetapi diri sendiri yang menciptakan keberuntungan itu dengan antisipasi. Ya, walaupun takdir enggak bisa dihindari.
    Nah, crew ataupu penjaga BBW itu juga baik dan ramah-ramah. Rasanya menyenangkan sekali. Kalau kamar mandinya ada di dalam dan musalanya juga enggak jauh dari situ. Jadi, kalau sudah masuk rasanya malas udahan. Tapi, kalau makanan ada juga yang juala n di pintu masuk dan keluar. Tapi, penjual makanan tersebut lebih banyak di pintu masuk.
    Pada hari pertama ini saya enggak bisa menjelaskan banyak. Sebab waktu yang sebentar membuat saya harus mengejar waktu lagi secara dadakan. Tentang apa saja yang banyak tersedia nanti bisa saya ceritakan di Part selanjutnya. Bersama teman saya di hari terakhir.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Balik Lagi Pertengahan September 2019

Assalamualaiku warahmatullahi wabarakatuh.
Hai, sahabat diary. Alhamdulillah saya balik lagi nih. Ehem, kali ini saya akan  mencoba mendedikasikan diri selalu di sini. Ya, berbagi pengalaman dan mengambil hikmah dari reka kejadian. Walaupun kemarin bilangnya lebih milih aplikasi kan daripada ngeblogger. #Plak. Mesti dijitak nih. Akhirnya kemari juga deh.  Nah, kejadian hebatnya adalah sebuah pengalaman yang tak diduga, yaitu sebuah pilihan untuk berkarya di sini. Sepertinya menyenangkan. Namun, saya masih sedikit malu-malu untuk menjelajah pengetahuan baru atau mengikuti kisah perjalanan inspiratif lainnya. Mohon bimbingan dan dukungannya ya.

Sebenarnya masih ada tuntutan projek dari novel kemarin. Berhubung hanya tinggal satu. Sepertinya disambi yang lain masih juga bisa nih. Ya hitung-hitung menambah semangat diri. Saat ini semuanya masih dalam proses. Baik itu perkembangannya namun tujuan yang hendak dicapai. Namun, ada satu hal yang bisa menjadi kamus cadangan dalam hidup. Kalau punya ide, yaudah simpan dan diam saja. Setelah itu pelan-pelan direalisasikan deh. Kalau idenya bersifat membangun bisa juga tuh melibatkan orang-orang tertentu.

Oke, itu saja kali ya. Assalamualaikum warhamatullahi wabaraktuh.
Salam Rindu
Harumpuspita

Ngilang, ke Mana Saja Lu?

Gambar : sambutan selamat datang

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai sahabat pena. 
Saya balik lagi nih setelah merenungi beberapa menit untuk kembali sejenak. Kayaknya sudah lama enggak mampir ke mari dan rumah ini seolah sudah berdebu dan harus dibersihkan. 

Jadi, selama ini bukan saya malas atau berhenti menulis atau apa pun. Melainkan sedang mengerjakan projek besar namun belum menjanjikan. Menurut saya begitu. Sebab saya lebih memilih mengikuti kompetisi novel yang kompetitornya sangat kuat. Memang benar-benar enggak mudah. Apalagi saya juga sempat down dan nyaris tidak berniat untuk mengikutinya lagi. Butuh waktu berhari-hari bahkan berbulan untuk mengembalikan semangat itu lagi. Berbagai cara saya lakukan dengan mendengarkan kajian di instagram. Namun, belum juga membuat saya percaya dengan bahwa apa yang saya kerjakan dan doakan akan dikabuli. 

