Banten dan Kesenian Debus yang Tak Pernah Jauh
![]() |
| Ilustrasi Kesenian Debus dari Banten |
Aku berusaha menyisir rambut malam ini, sembari mengingat
sejenak tentang tetanggaku. Kenapa, kenapa harus tetanggaku dari semua tentang
ingatan yang ada episode kehidupan? Karena kak Kholi yang merupakan Pejuang
Pemburu Lomba sedang menyelesaikan naskah cerita pendeknya tentang
Banten.
Saat kutahu ia menuliskan daftar tulisan apa yang sedang
digarapnya hari ini. Aku merasa bisa ikut menyusulnya dikarenakan selama ini
hobiku berkelana dengan hal fiksi. Hanya saja, itu sudah lama sekali. Aku
bahkan sempat kehilangan cara bagaimana harus memulainya kembali. Itu fase yang
paling sulit setelah sekian lama tidak menulis kembali. Tidak ingin membuang
waktu, kupaksakan jariku untuk mengetikkan sesuatu hingga akhirnya terbentuk
paragraf tentang kisah yang bertemakan tentang Banten.
Hal yang kutahu dulunya tetanggaku merupakan orang Banten.
Tema yang digarap Kak Kholi kali ini sangat menarik. Katanya ia sudah cukup
memiliki banyak data untuk menuliskan kisahnya dalam sebuah cerita pendek.
Sementara aku sudah demam duluan kalau urusan riset meriset di waktu yang
sangat sempit. Sebal, belum juga dimulai sudah kalah duluan.
Setelah kepikiran menulis artikel tentang pesona budaya
Indonesia, semakin besar pula rasa ingin tahuku tentang Budaya lainnya. Nggak
usah jauh-jauh, mulai dari tetangga yang dekat dulu. Budaya setiap orang
berbeda-beda. Hingga ingatanku menjejak pada tradisi di masa silam yang pernah
kutahu. Salah satunya debus.
"Sedang lihat apa Arumi?" tanya Mama penasaran.
Kedua bola matanya memantau layar gawaiku sore ini.
"Ini Ma debus," ucapku gamblang. Padahal dulunya
semasa kecil. Kalau ada atraksi debus, bukannya aku malah lari ya? Hanya
menikmati keheboan dari pengeras suara belaka. Soalnya kelihatannya seram
sekali. Adegan yang berdarah-darah itu membuatku tak berani mendekati sama
sekali.
Mama melihatnya dan aku penasaran dengan bagaimana prosesnya bisa seperti itu.
Apa hebatnya dengan debus? Debus juga pernah dimainkan di daerah kami. Jadi,
kupikir budaya yang seperti itu sepertinya berkeliling untuk memperkenalkan
budaya luar sebenarnya. Hanya saja, namanya anak-anak, "manalah
kutahu." Melihat, tanpa memahami dan mempraktikkan tanpa tahu bagaimana
resikonya.
"Ih, serem banget Arumi. Itu pakai endang loh makanya
bisa begitu. Kalau orang biasa saja bisa gawat."
Aku pun juga setuju mengangguk, beberapa kesenian yang serupa juga menggunakan
energi tak kasat mata dalam atraksinya. Makhluk yang tak kasat mata merasuki
diri, tapi apakah benar? Saking penasarannya aku mencari tahu asal-usul debus
yang ternyata berasal dari Banten. Banten? Oh, tetanggaku dulunya mah orang
Banten.
Ternyata, kesenian debus ini ada
sejak abab ke-16, pada masa pemerintahannya Maulana Hasanuddin dari
Banten. Tepatnya pada tahun 1532-1570 sebagai sarana dalam menyebarkan Agama
Islam. Yah, intinya untuk menjadi pemain debus juga harus melalui beragam
ritual. Bedanya mereka itu dengan mantra bahasa Arab seperti selawatan salah
satunya.
Masih penasaran dengan pelaku sang debus. Pencarianku di
aplikasi merah sampai pada sebuah judul video "Nyawa Taruhannya! Pengakuan
Pelaku Kesenian Debus". Sang Narasumber mulai bercerita pengalamannya
selama ini. "Saya tuh, sebelum terjun di dunia debus ya berguru sama Abah
dari satu gunung kemudian baca selawat. Setelah itu shalat Hajat."
Deg! Shalat Hajat? Seakan ada ingatan yang lain dalam benakku
yang tidak asing. Tentang malam-malam yang dulunya pernah kujalani, tapi ya
enggak minta yang aneh-aneh kok. Hanya saja, aku tuh enggak ada gurunya saja.