Hari-hari meragukan Tuhan itu memang kelam. Malu untuk meminta. Saat solat kepikiran dan bawaannya ingin cepat selesai saja. Sungguh ironi bukan? Saya malah menyalahkan tentang doa yang saya panjatkan seolah memaksa. Miris juga rasanya merasa sudah melakukan hal yang maksimal. Ternyata enggak sesuai dengan harapan. Namun, ada yang membuat saya jadi sadar dan membuka hati lagi. Setelah mendengar kajian ustadz Hanan Ataki. Ternyata Allah itu senang kalau hamba-Nya sering meminta. Justru kalau enggak meminta namanya sombong. Tapi, begitulah saya skip dulu pembahasan perihal itu. Kita balik lagi ke konten.

Gambar : sebagai ilustrasi



Jadi, hal yang membuat saya benar-benar merasa waktu ini sangat sempit karena mengikuti dua kompetisi novel sekaligus dengan target menulis 1000 kata setiap novel per hari. Kalau ditotalkan jumlahnya 2000 kata. Setiap nulis satu novel itu membutuhkan waktu tiga jam. Selama tiga jam itu pula punggung memang mulai terasa pegal linu.  Maka saya memang harus meluangkan waktu selama enam jam untuk menulis. Tapi, untungnya novel yang satu lagi memang nulisnya saya khususkan di ponsel sebab enggak bisa submit di laptop. Berhubung asumsi saya laptop yang berspesifikasi 32 bit ini hardwarenya rusak. Namun, walaupun begitu ada sisi negatifnya.Tangan kebas dan merah sebab radiasinya. Bahkan mata cepat kering. Kalau mata cepat kering ini saya mengatasinya dengan berwudhu dan istirahat sebentar. 

Belum lagi kalau sudah ketemu jadwal di dunia kewajiban yang harus dipenuhi seperti keluar rumah, menyelesaikan urusan kampus, dan sebagainya. Namanya juga manusia. Pasti butuh juga refreshing  melihat keindahan alam ini. Walaupun hanya di pekarangan rumah doang.

Walaupun belum tentu menjanjikan kemenangan. Saya akan terus menghabiskan jatah gagal sampai salah satu mimpi saya terwujud, yaitu menang lomba menulis novel.

Oke, baiklah sampai di sini obrolan kita kali ini. Jika ada yang ingin diobrolin lebih lanjut bisa meninggalkan komentar di bawah ini. Saya akhiri dengan Wassalamualaikum waramatullahi wabarakatuh.


Teman,Bisakah Ia Curhat?



Teman, Bisakah Ia Curhat?



7 Agustus 2019
     Setiap kali orang yang kutemui selalu saja mengatakan ‘karena kamu tidak menjalaninya’ Entahlah sampai sekarang aku tidak mengerti bagaimana rasanya mengalah dan menyembunyikan semua yang ada. Rasanya bibirku selalu kelu seperti ini. Sedangkan perasaanku yang terlalu rapuh untuk mengungkapkan segala yang ada.
Aku bukanlah seseorang pengertian yang mampu menampung segala bentuk emosian. Karena tak ada niat dalam benakku dalam mempelajari karakter orang lain. Hal yang kutahu adalah bertemankan buku dan berusaha berdamai dengan alam untuk menenangkan hati yang tengah panas.
    Kali ini salah satu sahabatku sedang curhat. Mungkin kesalahanku adalah menjawab apa yang diutarakan dan sok bijak dalam mengeluarkan pendapat. Aku mungkin kelihatan sombong tanpa kusadari. Namun, niatku tak ada sedikit pun. Ketahuilah bahwa niat ini tak ada yang tahu selain aku dan Allah swt yang Maha Melihat. Hanya tulus tak memandang masa lalu yang membuatku sakit.
   Jika aku tak dapat melihat rasa sakitmu. Izinkan aku mengerti apa yang sedang kamu butuhkan saat ini. Ya, pemanas itu pasti ada kan? Tapi listrik bisa saja mati atau api bisa saja padam.
   Mungkin aku tak bisa memahamimu dan engkau juga tak bisa memahamiku. Hal yang kutahu hanyalah memahami diri sendiri. Agar aku bisa tetap tegar seperti ini. Namun, jika engkau mampu melewati itu semua. Aku yakin engkau akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dari sebelumnya.
Jika aku tak dapat melakukan semua itu. Izinkan aku untuk tidak menjadi alasanmu terluka. Sebab mungkin saja engkau butuh Allah swt untuk menguatkan jiwa rapuhmu. 