Enggak, enggak. Ingatan itu hanyalah masa lalu yang enggak ada maknanya sama
sekali. Yah, intinya kesenian Debus ini merupakan sebuah atraksi Ilmu kebal
saja.
Perjalanan ceritanya sangat menarik. Sayang sekali baterai
gawaiku sudah sekarat. Harus kuakhiri berselancar di dunia maya kali ini.
Mungkin sudah waktunya aku melanjutkan ceritaku yang belum usai. Tentang
tetanggaku yang kini sudah tidak tinggal lagi di sebelah rumahku. Rumah itu
sudah lama kosong dan aku selalu menunggu. Siapakah tetangga yang beruntung menjadi
tetanggaku. Katanya, jika ingin tinggal di suatu tempat. Maka perhatikan
tetangganya.
Aku percaya, tetangga adalah salah satu orang yang terdekat dengan kita.
Apalagi tetangga depan rumah. Salah satu penghuni rumah itu dulunya ada yang
sebaya denganku. Namanya Iqbal. Sejak kecil kami selalu bermain bersama.
Walaupun dia dan aku berbeda jenis kelamin.
"Ma, dulu Arumi tomboi ya?" tanyaku
mengklarifikasi.
"Enggak kok Arumi."
"Iyalah Ma. Potongan rambut Arumi aja pendek. Hobinya
manjat pohon lagi, terus main perang-perangan sama Iqbal." Mana bisa aku
melupakan masa-masa indah senyum bahagia. Eh, kok malah jadi mengikuti soundtrack lagu.
"Oh, yang dulu Mama sering jemputi kalau kamu enggak ada
di rumah saat hari Minggu. Sudah pastilah, ke mana lagi kalau bukan ke tetangga
sebelah."
"Ma, kenapa sih Mama sering banget bilangi tetangga itu Banten?"
Harusnya pertanyaan itu kujawab duluan di mana letaknya Banten itu.
"Memang tetangga kita itu orang Banten Arumi."
Aku ber-oh ria seketika. Banten yang dalam pikiranku
tempatnya sangat jauh sekali. Katanya Iqbal sudah pindah ke Banten sejak aku
menginjakkan usia dua belas tahun. Teman masa kecilku. Setahuku letak Banten
itu di Ujung Barat Pulau Jawa, Indonesia. Tiada harapan untuk bertemu
dengannya, itulah yang tersimpan dalam benakku. Ia sudah jauh sekali dari
pandanganku. Apalagi setelah yang punya rumah meninggal dunia. Terus disusul
juga anaknya. Rumah itu seakan memiliki misteri tersendiri. Entah mungkin
karena memang takdir dunia atau mungkin ada sesuatu yang janggal.
Aku menghela napas dan mengumpulkan energi malam ini. Kulihat
postingan populer minggu ini salah satunya adalah Batik Bantengan. Sebuah motif
Batik yang terinspirasi dari kesenian Bantengan dari Jawa Timur. Yah, mode
atraksi yang mengundang keramaian juga. Seingatku, sewaktu merisetnya. Aku juga
nggak bisa tidur memikirkan bagaimana bisa Kesenian ini diaplikasikan ke dalam
sebuah batik. Apalagi demam juga ikutan melanda sebelum memulainya. Lagi-lagi
ketakutan sebelum memulai selalu menjadi musuh alami bagi diriku sebagai
seorang penulis.
Setelah kucari lagi bentuk motifnya seperti apa. Aku terpukau
seketika. Wuah, ternyata begitu indah sekali. Padahal awalnya Kesenian
Bantengan ini juga kelihatan seram juga. Eh, kok bisa ya disulap menjadi sesuatu
yang lebih indah di pandangan mata dan bisa digunakan sebagai identitas lokal.
Apalagi setelah ia mampu membuatnya hingga ke kancah Internasional dan
menghasilkan pundi-pundi yang lumayan untuk menyejahterakan warga
setempat.
Penasaran dengan batik ini. Aku segera mengarahkan pencarian
ke sumber pencarian dengan kata kunci 'Motif Batik Banten'. Ternyata
karakteristiknya yang mode cerah gitu. Menurut ringkasan AI sendiri Batik
Banten kaya akan motif yang terinspirasi dari peninggalan Sejarah Kesultanan
Banten, seperti Pameranggen, Datulaya, dan Pasepen. Seketika pengetahuanku
semakin bertambah dan menarik perhatian menjadikan Sejarah ini sebagai kisah
yang patut dikombinasi dengan cerita masa kini. Yah, hitung-hitung menelusuri
sejarah lewat cerita.
"Ma, gimana kalau kesenian Debus ini jadi ide Batik
Banten. Pasti keren juga?"
Mama mengerutkan dahi. "Ada-ada aja dirimu Arumi. Batik itu kan ada
ragamnya sendiri. Masa buat-buat sendiri."
"Yeh, Mama nih. Kalau
berkreasi kan tanpa batas ya. Biasanya orang seni itu idenya memang di luar
parkiran. Eh, di luar dugaan maksudnya. Pameran kemarin aja yang cuma abstrak
doang bisa jadi terkenal. Soalnya kan setiap seni pasti punya pesannya sendiri
dalam menyampaikan makna."
"Biasanya tuh kan Arumi. Kalau yang ngusulin ide,
berarti dia sendiri yang bakalan mewujudkannya."
"Enggaklah Ma, enggak harus kok. Sekarang ini ada juga
kok yang kerjaannya tukang ngide. Terus yang laksanakan orang lain. Kalau
menunggu apa-apa bisa diwujudkan, yah entah sampai kapan. Soalnya keahlian
setiap orang itu beda-beda Ma," ucapku percaya diri. Tumben Mama asyik
diajakin ngobrol malam ini.
"Yah, kalau ada yang nampung itu bagus banget
Arumi."
"Begitulah Ma."
Baru-baru ini aku baru menyadari. Terkadang ada sebuah tempat
yang hanya menjadi sebuah julukan belaka. Kupikir, aku tidak akan pernah
menemukan Iqbal di masa depanku. Banten yang dimaksud adalah Jalan Banten.
Letaknya tidak jauh dari rumahku jika mengenakan sepeda motor. Sekitar dua
puluh menit dari rumah.
"Ma, ternyata Jalan Banten itu letaknya di Pasar 4
Helvetia. ya."
"Iya Arumi. Kok tahu?"
"Kan Arumi SMA-nya di daerah sana. Teman-teman
tinggalnya juga sekitaran sana."
Saat ini, setiap lewat ke arah sana. Aku selalu melirik dagangan keluarga Iqbal
yang berjualan Mie Balap. Kadang-kadang dia hadir di sana membantu kedua
orangtuanya. Sayang, sampai saat ini aku belum berani untuk menyapanya. Semoga
suatu hari nanti kami bisa saling menyapa kembali.
Glosarium
Endang : sebutan orang Jawa memiliki
makna panggilan roh
Serba-Serbi Drama Menulis
Kalau dilihat dari judulnya saja, sudah jelas banget ini namanya uji nyali kalau di saya. Alih-alih kebiasaan nulis bab novel setiap harinya, malah percobaan nulis cerpen di waktu yang mepet deadline. Pengalaman juga bukan sekali, tapi juga beberapa kali. Tulisan ini tuh awalnya memang diperuntukkan untuk mengikuti lomba cerpen yang diadakan di Pemerintahan kota Banten.
Novel : Kopi Anti Galau By Harumpuspita
Mimpi sejuta views adalah mimpi paling indah bagi keduanya. Mampukah mereka berdua menggapainya, jika kopi yang menemani perjalanan keduanya?
Perjalanan Rising Stars KBM App
![]() |
| Gambar 1. Perjalanan Rising Stars KBM App |
Orang-orang tuh kalau main di KBM App auto jadi milyader. Sementara saya sudah lama mendekam di sana, belum kunjung juga menjadi Milyader. Padahal momennya enggak tinggal. Bahkan belajar dari Bintang setiap Minggunya juga enggak pernah tinggal. Sedih? Enggak juga sih, cuma ya pasrah aja sama keadaan dan enggak ada ngilernya sama pencapaian orang lain. Ini parah sebenarnya.
Aelah, hidup mah kagak asyik kalau selalu berada di zona nyaman doang. Kali ini saya ingin berbagi tentang kilas perjalanan yang katanya Rising Stars loh bukannya yang sudah Stars. Yah, kita mah sudah tidak asing lagi dengan istilah Stars yang berpenghasilan mencapai 5 juta rupiah. Wuaw, lumayan ngiler sekali bestie. Harusnya bagi saya mah gitu, tapi emang dasarnya enggak peduli sama duit mah yahsudah.
Semangat Nulis yang Kembang Kempis
Pertama Kali Nyobain Tupos di Tiktok, tapi Insight Masih Rendah
Hal yang fatal tapi modenya enggak tahu diri itu ya ini. Entah kenapa kalau promosi itu bakalan percaya diri nih pasti bakalan banyak peningkatan datang. Sudah gitu, proses pembuatan promosi di tiktok juga enggak sebentar gitu loh. Saya terjebak di promosinya doang dan berharap besar dengan seringnya promosi hanya di dua akun doang. Apalagi setelah mengagumi postingan sendiri yang kelihatannya cakep. Eh, nggak tahunya malah zonk. Jadi, sekali lagi promosi itu nggak harus tentang meningkatnya penjualan, tapi seberapa ingat mereka tentang diri kita.