Harumpuspita

Intimate Chat #Round 4 Sch: Turkiye


Gambar sebagai background
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai sahabat pena!
Alhamdulillah  hari ini saya kembali lagi untuk berbagi. 
Nah, kali ini saya ingin berbagi salah satu grub sharing beasiswa yang pernah saya ikuti. Salah satunya dari program XL. Ini adalah salah satu grub yang sangat memegang komitmen yang namanya waktu dan kesepakatan. Jadi, ya saya seperti tengah merasa di luar Indonesia dengan sistem menghargai waktu. Enggak seperti saya yang sering molor #plak. 

Jadi, doakan saja semoga suatu hari nanti benar-benar bisa menjadi orang yang tepat waktu dan sangat menghargai setiap detakan jarum jam. 

Pada saat mau joint  ke grub ini sebenarnya enggak mudah loh. Sebab sistemnya lumayan panjang. Setelah submit identitas diri yang berbahasa Inggris. Wawancaranya juga menggunakan bahasa Inggris. Tapi saya malah request-nya di mix. Maklumlah saya bukan pakarnya. 

Alhamdulillah, saya diluluskan untuk memasuki grub tersebut. Rasanya seolah ingin melayang ke angkasa karena senang. 

Setelah memasukinya sudah dapat tugas membuat essai dengan mengikuti https://elearn.id/. Kemudian harus mendapatkan sertifikat. Tapi kalau saya sendiri sampai sekarang belum mendapatkannya. Mungkin karena saya masih bingung caranya bagaimana. Tapi setidaknya saya sudah memenuhi undangan untuk mengikuti kursus. 

Hal yang paling saya sukai adalah bertemu dengan orang-orang yang beragam dari berbagai kalangan. Apalagi aktivitasnya pada berbeda. Ada juga yang sedang menyusun skripsi dan penelitian. 

Oke kembali ke topik yang ingin saya bahas di sini adalah beberapa pertanyaan dan jawaban saat berdiskusi. Walaupun sebenarnya di sini juga berbagi beasiswa apa saja yang tersedia. 

Oke kita lanjut ya. Jadi, pembicara kali ini dibawakan oleh kak Mashita yang sekarang ini sedang belajar di Turkiye. (Jujur sebenarnya saya masih bingung dengan penulisan Turkey atau Turkiye, atau mungkin malah Turkish. Tapi dalam bahasa Indonesia biasanya saya tulis Turki, Oke baiklah kita lanjut ke topik awal). Dia adalah Awardee Turkiye Schoolarship (Penerima penghargaan beasiswa di Turkiye). 

Oke biar lebih ngerasa seperti di negara Turki. Maka saya ambil gambar dari google ya. 
Gambar : Masjid Biru di Istanbul


Turkiye Schoolarship adalah beasiswa yang didanai pemerintah, program beasiswa yang kompetitif, penghargaan untuk siswa yang mengejar program jangka panjang ataupun jangka pendek di Universitas yang ada di Turkey. Tujuan beasiswa Turkiye adalah membangun jaringan kepemimpinan untuk masa depan dengan dengan kekuatan kerjasama antara negara dan saling pengertian antara masyarakat. 

Hal yang membuat beasiswa Turkiye ini unik adalah tidak hanya didukung oleh finansial yang inklusif tetapi universitas juga menyediakan tempat tinggal untuk penerimaan penghargaan beasiswa di semua tingkatan jenjang pendidikan.