Tukaran Unlock : Mejeng di Ranah Today Best Seller sebulan dua kali
Review Film Yakin Nikah : Tutorial Pusing Memilih Pasangan Hidup
![]() |
| Gambar 1. Poster Yakin Nikah |
Mari kita bedah perjalanan menonton film kali ini di XXI.
Cast of Film Yakin Nikah
- Enzy Storia sebagai Niken.
- Maxime Bouttier sebagai Arya.
- Jourdy Pranata sebagai Gerry.
- Tora Sudiro sebagai Ayah Hendar.
- Ersa Mayori sebagai Ibu Ratna.
- Amanda Rigby sebagai Anggi.
- Agnes Naomi sebagai Pritta.
- Lukman Sardi sebagai Bembi.
Sinopsis Lengkap
Hal yang Menarik di Film Yakin Nikah
1. Karakter Ayahnya Niken
Berbeda dengan kisah yang lainnya di mana karakter ibu selalu memberikan makna dominan. Kisah ini jutsru menyoroti karakter sang ayah yang tampaknya sempurna di mata Niken. Sampai-sampai nih, si Niken bilang sama sahabatnya dia itu mau memilih yang terbaik untuk masa depannya dan kalau bisa yang modenya seperti ayahnya gitu. Bisa diajak bertukar pikiran, dermawan, penyabar, dan paling penting dia itu sebagai tour guidenya kehidupan si Niken. Jadi, enggak ngejudge gitu loh seperti ayah pada umumnya. Kamu harus ini dan itu. Nah, ujung-ujungnya segala keputusan itu diserahkan kepada Nikennya sendiri. Kata-kata mutiaranya begini.Nggak ada yang sempurna di dunia ini. Sate aja ada yang mateng dan gosong, toh masih bisa dinikmati dengan nikmat. Begitupula menyatukan dua kepala itu memang enggak muda, apalagi menyatukan keluarga.
Persiapan pernikahan itu memang nggak sebentar, makanya itu kudu sabar.
2. Keterlibatan Kedua Orang Tua Niken dalam Menyeleksi Calon Mantu
Nah, yang lucunya itu di bagian ini sih. Lucunya natural banget, enggak yang dibuat-buat gitu. Apalagi ketika ayahnya Niken ketemu si Arya dan pura-pura keram sewaktu jogging. Itu lucunya enggak kepalang tanggung. Si Arya justru memperlakukan ayahnya Niken dengan bar-bar saking paniknya. Ini mau di kemanain ya. Sementara kalau si Gerry sih menghadapinya dengan sabar gitu loh ke ayahnya Niken. Nah, gara-gara ini membuat saya dan adik jadi semakin pusing mikirnya? Nonton bertujuan buat happy dan rileks. Auto pusing, pilih siapa ya. Soalnya keduanya punya plus dan minusnya.
3. Plot Twist yang Membagongkan
Salah satu film yang banyak plot Twistnya itu ya film ini. Walaupun masih masuk akal juga. Saking banyaknya Plot Twist jadi ngebuat saya kesal banget ngelihatnya. Kayak contohnya gini, udah dibuat nyaman sama kubunya si Gerry. Eh, tiba-tiba si Arya juga dibuat nyaman. Kemudian dibuat kesal dengan karakternya Gerry. Eh, gitu juga ke Arya. Asli roller coasternya soalnya bikin kesel film ini jago banget deh. Cuma yang nggak dapat feel sedih dan kesalnya dari sudut pandang karakter utama aja. Sayang banget kan.
4. Akhir Kisah yang Sweet Ending
Kalau soal penutupan kisah secara bijaksana. Saya baru setuju nih sama film ini. Sekali lagi, dalam hidup ini memang enggak ada kepastian. Orang yang sudah dilamar saja, bisa saja nggak jadi. Begitulah yang sebenarnya dirasakan oleh Niken. Dia itu bolak-balik dilamar loh. Awalnya si Gerry yang mau ngelamar. Eh, enggak jadi karena Gerry ada masalah. Terus gitu lagi dilamar Arya, dilamar Gerry lagi. Gitu aja seterusnya. Jujur salah, enggak jujur juga salah. Serba salah tah.![]() |
| Gambar 2. Berfoto dengan poster Yakin Nikah |
Bedah Karakter Dua Pilihan (Choose The One, Kalau Saya Jadi Niken)
Arya, si Kulkas Dua Pintu
Gerry, Sehangat Mentari
Kesimpulan
HYB
Kali ini kita mau ngobrolin yang masih relevan dengan pemerannya, yaitu ayahnya Niken. Kan dia itu hobinya ngelawak. Kalau di film Kang Solah itu feelnya dapat banget. Nah, di film ini malahan kayaknya jangkrik. Terkesan dipaksakan ngelawak jadinya. Soalnya teman mainnya pada serius semua.Informasi Film
Rating Usia : 13+
Durasi : 108 menit
Mengenal Trillion Dollar Coach : Revolusi Kepimpinan Ala Bill Campbell
![]() |
| Cover Depan Buku Trilion Dollar Coach |
Review buku kali ini masih sekitar tentang Biografi tokoh terkenal dan diakui oleh dunia, yaitu Bill Campbell. Katanya sih, banyak orang yang telah mengenalnya. Eh, malahan saya belum mengenalnya sama sekali. Yuks kita mengenal lebih lanjut.
![]() |
| Gambar 2. Cover Belakang Trilion Dollar Coach |
Identitas Buku
Judul Buku : Trillion Dollar Coach : Revolusi Kepemimpinan ala Bil Campbella
Penulis : Eric Schmidt, Jonathan Rosenberg, dan Alan Eagle
Penerjemah : Reni Indardini
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Januari 2020
Penerbit : Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : 267
Sinopsis
Bill Campbell sendiri sebenarnya tidak ingin membuat biografi tentang kisah kehidupannya. Pada pembahasan buku ini dipaparkan bagaimana pula Bill menjadi sosok pelatih orang terkaya di dunia, yaitu Steve Jobs. Si pendiri Apple hingga kini produknya menjadi produk paling bergengsi.
Awalnya sebelum menjadi pelatih di bidang bisnis. Bill Campbell adalah pelatih pesepak bola dan yap bagaimana si pelatih ini harus membuat siapa yang dilatihnya penuh dengan motivasi supaya berhasil. Walaupun enggak bisa dipungkiri bahwasannya pasti adanya kekalahan. Adanya kemenangan itu membuat orang lain menjadi percaya. Buku ini menceritakan sudut pandang orang-orang yang berkaitan dengan beliau. Sama seperti review buku sebelumnya tentang Dahlan Iskan. Bedanya, sudut pandangnya lebih banyak.
![]() |
| Gambar 3. Bagian Isi Trilion Dollar Coach |
Produk adalah Jantungnya Perusahaan
Saya percaya bahwa produk memanglah jantungnya perusahaan. Kalau produknya bagus, itu berarti yang lain tinggal gampang. Apalagi si Apple ini bakalan terus menjadi incaran orang-orang yang bergengsi. Walaupun harganya terbilang lumayan mahal, tapi ada saja yang beli.
Meraih Kemenangan dengan Cara yang Jujur
Salah satu motivasi yang membuat saya semakin semangat membaca buku ini adalah prinsipnya Bill untuk menang dengan cara yang benar. Seperti halnya tertuang dalam halaman 171.
Berjuanglah untuk menang, tetapi menanglah dengan cara yang benar, yaitu disertai kesungguhan. Kerja sama tim dan integritas.
Menanyakan Hal yang Tak Penting Sebelum Rapat
Kebanyakan sebuah kepimpinan hanya membahas hal-hal yang berkaitan dengan projek berjalan. Namun Bill sendiri membuat sebuah gaya kepemimpinan yang berbeda. Seperti halnya menanyakan kabar bahkan bagaimana dengan suasana hari ini. Tampak sepele memang, tetapi itu kadangkala bermakna. Ia peduli dengan yang lain. Sehingga terkadang sesuatu yang bermakna itu adalah menanyakan hal yang tak penting dibandingkan isi rapatnya itu sendiri. Walaupun di dalam rapat, ia sudah memiliki daftar apa saja yang bakalan dibahas di dalam rapatnya.
Para Anggota yang Mendahulukan Perusahaan dibandingkan Kepentingan Pribadi
Kita tahu bahwa tipe-tipe orang seperti ini adalah tipe yang sangat royal bagi perusahaan. Bersebab Bill selalu membawa bagian kehidupan pribadi dalam urusan rapatnya. Membuat mereka merasa lebih baik untuk mendahulukan rapat. Toh, dalam rapat sendiri akan menemukan sebuah solusi dari kepentingan pribadinya yang tertunda.