1. Q: Apa saja persyaratan untuk penerimaan beasiswa?
    A: Sertifikat diploma, transkip nilai, surat rekomendasi, paspor (tidak diwajibkan), sertifikat  kecakapan bahasa Inggris/bahasa Turki, sertifikat aktivitas sosial (termasuk aktivitas tidak dibatasi seperti : seminar, kompetisi, relawan, magang, dan sebagainya). Kriteria umur penerima beasiswa : di bawah umur 21 untuk program S1, di bawah umur 30 untuk program S2, dan di bawah umur 35 untuk program S3.

2. Q : Apa yang harus kita persiapkan untuk tes beasiswa?
    A : Secara fisik, kita butuh banyak penelitian tentang negara yang akan ditargetkan dengan demikian kita punya mendirikan alasan yang sangat valid kenapa memilih melamar ke beasiswa tersebut. Sebagai contoh : Rencana belajar di jurusan universitas terbaik, kualitas dan sistem pendidikan, keuntungan belajar di negara tertentu. Kita juga butuh meyakinkan misi atau nilai yang ingin dicapai beasiswa. Pastikan kita mematuhi nilai itu. Ambil waktu rencana secara detail untuk rencana ke depannya jika kita menerima beasiswa. Apa bukti yang signifikan yang dapat diberikan di masa depan. Sementara secara psikologi, sangat penting untuk santai, percaya diri, dan positif. Tidak masalah apakah keluarannya. Ingat kita tidak pernah kalah atau gagal, kita hanya mempelajari pelajaran.

3. Q : Kalau kita ambil beasiswa untuk di luar negeri bagusnya sertifikat TOEFL atau IELTS     yang dimasukkan?
    A : Tergantung negara tujuan. Menurut sepengetahuan, sebagian besar negara di Eropa dan Australia lebih suka IELTS dibanding TOEFL. Sedangkan kalau negara tujuannya Amerika atau Asia lebih suka TOEFL. Untuk Turki sendiri misalnya, sertifikat yang dibutuhkan itu TOEFL IBT.

4. Q : Berapa banyak tahap dalam pengambilan beasiswa?
    A : Itu bisa berbeda dari beasiswa yang satu ke lainnya. Untuk beasiswa Turki sendiri ada dua tahap seleksi. Administrasi dan interview.

5. Q : Kalau kursus online yang saya ikuti kemarin. Mereka menanyakan tentang kesuksesan terbesar kita, nah saya pernah coba melamar untuk satu beasiswa dan mereka menanyaka juga kepada saya tentang kegagalan. Mengapa mereka perlu tahu tentang kegagalan kita?
   A  : Kalau dilihat secara psikologi mereka menanyakan hal tersebut untuk mengetahui kedewasaan/kebijakan apa pada pemikiran kita. Bukan karena mereka ingin tahu letak kelemahan kita. Jelas sekali setiap orang pasti pernah membuat kesalahan dan kegagalan pada titik tertentu dalam kehidupan ini. Jadi, mereka ingin mengetahui cara kita bereaksi dengan kegagalan itu. Cara kita menutupi, bangkit, dan punya kemauan untuk menjadi lebih baik. Jadi, kalau ditanyakan tentang kegagalan kita, jelaskan saja secara jujur namun tetap positif.

6. Q : Saya berniat untuk mengambil beasiswa di dalam negeri karena kalau S2 psikologi, sertifikasinya akan jauh lebih mudah di dalam negeri. Kalau dari luar harus ada peraturan-peraturan yang membuat kita tambah ribet. Kalau beasiswa di dalam negeri kira-kira apakah ada persyaratan khusus? Kira-kira bagaimana peluangnya juga?
  A : Tergantung jenis beasiswa yang didaftar dan universitas dalam negeri yang dituju. Karena persyaratannya bisa berbeda untuk satu univ ke univ lainnya. Tapi, rata-rata yang dibutuhkan sama seperti beasiswa luar negeri. Pencapaian akademik yang bagus, aktif berkegiatan sosial di luar akademik, punya pengalaman organisasi, dan sebagainya.  Untuk peluangnya sama saja kompetitifnya dengan beasiswa luar negeri. Terutama kalau beasiswa dalam negeri seperti LPDP.