Jika Terpaksa Memberhentikan Setidaknya Mengapresiasi Hasil Pekerjaan Selama Ini
Cara ini merupakan cara yang paling mendalam sebenarnya. Bill seperti sosok yang penuh cinta dan mampu menghargai siapapun yang bekerja sama dengannya. Bahkan jika terpaksa memberhentikan orang lain sekalipun.
Berani Menunjukkan Rasa Cintanya di Depan Orang Lain
Bill ketika ia memiliki seseorang paling spesial di hatinya. Ia pun tak segan untuk menunjukkan sikap pedulinya kepada orang yang ia cintai. Hingga orang lain pun menyadari bahwa ialah sosok orang yang dicintai oleh Bill. Contohnya saja isterinya.
Suka Berbagi, Tanpa Mengharap Imbalan
Bill memang orang kaya. Itulah mengapa ia memastikan semuanya mendapatkan jatah gratis untuk karyawannya. Apalagi dalam perjalanan bisnis. Semuanya sama rata mendapatkan bagian dalam jumlah serupa. Apalagi Bill yang tidak suka ketika diberikan imbalan di saat dia sudah memberikan sumbangsihnya dalam memberikan pelatihan. Walaupun begitu, saham yang ia miliki selama ini dirasa cukup.
Bagaimana gaya penulisan di dalam buku ini?
Meskipun buku ini merupakan buku terjemahan. Cara penulis bertutur membuat tidak bosan. Sebab ada jeda kata-kata yang perlu kita ingat tentang Bill. Masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan Bill. Tertarik untuk baca? Bisa pinjam sama saya atau segera dapatkan di penerbit bentang Pustaka.
Cara Custom Tumbnail di Blogspot Supaya Tampilan Semakin Ciamik
![]() |
| Gambar 1. Cover Custom Tumbnail Blogspot |
Asyik-asyik cerita sana-sini ngebuat artikel. Eh, harus dihadapkan bahwa gambar di artikel bakalan muncul secara otomatis saat pengunggahan pertama. Malah unggahan pertama itu rasanya enggak menarik. Padahal salah satu yang menarik perhatian orang adalah gambar ya.
Biasanya sih saya abai banget dengan persoalan ini, makanya tuh ketika di postingan awal. Unggahan gambar diusahakan secakep mungkin. Namun ternyata, hari itu pun terjadi. Gara-gara menulis artikel Anugerah Pewarta Astra. Mau nggak mau saya enggak bisa membuat unggahan pertama sebagai tumbnail. Alhasil saya minta bantuan Chat GPT buat tanya-tanya itu. Ternyata enggak ngerti juga, hingga akhirnya saya menemukan tutorialnya di Youtube. Itu pun pakai bahasa luar negeri. Mau nggak mau kan, harus paham. Setelah diaplikasikan. Alhamdulillah, hasilnya berhasil diaplikasikan di blog saya. Yeay ... mantap.
Tutorial Custom Tumbnail di Blogspot
- Upload gambar di paling atas tampilan menulis yang akan dijadikan sebagai tumbnail artikel kita.
- Kemudian, klik kanan dan salin alamat gambarnya.
- Setelah dapat kode alamatnya. Masukkan urlnya ke dalam kode berikut sebelum ditanamkan ke dalam mode HTML. <img src="Ganti dengan Url artikel blog" style="display:none;">
- Kemudian ganti ke dalam versi 'Tampilan HTML'.
- Letakkan kode yang sudah kita masukkan Urlnya ke bagian paling atas di tampilan HTML
- Setelah itu ubah kembali ke versi 'Tampilan menulis'
- Hapus gambarnya, kita nggak perlu khawatir kodenya bakalan hilang.
- Kemudian perbaruhi. Setelah itu jangan lupa cek kembali, apakah tumbnail sudah berubah sesuai dengan apa yang kita mau.
HYB
Menyusuri Warisan Budaya Indonesia Membatik Bantengan dari Jawa Timur
![]() |
| Sumber Gambar : Dokumen Pribadi Gambar 1. Belajar membatik pertama kali dengan JShibori Binjai awal tahun 2025 |
Beberapa komentar berdatangan. Sayang, minat pembuatan batik tulis ternyata sedikit sekali yang menekuni. Bahkan teman saya belajar salah satunya usia yang sudah berusia lanjut. Begitupula dengan komentar teman saya yang merupakan ibu rumah tangga. Katanya, ibu mertuanya dulu suka membuat batik. Setelah ditelisik kembali, ternyata peminatnya memang sedikit.