7. Q : Kalau tingkat master yang kita ambil tidak linear dengan keilmuwan kita di S1 apakah berpengaruh dalam mencari beasiswa?
    A : Iya, berpengaruh. Karena bisa dibilang kita harus usaha ekstra untuk meyakinkan si pemberi beasiswa mengenai alasan kenapa kita memilih jurusan yang tidak linear. Penelitiannya harus lebih dimantapkan. Tapi bukan berarti tidak diperbolehkan untuk tidak linear.

8. Q : Kira-kira negara mana yang paling bagus untuk menimba ilmu S2 dan beasiswa?
    A : Relatif, tergantung tujuan dan misi kita. Pengalaman seperti apa yang kita harapkan dari hidup di negara tertentu, kultur seperti apa yang cocok dan menarik untuk kita pelajari, apa yang ingin kita capai ke depannya. Tapi yang paling penting harus cari universitas yang berkualitas dan relevan untuk menunjang karir masa depan. Karena percuma sudah keluar jauh-jauh tapi ternyata banyak univ dalam negeri yang lebih baik kualitasnya. Jadi, untuk lebih spesifik negara mana yang terbaik. Silahkan cari dan sesuaikan dengan motivasi kita belajar di luar negeri.

Alhamdulillah selesai juga diskusi kita kali ini tentang beasiswa di Turki. Legah juga nulisnya #Plak :D.  Gimana menurut kalian? Sampai jumpa di sesi diskusi selanjutnya.

Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Aku dan Tulisan

Sumber gambar : pinterest
Siapalah aku?
Hanya seorang gadis yang sedang mencari jati diri. 
Jika belajar pun masih sering gagal
Bahkan pengalaman masih seujung kuku. 

Alunan melodi yang kudengar masih setia menemaniku untuk menuliskan kata-kata ini. Tentang sebuah pengakuan tulisan yang tak ingin aku akui pada siapa pun. 

Ya, egoku tinggi bukan? 
Bisa-bisanya kujadikan buku diary seolah tidak ada yang melihat suatu hari nanti. 
Padahal orang lain akan mudah mengaksesnya bahkan menyebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. 
Terkadang ada tempat tersendiri untuk meluapkan segala yang ada dalam benak, Hanya dengan melihat aku update tulisan kali ini. Rasanya sudah sangat bahagia. 
Awalnya judul ini merupakan suatu pertanyaan berupa 'Kapan Nulis Skripsi?' 
Sejujurnya aku masih enggan mengerjakannya karena perasaanku masih lebih dominan daripada logika. Rasanya ingin curhat terus sampai bosan. Namun, hingga kini belum bosan juga. 
Memang apabila berkaitan dengan keterpaksaan. Pasti semuanya akan terlewati. Hal yang menjadi hambatannya adalah ketika diri tak ingin memaksakan.
Padahal ini adalah waktunya untuk memerangi hawa nafsu bukan?
Ya, aku dan tulisan itu dekat. 
Jari-jari selalu ingin menari-nari di atas tombol keyboard
Sedangkan motif berupa perasaan
Tak kesampaian
atau tujuan pembelajaran

Aku dan tulisan layaknya puisi
mengambigukan maksud tersirat
Aku dan tulisan layaknya essai
menyuarakan ide secara gamblang
Aku dan tulisan layaknya karya tulis ilmiah
menjelaskan sesuatu yang ingin ditemukan
Aku dan tulisan layaknya novel
menarasikan sebuah perjalanan perasaan
Aku dan tulisan layaknya artikel
Entah apa tapi bukanlah fiksi

Oke, sampai di sini dulu konten saya kali ini. Saya akhiri, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.