Menurut Asosiasi Perajin & Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) melaporkan bahwa usaha perajin batik di 10 sentra produksi nasional turun 4.171 usaha di tahun 2020 menjadi 2.503 usaha di 2024. Sementara di Ciwaringin juga disebutkan bahwa regenerasi menjadi tantangan dikarenakan usia mayoritas pengrajin 40-60 tahun. Sementara anak muda lebih tertarik ke pekerjaan lain.
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa di kehidupan yang serba cepat dan mahal membuat anak muda mencari pekerjaan lain yang dirasa lebih mudah didapatkan dan lebih menguntungkan. Padahal di batik sendiri saya menemukan sesuatu yang berbeda. Bukan hasilnya yang mahal, tapi cerita di balik proses pembuatannya. Saya bangga bisa mempelajarinya dan bangga pula dengan warisan budaya Indonesia kali ini.
Kami sempat bercerita, bahwa di setiap daerah memiliki batik khasnya tersendiri. Sayang, saya baru tahu ini sekarang. Ternyata sungguh sangat menarik dan saya pun mencari-cari sebuah kisah perjalanan yang bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam dunia perbatikan.
Berkenalan dengan Anjani Sekar Arum, Pengusaha Muda Bantengan
Namanya Anjani Sekar Arum, seorang pengusaha muda dari Batu, Jawa Timur yang terkenal di dunia perbatikan karena menghidupkan motif Batik Bantengan. Sebuah motif batik yang terinspirasi dari kesenian Bantengan. Kita tahu bahwa kesenian itu tentang adegan kesurupan dan kisah magis di dalamnya. Lantas bagaimana inovasi Anjani dalam menuangkan inspirasinya di batik Bantengan?
![]() |
| Gambar 2. Sebuah motif Bantengan yang dituangkan ke dalam batik |
Wuaw, kita akan melihat betapa ilustrasinya sangat menarik. Biasanya kita akan selalu melihat corak batik tumbuhan biasa. Kali ini Anjani benar-benar mengabadikannya dalam sebuah batik yang bisa digunakan untuk identitas nasional.
Latar Belakang Keluarga Anjani Sekar Arum
![]() |
| Gambar 3. Tampilan dari Kesenian Bentegan yang ada di Jawa Timur |
Kita akan selalu melihat apabila seseorang memiliki usaha tertentu. Apalagi tradisi, biasanya diturunkan turun temurun melalui keluarga. Namun berbeda dengan Anjani, ayahnya yang bernama Agus Trubun, merupakan pendiri komunitas budaya Bentengan Nuswantara dan ibunya seorang penari. Neneknya adalah penari, pamannya seorang pelukis, dan buyutnya merupakan pembatik ahli. Walaupun warisan batik keluarganya tidak diwariskan secara langsung kepadanya. Hal itu membuatnya lekat dengan kehidupan bernuansa seni.
Perjalanan Anjani Menghidupkan Batik Bantengan
Semua itu berawal ketika Anjani menempuh pendidikan di Studi Seni dan Desain di Universitas Negeri Malang. Ia secara konsisten selalu memasukkan elemen Bantengan ke dalam karya akademisnya. Hingga pada dosen di sana memberikannya sebuah julukan “Anjani Bantengan” karena ia begitu mendedikasikannya dalam menampilkan bentuk seni budaya ini. Ia begitu yakin bahwa seni tersebut adalah warisan berharga yang perlu dilindungi dan dirayakan.
![]() |
| Gambar 4. Momen Anjani sedang mencanting Batik Bantengan dengan malam |
Perjalanannya dalam menciptakan batik Bantengan tidak terlepas dari yang namanya tantangan. Ia memulai membatik pada tahun 2010. Meskipun memiliki pemahaman mendalam tentang bentuk seni Bantengan. Ia belum memiliki pelatihan formal dalam pembuatan batik itu sendiri. Bermodal semangat juang yang gigih ia pun memulai perjalanannya belajar, yaitu bepergian ke Yogyakarta dan Solo, merupakan dua kota yang terkenal akan tradisi batiknya dengan bertujuan untuk menguasai teknik pewarnaan batik. Kunci dari keindahan batik itu sendiri adalah bagaimana kita bisa menghidupkan warna setelah proses mencanting selesai dibuat.
Setelah lulus kuliah. Ia berkomitmen untuk meneruskannya di kemudian hari. Hingga pada tahun 2014, ia mendirikan studio dan galeri batik sendiri bernama Sanggar Batik Tulis Andhaka di Baru. Sebuah langkah awal jejak perjalanannya dalam di dunia bisnis yang melibatkan tradisi budaya.
Pada tahun yang sama awal Agustus, ia mencapai tonggak perubahan penting dalam hidupnya dengan berinisiatif menggelar pameran tunggal pertama di Galeri Raos, Batu. Pameran tersebut terbilang sukses besar. Karya-karya batiknya mendapatkan pujian kritis dan ludes terjual dalam waktu cepat. Tentunya keberhasilan ini menarik perhatian Dewanti Rumpoko yang merupakan istri Walikota Batu saat itu, Eddy Rumpoko. Dorongan pengakuan yang signifikan membuat Anjani terdorong untuk lebih mengembangkan dan mempromosikan Batik Bandengan. Sejak saat itu dua bulan setelah pamerian ia diperintahkan walikota untuk pameran ke luar negeri di Praha (Republik Ceko). Kemudian berlanjut hingga ke Taiwan bahkan India
Mengembangkan Batik Bantengan dengan Pelatihan ke Anak Muda
Pada tahun 2015, ia bertemu dengan Aliya yang berumur 9 tahun yang kebetulan juga tertarik dalam mempelajari batik. “Saya lebih memilih anak-anak, karena ide mereka lebih kaya dan ekspresif. Selain itu, anak-anak juga termasuk golongan yang santai dalam mengerjakan dan menjual batik. Mereka tidak membutuhkan hasil yang cepat. Berbeda dengan ibu-ibu. Selain itu, mengapa anak dengan ekonomi lemah? Karena saya memiliki cita-cita untuk meratakan kesejahteraan masyarakat Kota Batu,” ucap Anjani pada wawancara dengan wartawan Anastasia tahun 2018.
Pemenang Satu Indonesia Awards 2017
Pada tahun 2017, Anjani menjadi pemenang ajang Satu Indonesia Awards. Ia mendapatkan dana bantuan senilai Rp75 juta dari Astra. Setelah itu, ia mencoba untuk mengadvokasi pemerintah kota dalam mendukung usahanya melestarikan Batik Bandengan yang merupakan ciri khas kota Malang. Ia juga meluaskan sanggar dan geleri miliknya. Ia juga meminta kepada Walikota Batu untuk menyiapkan dan menyuplai peralatan membatik ke setiap sekolah SD hingga SMA di Kota Batu. Pelestariannya tidak hanya berhenti pada diri Anjani dan juga pengrajin Batik Bandengan. Ia juga menularkannya ke sekolah dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk diajarkan kembali ke anak-anak.
Pada tahun 2018, ia memiliki 36 pembatik cilik yang sudah tersebar di SD hingga SMA di kota batu. Para pembatik itulah nanti yang akan menjadi tutor di sekolah-sekolah. Saat itu, Anjani berhasil mendapatkan omset hingga Rp40 juta per bulan dengan produksi setiap bulannya mencapai 200 potong. Setiap anak biasanya menghasilkan 4-5 lembar per bulan, dengan pengerjaan maksimal 1 minggu.
![]() |
| Gambar 6. Proses pemberian warna pada Batik Bantengan |
Pada tahun yang sama ia mengambil keputusan penting untuk memindahkan studio dan galerinya ke Bumiaji desa asalnya Bantengan. Langkah ini bersifat simbolik yang menjadikan Bantengan pulang dalam bentuk seni yang dihormati.
Kesimpulan
Anjani Sekar Arum memberikan sebuah contoh bahwa bisnis dan melestarikan budaya bukan hanya kepentingan pribadi, tetapi untuk kepentingan berdampak ke depannya daam melestarikan seni tradisional, memberdayakan generasi muda, dan mengangkat ekonomi lokal. Sukses tidak hanya dimulai dari perkotaan saja, tetapi juga dimulai dari tempat kita tinggal. #APAXKBN2025
Referensi
Pengalaman Pribadi
Youtube SATU Indonesia
FB Semangat Astra Terpadu
https://kumparan.com/kumparannews/mengenal-anjani-sekar-arum-dan-usaha-pelestarian-batik-bantengan-1r4q4BgnIrm/2 diakses 4 Oktober 2025
https://www.visitlumajang.com/pesona-kesenian-bantengan-yang-dapat-ditemukan-di-kawasan-tengger/4103 diakses 4 Oktober 2025
https://travelgalau.com/bantengan-batik-more-than-just-fabric-a-living-legacy/ diakses 4 Oktober 2025
https://swa.co.id/read/188377/jual-200-potong-per-bulan-anjani-lestarikan-batik-bantengan diakses 4 Oktober 2025
https://ekonomi.bisnis.com/read/20250526/257/1879990/marak-impor-batik-tiruan-perajin-berkurang-40-dalam-4-tahun-terakhir diakses 4 Oktober 2025















